PR TP 13118059-Dikonversi
PR TP 13118059-Dikonversi
PROPOSAL
MS4091 Tugas Sarjana 1
Oleh:
Matheus Bayu Pandito Utomo
13118059
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Tri Prakosa, M.Eng.
Oleh
Matheus Bayu Pandito Utomo
13118059
Pembimbing Utama
Abstrak
Sektor industri adalah sektor yang menjadi prioritas utama Pemerintah Indonesia, karena
merupakan tumpuan utama bagi pertumbuhan ekonomi. Terlebih pada saat ini, sektor industri
manufaktur menjadi andalan dalam usaha pemulihan nasional setelah terdampak pandemi
Covid-19. Salah satu komponen penting yang mendukung keberjalanan industri manufaktur
adalah mesin perkakas.
Mesin perkakas merupakan mesin yang digunakan untuk memotong suatu material
sehingga dihasilkan benda dengan bentuk sesuai yang dibutuhkan. Untuk membantu sektor
industry manufaktur di Indonesia, pada penelitian ini penulis akan melakukan analisis
proses manufaktur pada komponen carriage mesin bubut NARA 4308. Carriage merupakan
komponen yang membawa tool holder dan harus mampu mempertahankan lintasan titik
kontak antara pahat dan benda kerja sejajar. Harapannya dengan adanya mesin ini di
Laboratorium PPTI ITB, Indonesia mampu mempelajari dan mampu untuk membuat semua
komponen mesin bubut NARA 4308 dan merakitnya sesuai dengan standar. Dengan tujuan
utamanya adalah . Indonesia mampu merancang serta membuat mesin perkakas sendiri
dengan sebagian besar komponen dan bahan baku dibuat di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu analisis atas proses manufaktur dan
perakitan dari Mesin Bubut NARA 4308. Dengan kepresisian dan ketelitian yang sesuai
standar. Untuk hasil dari penelitian ini sendiri berupa karya ilmiah dan shop drawing dari
hasil analisis.
Kata Kunci: Carriage, Proses Manufaktur,Mesin Perkakas, Mesin Bubut NARA 4308
Analisis Proses Manufaktur Carriage Mesin
Judul Nama
Bubut NARA 4308
Abstract
Industrial Sectors are the main priority of the Indonesian Government, because it was a
major focus for economic growth. Especially at this time, industrial manufacturing sector
become the mainstay in the national recovery effort after being affected by the Covid-19
pandemic. One of the main thing that support the running of the industrial manufacturings are
the machine tools.
Machine Tools are a machine that are used to cut a material so that it produces objects
with the required shape. To help the industrial manufacturing sector in Indonesia, on this
research the writer will do some analysis on the manufacturing process of carriage of NARA
4308 lathe machine. Carriage is a component that carries a tool holder and have to keep the
trajectory of the point contact between tool and the workpiece parallels. The hope is that with
this machine at the PPTI ITB Laboratory, Indonesia will be able to learn and make all of the
components of the NARA 4308 lathe machine and assemble them according to standards.
With the main goals are Indonesia will be able to design and make their own machine tools
with most of the components and raw materials are made in Indonesia.
This research aims to make an analysis of the manufacturing process and assembly of the
NARA 4308 lathe machine, with standards precision and accuracy. The end product of this
research itself are in the form of scientific works and shop drawing from the analysis.
Keywords: Carriage, Manufacturing Process, Machine Tools, NARA 4308 Lathe Machine
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan.................................................................................................................... 2
1.5. Manfaat.................................................................................................................. 2
i
Bab 4 Jadwal ............................................................................................................................. 19
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
Bab 1
Pendahuluan
1
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Proses Manufaktur Mesin Bubut NARA 4308 tidak ada.
2. Shop drawing Mesin Bubut NARA 4308 tidak ada.
3. Indonesia belum mampu memproduksi mesin perkakas dengan sebagian besar
komponen dan bahan baku sendiri.
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis komponen Carriage Mesin Bubut NARA 4308 berdasarkan gambar
tekniknya.
2. Merancang urutan proses manufaktur dari komponen Carriage Mesin Bubut NARA
4308, termasuk proses perakitannya.
3. Menganalisis parameter permesinan dari proses manufaktur dari komponen Carriage
Mesin Bubut NARA 4308.
2
Bab 2
Tinjauan Pustaka
3
Proses Pemesinan dapat diklasifikasi menurut gerak relatif pahat dengan benda kerjanya.
