Anda di halaman 1dari 23

A.

JENIS KEGIATAN
Jenis kegiatan pada Ujian Sekolah Non Tulis 1 mata Pelajaran PRAKARYA Tahun
Pelajaran 2023-2024 adalah “Diskusi Kelompok dengan Metode Presentasi dan Diskusi
Panel.”

B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Memahami pengetahuan tentang jenis, karakter, dan teknik pengolahan bahan berbasis
media campuran.
3.4 Memahami pengetahuan tentang prinsip perancangan, pembuatan dan penyajian produk
kerajinan dari bahan bahan berbasis media campuran yang kreatif dan inovatif.
3.3 Menganalisis dasar-dasar sistem elektronika analog, elektronika digital, dan sistem
pengendali.
3.4 Menganalisis penerapan sistem pengendali elektronik.

C. TOPIK
Topik yang akan dijadikan sebagai pembahasan pada diskusi kelompok yang selanjutnya
akan di presentasikan adalah sebagai berikut:
1. Kerajinan Berbasis Media Campuran

2. Elektronika Dasar

D. SUB MATERI
Berdasarkan topik yang terpilih berikut ini adalah pengembangan submateri yang akan
dijadikan sebagai fokus pembahasan oleh setiap kelompok:

1. Kerajinan Berbasis Media Campuran Batu dengan ……….

2. Kerajinan Berbasis Media Campuran Kayu dengan ……….

3. Kerajinan Berbasis Media Campuran Logam dengan ……….

4. Kerajinan Berbasis Media Campuran Plastik dengan ……….

5. Elektronika Dasar

6. Elektronika Analog

7. Elektronika Digital

8. Sistem Pengendali

*) Catatan: sub materi 1 s/d 4 perlu disempurnakan terlebih dahulu.


E. LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN
Berikut ini tahapan kegiatan Ujian Sekolah Non Tulis 1:
Tahap 1 : a. Menyusun kelompok diskusi (8 kelompok/kelas).
b. Membaca dan Mencari Literatur terkait materi yang telah
diperoleh kelompok masing-masing di buku paket siswa dan
sumber lain.
Tahap 2 : a. Diskusi kelompok untuk membuat Rumusan Masalah.
b. Diskusi kelompok untuk membuat Tujuan berdasarkan Rumusan
Masalah.
c. Diskusi kelompok pembagian tugas untuk presentasi.
d. Diskusi kelompok terkait persiapan presentasi.
Tahap 3 : a. Penyerahan Laporan dalam bentuk Makalah.
b. Presentasi Kelompok (40 menit/kelompok).
c. Diskusi panel.

F. KETENTUAN-KETENTUAN
1. Ketentuan Presentasi
a. Durasi presentasi adalah 40 menit tiap kelompok.
b. Presentasi terdiri dari Pembukaan, Pembahasan Materi, Pemberian Tanggapan dan
Tanya Jawab (direkomendasikan untuk diadakan termin).
c. Penyediaan salindia dipersilahkan.
d. Penyediaan media atau alat peraga sangat direkomendasikan.
e. Setiap siswa yang melakukan presentasi menggunakan identitas (yang telah
disepakati).
f. Hal-hal yang belum diatur akan diatur kemudian.
2. Ketentuan Laporan
a. Laporan hasil diskusi disajikan dalam bentuk Makalah (format makalah terlampir).
b. Format penulisan menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12.
c. Ukuran kertas A4 dengan margin kanan, kiri, atas, bawah 2 cm.
d. Ukuran spacing maksimal 1,5.
e. Makalah dijilid rapi (warna tidak ditentukan).
G. ASPEK PENILAIAN
Indikator yang akan dinilai pada Ujian Sekolah Non Tulis kali ini meliputi penilaian
diskusi yang terdiri dari kesesuain materi, kerapihan berpakaian, kesiapan presentasi, gaya
bicara dan interaktif saat diskusi panel, juga penilaian kesesuain pembuatan Laporan dalam
bentuk Makalah.
Lampiran

CONTOH
MAKALAH
CONTOH
MAKALAH
KERAJINAN BERBASIS MEDIA CAMPURAN
LOGAM DENGAN KULIT

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sekolah


Mata Pelajaran ....................... yang diampu oleh
.....................................

