Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENERAPAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG


PENANGANAN FAKIR MISKIN PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYAH

(Studi Kasus di Dinas Sosial Kota Bandung Provinsi Jawa Barat)

PROPOSAL PENELITIAN

Untuk memenuhi UAS mata kuliah Metode Penenlitian

Oleh:
Febrian Millata Ibrahim Hanifa
1213030049

PRODI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARIAH


DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG BANDUNG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara sebagai bagian dari institusi yang terbesar memiliki fungsi
yang besar pula dalam mewujudkan tatanan sistem yang dibangunnya agar
berjalan dengan maksimal. Dalam hal ini kemudian, secara umum adanya
tujuan negara merupakan landasan dasar terbentuknya negara. Baik maupun
buruk, tentunya tujuan negara tersebut menjadikan dasar negara itu ada dan
1
terbentuk. Dengan demikian dalam awal pembentukan dan berdirinya negara,
telah memiliki cita-cita yang luhur untuk menjadikan suatu negara tersebut
menjadi negara yang besar serta dapat menjamin segala hak hidup bagi
seluruh masyarakat di dalamnya.
Hal tersebut tentu saja tidak dapat terlepas daripada peranan suatu
pengaturan melalui perundang-undangan yang dapat mengoptimalkan suatu
upaya dalam mencapai kesejahteraan masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan
hak hidup masyarakat sehingga terciptanya suatu ke mashlahatan. Namun
berbagai problematika di dalamnya juga yang beragam dapat memberikan
dampak yang sangat terasa dalam tatanan sosial masyarakat, sehingga
menciptakan kesenjangan sosial yang sangat tinggi dalam kelompok
masyarakat. Sehingga di perlukannya suatu formala yang dapat memecahkan
suatu problematika di dalam masyarakat mengenai aspek sosial dan ekonomi
melalui peranan politik, yaitu melalui proses pembentukan peraturan
perundang-undangan sebagai bentuk tanggung jawab negara atas masyarakat
di dalamnya.

1 Muhammad Junaidi, Ilmu Negara Sebuah Kontruksi Ideal Negara Hukum, Malang : Setara
Press, 2016, Hal 11-12.

1
Di dalam pandangan Agama Islam, bahwa setiap orang Islam
berkewajiban untuk memperoleh pendapatan dan penghasilan secara legal,
serta memberikan sumbangan kepada dana umum yang disediakan bagi
2
orang-orang yang sangat membutuhkan. Sebagaimana setiap manusia yang
sangat memerlukan kebutuhan hidup yang bermacam-macam, maka segala
sesuatu yang di peroleh tergantung terhadap daya dan upaya yang dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang dituju. Yang dimana sejatinya setiap manusia
menginginkan kehidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya,
walaupun pada hakekatnya tentu realita tidak selalu selaras dengan ekspektasi.
Meskipun demikian setiap manusia secara bersamaan menginginkan dan
berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan, untuk dapat mensejahterakan
dirinya sendiri, namun disis lain manusia memiliki kecenderungan untuk
3
dapat berbuat kebajikan bagi sesamanya dalam hal memenuhi kebutuhan.
Masyarakat sebagaimana bagian daripada negara, yang dimana
masyarakat bukanlah sekedar jumlah individu, melainkah masyarakat sebagai
tanggung jawab negara adalah suatu realitas spesifik yang memiliki
4
karakteristik sendiri. Sehingga dengan demikian negara memiliki peranan
dan kewajiban dalam rangka memenuhi kebutuhan atau menjamin
penghidupan yang layak bagi masyarakatnya. Oleh karena itu tanggub jawab
negara terhadap fakir miskin merupakan suatu bentuk keberpihakan negara
terhadap kelompok maupun individu di dalam sebuah negara.
Dalam hal ini negara memiliki peranaan yang sangat fundamental untuk
dapat merealisasikan negara kesejahteraan (walfare state), sebagaimana yang
telah di amanatkan oleh konstitusi. Maka untuk mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah tujuan bernegara yang terdapat di

2 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm
242.
3 Abdoel Djaamali, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Rajawali Pres, 2009, hlm 1.
4 Deddy Ismatullah, Asep A. Sahid Gatara, Ilmu Negara Dalam Multi Perspektif,
Bandung: CV Pustaka Setia, 2007, hlm 152.