Tabel 2.1. menunjukkan klasifikasi proses pemesinan menurut gerak relatif pahat dengan
benda kerja.
Tabel 2.1. Klasifikasi proses pemesinan menurut gerak relatif pahat dengan benda kerja
Selain dari klasifikasi menurut gerak relatif pahat terhadap benda kerja, yang
menghasilkan tujuh macam proses seperti diatas, secara lebih terperinci proses pemesinan
dapat diklasifikasikan menurut tujuan dan cara pengerjaan atau mesin perkakas yang
digunakan sebagaimana yang diperlihatkan pada tabel 2.2
No. Jenis Proses Mesin Perkakas yang
digunakan
1 Membubut (turning) Mesin Bubut (lathe)
2 Menggurdi (Drilling) Mesin Gurdi ( Drilling
Machine)
3 Menyekrap (Shaping, Mesin Sekrap (Shaping
Planing) Machine) dan Mesin Sekrap
Meja (Planing Machine)
4 Mengefreis (Milling) Mesin Freis (Milling Machine)
5 Menggergaji (Sawing) Mesin Gergaji (Sawing
4
Machine)
6 Mengkoter/Melebarkan Mesin Koter (Boring Machine)
lubang (Boring)
7 Memarut (Broaching) Mesin Parut / Mesin Broc
(Broaching Machine)
8 Menggerinda Mesin Gerinda (Grinding
(Grinding) Machine)
9 Mengasah (Honing) Mesin Asah (Honing Machine)
10 Mengasah halus Mesin Asah Halus (Lapping
(Lapping) Machine)
11 Mengasah Super Halus Mesin Asah Super Halus /
(Super Finishing) Mesin Asah Kaca
(Super/Mirror Finishing)
12 Mengkilapkan Mesin Pengkilap (Polisher &
(Polishing & Buffer) Buffer)
Tabel 2.2. Klasifikasi proses pemesinan menurut jenis mesin perkakas yang digunakan
Tabel 2.2 tersebut menggambarkan jenis proses pemesinan dan mesin perkakas yang
biasanya digunakan untuk melakukannya. Beberapa jenis proses mungkin dapat dilakukan
pada satu mesin perkakas.
Syarat yang harus dimiliki oleh mesin perkakas yang baik antara lain [3]:
1. Produktivitas yang tinggi. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengoptimasi kecepatan
putar untuk menyesuaikan ukuran dan bentuk benda kerja. Selain itu, dilakukan juga
pengurangan waktu non-produktif dengan cara seperti penggunaan jig dan fixture yang
mengurangi positioning dan clamping time.
5
2. Kepresisian yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepresisian
adalah deformasi struktur. Deformasi ini dapat diminimalkan dengan
memperhitungkan gaya dan getaran pemotongan dan memberikan kekakuan (stiffness)
yang memadai pada saat mendesain struktur.
3. Keamanan mesin dan operator. Keamanan operator dapat dicapai salah satunya dengan
membuat pelindung yang menghalangi operator dari panas, geram, dan objek tajam.
Untuk keamanan mesin sendiri dapat dicapai dengan membuat pencegah apabila
mesin akan mencapai batas pembebanannya.
Gambar 2.1 Berbagai macam proses pemesinan yang dapat dilakukan oleh mesin bubut
6
Gambar dibawah ini menunjukan gambaran umum mengenai mesin bubut
7
2. Carriage
Carriage, atau carriage assembly meluncur di sepanjang jalan dan terdiri dari:
Perakitan cross-slide, tool post, dan apron. Alat pemotong dipasang pada tiang pahat,
biasanya dengan sandaran majemuk yang berputar untuk penempatan dan penyetelan
pahat. Cross-slide bergerak secara radial masuk dan keluar, mengendalikan posisi
radial pahat operasi. Apron dilengkapi dengan mekanisme untuk pergerakan carriage
secara manual dan mekanis dan cross slide melalui lead screw.
