TAWABI’
Disusun oleh :
Kelompok 4
Ai Devita Aulia Ira Fitriyani
Tuti Alawiyah Putri Siska
Sansan Nudin Parhan Firmansyah
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
4. Badal ( )البَدَل........................................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ...................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tawabi’ merupakan kata keterangan yang tidak mengalami perubahan di
akhir kalimat secara langsung. Hal ini karena kata tersebut sama dengan bentuk
i’rab empat yang keberadaannya sama dengan kata itu sendiri. Dalam kata
tawabi, terdiri dari empat bagian mulai dari na’at, athof, badal, dan taukid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tawabi’?
2. Terbagi ke dalam berapa bagian tawabi’?
3. Apa yang dimaksud dengan na’at?
4. Apa yang dimaksud dengan ‘athof?
5. Apa yang dimaksud dengan badal?
6. Apa yang dimaksud dengan taukid?
C. Tujuan
1. Memahami makna tawabi’
2. Mengetahui bagian-bagian dari tawabi’
3. Mengetahui makna na’at
4. Mengetahui makna ‘athof
5. Mengetahui makna badal
6. Mengetahui makna taukid
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tawabi’
Tabi’ atau Tawabi’ (jamak) menurut bahasa adalah pengikut. Tawabi’
adalah kata benda (isim) yang mengikuti kata-kata sebelumnya (matbu’) dalam
i’rob (marfu’, manshub, dan majrur). Adapun isim tabi’ yang mengikuti matbu’
ada 4 macam; na’at (sifat), ‘athof (perbandingan), taukid (penegas), dan badal
(pengganti).
B. Isim Tabi’
الت ََّوابِع
نَ ْعت ع ْطف
َ ت َْو ِكيْد بَدَل
1. Na’at ()النَ ْعت
Na’at adalah isim (kata benda) yang menunjukkan sifat pada isim
sebelumnya (man’ut). Contoh;
س ِجد َهذَا
ْ = َكبِيْر َمini masjid yang besar. Lafadz َكبِيْرadalah lafadz yang
menunjukkan sifat bagi isim sebelumnya (man’ut) yaitu lafadz س ِجد
ْ َم.
Sedangkan na’at dibagi menjadi 2 na’at haqiqi dan na’at sababi.
1) Na’at Haqiqi
Na’at Haqiqi adalah lafadz yang menunjukkan sifat bagi isim
sebelumnya (man’ut) dalam i’rab (rafa’, nashab, jar), nau’ (mudzakkar dan
muannats), definitif (nakirah dan ma’rifah), dan jumlah (mufrad, mutsana,
dan jama’). Apabila man’ut pada akhir hurufnya berharakat dhomah
(marfu’) atau fathah (manshub) atau kasroh (majrur), maka na’at-nya juga
berharakat dhomah (marfu’) atau fathah (manshub) atau kasroh (majrur).
Apabila man’ut-nya pada huruf akhirnya berharakat tanwin, maka na’at-nya
juga berharakat tanwin. Dan apabila man’ut pada awal katanya memakai
alif lam ()ال, maka na’at-nya juga memakai alif lam ( )الpada awal katanya.
Untuk lebih jelas lihat contoh tabel di bawah ini.
