Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RANCANGAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

STUDI DOKUMENTASI

Dosen Pengampu : Dr (Clin Pharm). Apt Dedy Almasdy. M.Si

Nama Mahasiswa : Jihan Shasika Rani

No BP : 2321012006

PROGRAM STUDI PASCASARJANA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen pada matakuliah Rancangan Penelitian dan
Analisis Data. Makalah ini berisikan tentang studi dokumentasi pada penelitian.
Penulis menyadari banyak kekurangan terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini dan
untuk penulisan makalah selanjutnya.
Demikian penulisan makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, semoga bermanfaat
bagi pembaca dan bernilai ibadah. Penuli memohon maaf apabila ada kesalahan atas makalah
ini. Saran yang diberikan penulis ucapkan terimakasih.

Padang, Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Definisi Studi Dokumentasi ....................................................................................... 3
2.2 Macam-Macam dan Jenis Dokumen ........................................................................... 4
2.3 Posisi Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif...................................................... 5
2.4 Penggunaan Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif ............................................ 6
2.5 Kajian Isi Dokumen ................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap


permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan,
kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan
sebagai suatu kebijakan demi kesejahteraan bersama. Masalah dalam penelitian kualitatif
bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan (Sugiono, 2007).
Pada penelitian kualitatif dapat terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan
diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian
sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian tidak berubah, (2) masalah yang
dibawa peneliti setelah memasuki lokasi penelitian berkembang, artinya masalah yang telah
disusun sebelumnya bisa diperluas/diperdalam namun tidak terlalu banyak perubahan sehingga
judul penelitian cukup disempurnakan, (3) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki
lapangan berubah total sehingga harus menggganti masalah sebab judul proposal dengan judul
penelitian tidak sama,membuat adanya perubahan judul penelitian.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah
memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang lebih
baik, karena dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya
mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan
berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif
adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala
tersebut peneliti dapat menentukan variable-variabel yang akan diteliti. Gejala itu bersifat
holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi (1) aspek
tempat – place, (2) aspek pelaku – actor, (3) aspek aktivitas – activity, yang ketiganya
berinteraksi secara sinergis.
Dalam metodologi penelitian kualitatif, ada berbagai metode pengumpulan
data/sumber yang biasa digunakan paling sedikit ada empat strategi pengumpulan data dengan
multi-metode dalam penelitian kualitatif, yaitu dengan observasi partisipatif, wawancara
mendalam, studi dokumen dan artefak, serta teknik pelengkap.

1
Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan
(sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter
tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan
tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan studi dokumen?
2. Apa tujuan dan manfaat dari studi dokumenter ?
3. Berapa macam jenis dari studi dokumenter itu?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari studi dokumenter.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan manfaat studi dokumenter itu
3. Untuk mengetahui jenis-jenis studi dokumenter.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Definisi Studi Dokumen

Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian
dari kata dokumen ini menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan para ahli
dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai
kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-
petilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat
negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut,
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas
berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang
bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London, (1997; 104)
menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang
meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit,
yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang
meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang,
konsesi, hibah dan sebagainya.
Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah dokumen yang
dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun
oleh seseorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.
Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan menurut Robert C.
Bogdan seperti yang dikutip Sugiyono (2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik bahwa dokumen merupakan
sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,
gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi
proses penelitian.

3
2.2 Macam-Macam dan Jenis Dokumen
Menurut Burhan Bungin (2008; 122) bahan dokumen itu berbeda secara gradual
dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan yang diterbitkan sedangkan
dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan
dokumenter. Mengenai bahan-bahan dokumen tersebut, Sartono Kartodirdjo (dikutip oleh
Bungin, 2008; 122) menyebutkan berbagai bahan seperti; otobiografi, surat pribadi, catatan
harian, momorial, kliping, dokumen pemerintah dan swasta, cerita roman / rakyat, foto, tape,
mikrofilm, disc, compact disk, data di server / flashdisk, data yang tersimpan di web site, dan
lainnya.
Dari bahan-bahan dokumenter di atas, para ahli mengklasifikasikan dokumen ke
dalam beberapa jenis diantaranya;
a. Menurut Bungin (2008; 123); dokumen pribadi dan dokumen resmi
 Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku harian, surat pribadi, &
otobiografi.
 Dokumen Resmi terbagi dua: pertama intern; memo, pengumuman, instruksi,
aturan lembaga untuk kalangan sendiri, laporan rapat, keputusan pimpinan,
konvensi; kedua ekstern; majalah, buletin, berita yang disiarkan ke mass
media, pemberitahuan. (termasuk dalam klasifikasi di atas, pendapat lexy
Moleong dan Nasution)
b. Menurut Sugiyono (2005; 82), berbentuk tulisan, gambar, dan karya
 Bentuk tulisan, seperti; catatan harian, life histories, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan, dan lainnya.
 Bentuk gambar, seperti; foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.
 Bentuk karya, seperti; karya seni berupa gambar, patung, film, dan lainnya.

c. Menurut E. Kosim (1988; 33) jika diasumsikan dokumen itu merupakan sumber data
tertulis, maka terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan tak resmi
 Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh
lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber resmi
formal dan sumber resmi informal.

