STANDAR Kepala Puskesmas ABCD OPERASIONAL PROSEDUR ...............................................
PENGERTIAN Syok adalah sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan
hemodinamik dan metabolik yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ – organ vital tubuh
TUJUAN Sebagai pedoman penatalaksanaan pasien syok untuk
memulihkan perfusi pada jaringan
KEBIJAKAN Dokter yang bertanggungjawab terhadap penatalaksanaan
pasien dengan syok
PROSEDUR 1. Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang
bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal. Segera berikan pertolongan peratma sesuai dengan prinsip resusitasi ABC
a. Airway : bebaskan jalan nafas kalau perlu dengan
pemasangan pipa endotrakeal b. Breathing : berikan oksigen c. Circulation : defisit volume peredaran darah pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemik relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer. 2. Cara pemberian cairan untuk penanganan syok : Tentukan defisit cairan Berikan cairan kristaloid 20 ml/kgBB dalam ½-1 jam (dapat diulang) Sisa defisit : 50% dalam 8 jam pertama, 50% dalam 16 jam berikutnya Cairan RL atau NaCl 0,9% 3. Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin. Syok teratasi apabila produksi urin 0,5-1 ml/kgBB/jam. 4. Apabila kondisi pasien membaik, maka pasien akan dirawat inap untuk diobservasi lebih lanjut. 5. Apabila kondisi pasien tetap atau memburuk, maka rujuk pasien ke pelayanan sekunder. KETERKAITAN Informed consent; SOP Pemasangan Infus; SOP Pemasangan Kateter Urin