3. Headstock
Headstock dipasang ke bed dan dilengkapi dengan motor, pulleys, dan V-belt yang
memasok daya ke spindel pada berbagai kecepatan rotasi. Kecepatan dapat diatur
melalui selektor yang dikontrol secara manual atau dengan kontrol listrik. Sebagian
besar headstock dilengkapi dengan satu set roda gigi, dan beberapa memiliki
berbagai drive untuk memberikan rentang kecepatan yang bervariasi secara kontinu
ke spindel. Headstock memiliki bollow spindle tempat perangkat penahan kerja
dipasang dan batang panjang atau pipa dapat diumpankan melaluinya untuk:
berbagai operasi belokan. Keakuratan spindel penting untuk presisi dalam berputar,
terutama dalam pemesinan berkecepatan tinggi; bantalan tirus atau bola yang dimuat
8
sebelumnya biasanya digunakan untuk menopang poros secara kaku. Gambar
dibawah menunjukkan komponen headstock pada mesin bubut NARA 4308
4. Tailstock
Tailstock dapat meluncur di sepanjang jalan dan dijepit di posisi manapun,
mendukung ujung lain dari benda kerja. Dilengkapi dengan pusat yang dapat
diperbaiki (dead center), atau mungkin bebas berputar dengan benda kerja (live
center). Drill dan reamer dapat dipasang pada tailstock quill (silinder berongga
bagian cal dengan lubang runcing) untuk mengebor lubang aksial di benda kerja. [2]
9
2.3.2 Bagian-Bagian Pada Komponen Carriage
Carriage terletak diantara headstock dan tailstock diatas jalur bed pada mesin bubut.
Carriage dapat digerakkan sepanjang bed dan memiliki beberapa bagian untuk menggerakan,
mengendalikan dan mendukung mata pahat. Beberapa bagian dari carriage adalah
1. Saddle
Saddle adalah hasil casting berbentuk huruf H. Saddle menghubungkan pasangan jalur bed
seperti jembatan. Saddle disesuaikan di atas bed dan dapat bergerak sepanjang bed diantara
headstock dan tailstock. Saddle dan keseluruhan carriage dapat digerakkan dengan tangan
atau otomatis.
2. Cross-Slide
Cross-Slide terletak di atas saddle dan bergerak pada jalur dovetail pada sudut kanan dari
jalur bed. Cross-slide membawa compound rest, compound slide dan tool post. Hand wheel
dari cross slide diputar untuk menggerakan cross-slide pada sudut kanan dari sumbu mesin
bubut.
3. Compound Rest
Compound rest adalah bagian yang menghubungkan cross slide dan compound slide.
Compound rest dipasang pada cross-slide dengan tongue dan groove joint. Compound rest
memiliki dasar melingkar di mana kelulusan sudut ditandai. Compound rest dapat diputar ke
sudut yang diinginkan sambil memutar lancip. Seluncuran atas yang dikenal sebagai
Compound slide dilekatkan pada compound rest dengan sambungan dovetail.
4. Tool Post
Terletak diatas compound slide. Digunakan untuk memegang alat dengan kaku. Alat dipilih
sesuai dengan jenis operasi dan dipasang pada tiang alat dan disesuaikan dengan posisi kerja
yang nyaman diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat karena alat yang diperlukan telah
diatur sebelumnya. [6]
10
2.3. Parameter Pemesinan
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometris suatu komponen mesin,
salah satu atau beberapa jenis proses pemesinan yang telah disinggung diatas harus dipilih
sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi satu
tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat membuang sebagian material benda
kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakn dengan caara
menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah berbagai aspek
teknologi ditinjau, kecepatan buangan geram dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan
yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap perencanaan proses pemesinan
dengan demikian dapat dikemukakan lima parameter proses pemesinan, yaitu:
Parameter proses pemesinan tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan/atau
pahat serta besaran mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat diatur bermacam-
macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus yang dipakai untuk
menghitung setiap parameter proses pemesinan dapat berlainan. Ditinjau dari proses
pemesinan yang umum dikenal yaitu proses membubut. Dengan memahami keadaan yang
terjadi dalam proses membubut dapatlah hal itu dipakai sebagai patokan untuk perbandingan
dengan keadaan yang terjadi pada proses pemesinan yang lain. [5]
2.4.Toleransi Ukuran
Toleransi ukuran merupakan perbedaan nilai antara kedua batasan dimana ukuran atau
batas geometri suatu komponen harus terletak [7]. Setiap komponen harus memiliki ukuran
dasar, sehingga membuat nilai pembatas dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan
terhadap ukuran dasar tersebut. Sebaiknya ukuran dasar pada komponen berbentuk bilangan
11
bulat. Toleransi ukuran diterapkan pada berbagai kasus, salah satunya adalah pada lubang dan
poros seperti pada gambar berikut.
2.5.Toleransi Geometrik
Toleransi geometrik terbentuk karena adanya sifat ketidaktelitian dan ketidaktepatan pada
saat proses produksi suatu benda yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan bentuk dan
posisi. Oleh karena itu, toleransi geometrik menyatakan batasan penyimpangan yang
diperbolehkan untuk suatu bentuk dan posisi. Toleransi ini dianjurkan untuk dipakai pada
parameter geometrik yang kritik [7]. Berikut ini terdapat beberapa jenis geometrik
berdasarkan ISO 1101:2012(E).
Kelurusan (Straightness)
Kerataan (Flatness)
Bentuk
suatu Kebulatan (Circularity/Roundness)
parameter
Kesilindrisan (Cylindricity)
12
Ketelitian bentuk bidang (Profil of any surface)
Kesejajaran (Parallelism)
Kesudutan/kemiringan (Angularity)
Posisi (Position)
Konsentrisitas&kesamaan-sumbu
Posisi
(Concentricity&Coaxiality)
Kesimetrisan (Symmetry)
Circular Run-out
Total Run-out
Penjelasan Geometri
13
Sumbu lubang di atas harus terletak pada
balok segi empat yang memiliki lebar 0,2
mm dan tinggi 0,1 mm yang sejajar dengan
sumbu lubang di bawahnya.
14
2. Bentuk material yang tersedia di pasar.
3. Karakteristik manufaktur.
Karakteristik manufaktur secara umum meliputi castability, workability,
formability, machinability, weldability, dan hardenability dengan heat treatment.
15
6. Harga material dan pemrosesannya
Karena riwayat pemrosesannya, biaya satuan bahan mentah (biasanya, biaya per
satuan berat) tidak hanya bergantung pada bahan itu sendiri, tetapi juga pada bentuk,
ukuran, dan kondisinya.
16
Bab 3
Metodologi
17
Penelitian dimulai dengan pengamatan objek penelitian yaitu mesin bubut NARA 4308,
yang berada di Laboratorium PPTI ITB. Setelah mendapatkan informasi yang cukup
mengenai mesin bubut tersebut, dilanjutkan dengan studi literatur yang sudah tercantum pada
Bab 2. Setelah mendapatkan pengetahuan yang cukup, Penulis akan melakukan analisis
proses produksi dan spesifikasi dari mesin tersebut. Pada pelaksanaannya, Penulis berharap
akan menemukan proses-proses dan parameter pemesinan yang memungkinkan dan se detail
mungkin. Setelah itu, dilakukan pemilihan proses dan material. Proses dan material yang
dipilih, nantinya akan di gambar mengunakan software solidworks untuk dijadikan sebagai
hasil akhir yaitu shop drawing. Dengan dibuatnya shop drawing ini, tujuan dari penelitian ini
sudah tercapai.
18
Bab 4
Jadwal
Pengamatan
1 Objek
Penelitian
Studi
2
Literatur
Analisis
Proses
3
Produksi dan
Spesifikasi
Pemilihan
4 Proses dan
Material
Pembuatan
5 Shop
Drawing
Penulisan
6
tugas sarjana
19
Daftar Pustaka
[2] S. Kalpakjian and S. R. Schmid, Manufacturing Engineering and Technology, 6th ed.,
Prentice Hall, 2009.
[3] P. H. Joshi, Machine Tools Handbook : Design and Operation, New Delhi: McGraw-Hill,
2007.
[4] T. Rochim, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, Bandung : Penerbit ITB, 1993.
[5] T. Rochim, Klasifikasi Proses, Gaya dan Daya Pemesinan, Bandung : Penerbit ITB, 2007
[6] https://allgearedlathemachine.blogspot.com/2017/11/lathe-machine-carriage.html
[7] T. Rochim, Spesifikasi, Metrologi, & Kontrol Kualitas Geometrik, Bandung: Penerbit
ITB, 2001.
[8] Z. Liulei, Y.-F. and M. Jian, "The Status of the Development of Precision and
UltraPrecision Machine Tool and Key Technology," International Journal of Research in
Engineering and Science, vol. 3, no. 6, pp. 10-14, 2015.
[9] P. J. Drake, Dimensioning and Tolerancing Handbook, New York: McGraw-Hill, 1999.
20