PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata
Oen Ramdhany
(21251038)
ABSTRAK
Desa Sajang di Kabupaten Lombok Timur dikenal sebagai penghasil kopi Arabika
terbaik. Banyak petani kopi di desa tersebut yang memulai usaha pemrosesan biji kopi
menjadi bubuk kopi. Namun, penjualan kopi bubuk yang dihasilkan belum optimal.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi pemasaran yang selama ini dilakukan
pelaku usaha, menganalisis kendala pemasarannya, serta merumuskan strategi pemasaran
yang tepat untuk meningkatkan penjualan kopi bubuk Arabika.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi, dan studi pustaka. Subjek penelitian adalah 5 pelaku usaha kopi bubuk
skala home industry di Desa Sajang. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat kepada
pelaku usaha kopi bubuk Arabika di Desa Sajang dalam merumuskan strategi pemasaran
yang efektif, sehingga mampu meningkatkan penjualan produknya. Rekomendasi strategi
pemasaran tersebut juga diharapkan berkontribusi sebagai referensi bagi pengembangan
usaha sejenis.
Kata Kunci : Kopi bubuk Arabika, Pemasaran, Strategi pemasaran.
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Desa Sajang yang terletak di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur
dikenal sebagai salah satu desa penghasil kopi Arabika terbaik di pulau Lombok.
Sebagian besar lahan pertanian di desa ini ditanami dengan tanaman kopi jenis Arabika.
Kualitas dan citarasa kopi Arabika dari Desa Sajang bahkan terkenal hingga
mancanegara. Seiring berjalannya waktu, sebagian petani kopi di Desa Sajang mulai
mengembangkan pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dengan membuka usaha home
industry kopi bubuk. Pengolahan dan pemasaran kopi oleh masyarakat diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah kopi di Desa Sajang. Namun pada kenyataannya, penjualan
kopi bubuk Arabika dari Desa Sajang belum optimal. Kendala utama yang dihadapi
pelaku usaha kopi bubuk Arabika di Desa Sajang adalah keterbatasan pengetahuan dalam
teknik pemasaran produk. Oleh karena itu, penelitian mengenai strategi yang tepat untuk
memasarkan dan meningkatkan penjualan produk kopi bubuk Arabika dari Desa Sajang
ini penting untuk dilakukan. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai
referensi bagi pengembangan usaha kopi bubuk skala home industry di Desa Sajang dan
desa lain yang memiliki potensi serupa.
Desa Sajang merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Sembalun, Kabupaten
Lombok Timur, yang sudah lama dikenal sebagai penghasil kopi Arabika terbaik di
Pulau Lombok. Sebagian besar lahan pertanian di Desa Sajang ditanami dengan tanaman
kopi jenis Arabika. Kualitas dan cita rasa khas dari biji kopi Arabika Desa Sajang bahkan
sudah mendunia dan diekspor ke mancanegara. Seiring perkembangan zaman, sebagian
petani kopi Arabika di Desa Sajang mulai mengembangkan sentra industri pengolahan
biji kopi menjadi bubuk kopi dengan membuka usaha dalam skala home industry.
Pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi ini dilakukan guna meningkatkan nilai tambah
dari komoditas kopi di Desa Sajang. Akan tetapi, berdasarkan observasi awal diketahui
bahwa penjualan kopi bubuk Arabika produk Desa Sajang masih relatif stagnan dan
belum optimal. Kendala utamanya adalah keterbatasan pengetahuan para pelaku usaha
setempat mengenai teknik pemasaran produk yang efektif. Oleh sebab itu, penelitian
untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat guna meningkatkan penjualan produk
kopi bubuk asal Desa Sajang menjadi penting untuk segera dilakukan. Hasil penelitian ini
nantinya diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi pengembangan usaha kopi bubuk
skala home industry, baik di Desa Sajang sendiri maupun desa-desa lain yang memiliki
potensi kopi serupa di masa mendatang.
Desa Sajang di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, sudah sejak lama
dikenal luas sebagai lumbung penghasil biji kopi Arabika terbaik di Pulau Lombok
bahkan nasional. Sebagian besar lahan pertanian di desa tersebut ditanami tanaman kopi
varietas Arabika. Kualitas dan cita rasa khas dari biji kopi Arabika asal Desa Sajang
bahkan sudah diekspor ke mancanegara karena mendapat pengakuan internasional.
