melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna dihancurkan/ dibuang
2. tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orangtua. 3.Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Seperti disebutkan pada KGK 2352 yaitu :” Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan membangkitkan kenikmatan seksual. “Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang Mengajar Gereja dalam tradisinya yang panjang dan tetap sama maupun perasaan susila umat beriman tidak pernah meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai satu tindakan yang sangat bertentangan dengan ketertiban” 4. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal. Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang disebutkan dalam Humanae Vitae 12, tidak dipenuhi dengan normal. 5. menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan normal,Mungkin, yang paling jelas adalah ajaran Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Evangelium Vitae 14/ The Gospel of Life yang mengatakan demikian: “Bermacam teknik reproduksi buatan [seperti bayi tabung] yang kelihatannya seolah mendukung kehidupan, dan yang sering dilakukan untuk maksud demikian, sesungguhnya membuka pintu ancaman terhadap kehidupan. Terpisah dari kenyataan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima secara moral, karena hal itu memisahkan pro- creation dari konteks hubungan suani istri, teknik-teknik yang demikian mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi: tidak hanya dalam hal pembuahan (fertilisasi) tetapi juga dari segi perkembangan embryo, yang mempunyai tingkat resiko kematian yang tinggi, umumnya di dalam jangka waktu yang pendek. Lagipula, jumlah embryo yang dihasilkan sering lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk implantasi ke dalam rahim wanita itu, dan “spare-embryo” [embryo cadangan] ini lalu dihancurkan atau digunakan untuk penelitian yang dengan dalih ilmu pengetahuan atau kemajuan ilmu kedokteran, pada dasarnya merendahkan kehidupan manusia pada tingkat “materi biologis” semata yang dapat dibuang begitu saja.” Sebaliknya menurut keilmuan, kegiatan bayi tabung dapat memberi banyak keuntungan misalnya membantu pasangan tidak subur menghasilkan keturunan, membantu pasangan untuk memilih jenis kelamin keturunan yang akan dihasilkan dengan memilih sel sperma yang memiliki kromosom tertentu, dapat membantu pasangan yang menginginkan keturunan kembar sebab dengan proses bayi tabung akan berpeluang besar mempunyai anak kembar, membantu para ilmuwan untuk melestarikan hewan yang terancam punah (dengan cara menghasilkan keturunan melalui proses bayi tabung dengan sel dari hewan yang tersedia.).