2
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Maka dengan
demikian peranan negara dalam rangka pemenuhan hak serta kebutuhan dan
menjamin keberlangsungan kehdiupan bagi fakir miskin sebagai bagian
daripada warga negara, tentu saja memiliki kewajiban untuk berperan aktif
dalam mengakui dan melindungi hak-hak manusia.
Dimana bahwasanya setiap individu akan tetap mendapatkan
perlakuan yang sama dalam hukum, sosial, ekonomi, dan juga budaya. Hal ini
menjadi poin penting, sebagaimana yang terdapat di dalam Pasal 28A-28J
5
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Di tengah
perkembangan global dan pemerintah Republik Indonesia belum dapat
menciptakan keadilan sosial sebagai tujuan di dalam bernegara, hal ini telah
menyebabkan berbagai masalah yang timbul dengan meningkatnya
masyarakat fakir miskin.
Selain itu juga di dalam pandangan Islam melalui Fiqh Siyasah
bahwasanya negara dibutuhkan untuk dapat merealisasikan daripada hukum-
hukum Allah (wahyu), dengan demikian bahwa negara dalam pandangan
Islam negara merupakan alat untuk dapat merealisasikan hukum-hukum Allah
sehingga menciptakan kesejahteraan. Pendirian negara ini didasarkan pada
Ijma’ ulama, adalah fardhu kifayah, dengan demikian didasarkan terhadap hal
tersebut maka dapat diartikan bahwa menciptakan dan memelihara
kemaslahatan adalah wajib, sedangkan alat untuk terciptanya kemaslahatan
tersebut adalah negara. Maka, hukum mendirikan negara juga wajib (fardhu
6
kifayah).
Maka untuk dapat memenuhi seluruh teori yang terdapat di dalam Fiqh
Siyasah atau Hukum Tata Negara Islam mengenai tentang tanggung jawab
negara sehingga dapat menciptakan suatu ke mashlahatan dalam penanganan

5 Didi Nazmi Yunas, Konsepsi Negara Hukum, Padang: Angkasa Raya, 1992, hlm 50.
6 Muhammad Iqbal, Fiqh siyasah, Jakarta : Kencana, 2014, hal 152.

3
terhadap fakir miskin, maka negara harus memiliki suatu regulasi yang
berkekuatan hukum tetap dan berpandangan atas ke mashlahatan sehingga
dapat menjalankan amanat konstitusi tersebut. Dalam konteks negara
Indonesia negara hadir dalam upaya menciptakan suatu keadilan sosial, yaitu
dengan mengeluarkan regulasi, yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011
Tentang Penanganan Fakir Miskin. Adapun hak dan kewajiban orang miskin
di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011, yang terdapat dalam Pasal 3
menyatakan bahwa :
a. Memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan.
b. Memperoleh pelayanan kesehatan.
c. Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya.
d. Mendapatkan Perlindungan sosial dalam membangun,
mengembangkan diri
e. dan keluarganya sesuai dengan karakter budayanya.
f. Mendapatkan pelayanan sosial, pemberdayaan sosial, dan rehabilitas
sosial
g. dalam membangun, mengembangkan, serta memberdayakan diri dan
h. keluarganya;
i. Memperoleh derajat kehidupan yang layak
j. Memperoleh linkungan hidup yang sehat
k. Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan
l. Memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha
Fakir sendiri dapat di definisikan dengan mereka yang tidak
mendapatkan sesuatu yang mencukupi separuh daripada kebutuhannya, jika
seseorang tidak memiliki sesuatu yang di dapatkan namun tidak dapat untuk
memenuhi atau menafkahi untuk dirinya sendiri beserta keluarganya selama
setengah tahun. Selain itu berdasarkan pengertian daripada undang-undang
yang disebut dengan fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak
mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan

