1. Pengertian Adalah sindrom klinik yang dicetuskan oleh masuk dan menyebarnya produk organism
(Definisi) ke dalam system vascular, sehingga menyebabkan terjadinya hipotensi yang tidak
membaik dengan resusitasi cairan, kegagalan pada mikrosirkulasi, penurunan perfusi
jaringan dan gangguan metabolism seluler.
Renjatan septic adalah sepsis dengan hipotensi ( tekanan darah sistolik <90 mmHg atau
40 mmHg lebih rendah dari tekanan darah pasien yang biasa) selama kurang lebih satu
jam dengan resusitaasi cairan adekuat atau pasien memerlukan vasopresor untuk
mempertahankan tekanan sistolik ≥90 mmHg atau MAP ≥70 mmHg.
2. Anamnesis a. Demam
b. Sesak napas
c. Disorientasi, bingung, perubahan status mental
d. Perdarahan
e. Mual, muntah, diare, ileus
f. Anamnesis lain terkait adanya sumber infeksi
g. Adanya riwayat fokal infeksi.
h. Adanya riwayat di rawat di RS dalam jangka waktu yang lama.
3. Pemeriksaan Fisik a. Febris dengan suhu >39oC.
b. Takipnea dengan alkalosis respiratorik.
c. Tanda-tanda syok.
4. Kriteria Diagnosa a. Adanya tanda-tanda syok.
b. Tanda-tanda sepsis:
Suhu: febris > 38oC atau hipotermia < 36oC.
Denyut jantung > 90 denyutan/menit.
Respirasi > 20 kali/menit atau PaCO2<32mmHg.
Leukosit >12.000/µl atau >10% bentuk sel muda (band form).
c. Gejala dan tanda menetap walaupiun telah dilakukan terapi cairan yang adekuat.
5. Diagnosis Syok Septik (ICD 10:R57.2)
6. Diagnosa Banding a. Syok hypovolemik
b. Syok neurogenik.
c. Syok kardiogenik.
7. Pemeriksaan a. Laboratorium : darah lengkap dengan hitung diferensial, urinalisis, K/S darah pada
Penunjang sputum, urin, dan tempat lain yang dicurigai terinfeksi * (Gold Standart), rasio
leukosit I/T, GDS, elektrolit (Na, K, Ca, Cl), AGD
b. Radiologi : Foto Thorax
8. Terapi a. Stabilisasi pasien (pemulihan airway, breathing, circulation)
1) Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas dengan
bebas. Jika ada obstruksi, lakukan :
a) Chin lift/ Jaw thrust
b) Suction
c) Guedel Airway
d) Intubasi trakea
2) Breathing
SYOK SEPTIK
Nomor Dokumen: Revisi: Halaman:
PPK/KM.UM/04 0 2/3
Tanggal Terbit: Ditetapkan
PANDUAN PRAKTEK Direktur Utama
KLINIK
(SMF UMUM)
b. Farmakologis
1) Cairan kristaloid atau koloid
2) Obat-obatan vasoaktif untuk kondisi renjatan : dopamine (>8mcg/kg/menit),
norepineprin (0,03-1,5 mcg/kg/menit), epineprin (0,1-0,5 mcg/kg/mnt) atau
fenilefrin (0,5-8 mcg/kg/mnt)
3) Obat-obatan inotropik : dobutamin (2-28 mcg/kg/mnt) dopamine (3-8
mcg/kg/mnt) epineprin (0,1-0,5/kg/menit).
4) Dalam 6 jam pertama, target resusitasi adalah : tekanan vena sentral 8-12
mmHg, MAP ≥65mmHg, keluaran urin ≥0,5ml/kg/jam, saturasi oksigen vena
sentral atau campuran berturut-turut ≥70% atau ≥ 65%. Target tekanan vena
sentral pada penggunaan ventilasi mekanik atau penurunan compliance
ventrikel adalah 12-15 mmHg
5) Sodium bikarbonat bila pH< 7,2 atau bikarbonat serum < 9 meq/L
6) Antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton pada sepsis untuk
mencegah stress ulcer
7) Kortikosteroid dosis rendah (hidrokortison 200-300 mg/hari terbagi dalam 3-4
dosis selama 7 hari)
8) Bila terdapat KID dan didapatkan bukti terjadinya tromboemboli, dapat
diberikan heparin dengan dosis 100 IU/kgBB bolus, dilanjutkan 15-25
IU/kgBB/jam dengan infuse kontinu, dosis lanjutan disesuaikan untuk
mencapai target aPTT 1,5-2 kali kontrol atau antikoagulan lainnya.
9) Antimikroba empiric diberikan sesuai dengan tempat infeksi, dugaan kuman
penyebab, profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik), keadaan
fungsi ginjal dan fungsi hati.
10) Antimikroba definitif diberikan bila hasil kultur telah diketahui.
SYOK SEPTIK
Nomor Dokumen: Revisi: Halaman:
PPK/KM.UM/04 0 3/3
Tanggal Terbit: Ditetapkan
PANDUAN PRAKTEK Direktur Utama
KLINIK
(SMF UMUM)