Logo sekolah

oleh
MUHAMMAD .........................
MUHAMMAD ..............................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
(KELAS IX ...)

SMP NEGERI 6 CIBITUNG


2024
CONTOH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Self-
esteem ini. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw,
keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman, aamiin.
Penulis sangat menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki,
meskipun demikian penulis berusaha dengan sekuat daya untuk menyusun makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Dr. H. Beni Yusepa G. P., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Kajian Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan dan
nasehat sehingga makalah ini dapat terselesaikan, juga kepada berbagai pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya
dan dunia pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Januari 20....

Penulis
CONTOH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Self-esteem Matematis................................................................ 3
B. Jenis Self-esteem .......................................................................................... 4
C. Hubungan Self-esteem dalam Pembelajaran Matematika ............................ 4
D. Indikator Self-esteem Matematis .................................................................. 5
E. Instrumen Self-esteem Matematis ................................................................ 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
CONTOH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata
Pelajaran Matematika lingkup pendidikan dasar menyebutkan bahwa mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan rumusan diatas dapat dilihat bahwa poin 1 sampai 4 mengarah
pada aspek kognitif seperti pemahaman, koneksi, penalaran, pemecahan masalah,
dan komunikasi matematis. Sedangkan poin 5 lebih mengarah pada pentingnya
aspek afektif dalam mempelajari matematika dan menyelesaikan masalah. Adapun
salah satu aspek kemampuan afektif yang harus dimiliki siswa adalah self-esteem.
Menurut Muijs & Reynolds (2008) self-esteem yang rendah memiliki efek
yang merugikan terhadap prestasi belajar siswa. Self-esteem sangat penting untuk
dimiliki siswa karena ketika dalam diri siswa telah terbentuk self-esteem yang tinggi
maka siswa akan selalu optimis serta tidak mudah putus asa dalam meghadapai
permasalahan belajarnya. Sebaliknya, siswa yang memiliki self-

1
CONTOH
2

esteem matematis yang rendah akan memandang dirinya lemah, tidak mempunyai
gairah hidup, tidak berdaya, dan tidak mampu berbuat apa-apa dalam menghadapi
berbagai masalah matematis. Namun pada kenyataanya masih didapatkan kasus
dimana self-esteem siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian
Pujiastuti (2013) bahwa self-esteem matematis siswa SMP tergolong masih rendah.
Penelitian yang melibatkan 125 siswa tersebut mengungkapkan bahwa rerata skor
self-esteem matematis yang diperoleh siswa mencapai 43 dan skor tertingginya
hanya mencapai 54, sementara skor maksimal idealnya adalah 80.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: NNNNNNN
1. Apa pengertian self-esteem Matematis?
2. Apa saja jenis self-esteem?
3. Apa hubungan self-esteem dengan pembelajaran matematika?
4. Apa saja indikator self-esteem Matematis?
5. Bagaimana bentuk instrumen self-esteem Matematis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian self-esteem Matematis
2. Untuk mengetahui jenis self-esteem
3. Untuk mengetahui hubungan self-esteem dengan pembelajaran matematika
4. Untuk mengetahui indikator self-esteem Matematis
5. Untuk mengetahui bentuk instrumen self-esteem Matematis

NNNNNNNNNNNNN
CONTOH
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Self-esteem Matematis


