Anda di halaman 1dari 5

Rahmi Maulida

2112101010106
Bencana
Dalam undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, dikenal pengertian
dan beberapa istilah terkait dengan bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik factor
alam atau factor non alam maupun factor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psiklogis.
Aspek Etik
Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik atau buruknya bagi tingkah laku
manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan kebiasaan
baik buruk yan diterima umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban dan sebaainya. Etik juga
dapa digunakan untuk mendeskripsikan suatu poola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan
sifat, prinsip dan standart seseorang yang mempengaruhi prilaku professional. Cara hidup moral
perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan adalah merupakan istilah yang digunakan untuk
merefleksikan baaimana seharusnya manusia berprilaku, apa yang seharusnya dilakukan
seseorang terhadap orang lain, selain itu merupakan prinsip yang menyangkur benar atau salah,
baik dan buruknya dalam berhubungan dengan orang lain. Keperawatan telah mengembangkan
kode etik dengan menggambarkan kondisi ideal professional. Kode etik mencerminkan prinsip
etis yang secara luas dapat diterima anggota profe
Undang-Undang atau Kebijakan Terkait Keperawatan Bencana
Undang Undang berkaitan dalam Keperawatan Bencana
● UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencan
● UU No. 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit
● Pasal 29: memberikan pelayanan gawat darurat dan berperan aktif pada pelayanan
bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya
● Peraturan pemerintah No. 21 Tahun 2008, Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
● UU No. 38 Tahun 2014
Pasal 28 (3) : Praktik keperawatan didasarkan pada: kode etik, standar pelayanan, standar profesi,
dan SOP
● Pasal 35 :
1. Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan Tindakan medis dan pemberian obat sesuai
kompetensinya
2. Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecatatan lebih lanjut
3. Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecatatan
4. Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya
● UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
Pasal 32 : pelayanan kesehatan wajib memberikan penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Pasal 53 (3) pelayanan kesehatan harus mendahulukan pertolongan penyelamatan nyawa pasien
dibandingkan kepentingan lainnya
Pasal 58 (3) tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat.
Kode Etik Keperawatan Bencana
1. Perawat bencana memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan
dan keunikan klien
2. Perawat bencana mempertahankan kompetensi dan tanggung jawab dalam praktek
keperawatan emergensi
3. Perawat bencana melindungi klien manakala mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak
cakap, tidak legal, sehingga keselamatannya terancam
Kode Etik Dalam Keperawatan Bencana
● Menurut American Nurses Association (ANA)
1. Perawat, dalam semua hubungan profesional, mempraktikkan dengan belas kasih dan
menghormati martabat yang melekat, nilai, dan keunikan setiap individu, tidak dibatasi oleh
pertimbangan status social atau ekonomi, atribut pribadi, atau sifat masalah kesehatan.
2. Komitmen utama perawat adalah kepada pasien, baik individu, keluarga, kelompok, atau
komunitas
3. .Perawat mempromosikan, mengadvokasi, dan berusaha melindungi kesehatan, keselamatan,
dan hak pasien.
4. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung jawab atas praktik Keperawatan individu dan
menentukan pendelegasian tugas yang sesuai dengan kewajiban perawat untuk memberikan
perawatan pasien yang optimal.
5. Perawat memiliki tugas yang sama pada diri sendiri seperti kepada orang lain, termasuk
tanggung jawab untuk menjaga integritas dan keselamatan, Untuk mempertahankan kompetensi,
dan untuk melanjutkan pertumbuhan pribadi dan profesional.
6. Perawat berpartisipasi dalam membangun, memelihara, dan meningkatkan lingkungan
perawatan kesehatan dan kondisi kerja yang kondusif untuk penyediaan perawatan kesehatan
yang berkualitas dan konsisten dengan nilai-nilai profesi melalui tindakan individu dan kolektif.
7. Perawat berpartisipasi dalam kemajuan profesinya melalui kontribusi pada praktik, pendidikan,
administrasi, dan pengembangan pengetahuan.
8. Perawat bekerja sama dengan profesional kesehatan lain dan masyarakat dalam
mempromosikan upaya komunitas, nasional, dan internasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan.
9. Profesi keperawatan, sebagaimana diwakili oleh asosiasi dan anggotanya, bertanggung jawab
untuk mengartikulasikan nilai-nilai keperawatan, untuk menjaga integritas profesi dan praktiknya,
dan untuk membentuk kebijakan sosial.
 Menurut PPNI
“Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien “sehingga dapat kita artikan meskipun dalam suasana serba terbatas dengan
kondisi yang darurat dan dibawah intimidasi, mereka tetap melakukan tindakan secara
profesional dengan penuh kehati-hatian, sesuai dengan ungkapan (local wisdom) masyarakat
suku Kaili Sulawesi Tengah yaitu nasehat bekerja secara hati-hati “ Dopa nisama jara nagovamo”
artinya belum dikekang kudanya sudah berlari, maksudnya ungkapan bagi seseorang yang
bertindak melakukan sesuatu pekerjaan atau keputusan yang terlalu cepat atau tergesa-gesa,
tanpa memikirkan akibatnya atau tanpa persiapan yang mengakibatkan perbuatan itu fatal suatu
kerugian yang tidak terhindarkan
Dilema Etis Saat Bencana