4
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau
7
keluarganya. Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan atau
memerintahkan untuk dapat semaksimal mungkin membantu mereka, karena
para golongan fakir miskin ketika kelak di akhirat akan memiliki jumlah
banyak yang akan memasuki surga Allah SWT, yaitu bagi mereka fakir
8
miskin yang beragama Islam.
Dengan demikian mengenai masalah kemiskinan inilah yang dimana
begitu sangat kompleks serta mengharuskan melakukan penanganan secara
terencana dan bertahap, karena sejatinya untuk dapat menyelasaikan suatu
permasalahan perlu mengurai pada tiap bagian. Dimulai dari aspek
penanganan melalui berbagai perspektif yang salah satunya dengan perspektif
Fiqh Siyasah, yaitu dengan tinjauan daripada Fiqh Siyasah Dusturiyah yang
dimana objek kajian Fiqh Siyasah Dusturiyah adalah mengenai hubungan
antara pemerintah dan rakyatnya dalam upaya menciptakan kesejahteraan dan
9
kemashlahatan bersama. Serta bagaimana mengoptimalkannya, berdasarkan
regulasi yang telah ada di Indonesia.
Sebagai bentuk tanggung jawab oleh negara maka, sebagai penyelenggara
pemerintahan ialah untuk dapat semaksimal mungkin guna dapat
mengoptimalkan segala kemampuan untuk kemudian digunakan demi pemenuhan
kesejahteraan rakyat. Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan kehidupan
rakyat dan mengembangkan berbagai bentuk kebijakan yang berorientasi kepada
10
kesejahteraan umum. Sebagaimana di dalam ajaran Islam, telah banyak
dijelaskan tentang pentingnya masalahnya pemerintahan baik yang menyangkut
urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, hal ini di karenakan

7 Undang-Undang No.13 Tahun 2011 Pasal 1 angka 1 Tentang Penanganan Fakir Miskin.
8 Musyarof, Dahsyatya Menyayangi Anak Yatim Dan Fakir Miskin, Jakrta: Platinum, 2013, hlm 18.
9 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, hal 17.
10 Ija Suntana, Politik Ekonomi Islam; Siyasah Maliyah Teori-Teori Pengelolaan Sumber Daya
Alam, Hukum Pngairan Islam dan Undang-Undang Sumber Daya Air di Indonesia, Bandung: Pustaka
Setia, 2010, hlm 33.

5
adanya pendapat bahwa Islam adalah agama yang komprehensif, didalamnya
terdapat sistem ketatanegaraan, sistem ekonomi, sistem sosial dan
11
sebagainya.
Oleh sebab itu dengan melihat karakteristik negara Indonesia yang
beragam serta masih adanya kesenjangan sosial yang cukup signifikan serta
sangat mencolok, maka oleh karena itu penulis memiliki ketertarikan untuk
melakukan penelitian terkait permasalahan tersebut, yang berjudul:
“ANALISIS TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM
PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN PERSPEKTIF SIYASAH
DUSTURIYAH (Studi Kasus di Dinas Sosial Kota Bandung Provinsi
Jawa Barat)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan penjelasan diatas, penulis dapat mengambil
rumusan masalah untuk dibahas lebih lanjut didalam pembahasan proposal
penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 di
Dinas Sosial Kota Bandung?
2. Bagaimana implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011
menurut Siyasah Dusturiyah di Dinas Sosial Kota Bandung?
3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 di Dinas Sosial Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini mengindikasikan, terhadap suatu
tujuan yang hendak dicapai yaitu:

11 Imam Al mawardi,Al-Ahkam As-sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara Dalam


Syari‟at Islam, jakarta: Darul Falah, 2007, hlm 2.

6
1. Untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2011 di Dinas Sosial Kota Bandung
2. Untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2011 di Dinas Sosial Kota Bandung menurut Siyasah Dusturiyah
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 di Dinas Sosial
Kota Bandung

7
E. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah merupakan kerangka teori dalam penelitian hukum


untuk membuat jelas mengenai konsep-konsep yang akan diteliti. Adapun konsep-
konsep yang akan di teliti di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Negara
Negara menurut Miriam Budiarjo dapat di definisikan sebagai suatu
daerah teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat dan
berhasil menuntun dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol) terhadap kekuasaan
yang sah, dengan demikian maka negara adalah merupakan alat untuk
12
mencapai tujuan.
2. Siyasah Dusturiyah
Siyasah dusturiyah ialah merupakan bagian daripada fiqh siyasah yang
membahas mengenai masalah perundang-undangan di dalam sebuah
negara. Dalam bagian ini dibahas antara lain mengenai konsep konstitusi,
legislasi, lembaga demokrasi dan syura. Adapun selain itu di dalam teori
siyasah dusturiyah, membahas juga terkait dengan konsep negara hukum
di dalam siyasah dan hubungan timbal balik antara pemerintah dan warga
13
negara serta hak-hak warga negara yang wajib dilindungi.
3. Dinas Sosial
Dinas Sosial merupakan salah satu Dinas Daerah wilayah Pemerintahan
Kota Bandung, yang berperan di dalam hal pemenuhan pelayanan masyarakat
dalam bidang kesejahteraan sosial. Dengan demikian maka dimaksudkan
untuk dapat terciptanya suasana dan kondisi sosial yang dinamis dalam
kehidupan masyarakat. Adapun fungsi dan tugas daripada