Self-esteem (harga diri) adalah suatu respon atau evaluasi seseorang
mengenai dirinya sendiri terhadap pandangan orang lain mengenai dirinya dalam
interaksi sosialnya (Bonner dan Coopersmith dalam Irawati, 2012). Alkatib (Julita,
2016) juga mengatakan self-esteem adalah penilaian kelayakan terhadap diri sendiri
yang dinyatakan dalam sikap seseorang. Rosenberg (Fadillah, 2012) mengatakan
bahwa self-esteem merupakan salah satu komponen dari self-concept yang
didefinisikannya sebagai keseluruhan pemikiran dan perasaan individu berkenaan
dengan dirinya sebagai suatu objek. Barnabas (Wahyuni, 2012) menyatakan bahwa
self-concept memiliki tiga komponen utama yaitu:
1. Self-ideal (diri ideal) adalah sosok seperti apa yang paling diinginkan seseorang
untuk menjadi dirinya di segala bidang kehidupannya.
2. Self-image (citra diri), bagian ini menunjukkan bagaimana seseorang
membayangkan dirinya sendiri.
3. Self-esteem (harga diri) adalah seberapa besar seseorang menyukai dirinya
sendiri.
Rosenberg (Hendriana, 2017) menyatakan bahwa penghargaan diri adalah
keseluruhan penilaian positif dan negatif seseorang dalam menghargai diri sendiri
baik menghargai kelebihan ataupun kekurangan yang dimilikinya. Menurut
Fadillah (2012), siswa yang memandang dirinya lemah dan tak bisa berbuat apa-
apa, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik hidup, merupakan siswa
yang memiliki self-esteem rendah dan biasanya mereka akan cenderung bersikap
pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya
Fadillah (2012) mengatakan siswa dengan self-esteem yang tinggi akan terlihat
penuh percaya diri, optimis dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga
terhadap kegagalan yang dialaminya.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat didefinisikan bahwa self-esteem
matematis adalah penilaian siswa terhadap dirinya sendiri tentang kemampuan,
keberhasilan, kemanfaatan dan kebaikan diri mereka sendiri dalam matematika.
3
CONTOH
4

B. Jenis Self-esteem
Vardianingsih (2017) ada dua jenis self-esteem yaitu Unhealty Self-esteem
dan Healthy Self-esteem. Self-esteem yang rendah atau tidak sehat pada anak
ditandai dengan tidak adanya keinginan melakukan sesuatu hal yang baru, anak
selalu berkata negative atas kemampuan yang dimilikinya misalnya “Saya bodoh!”,
“Saya tidak pernah belajar dengan baik”. Ciri yang lainnya adalah anak tidak
memiliki toleransi, frustasi, dan pesimis. Sedangkan pada anak yang memiliki self-
esteem yang sehat ditandai dengan senang memelihara hubungan dengan yang lain,
aktif dalam kelompoknya, menyenangkan dalam berhubungan sosial, mampu
menemukan solusi ketika peluang menipis, memahami kekuatan dan kelemahannya
serta memiliki sikap optimis.
Siswa yang memiliki self-esteem tinggi atau self-esteem yang sehat pada
umumnya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi pula untuk dapat
melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka biasanya bersungguh-
sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani dan selalu berupaya memperbaiki
kekurangan dan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat
berbeda dengan siswa yang rendah self-esteem nya atau yang tidak memiliki self-
esteem. Umumnya mereka enggan atau bermalas-malasan melakukan tugas gerak
karena merasa khawatir atau tidak percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya,
tidak bekerja keras memperbaiki kekurangannya dan merasa cukup dengan apa
yang sudah dilakukannya.

C. Hubungan Self-esteem dalam Pembelajaran Matematika


Fadillah (2012) mengatakan bahwa siswa dikatakan mempunyai self-esteem
yang rendah jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak dapat
berbuat apa-apa, tidak memiliki kemampuan, cenderung merasa dirinya selalu
gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Siswa
dengan self-esteem rendah akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan
dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan,
namun lebih sebagai halangan, ia akan mudah menyerah sebelum berusaha dan jika
ia gagal, maka ia menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang
lain. Sebaliknya siswa dengan self-esteem yang tinggi akan terlihat lebih optimis,
CONTOH
5

penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap
kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun
lebih menjadikannya sebagai pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Siswa
dengan self-esteem yang tinggi akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-
hal yang positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan di masa yang akan
datang. Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
cenderung membuat siswa putus asa terhadap pelajaran matematika. Siswa
menganggap selamanya ia tidak akan bisa meraih suatu prestasi yang baik dalam
pelajaran matematika. Saat siswa berhadapan dengan permasalahan matematika, ia
berputus asa dan menganggap bahwa ia tidak bisa untuk menyelesaikan sebelum ia
berusaha secara maksimal untuk menyelesaikan masalah matematika tersebut.
Sikap seperti ini akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan siswa dalam
proses belajarnya.