:ٌٌت ُ نَ ْعت ٌ َم ْنعُ ْو ُُاَ ْل ِم ْك َوةُُاْلقَ ِد ْي َمة َ ُ اْل َح ِق ْي ِقيُ ُ اعراب
ُ ُر ْفع
ْ اَ ْل ِم
ُ ُك َوةُ ُ اْلقَ ِد ْي َمة َ ُُتُتِ ْلفَاز
ُ ُج ِديْد َُ ْتَح
2
3
ُ َُمجْ ت َ ِهد ْون ُ ُطالَّب ُُم َح َّمد ْونَُ ُطالَّب ُ ُج ْمع
َ
ُ َُمجْ ت َ ِهد ْون
Para laki-laki yang
bernama
Muhammad itu
adalah murid-murid
ُ yang rajin
ْ ُ ُسلَ ْي َمان
ُ ُال َماهِر َُُم ْع ِرفَةُ ُ َيسْكنُُسلَ ْي َمان ُ تعيين
ُُْال َماهِرُُفِىُث ْكنَة
ْ َف
ُ ُخ َمة
Sulaiman yang
terampil tinggal di
ُ barak yang mewah
ْ َف
ُ ُخ َمة ْث
ُ ُكنَة َُُيسْكنُُسلَ ْي َمان ُ ُرة
َ نَ ِك
ُُْال َماهِرُُ ِفىُث ْكنَة
ْ َف
ُ ُخ َمة
Sulaiman yang
terampil tinggal di
ُ barak yang mewah
2) Na’at Sababi
Na’at Sababi adalah kata benda (isim) yang menunjukkan sifat atau
penjelas bagi isim yang mempunyai ikatan dengan man’ut. Jadi sifat yang
ada tidak menunjukkan sifat pada man’ut-nya melainkan pada kata setelah
na’at. Pada lafadz yang memiliki na’at sababi harus mengandung dhomir
yang kembali pada man’ut-nya. Sedangkan yang menjadi penghubung
antara isim dengan man’ut adalah dhamir tersebut yang nempel pada isim
setelah na’at.
Na’at Sababi harus berupa isim mufrad dan mengikuti man’ut-nya pada
hal i’rab (rafa’, nashab, jar) dan ta’yin (ma’rifat, nakirah) serta mengikuti
isim yang mempunyai ikatan dengan man’ut pada hal nau’ (mudzakkar,
muannast).
5
:توكيد ُ :مؤكد ُاط َمةُُنَ ْفس َهاُاِلَى ِ َسافِرُُف َ ت ُ ُنَ ْفس
َ نَ ْفس
ُ ها ِ َف
ُ ُاط َمة ُدُِ جُاْل ِب َال
ُِ َار
ِ خ ُ (dirinya)
Fatimah bepergian (dirinya) ke
ُ luar negeri
ُ ُع ْينَه
َ ُ َُران
َ ِع ْم ُُأ َعا ِتبُُ ِع ْم َرانَُُ َع ْينَهُُ َِلَنَّه ُ ُعيْن
َ
ُِ ارقُُاْل َج َوا
ُب ِ سَ ُ (dirinya)
Saya memarahi
imran (dirinya) karena dia
ُ mencuri jawaban (menyontek)
َُّ ك ِل ِه
ُن َُعلَى ُْ َنُأ
ُن َُّ تُك ِل ِه َّ َُلُب ُدَُّ َعلَى
ُِ الطا ِلبَا َُ ُ ُكل
ُت َّ
ُِ الطا ِل َبا َُّ ( ُ َيسْت ْرنَُُ َع ْو َرتَهsemuanya)
ُن
Wajib bagi siswi-siswi (Pr)
ُ (semuanya) menutupi auratnya
َ ْأَج
ُ َُم ِعيْن َُ َأَ ْو ََلد
ُك َُُكُأَجْ َم ِعيْن َُ َْتُأَ ْو ََلد
َُ أَ ْهدَي ُ ُأَجْ َمع
ُ َُمُمجْ ت َ ِهد ْون ُْ ( ُ َِلَنَّهsemuanya)
Kamu memberi hadiah anak-
anakmu (semuanya) karena
ُ mereka rajin
َُاَجْ َمع ْون ُنَحْ ن ُنَحْ نُُاَجْ َمع ْونَُُج َمالَء
ُ Kita (semuanya) tampan
4. Badal ()ال َبدَل
Badal merupakan kata benda (isim) yang di dalam suatu kalimat
untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan
ataupun sebagiannya saja. Kata yang menggantikan atau mewakili disebut
badal dan kata yang digantikan atau diwakili dinamakan mubdal minhu,
serta i’rab badal harus sama atau sesuai dengan mubdal minhu. Contoh;
= أَحْ َمد ا ْلمد َِرس َجا َءGuru (laki-laki) telah datang, Ahmad. Lafadz أ َ ْح َمدsebagai
badal, dan lafadz ا ْلمد َِرسsebagai mubdal minhu. Badal mewakili mubdal
minhu, bahwa Ahmad adalah seorang guru.