 Perawat perlu memiliki pengalaman yang sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya
 Meningkatkan kompetensi “Bersikap dan berperlaku” sesuai dengan etika profesi
 Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada pribadi dan kelompok
 Melakukan kendali mutu dan kendali biaya dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan
 Kerusakan lingkungan masyarakat (fasilitas rusak, sandang dan pangan)
 Korban bencana (masyarakat, perawat dan keluarga)
 Rumah sakit kolaps
Tantangan Etik
1. Penjatahan
Merupakan penawaran khusus dengan alokasi sumber daya. triase dapat menimbulkan dilemma
etik karena mungkin ada sumber daya yang terbatas dalam kaitannya dengan sejumlah besar
orang yang membutuhkan pengobatan.
Contoh: Akan ada dilema antara memberikan suplai obat obatan untuk keluarga sendiri terlebih
dahulu atau masyarakat lainnya
2. Pembatasan
Berkaitan dengan isolasi dan karantina. Ini adalah strategi yang mungkin perlu diteerapkan
selama wabah penyakit atau di curigai penggunaan senjata biologis.
Contoh: Pembatasan bisa membatasi kebebasan pasien ke fasilitas Kesehatan dan perawatan
Kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan
3. Tanggup jawab
Tanggung jawab adalah tantangan terbesar karena sulit untuk memprediksi apa yang akan
dilakukan orang selama masa kritis. seperti telah di kemukakan sebelumnya kode etik sebagian
besar profesi kesehatan hanya menyarankan bahwa saat yang sama mereka bersifat ambigu
dengan menyatakan bahwa ada juga kewajiban unuk menjaga diri sendiri.
Contoh: Pada saat kejadian bencana akan petugas Kesehatan mempunyai rasa tanggung jawab
untuk melayani mereka yang membutuhkan, tetapi pada satu sisi mereka juga punya kewajiban
untuk melaksanakan prinsip aman diri.
Pengertian Analisis Resiko bencana
Pengkajian resiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperhatikan potensi
dampak ngative yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang ada. (BNPB, 2015)
Pengkajian Risiko Bencana adalah mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran menyeluruh
terhadap risiko bencana suatu daerah dengan menganalisis Tingkat Ancaman, Tingkat Kerugian
dan Kapasitas Daerah.
1. Untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya dan kerentanan partisipasif kelompok populasi
terhadap peristiwa alam, menganalisisnya dan memperkirakan serta menilai kemungkinan
terjadinya dan kemungkinan kerusakan potensial dari peristiwa alam tersebut: untuk
mengidentifikasi dan mempelajari kemungkinan kelemahan dan kesenjangan dalam strategi
perlindungan dan adaptif yang ada.
2. Merumuskan rekomendasi realistis untuk Langkah-langkah mengatasi kelemahan dan
mengurangi risiko bencana yang diidentifikasi dan dinilia, dan untuk menyepakati ini dengan
mereka yang terkena dampak.
3. Untuk memastikan dan meningkatkan kelayakan, efek dan efisiensi Langkah-langkah
perlindungan dengan bekerja dari analisis risiko untuk
- Menyeimbangkan berbagai kepentingan
- Mempertimbangkan kewajaran Tindakan, dan
- Membuat kemungkinan kesepakatan sosial tentang strategi dan Tindakan untuk mengurangi
risiko bencana.
4. Untuk berkontribusi dalam memenuhi rekomendasi dari “Konferensi Dunia tentang
Pengurangan Bencana Alam”
Penilaian Analisis Resiko Bencana
 Hazard/Ancaman
Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia. (BNPB,2008)
Bahaya berpotensi menimbulkan bencana, tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi bencana.
 Vulnerability/Kerentanan Kerentanan
Adalah sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
Kerentanan ini dapat berupa:
1. Kerentanan Fisik
2. Kerentanan Ekonomi
3. Kerentanan Sosial
4. Kerentanan Lingkungan
 Capability/ Kemampuan
adalah kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan, keluarga dan masyarakat yang
membuat mereka mampu mencegah, mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau
segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana.
 Risiko (risk)
adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian yang sudah diperkirakan
(hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya harta benda, penghidupan dan aktivitas
ekonomi, atau rusaknya lingkungan) yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya yang
ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004)
 Analisis Risiko Bencana
Dampak bencana dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga setiap daerah memiliki risiko
bencana yang berbeda. Dalam kajian risiko bencana ada faktor kerentanan (vulnerability)
rendahnya daya tangkal masyarakat dalam menerima ancaman, yang mempengaruhi tingkat
risiko bencana.
PRINSIP PROSES PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
Beberapa prinsip dari proses pengkajian risiko bencana yang juga menjadi pertimbangan proses
analisa adalah:
● Menggunakan data dan segalabentuk rekaman kejadian yang ada, dengan mengutamakan data
resmi dari lembaga yang berwenang;
● Melakukan integrasi analisis probabilitas kejadian ancaman dari para ahli dengan kearifan lokal
masyarakat
● Proses analisis yang dilakukan harus mampu menghitung potensi jumlah jiwa, kerugian harta
benda, dan kerusakan lingkungan yang terpapar;
● Hasil kajian risiko dapat diterjemahkan menjadi kebijakan umum untuk pengurangan risiko
bencana.

Amri, R., et al. (2016). Risiko Bencana Indonesia. Jakarta: Direktorat Pengurangan Risiko Bencana.
BNPB. (2015). Kajian Resiko Bencan Aceh 2016-2020.

International Council of Nurses. (2009). ICN Framewor of Competencies for the Nurse
Specialist.Geneva, place Jean-Marteau, Switzerland.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2015). Kode Etik Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai