Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Etika dan Karakter Kewirausahaan
 Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak
dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah
perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu
tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang
kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. Beberapa
etika menurut para ahli ialah ;
- Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato
berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni Terminius
Technicus dan Mannerand Cutom. Terminius Technicus merupakan etika
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari problema tingkah laku atau
perbuatan individu (manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan
pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri
individu, serta terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan,
ataupun perilaku individu tersebut.
- K. Bertens
Menurut K. Bertens, 3 pengertian etika yakni ;
1. Etika adalah nilai moral dan norma yang menjadi pedoman, baik bagi
suatu individu maupun suatu kelompok, dalam mengatur tindakan atau
perilaku. Dengan kata lain, pengertian ini disebut juga sebagai sistem
nilai di dalam hidup manusia, baik perorangan maupun bermasyarakat.
2. Etika berarti ilmu mengenai baik dan buruknya manusia (moral).
3. Kemudian, etika juga diartikan sebagai kumpulan nilai moral dan
asas (kode etik).
- W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra
Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait
perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya yang
ditentukan oleh manusia pula.
- Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja
Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh
pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu
yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau
perbuatan manusia.
Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan
sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah
laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya
individu di dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada
setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga
bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait
benar dan salahnya.
 Karakteristik
Pustaka Digital Indonesia mengungkap ada 70 kata yang maknanya sama
dengan karakteristik. “Arti-arti karakteristik berasal dari kata ataupun istilah yang
memiliki makna yang sama dengan karakteristik,” dijelaskan.
Dalam kajian teori penelitian yang dipublikasikan Politeknik Kesehatan
Denpasar melansir penjelasan Boeree, apa itu karakteristik adalah ciri khas
seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan. Teori-teori pemikiran
dari karakteristik tumbuh untuk menjelaskan berbaga kunci karakteristik manusia.
“Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis
kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status
ekonomi dan sebagainya,” Beberapa Karakteristik menurut para ahli ialah
- Ryan & Bohlin
Karakteristik adalah berasal dari sebuah pola perilaku, sehingga karakter
yang baik akan paham mengenai kebaikan, menyenangkan kebaikan, serta
mengerjakan sesuatu yang baik pula, begitu juga sebaliknya
- Wayn
Karakteristik adalah berkaitan dengan teknis dan cara yang digunakan
untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan ke dalam sebuah tingkah laku maupun
tindakan. Karakter diperoleh dari nilai-nilai atau pandangan seseorang yang
diwujudkan ke dalam bentuk tingkah laku.
- Gulo W
Karakteristik adalah dapat dilihat dari kepribadian seseorang baik dari
segi titik moral maupun tolak etisnya. Contoh, kejujuran. Karakter kejujuran
diperoleh dari nilai-nilai moral yang ditanamankan oleh masing-masing
keluarga, begitu pula dengan nilai sopan santun lainnya.
- Maxwell
Karakteristik adalah pilihan yang bisa menentukan sukses atau tidaknya
seseorang. Berkaitan dengan proses belajar seseorang dan kemampuan
menghadapi proses tersebut menjadi penentu tingkat keberhasilannya.
Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti
jenis kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras,
status ekonomi dan sebagainya.
Karakteristik Juga adalah sebuah pola perilaku, sehingga karakter yang baik akan
paham mengenai kebaikan, menyenangkan kebaikan, serta mengerjakan sesuatu
yang baik pula, begitu juga sebaliknya
 Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Dalam bahasa Indonesia
wirausaha merupakan gabungan dari wira yang artinya gagah, berani, perkasa, dan
usaha yang berarti bisnis. Pengertian kewirausahaan adalah ilmu atau konsep
tentang menjadi seseorang yang berani dalam membangun bisnis.
Kewirausahaan adalah kemampuan dan kesiapan untuk mengembangkan,
mengatur dan menjalankan suatu badan usaha beserta segala ketidakpastiannya
untuk memperoleh keuntungan. Kewirausahaan adalah tindakan menjadi
wirausahawan, atau pemilik perusahaan bisnis yang dengan risiko dan inisiatif
berusaha untuk mendapatkan keuntungan.
- Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scharborough
Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scharborough mendefinisikan
kewirausahaan sebagai usaha untuk menciptakan nilai lewat pengenalan
terhadap peluang bisnis, manajemen mengambil risiko yang cocok dengan
peluang yang ada dan lewat kemampuan komunikasi dan manajemen
memobilisasi manusia, keuangan, dan berbagai sumber daya yang diperlukan
untuk membawa suatu proyek sampai berhasil.
- Jong dan Wennekers
Menurut Jong dan Wennekers, kewirausahaan adalah pengambilan risiko
untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi
tantangan-tantangan persaingan.
- Schumpeter
Joseph Schumpeter, menciptakan istilah 'Unternehmer' yang dia maksud
dengan semangat kewirausahaan. Dengan kata lain, wirausaha adalah
seseorang yang mengidentifikasi peluang komersial, apakah materi, produk,
layanan, atau bisnis dan kemudian mengatur usaha atau sistem untuk
menerapkannya sehingga menghasilkan uang.
Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Pengertian kewirausahaan memiliki arti penting dalam membuka peluang
usaha. Dengan kewirausahaan seseorang bisa lebih mandiri secara ekonomi.
Pengertian kewirausahaan akan memberi gambaran tentang bagaimana konsep dari
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pengertian kewirausahaan penting
dipahami, terutama bagi yang bercita-cita sebagai pengusaha sukses. Banyak ahli
telah mengemukakan pengertian kewirausahaan. Dengan pengertian kewirausahaan,
seseorang akan lebih dekat dengan profesi ini.
B. Etika Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan
usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang
terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya
yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang
wirausaha harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: Sikap
dan perilaku; Penampilan; Cara berpakaian; Cara berbicara; dan Gerak-gerik.
Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: Persahabatan dan
pergaulan; Menyenangkan orang lain; Membujuk pelanggan; Mempertahankan
pelanggan; Membina dan menjaga hubungan; serta Berusaha menarik pelanggan. Sikap
dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan
etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap; rajin, tepat waktu, dan tidak
pemalas; selalu murah senyum; lemah lembut dan ramah-tamah; sopan santun dan
hormat; selalu ceria dan pandai bergaul; fleksibel dan memiliki rasa tanggung jawab;
serius dan suka menolong; serta rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil, yaitu: memiliki visi dan
tujuan yang jelas; inisiatif dan selalu proaktif; berorientasi pada prestasi; berani
mengambil risiko; kerja keras; bertangung jawab; komitmen pada berbagai pihak; serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.
a. Pengertian wirausaha
Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Maksudnya, bahwa seorang
wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya.
Menurut Zimmerer kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Maksudnya, untuk menciptakan sesuatu
diperlukan suatu kreativitas dan jiwa innovator yang tinggi. Seseorang yang
memiliki kreativitas dan jiwa innovator tentu berpikir untuk mencari atau
menciptakan peluan yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan
suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan
menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk
menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya
mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
b. Etika wirausaha
Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan,
pada saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan
menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau
ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan.
Dalam arti luas etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain.
Etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia
dengan masyarakat.
Tingkah laku perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan
yang berlaku di masyarakat, karena norma-norma atau kebiasaan masyarakat
disetiap daerah negara berbeda-beda.
Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, yaitu:
1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan
waktu yang berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh
tata karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa adalah
sebagai berikut:
1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan
dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen
atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak harus segera
diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga
kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.
3. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang pengusaha
ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus
konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan
kegiatan usahanya.
5. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hokum dan
peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu
akan menjadi beban moral bagi penguasaha apabila tidak diselesaikan.
6. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat
dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi banyak orang.
7. Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung tinggi
komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh
berbagai pihak.
8. Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi
mungkin. Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan dari waktu kewaktu.
Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha
juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya.
c. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan
etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
 Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi
persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan
masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancer.
 Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita
ingin dihormati, maka hormatilah orang lain. Menyenangkan orang berarti
membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika
pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan
mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
 Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang
calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya
dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
 Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada
mencari pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa mempertahankan
pelanggan lebih mudah karena merka sudah merakan produk atau layanan yang
diberikan.
 Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam
suasana akrab dan lebih baik.
d. Sikap dan perilaku wirausaha
Sikap dan tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu
perusahaan, dan diberikan kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu. Ada
beberapa sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan, yaitu:
 Jujur dalam bertindak dan bersikap
Sikap jujur merupakan modal utama seorang karyawan dalam melayani
pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak.
Kejujuran inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan
yang diberikan.
 Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntuk untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja
terutama dalam melayani pelanggan dan tidak boleh malas dalam bekerja.
 Selalu murah senyum
Dalam menghadapi tamu/pelanggan, seorang karyawan harus selalu
murah senyum, jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan
senyum kita mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau
perusahaan kita.
 Lemah-lembut dan ramah-tamah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara lemah lembut dan sikap yang tamah tamah. Ini dapat
menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan
perusahaan.
 Sopan santu dan hormat
Dalam memberikan pelayanan keapda pelanggan hendanya selalu
bersikap sopan dan hormat. Dengan demikian pelanggan juga akan
menghormati pelayanan yang diberikan karyawan tersebut.
 Selalu ceria dan padai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukan karyawan dapat memecahkan
kekakuan yang ada, sedangkan sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan
pelanggan merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala
sesuatu berjalan lancer.
 Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan
pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat
diselesaikan dan selalu ada jala keluarnya dengan cara yang fleksibel.
Karyawan diharapkan suka menolong pelanggan yang mengalami kesulitan
sampai menemui jalan keluarnya.
 Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dan sungguh-
sungguh, tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau
yang suka ngeyel. Dan juga harus mampu bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya samapi pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan.
 Rasa memiliki persahaan yang tinggi
Rasa kepemilikan ini akan memotivasi karyawan untuk melayani
pelanggan, disamping itu karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian,
loyal, dan setia terhadap perusahaan.