Seiring perkembangan zaman, sebagian besar petani kopi Arabika di Desa Sajang kini
banyak yang mengalihfungsikan perannya tidak sekadar sebagai penghasil bahan baku,
namun juga menjadi pelaku industri pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dalam
6
skala usaha home industry. Pengolahan secara mandiri biji kopi menjadi bubuk kopi ini
mereka lakukan dengan harapan dapat meningkatkan nilai jual dan nilai tambah dari
komoditas unggulan kopi Arabika Desa Sajang. Namun berdasarkan observasi awal,
diketahui bahwa kendati mutu dan kualitasnya sudah baik, pemasaran dan penjualan kopi
bubuk produksi lokal Desa Sajang masih tergolong stagnan dan belum optimal. Kendala
utamanya terletak pada keterbatasan pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha
kopi bubuk skala home industry di Desa Sajang dalam menerapkan strategi pemasaran
produk yang efektif. Oleh karena itu, penelitian untuk merumuskan model strategi
pemasaran yang tepat sasaran agar mampu meningkatkan penjualan produk unggulan
kopi bubuk asal Desa Sajang ini penting untuk dilakukan. Hasil penelitian diharapkan
bermanfaat sebagai referensi pengembangan usaha sejenis di masa depan, baik bagi Desa
Sajang sendiri maupun desa-desa penghasil kopi Arabika unggulan lainnya.
1. 2 RUMUSAN MASALAH
Berikut ini 3 rumusan masalah yang dapat diajukan terkait "Teknik Pemasaran Usaha Kopi
Bubuk Arabika di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur":
1. Bagaimana perumusan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan produk
kopi bubuk Arabika bagi pelaku usaha skala home industry di Desa Sajang?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala bagi pelaku usaha kopi bubuk Arabika skala
home industry di Desa Sajang dalam hal pemasaran dan penjualan produk?
3. Model bisnis seperti apa yang sesuai untuk diterapkan oleh pelaku usaha kopi bubuk Arabika
skala home industry di Desa Sajang dalam rangka perluasan pemasaran dan peningkatan
penjualan produk?
1.3 TUJUAN
Berikut ini 3 tujuan penelitian yang dapat dirumuskan terkait topik "Teknik Pemasaran
Usaha Kopi Bubuk Arabika di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok
Timur":
1. Menganalisis dan merumuskan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan
penjualan kopi bubuk Arabika bagi pelaku usaha skala home industry di Desa Sajang.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala pelaku usaha kopi bubuk
Arabika skala home industry di Desa Sajang dalam pemasaran dan penjualan produk.
3. Merumuskan model bisnis dan strategi manajemen pemasaran yang sesuai untuk
diterapkan pelaku usaha kopi bubuk Arabika skala home industry di Desa Sajang
dalam upaya perluasan pemasaran dan peningkatan penjualan.
1.4 MANFAAT
Berikut ini 3 manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tentang "Teknik Pemasaran
Usaha Kopi Bubuk Arabika di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok
Timur":
7
BAB II
REFERENSI
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi awal, wawancara, dan diskusi
dengan tokoh masyarakat setempat terkait gambaran umum kondisi usaha kopi bubuk
Arabika di Desa Sajang.
Tahap akhir peneliti menyusun laporan lengkap hasil penelitian dalam bentuk
skripsi, tesis, atau jurnal ilmiah.
10
Persiapan penelitian
- Studi pendahuluan
- Penyusunan proposal
- Persiapan instrumen
Pengumpulan data
- Wawancara
- Observasi
- Telusur dokumen
Pengolahan data
- Transkrip
- Analisis
- Interpretasi data
Penyusunan laporan
- Penarikan kesimpulan
- Pemberian rekomendasi
- Konsultasi
- Revisi laporan
Rencana jadwal pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 6 bulan, dimulai dari
tahap persiapan penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, sampai
dengan penyusunan laporan akhir penelitian. Pada setiap tahap dilaksanakan rangkaian
kegiatan penelitian yang runtut.
11
Jumlah Peralatan
a. 200.000
b. 500.000
c. 350.000
d. 1.500.000
e. 6.000.000
f. 4.000.000
g. 12.550.000
2. Bahan habis pakai
a. ATK, print, fotokopi
b. Internet
c. Bensin
d. Transportasi
Jumlah Bahan Habis Pakai
a. 500.000
b. 700.000
c. 1.500.000
d. 5.000.000
e. 7.700.000
3. Perjalanan ke lokasi
a. Transport
b. Akomodasi
Jumlah Perjalanan
a. 6.000.000
b. 4.000.000
c. 10.000.000
Total Anggaran Penelitian
30.250.000
Dengan demikian, total rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah
Rp30.250.000,00. Rincian anggaran mencakup peralatan, bahan habis pakai, dan biaya perjalanan ke
Desa Sajang sebagai lokasi penelitian.
13
SUMBER REFERENSI