Badal terbagi 4 macam badal kul min kul atau syaik min syaik, badal
bakdhu min kul, badal istimal, dan badal gholadh. Contoh;
ُ ُعم
َ Pamanmu Sufyan setingkat
menunggu pesan dari antara badal dan mubdal
ُ anaknya ُ minhu
ُ َة
ُ الد ْم َي ُ ه ِذ ُِه
َ ُْ ِن ْلتُُ َه ِذ ُِهُالد ْم َي ُةَُ ِم
ُن
ُك ُِ َِحبِيب
Saya memperoleh
boneka ini dari
ُ kekasihmu
ُِ َِإع َْالن
ُة ُ ِاْل َج َرائ
ُ َد َُُبَ ْعضُُ قَ َرُأَُي ْونسُُاْل َج َرائِ ُد/ُُنُكل ُْ بَ ْعضُُ ِم
َ ِِإع َْالنَت
ُ ها ُ ُشيْىء ُْ ِم
َ ُن
Yunus membaca badal merupakan bagian
Koran, ُ dari mubdal minhu
ُ pengumumanya
ُف
َُ ص
ْ ِن َُ اْلفط ْو
ُر ُْ َتَن ََاول
ُُتُ َم ْريَم
ُ ُصفَهْ ِاْلفط ْو َُرُن
Maryam makan pagi,
ُ setengahnya
ُ ُصبْر
َ َّ ال
ُ ُشيْخ َّ أَ ْع َجبَنِىُال
ُُشيْخ ْ ِا
ُ ُشتِ َمال
ُ ُصبْرهَ badal merupakan
Saya mengagumi sesuatu yang terdapat
syeikh, yaitu ُ dalam mubdal minhu
ُ kesabaranya
َُ َك َال
ُم َ ص ْد
ُ َُران َ ُُسة ُْ َك ِره
َ َتُ َعا ِئ
ُ ُك َال َمهَ َُُص ْد َران
َ
Aisyah membenci
ُ Sadran, kata-katanya
ُ َك
َُ َك ُ ِم ْم َحات َ ِم ْس
َُ ط َرت ُْ ِل َماذَاُلَ ُْمُتَ ْستَ ْع ِم
ُل ُ ُغلَط
َ
ُ َك؟
َ َكُ ِم ْم َحات َُ ط َرت َ ِم ْس
mengganti ketika terjadi
Mengapa kamu tidak kekliruan dalam
menggunakan menyebutkan kata
penggarismu, ُ dengan kata yang lain
ُ penghapusmu?
ُِ ْال ِم ْس َم
ُ ار َُعلَى ُار
َُ طَ ص ْقنَاُاْ ِِل َ أَ ْل
ُم َ ْال ِم ْر
ُِ س ُِ س ُِمُ ْال ِم ْس َم
ُ ار َ ِب ْال ِم ْر
11
Saya melekatkan
bingkai dengan
ُ pensil, paku
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tabi’ atau Tawabi’ (jamak) menurut bahasa adalah pengikut. Tawabi’
adalah kata benda (isim) yang mengikuti kata-kata sebelumnya (matbu’)
dalam i’rob (marfu’, manshub, dan majrur). Adapun isim tabi’ yang
mengikuti matbu’ ada 4 macam; na’at (sifat), ‘athof (perbandingan), taukid
(penegas), dan badal (pengganti).
B. Saran
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca tentang
tawabi’ dan dengan makalah ini semoga pembaca bisa memahami
mengenai tawabi’.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun penulisan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
13