C. Karakteristik Kewirausahaan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.
Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.Orang
yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya.Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.
Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat
berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu
menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis.Untuk itu, dalam
menjalin hubungan bisnis dengan seseorang kita harus mengetahui karakteristiknya.
a. Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneur )
Entrepreneur berasal dari bahasa prancis entrepreneur, yang secara
harfiah mempunyai arti perantara. Dalam bahasa indonesia, dikenal istilah
wirausaha yang merupakan gabungan dari kata wira (gagah berani, perkasa)
dan kata usaha. Dengan demikian wirausaha berarti seorang yang mampu
memulai dan atau menjalankan usaha secara gagah berani.
Dalam kamus umum bahasa indonesia entrepreneur diartikan sebagai
orang yang pandai atau berkat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan
serta mengatur permodalan operasinya. Secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut
atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat
dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam
pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang
usaha yang dapat memberikan keuntungan.
Menurut John J. Kao berkewirausahaan adalah usaha untuk
menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen
pengambilan risiko yang tepat, melalui keterampilan komunikasi dan
manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau
sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya
terlaksana dengan baik. Sedangkan menurut David E. Rye wirausahawan
adalah seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru.
b. Karakteristik Kewirausahaan
Unsur sikap dan karakteristik yang wajib dimiliki oleh seorang
wirausahawan adalah :
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi
(achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda Motif berprestasi
ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang
terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seperti yang dikemukakan oleh Maslow tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan
pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan
keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan
kebutuhan akan aktualisasi diri (self- actualiazation needs).
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul
pada dirinya
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty- fifty).

Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa


kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit
yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin "movere" yang berarti to
move atau menggerakkan, sedangkan berpendapat, motivasi merupakan
dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan
erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk
mencapai tujuan.Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan
menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive.
Beck berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan "drive” sama seperti
sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan
mengarahkan perilaku seseorang.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator
dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun,
bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator
motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati
(kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam
penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada
dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai
prestasi belajar yang diharapkan.
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa
dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha.
Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan
pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.

Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta


berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin
dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari
peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke
depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang
sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir
yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu
yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang
lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis
Suryana dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture
Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan
berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada (generating something from nothing). Dari definisi diatas,
kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
- Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
- Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara
baru.
- Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih
baik.
4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit
yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar
berwirausaha. perilaku inovatif menurut Wess & Farr adalah semua
perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan,
dan mengaplikasikan hal-hal ‘baru’, yang bermanfaat dalam berbagai level
organisasi. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan.
Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke
bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang
wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua,
hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi
kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas
tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk
mengatakan hal itu.
Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya
harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini
merupakan semacam "intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja
dan berusaha. "Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan,
yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk
ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia
dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa
lalu, masa kini, dan masa depan.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung
Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan
tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang
akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha
yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu- gebu dan menyala-nyala
(semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-
setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak
takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.
Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya
maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam
usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit
terhadap usaha dan pekerjaannya.
Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional akhir-
akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi
bangsa kita. Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh lantak di
PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa
termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka tidak ikut
hancur.Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan infrastruktur fisik.
6. Mandiri atau Tidak Ketergantuangan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai
kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama
didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain.
Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang
baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
7. Berani Menghadapi Risiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan
hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang.
Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko
yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat,
mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan
merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Kemauan
dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama
dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan
sukar memulai atau berinisiatif.
Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik”. Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh
sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan
dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam
melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi
risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko
yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap risiko ini sangat
tergantung pada :
1. Daya tarik setiap alternatif
2. Kesediaan untuk rugi
3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha


untuk mengambil risiko antara lain :
1. Keyakinan pada diri sendiri
2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan
kemungkinan memperoleh keuntungan.
3. Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.
Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan
diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan
sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan
mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan
seseorang untuk mencoba apa yang menut orang lain sebagai risiko. Oleh
karena itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan
kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.
8. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk
mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang
positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha,
yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan
pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu,
lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia
selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih
dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa
baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses
produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai
suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk
menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka
untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang.
Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan
(power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator
dari pada diktaktor.
Kepemimpinan ialah kualitas tingkah laku seseorang yang
mempengaruhi tingkah orang lain atau kelompok orang, sehingga mereka
bergerak ke arah tercapianya tujuan bersama. Seorang wirausahawan yang
menghendaki kerjasama dengan orag lain hendaknya memiliki keterampilan
kepemimpinan. Kepemimpinan termasuk faktor kunci bagi seorang
wirausahawan. Dengan keunggulan dibidang ini, maka seorang wirausahawan
akan sangat memperhatikan orientasi pada sasaran, hubungan kerja atau
personal dan efektifitas. Pemimpin yang berorientasi pada ketiga faktor di
atas, senantiasa tampil hangat, medorong pengembangan karir stafnya,
disenangi bawahan, dan selalu ingat pada sasaran yang hendak dicapai.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial


Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber
daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan
operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan
managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka
bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.
11. Percaya Diri
Orang yang percaya diri adalah orang yang sudah matang jasmani
dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan
sudah mencapai tingkat maturity (kedewasaan). Percaya diri merupakan
suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap kepercayaan ini merupakan
keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai
keyakianan, optimisme, individualitas dan ketidaktergantungan. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan .
12. Inisiatif
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk
memulai diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang
besar. Sekali sukses, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga
usahanya semakin maju dan semakin berkembang. Dalam kewirausahaan,
peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku isiatif ini biasanya
diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun dan
pengembanganya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap,
bergairah dan semangat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus
untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya
mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha harus memiliki
etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: Sikap dan perilaku; Penampilan; Cara
berpakaian; Cara berbicara; dan Gerak-gerik. Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat
dipetik, yaitu: Persahabatan dan pergaulan; Menyenangkan orang lain; Membujuk pelanggan;
Mempertahankan pelanggan; Membina dan menjaga hubungan; serta Berusaha menarik
pelanggan.
Seorang wirausahawan haruslah mempunyai karakter dan mental yang kuat dan gigih
dalam menghadapi segala macam kendala sehubungan dengan upaya untuk meraih sukses
kedepannya. Kesuksesan tidak datang begitu saja melainkan harus dengan usaha yang keras
dan kegigihan dalam menghadapi segala kemungkinan kegagalan. Semakin mendekati
kesuksesan semakin besar pula rintangan yang akan dihadapi seorang wirausahawan.
Keberanian dalam mengambil tindakan, pintar dalam membaca peluang, tekun serta
mempunyai sikap yang baik (jujur) merupakan modal untuk meraih kesuksesan dalam
berwirausaha.

B. Saran
Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan,
namun tidak tau dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan yang sukses,
alangkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika dalam berwirausaha, agar mudah dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pengertian Karakteristik Menurut Para Ahli.


http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-karakteristik- menurut-
para-ahli/ . Diambil tanggal 23 September 2023 jam 14.02.

Ir. Hendro, M.M. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Erlangga; Jakarta


Limputan6. 12 Ciri-ciri Wirausaha dan Manfaatnya untuk Raih Kesuksesan.

https://hot.liputan6.com/read/4602290/12-ciri-ciri-wirausaha-dan- manfaatnya-
untuk-raih-kesuksesan. Diambil tanggal 23 September 2023 jam 14.02
Majoo. 10 Karakter Wirausaha untuk Meraih Kesusesan Bisnis.
https://majoo.id/solusi/detail/karakter-wirausaha. Diambil tanggal 2 Oktober
2022 jam 21.31.

Short, J. C., Ketchen, D. J., Shook, C. L., & Ireland, R. D. 2010. The Concept of
“Opportunity” in Entrepreneurship Research: Past Accomplishments and Future
Challenges. Journal of Management, 36(1), 40–65.

Alma, B. (2005). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.

Alma, B. (2001). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan pedoman praktis: kiat dan proses menuju sukses. Bandung:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai