PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma merupakan penyakit paru-paru kronis yang menyerang dari segala usia, hal
ini disebabkan karena peradangan dan pengencangan otot di sekitar saluran udara, yang
membuat lebih sulit untuk bernapas. Gejala klinis dari penyakit asma berupa batuk, mengi
(wheezing), sesak napas. Gejala-gejala tersebut dapat berupa ringan dan berat, serta dapat
datang dan pergi seiring berjalannya waktu (WHO, 2023).
Asma merupakan penyakit tidak menular utama (PTM) yang mempengaruhi segala
usia, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan merupakan penyakit kronis yang paling
umum pada anak-anak. World Health Organization (WHO) memaparkan jumlah pasien asma
pada tahun 2019 sekitar 325 juta dan menyebabkan sebanyak 80% kematian (Kalsun & Nur,
2021)
Sedangkan berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan (KEMENKES) pada tahun
2020, jumlah penderita asma sebanyak 4,5% dari total jumlah penduduk Indonesia atau
sebanyak 12 juta lebih penduduk (KEMENKES, 2022).
Kualitas tidur pada penderita asma sering terjadi karena disebabkan oleh serangan
asma pada malam hari, sedangkan tidur merupakan suatu kebutuhan fisiologis yang sangat
penting karena merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, baik yang sehat maupun yang
sakit (Wahab Pakaya et al., 2023). Berdasarkan data International of Sleep Disorder penderita
asma cenderung memiliki gangguan tidur tertinggi mencapai 61-74% (Asrita et al., n.d.).
Kualitas tidur yang tidak baik dapat mempengaruhi dampak fisiologi dan psikologi, dampak
fisiologi dapat berupa penurunan aktivitas, lelah, lemas, dan daya tahan tubuh menurun.
Sedangkan dampak psikologi dapat berupa cemas, depresi, dan kehilangan konsentrasi
(Wahab Pakaya et al., 2023).
Tingkat kecemasan pada penderita asma cenderung tinggi, hal tersebut dapat memicu
serangan asma secara tiba-tiba. Keadaan cemas tersebut dapat menimbulkan rasa takut dan
khawatir yang berlebihan di karenakan oleh sesak yang sering kambuh secara tiba-tiba dan
dapat menyebabkan kematian sehingga dapat mengganggu kulitas tidurnya
(Wahab Pakaya et al., 2023)
.
Sebagai informasi dan pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai bahan
pelajaran peneliti mengenai hubungan penyakit asma dengan kualitas tidur dan
tingkat kecemasan.