D. Indikator Self-esteem Matematis


Adapun indikator self-esteem matematis dalam pembelajaran matematika
adalah sebagai berikut (Rohaeti, 2012):
a. Penilaian siswa tentang kemampuan dirinya dalam matematika
1) Menunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuannya pada pelajaran
matematika
2) Menunjukkan keyakinan bahwa dirinya mampu memecahkan masalah
matematis
b. Penilaian siswa tentang keberhasilan dirinya dalam matematika
1) Menyadari adanya kekuatan dan kelemahan diri dalam matematika
2) Menunjukkan rasa bangga ketika berhasil dalam pelajaran matematika
c. Penilaian siswa tentang kemanfaatan dirinya dalam matematika.
Menunjukkan rasa percaya diri bahwa dirinya bermanfaat untuk teman dan
keluarganya dalam matematika
d. Penilaian siswa tentang kebaikan dirinya dalam matematika
1) Menunjukkan sikap yang positif dalam belajar matematika
2) Menunjukkan kesungguhan dalam memecahkan masalah matematis
CONTOH
6

3) Menunjukkan kemauan dalam belajar matematika karena keinginannya


sendiri bukan dipengaruhi orang lain.

E. Instrumen Self-esteem Matematis


Berdasarkan indikator self-esteem yang telah disebutkan, berikut disajikan
kisi-kisi dan butir skala self-esteem:
Tabel 1. Kisi-kisi dan Butir Skala Self-esteem

No Pernyataan SS S TS STS
Indikator: Menunjukkan rasa percaya diri
A. terhadap kemampuannya pada pelajaran
matematika
Saya memiliki kemampuan yang tinggi dalam
1.
matematika (+)
Saya tidak memiliki sesuatu yang dibanggakan
2.
dalam matematika (-)
Saya merasa gagal dalam pembelajaran
3.
matematika (-)
Indikator: Menunjukkan keyakinan bahwa
B. dirinya mampu memecahkan masalah
matematis
Saya yakin dapat menyelesaikan masalah
4.
matematika (+)
Ketika mulai memecahkan masalah
5. matematika, saya berpikir akan gagal
menyelesaikan masalah tersebut (-)
Saya dapat menyelesaikan masalah matematika
6.
sebaik teman-teman yang lain (+)
Indikator: Menyadari adanya kekuatan dan
C.
kelemahan diri dalam matematika
Saya menyadari kekuatan dan kelemahan saya
7. dalam matematika sehingga saya mengetahui
cara belajar matematika yang baik (+)
Saya bingung apa yang diperlukan agar dapat
8.
belajar matematika dengan baik (-)
Indikator: Menunjukkan rasa bangga ketika
D.
berhasil dalam pelajaran matematika
Saya merasa bangga ketika mendapat nilai yang
9.
bagus dalam pelajaran matematika (+)
Saya merasa bangga ketika dapat menyelesaikan
10.
masalah matematika yang sulit (+)
Ranking yang tinggi dalam pelajaran
11. matematika adalah sesuatu yang berharga untuk
saya (+)
CONTOH
7

No Pernyataan SS S TS STS
Saya tenang saja dengan prestasi belajar
12.
matematika saya yang kurang baik (-)
Saya apatis berapa pun nilai matematika yang
13.
saya peroleh (-)
Indikator: Menunjukkan rasa percaya diri
E. bahwa dirinya bermanfaat untuk teman dan
keluarganya dalam matematika
Saya dapat membantu anggota keluarga saya
14. ketika mereka membutuhkan bantuan belajar
matematika
Saya dapat membantu teman saya ketika mereka
15.
membutuhkan bantuan belajar matematika
Indikator: Menunjukkan sikap yang positif
F.
dalam belajar matematika
Saya belajar matematika agar nilai saya dalam
16. pelajaran matematika lebih baik dari siswa lain
(+)
Saya pasif bertanya atau menjawab ketika
17. mengikuti pembelajaran matematika di kelas (-
)
18. Saya belajar matematika tanpa target apapun (-)
Saya belajar matematika sekedar memenuhi
19.
tugas saja (-)
Saya mempersiapkan diri dengan matang ketika
20.
menghadapi tes matematika (+)
Saya kurang persiapan dalam menghadapi tes
21.
matematika (-)
Indikator: Menunjukkan kesungguhan
G.
dalam memecahkan masalah matematis
Saya bersungguh-sungguh untuk dapat
22.
memecahkan masalah matematika (+)
Saya mengelak memecahkan masalah
23.
matematika yang sulit (-)
Ketika menemukan masalah matematika yang
24. menarik, saya resah sebelum dapat
memecahkannya (+)
Ketika saya gagal memecahkan masalah
25. matematika dalam waktu 10-15 menit, saya
tinggal saja (-)
Indikator: Menunjukkan kemauan dalam
H. belajar matematika karena keinginannya
sendiri bukan dipengaruhi orang lain.
Saya menyelesaikan masalah matematika
26.
karena kemauan saya sendiri (+)
CONTOH
8

