Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vanessa

NIM : 11210110
Kelas : 5PAK51
RINGKASAN TUSG
Teori etika normative pemangku kepentingan membantu menjelaskan pendekatan pelaporan
manajemen dan perusahaan karena :

- Berpendapat bahwa semua pemangku kepentingan mempunyai hak atas perlakuan


yang adil terlepas dari seberapa jauh atau dekatnya pemangku kepentingan
tersebut dengan bisnis
- Peduli dengan tanggung jawab organisasi dan tidak menganggap bahwa hak-hak
Masyarakat harus dipengaruhi oleh isu-isu (seperti seberapa besar kekuasaan
yang mereka miliki)
- Berpendapat bahwa semua pemangku kepentingan harus mendapatkan manfaat
dari keberadaan organisasi dan hak serta kepentingan satu kelas
- Menyatakan bahwa hak-hak utama tenrtentu (misalnya kondisi kerja yang aman)
yang seharusnya tidak pernah dilanggar
- Memberikan rekomnedasi tentang bagaimana manajemen harus bertindak

Teori legitimasi berpendapat bahwa agar suatu perusahaan dapat terus eksis, perusahaan
harus bertindak kongruensi sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

Teori legitimasi merupakan alat untuk menjelaskan :

- Perilaku organisasi dalam melaksanakan dan mengembangkannya


- Pengungkapan informasi sosial dan lingkungan secara sukarela
 Untuk memenuhi kontrak sosialnya
 Memungkinkan pengakuan atsa tujuan mereka dan kelangsungan hidup dalam
lingkungan yang gelisah dan bergejolak

Karakteristik organisasi dengan setiap fase dari model enam fase

1. Fase 1 mawakili salah satu ujung dari sebuah kontinum Dimana terdapat penolakan
aktif dari organisasi-organisasi yang telah menolak perlunya keberlanjutan dan
tetap
mempertahankan fokus utama maksimalisasi keuntungan, yang mencerminkan
pendekatan eksploitasi kepada masyarakat, pekerja dan lingkungan.
2. Organisasi yang berada pada fase 2 belum memberikan responsa tau kemajuan
menuju keberlanjutan terutama karena manajemen memandang keberlanjutan sebgai
hal yang tidak dapat dicapai biaya yang tidak perlu dan mengabaikan kekhawatiran
pemangku kepentingan.
3. Fase 3 memiliki dua level
 Tingkat pertama dari fase 3 ini dikenal sebgai strategi introvert dan
menunjukkan keputusan organisasi untuk mengelola dan mengurangi risiko dengan
berfokus pada su-isu keberlanjutan yang mewakili risiko ligitasi
 Tingkat kedua dari fase 3 dikenal sebagai strategi ekstrovert dimana
pengaturan diri adalah tindakan yang lebih disukai sebagai strategi untuk menentang
pemaksaan peraturan.
4. Organisasi-organisasi yang menunjukkan peningkagtan apresiasi terhadap isu-isu
keberlanjutan telah bertansisi ke fase keempat di mana terdapat penekanan pada
penghematan biaya energi (dan sumber daya tak terbarukan lainnya) melalui
strategi efisiensi (produktivitas).
5. Ketika keberlanjutan menjadi bagian dari misi dan strategi inti organisasi, fase
kelima dilaksanakan dan fokusnya adalah pada strategi pertumbuhan jangka panjnag
dengan menggunakan inisiatif keberlanjutan sebagai strategi siferensiasi inovasi.
6. Fase ke enam adalah ujung lain dari kontinum dan mewakili keseluruhan
ideologi keberlanjutan.

Mengapa onrganisasi ingin fokus pada fake 4 dan 5 keberlanjutan/

 Untuk menetapkan keberlanjutan/serangkaian praktik yang sesuai untuk fase tersebut


 Untuk mencapai keunggulan kompetitif

Apa saja yang termasuk dalam ABW?

1. Reorganisasi tempat kerja (atau kantor)


2. Hot desks
3. Ruang pertemuan klien dan ruang kerja bersama
4. Komponen teknologi canggih dan perangkat pendukungnya
5. Akses aplikasi
6. Diperlukan strategi untuk mendorong karyawan bekerja lebih produktif

Alasan mengapa banyak organisasi mengadopsi ABW:

 Peningkatan kolaboratif staff, produktivitas, dan efisien


 Fleksibilitas di mana dan bagaimana seorang karyawan memilih untuk bekerja
 Penguangan daya, penggunaan kertas, dan biaya property
 Peningkatan lingkungan kerja dan kepuasan kerja
 Kebebasan dan pilihan bagi staff
 Menghancurkan fokus silo dan pengembangan lingkungan
 Pekerjaan masa kini dan praktik fokus tim
 Menjadi perusahaan pilihan yang menarik calon karyawan berkualitas tinggi

Anda mungkin juga menyukai