Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH WAHDATUL ULUM

“CORAK KEILMUAN IAIN-UIN SUMATERA UTARA”


Dosen Pembimbing : Dra.misrah,MA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7

NISRINA ALIFAH (0102233055)


MIRNA SITI HERLISNA (0102233050)
MAHADI (0102233051)

BIMBINGAN PENYULIHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya . Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita yakni nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini yang menjadi tugas dari
mata kuliah wahdatul ulum dengan judul corak keilmuan IAIN-UINSU dan penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikan nya makalah ini. Di samping itu,penulis berharap agar pembaca dapat
memahami materi yang penulis paparkan,

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.

Medan,17 oktober 2023

Kelompok 7
BAB II

PEMBAHASAN

Di dalam peraturan Presiden RI no 131 Tahun 2014,jelas dinyatakan bahwa salah satu
pertimbangan alih status IAIN menjadi UIN adalah dalam kerangka integrasi ilmu.ini
menegaskan bahwa perubahan IAIN menjadi UIN bukan lah sebatas perubahan nama atau
bentuk saja.di dalam nya ada visi besar yang diwujudkan.
Persoalan selanjutnya adalah bagaimana IAIN sumatera utara yang telah bertransformasi
menjadi UIN merumuskan desain keilmuannya dan bagaimana UIN sumatera utara
memahami integrasi. sampai saat ini konsep integrasi di uin sumut terus mengalami
pergeseran dan perubahan bahkan lebih dari itu dapat dikatakan bahwa integrasinya terus
mengalami penyempurnaan konsep desain keilmuan itu sendiri.
Oleh krena itulah,desain keilmuan di UIN sumatera utara sebenarnya sangat dinamis,sejak
IAIN SU bertransformasi menjadi UINSU,gagasan-gagasan integrasi ilmu telah dilakukan.

B.CORAK KEILMUAN IAIN-UIN SUMATERA UTARA


Dalam sejarah lahirnya iain su,misi yang diembankannya adalah sebagai sebuah lembaga
yang diharapkan dapat melahirkan para para ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama.sulit
memungkiri,jika misi awal kelahiran IAIN-SU adalah mengkaji ilmu-ilmu agama(‘ulum al-
diniyah) sebagai kelanjutan dari kajian agama yang ada di pesantren-pesantren atau maktab-
maktab.orientasi kajian islam tradisional masa itu tentu berorientasi ke masa lalu hal ini
dtunjukkan dengan model belajar-mengajar yang juga sangat tradisional,hampir tidak ada
perbedaan model pembelajaran yang ada di pesantren dengan di IAIN-SU.

Pada tahap kedua,kajian-kajian ilmu agama diperluas dengan istilah mandate(perintah resmi)
yang diperluas.seiring dengan perkembangan zaman,kajian islam tradisional di IAIN tidak
bisa bertahan dari perubahan-perubahan yang berlangsung begitu sangat cepat.IAIN SU
harus memperluas cakupan kajiannya,dan mulai lah IAIN SU membuka program studi tadris
seperti matematika,biologi dan bahasa inggris,dan pada saat yg sama di fakultas dakwah
ilmu-ilmu komunikasi yang selama ini dianggap sebagai ilmu umum bahkan sekuler mulai
dipelajari,setidaknya memperkokoh kompetensi lulusan dakwah dalam berkomunikasi atau
berdakwah ditengah-tengah public.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Amin Abdullah yang disebut sebagai era fikr al islami
(pemikiran islam) telah memberikan kesadaran awal bahwa kajian-kajian agama juga
membutuhkan ilmu lain. namun pada saat ini belum ada pemikiran sama sekali untuk
melakukan integrasi secara lebih serius dan mendalam. tegasnya ilmu-ilmu umum tersebut
tetap menjadi ‘’tamu’’ untuk tidak mengatakannya sebagai ilmu asing di iainsu,dipelajari
namun tampak tak bersentuhan dengan ilmu-ilmu agama.

Perlu dicatat bahwa sejak era sekarang kesadaran akan kekurangan studi monodisiplin mulai
terasa,dinamika dan perkembangan sosial masyarakat begitu cepat terjadi,hal ini dipicu dari
perkembangan sains dan teknologi.konsekuensi logisnya,masalah-masalah masyarakat juga
semakin compleceted.ada banyak masalah yang dulu belum muncul pada era al-fikr al-islami
dan sekarang sudah muncul tentu saja tdak dapat diselesaikan dengan mengandalkan fikih
dan hadis.bagaimana menjelaskan isu-isu bayi tabung,sewa rahim dan lain
sebagainya.sampai disini kebutuhan terhadap multi disiplin mulai terasa,kita memerlukan
ilmu-ilmu lain yang umumnya disebut ilmu sekuler untuk menjelaskan dan memecahkan
masalah-masalah kontemporer yang dihadapi.
Dan pada tahap ketiga muncullah era dirasah islamiyyah yang sering disebut dengan studi
islam(Islamic studies).berbeda dari kedua era sebelumnya,era dirasah islamiyyah kedudukan
ilmu-ilmu umum,sebut saja ilmu-ilmu huminitis dan ilmu-ilmu sosial lebih jelas dan
terang.pada ilmu bukan hanya sekedar tambahan bahkan telah dijadikan tela’ah dan secara
bersama-sama digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah keagamaan.
Dan pada era dirasah islamiyyah,kajian-kajian islam semakin berwarna dan memiliki nuansa
yang lebih dinamis dan progresif.
Dan mengenai bentuk kajian islam yang sudah dijelaskan tadi ada sedikit permasalahan yang
dimana ilmu-ilmu agama mengalami kegamangan ketika dituntut untuk menjawab persoalan
dizaman sekarang yang tidak pernah terduga sebelumnya.dan juga pada tingkat
tertentu,jawaban ilmu agama tidak dapat di terapkan dalam kehidupan yang nyata.contohnya
seperti masalah atau isu lingkungan hidup,HAM,gender,sains,dan teknologi.
1.INTEGRASI-TRANSDISIPLINER

Pilihan integrasi-transdisipliner bagi UINSU sesungguhnya adalah hasil dari perjalanan pnjang
IAIN SU sejak awal berdirinya sampai akhirnya beralih menjadi UINSU.
Prof.fadil mencoba mendudukkan desain Keilmuan UINSU medan.beliau mengatakan bahwa
jangan sampai perubahan IAINSU menjadi UINSU hanya sebatas perubahan status dari institute
menjadi universitas.UINSU harus mampu menjawab perubahan kelembagaanjuga diikuti dengan
perubahan desain atau format keilmuan yang baru,yang mampu menjawab persoalan-persoalan
zaman yang semakin compleceted
Dalam perspektif prof.fadhil lubis,integrasi itu dapat dipahami dalam tiga
bentuk.pertama,integrasi ilmu umum dengan wahyu,yang kedua integrasi pendekatan atau
metode keilmuan antara bayani,burhani,dan irfani.yang ketiga integrasi diantara bidang-bidang
ilmu,sebut saja ilmu agama dengan ilmu sosial,ilmu humanities dan ilmu alam.
Interdisipliner merupakan pengalihan metode dari satu disiplin kepada yang lain,sedangkan
transdisipliner bukan hanya antara disiplin keilmuan yang ada,tetapi melampaui mereka hingga
melahirkan sesuatu dari perpaduan berbagai disiplin keilmuan tersebut.tujuannya untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi di dunia pada masa kini yang memerlukan kerja sama
dan integrasi semua pengetahuan yang ada.

KESIMPULAN
Konsep desain keilmuan UINSU yang telah berketetapan hati untuk memilih integrasi-
transdispliner,memerlukan upaya yang serius dan sungguh-sungguh untuk dikembangkan pada
masa-masa mendatang.konsep ini masih memerlukan kajian yang lebih luas dan dalam.oleh
sebab itu,seluruh ilmuan UINSU sesuai dengan keahliannya masing-masing harus mencoba
untuk mengembangkan ilmunya dan mengintegrasikan nya dengan ilmu-ilmu lain yang lebih
releven.
DAFTAR PUSTAKA

Azhari akmal tarigan dan syaukani (Ed), Sang Maestro IAIN dan UINSU Medan:Biografi Drs.
Hasbi AR,Medan,Perana Publishing, 2021.
Syahrin Harahap, Wahdatul Ulum: Paradigma pengembangan keilmuan dan karakter lulusan
universitas islam negeri sumatera utara,Medan : Perdana,2018.

Anda mungkin juga menyukai