No Pernyataan SS S TS STS
Saya belajar matematika karena kemauan
27.
sendiri (+)
Saya belajar matematika karena pengaruh orang
28.
lain
Saya memerlukan dorongan guru untuk
29. melakukan yang terbaik dalam belajar
matematika
30. Saya belajar matematika karena diajak teman
Sumber: Hendriana, H. Rohaeti, E. E., Sumarmo, U. (2015)
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
CONTOH
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita tahu bahwa salah satu aspek kemampuan afektif yang harus dimiliki
siswa adalah self-esteem. Self-esteem dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Masih rendahnya self-esteem siswa tampak pada rendah dirinya siswa untuk
mengemukakan pendapat dan kemampuannya. Oleh karena itu dibutuhkan
pembelajaran yang baik untuk meningkatkan self-esteem siswa, agar siswa lebih
menyenangi pelajaran matematika dan dapat menyelesaikan masalah matematika
dengan baik. Dengan demikian tidak akan ada siswa yang merasa dirinya tidak
mampu lagi dalam menyelesaikan masalah matematika serta dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.

B. Saran
Aspek afektif siswa harus diperhatikan juga karena dapat memperngaruhi
kemampuan matematis siswa. Oleh karena itu guru memiliki peran yang penting
dalam pembentukan dan meningkatkan self-esteem siswa, khususnya self-esteem
matematis siswa melalui pembelajaran yang diterapkan dengan cara memberikan
tanggung jawab kepada siswa dan kesempatan untuk berkontribusi secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa akan merasa dihargai dan lebih
menyenangi pelajaran matematika sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah
matematika dengan baik.
CONTOH
DAFTAR PUSTAKA
Fadillah, S. (2012). Meningkatkan Self-esteem Siswa SMP dalam Matematika melalui
Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended. Jurnal Pendidikan MIPA, 13, ISSN 1411-
2531.
Irawati, N dan Hajat, N. (2012). Hubungan antara Harga Diri (Self-esteem) dengan Prestasi
Belajar pada Siswa SMKN 48 Di Jakarta Timur. Ecana Sains,10(2)
Julita. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi Matematis dan
Self-esteem Siswa Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Universitas Pendidikan
Indonesia. Tersedia: repository.upi.edu
Muijs, D., & Reynolds, D. (2008). Effective teaching (3nd ed). London: SAGE Publication.
Pujiastuti, H. (2014). Pembelajaran inquiry co-operation model untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, dan self-esteem matematis siswa SMP.
Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Rohaeti, T. (2012). Pendekatan Problem Posing pada Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Self-esteem Siswa Sekolah
Menengah Atas. Tesis SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
The Morris Rosenberg Foundation. (2008).The Rosenberg Self-esteem Scale. University of
Maryland. Tersedia: http://www.bsos.umd.edu/socy/Research/rosenberg.htm.
Vardianingsih E. (2017). Self-esteem dalam Pembelajaran Matematika (Self-esteem in
Mathematics Education). EDUSCOPE (Jurnal Pendidikan, Pembelajaran dan
Teknologi), 3(2), 2502-3985.
A. JENIS KEGIATAN
Jenis kegiatan pada Ujian Sekolah Non Tulis 2 mata Pelajaran PRAKARYA Tahun
Pelajaran 2023-2024 adalah “Membuat Buku Resep Olahan Pangan Hasil Peternakan dan
Perikanan”.
B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Menganalisis prinsip perancangan, pembuatan, penyajian, dan pengemasan bahan pangan
setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan menjadi produk pangan jadi siap
konsumsi yang ada di wilayah setempat.
3.4 Menganalisis rancangan pembuatan, penyajian, dan pengemasan bahan hasil samping dari
pengolahan hasil peternakan atau perikanan.