12 Sri Kusriyah, Ilmu Negara, Semarang: UNISSULA Press, 2017, hlm 12


13 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah ‚Konstektualisasi Doktrin Politik Islam.
Jakarta,Prenadamedia Group. 2014, hlm 177

8
Dinas Sosial ialah dengan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang
kesejahteraan sosial yang di mana hal ini dimaksudkan untuk penanganan
masalah sosial yang pada umumnya Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) seperti penanganan fakir miskin, orang lanjut usia, anak
jalanan, wanita tuna sosial.
4. Fakir Miskin
Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber
mata pencarian dan atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
kehidupan dirinya dan atau keluarganya. Penanganan fakir miskin adalah
upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat dalam bentuk
kebijakan. Program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta
fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara.
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan pangan, sandang, perumahan,
14
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan atau pelayanan sosial.
Adapun hak-hak yang wajib diberikan oleh negara terhadap fakir
miskin berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2011 Pasal 3 Tentang
Penanganan Fakir Miskin yaitu :
• memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan;
• memperoleh pelayanan kesehatan;
• memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya;
• mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun,
mengembangkan, dan memberdayakan diri dan keluarganya sesuai
dengan karakter budayanya;
• mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial,
pemberdayaan

14 Undang-Undang No.13 Tahun 2011

9
• sosial, dan rehabilitasi sosial dalam membangun, mengembangkan,
• serta memberdayakan diri dan keluarganya;
• memperoleh derajat kehidupan yang layak;
• memperoleh lingkungan hidup yang sehat;
• meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan; dan
• memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha

F. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam pelaksanaan penyususnan proposal penelitian ini penulis melakukan


proses penelitian yang dibarengi dengan menelaah dari beberapa penelitian
sebelumnya yang memiliki pembahasan dan karakteristik yang hampir sama
dengan penulis, akan tetapi terdapat perbedaan mengenai metode analisis,
variabel tinjauannya, subjeknya, dan teknik pengambilan datanya. Adapun
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

• Zela Wati, UIN Sultan Thaha Saifudin dengan judul : Perlindungan Negara
Terhadap Fakir Miskin Berdasarkan Undang-Undang No 13 Tahun 2011
Tentang Penanganan Fakir. Hal yang membedakan penelitian penulis dengan
penelitian sebelumnya adalah tempat melakukan penelitian, tempat atau
lokasi penelitian dan penelitian penulis dengan penelitian ini berbeda di
dalam hal pengambilan perspektif atau tinjauannya.
G. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan untuk dapat memecahkan masalah


penelitian adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan di dalam penelitian terkait dengan penanganan
fakir miskin ini adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif yang
bersifat studi kepustakaan (library research). Metode penelitian kualitatif

10
merupakan metode yang meneliti sesuatu sesuai dengan yang terjadi
(alamiah), dimana peneliti lah yang menjadi kunci atau pemeran utama
dalam jalannya penelitian ini.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah dengan yuridis normatif, penelitian
yuridis normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
meneliti data sekunder seperti undang-undang, hasil penelitian, dan hasil
15
karya dari kalangan hukum.
3. Sumber Data Penelitian
a. Data primer
Data primer ialah “data yang diperoleh atau yang dikumpulkan
langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
16
bersangkutan yang memerlukannya”. Data primer di dapat dari
sumber informan yaitu yang berasal dari individu aseperti hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini penelitian
dilaksanakan di Dinas Sosial Kota Bandung.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder ialah merupakan sumber data referensi yang
diambil selain dari data primer dan sebagai penunjang data primer
pada penelitian. Yaitu yang berasal dari dokumen-dokumen yang
diteliti baik berupa laporan tertulis yang berkaitan dengan masalah
yang dibahas dalam proses penelitian nantinya maupun buku-buku,
jurnal serta informasi dari media terpercaya yang di mana dalam
penelitian ini menggunakan data yang berkaitan dengan Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir miskin.