C. INDIKATOR
1. Peserta didik dapat membuat rancangan pembuatan produk pangan yang
berpotensi untuk kewirausahaan dilingkungan sekitar peserta didik.
2. Peserta didik dapat menjelaskan alat dan bahan, teknik serta langkah-langkah
pembuatan produk pangan secara sistematis
3. Peserta didik dapat menjelaskan keunggulan dari produk pangan yang telah dibuat
dan melakukan refleksi untuk manfaat yang dapat peserta didik peroleh di masa
depan

D. LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN


Berikut ini tahapan kegiatan Ujian Sekolah Non Tulis 2:
Tahap 1 Membuat Rancangan Resep Olahan Pangan Hasil Peternakan dan
Perikanan
▪ Tugas bersifat Individu
▪ Dikerjakan di buku tulis masing-masing siswa
▪ Indikator yang perlu muncul diantaranya:
Nama Olahan
Jenis Bahan (Hasil Peternakan / Hasil Perikanan *pilih salah satu)
Bahan Utama
Bahan Tambahan
Jenis Olahan (Makanan Siap Konsumsi/Setengah Jadi *pilih salah satu)
Teknik Pengolahan
Kemasan
Nilai Gizi
Daya Tarik
Tahap 2 Menyajikan Resep Olahan Pangan Hasil Peternakan dan Perikanan
▪ Karya bersifat Individu
▪ Karya dibuat dengan ketentuan 85% buatan tangan (bukan digital)
▪ Jenis kertas dan ukuran kertas yang digunakan untuk pembuatan karya
ditentukan berdasarkan kesepakatan kelas (setiap siswa harus sama jenis
dan ukuran kertasnya)
▪ Desain karya sesuai dengan kreasi masing-masing
▪ Konten yang harus dimuat dalam karya diantaranya:
Nama Olahan Pangan
Alat dan Bahan
Langkah-Langkah Proses Pembuatan
Identitas Pembuat Karya
▪ Durasi pembuatan karya selama 2 pekan terhitung sejak penginformasian
pembuatan proyek
Tahap 3 Membuat Buku Resep Olahan Pangan Hasil Peternakan dan Perikanan
▪ Karya bersifat Proyek Kelas
▪ Proyek kelas akan dikelola oleh tim yang telah dibentuk
▪ Tim yang akan dibentuk meliputi:
Koordinator
Tim Penulis
Tim Editorial
Tim Desain
Tim Produksi
▪ Urutan Buku:
1. COVER
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI
4. PENDAHULUAN
5. ISI (KUMPULAN RESEP SETIAP SISWA)
6. HALAMAN AUTHOR
7. PENUTUP
▪ Waktu penyerahan proyek pada 4 Maret 2024
E. JOBDESC TIM
Koordinator ▪ Terdiri dari 1 orang
▪ Bertanggung jawab atas keseluruhan kerja Tim
▪ Melakukan laporan progres secara continue
Tim Penulis ▪ Terdiri dari 12 orang
▪ Membuat Kata Pengantar
▪ Membuat Daftar Isi
▪ Membuat Pendahuluan
▪ Membuat Penutup (bagian belakang buku)
Tim Editorial ▪ Terdiri dari 8 orang
▪ Mengecek seluruh bagian buku
▪ Memberikan evaluasi atau rekomendasi perbaikan isi buku
(konsultasi bersama guru)
▪ Membuat halaman author (berisi foto siswa dan nama)
Tim Desain ▪ Terdiri dari 12 orang
▪ Mendesain halaman Kata Pengantar
▪ Mendesain halaman Daftar Isi
▪ Mendesain halaman Pendahuluan
▪ Mendesain halaman Penutup
Tim Produksi ▪ Terdiri dari 7 orang
▪ Membuat cover
▪ Membuat halaman berisi susunan tim
▪ Menggabungkan seluruh bagian buku menjadi satu

F. PENILAIAN
Indikator yang akan dinilai pada Ujian Sekolah Non Tulis “Membuat Buku Resep
Olahan Pangan Hasil Peternakan dan Perikanan” meliputi penilaian ketepatan konten pada
halaman resep, dan keaktifan dalam kerjasama tim.
Lampiran
CONTOH PENYAJIAN RESEP DALAM BENTUK KARYA

CONTOH HALAMAN AUTHOR

*) berisi foto dan nama masing-masing siswa pembuat karya (gambar diatas hanya contoh, desain bebas)

Anda mungkin juga menyukai