15 Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta: Raja Grafindo, 2001, hlm 13-14
16 Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002, hlm.82

11
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu sebuah proses untuk dapat memperoleh penjelasan, pembuktian,
dan untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang tema
yang diangkat penulis dengan menggunakan cara tanyajawab bisa
sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka. Dalam hal penelitian
ini maka penulis menentukan responden sebagai narasumber yang
akan di wawancarai yaitu dengan Kepala Bidang Penanggulangan
Fakir Miskin di Dinas Sosial Kota Bandung.
b. Observasi
Observasi Dalam Penelitian ini observasi adalah sebuah pengamatan
yang dilakukan baik itu terlibat secara langsung maupun tidak
17
langsung. Oleh sebab itu teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang speksifik dibandingkan dengan teknik yang lain, sehingga dapat
berkomunikasi dengan segala hal yang berhubungan dengan
penelitian tidak terbatas pada orang, akan tetapi juga dengan obyek-
obyek alam yang lain. Peneliti menggunakan metode non partisipan
dalam melaksanakan obserfasi yang mana peneliti tidak terlibat
langsung dalam sega hal yang dialami oleh objek penelitian.
c. Dokumentasi
Merupakan alat pengumpulan data kualitatif sejumlah besar data
tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi seperti dokumen
peraturan perundang-undangan, buku-buku, jurnal dan sebagainya.
4. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif yaitu
analisis kualitatif yang dipergunakan untuk aspek-aspek normatif (yuridis)

17 Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kualitatif Dan Kuantitatif,
Jakarta : Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009, hlm. 79

12
dengan melalui metode yang bersifat deskriptif analisis yaitu menguraikan
gambaran dari data yang diperoleh dan menghubungkan satu sama lain
18
untuk mendapatkan suatu kesimpulan umum. Yang kemudian
berdasarkan dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh suatu kesimpulan
induktif, yang merupakan cara berfikir dalam mengambil suatu
kesimpulan secara yang didasarkan terhadap fakta-fakta.

18 Soerjono Soekarno, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Perss, 1986, hlm
45

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdoel Djaamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Rajawali Pres,

Beni Ahmad Saebani dan Januri, 2009, Fiqh Usul Fiqh. Bandung: CV PUSTAKA
SETIA

Deddy Ismatullah, Asep A. Sahid Gatara, 2007, Ilmu Negara Dalam Multi
Perspektif, Bandung: CV Pustaka Setia,

Didi Nazmi Yunas, 1992, Konsepsi Negara Hukum, Padang: Angkasa Raya,

Ija Suntana, 2010, Politik Ekonomi Islam; Siyasah Maliyah Teori-Teori Pengelolaan
Sumber Daya Alam, Hukum Pngairan Islam dan Undang-Undang Sumber Daya Air
di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,

Iqbal Hasan, 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya


Jakarta: Ghalia Indonesia,

Imam Al mawardi,Al-Ahkam As-sulthaniyyah, 2007, Hukum-Hukum


Penyelenggaraan Negara Dalam Syari‟at Islam, jakarta: Darul Falah
Martinis Yamin, 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kualitatif Dan
Kuantitatif, Jakarta : Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung

Musyarof, Dahsyatya Menyayangi Anak Yatim Dan Fakir Miskin, Jakrta: Platinum,
2013

Muhammad Iqbal, Fiqh siyasah, Jakarta : Kencana, 2014

Muhammad Junaidi, 2016, Ilmu Negara Sebuah Kontruksi Ideal Negara Hukum,
Malang : Setara Press,

14
Miriam Budiarjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Sri Kusriyah, 2017, Ilmu Negara, Semarang: UNISSULA Press

Soerjono Soekarno, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas


Indonesia Perss

Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo

Syafe'i, Rachmat, 2015, Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: CV Pustaka Setia

Undang-Undang No.13 Tahun 2011 Pasal 1 angka 1 Tentang Penanganan Fakir


Miskin.

15

Anda mungkin juga menyukai