4
 Sumber tidak resmi, merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh
individu tidak atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak resmi
formal dan sumber tak resmi informal.

2.3 Posisi Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif


Metode dokumenter merupakan salah satu jenis metode yang sering digunakan dalam
metodologi penelitian sosial yang berkaitan dengan teknik pengumpulan datanya. Terutama
sekali metode ini banyak digunakan dalam lingkup kajian sejarah. Namun sekarang ini studi
dokumen banyak digunakan oleh lapangan ilmu sosial lainnya dalam metodologi
penelitiannya, karena sebagian besar fakta dan data sosial banyak tersimpan dalam bahan-
bahan yang berbentuk dokumenter. Oleh karenanya ilmu-ilmu sosial saat ini serius menjadikan
studi dokumen dalam teknik pengumpulan datanya.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau
human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan
manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen
yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai narasumber
yang dapat menjawab pertanyaan. Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan /
menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya
Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip
wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data
tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini
dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut
pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya
bersifat induktif. Selain itu, di dalam penelitian kualitatif juga dikenal tata cara pengumpulan
data yang lazim, yaitu melalui studi pustaka dan studi lapangan.
Studi pustaka (berbeda dengan Tinjauan Pustaka) dilakukan dengan cara mengkaji
sumber tertulis seperti dokumen, laporan tahunan, peraturan perundangan, dan diploma/sertifikat.
Sumber tertulis ini dapat merupakan sumber primer maupun sekunder, sehingga data yang diperoleh
juga dapat bersifat primer atau sekunder. Pengumpulan data melalui studi lapangan terkait dengan
situasi alamiah. Peneliti mengumpulkan data dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi
lapangan, misalnya mengamati (observasi), wawancara mendalam, diskusi kelompok (Focused group
discussion), atau terlibat langsung dalam penilaian.
5
Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau
informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis
kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat
bermanfaat karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana penelitian.
Peneliti dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan nilai-
nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti. Pengumpulan data perlu didukung pula dengan
pendokumentasian, dengan foto, video, dan VCD. Dokumentasi ini akan berguna untuk
mengecek data yang telah terkumpul. Pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara bertahap
dan sebanyak mungkin peneliti berusaha mengumpulkan. Maksudnya, jika nanti ada yang
terbuang atau kurang relevan, peneliti masih bisa memanfaatkan data lain. Dalam fenomena
budaya, biasanya ada data yang berupa tatacara dan perilaku budaya serta sastra lisan.

2.4 Penggunaan Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif


Studi dokumen menjadi metode pelengkap bagi penelitian kualitatif, yang pada
awalnya menempati posisi yang kurang dimanfaatkan dalam teknik pengumpulan datanya,
sekarang ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari teknik pengumpulan data dalam
metodologi penelitian kualitatif. Meskipun, metode observasi dan wawancara menempati
posisi dominan dalam penelitian kualitatif, metode dokumenter sekarang ini perlu
mendapatkan perhatian selayaknya, dimana dahulu bahan dari jenis ini kurang dimanfaatkan
secara maksimal.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif:
 Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai.
 Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk
mempelajarinya.
 Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat,
yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
 Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
 Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
 Merupakan bahan utama dalam penelitian historis.

Dokumen sebagai sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama
untuk menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Lebih lanjut Moleong (2007; 217)
memberikan alasan-alasan kenapa studi dokumen berguna bagi penelitian kualitatif,
diantaranya;

6
1. Karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong.
2. Berguna sebagai bukti (evident) untuk suatu pengujian.
3. Berguna dan sesuai karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir, dan
berada dalam konteks.
4. Relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hanya membutuhkan waktu.
5. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh
pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Prosedur Pengumpulan Dokumen


1. Mengidentifikasi tipe dokumen yang dapat memberikan informasi yang berguna

2. Mempertimbangkan dokumen publik dan dokumen pribadi sebagai sumber informasi


untuk penelitian kualitatif.
3. Mencari izin untuk menggunakannya dari individu berwenang
4. Jika di dalam penelitian menuntut untuk meminta partisipan untuk membuat catatan
harian, berikan intruksi spesifik tentang prosedurnya.
5. Periksa akurasi, kelengkapan, dan kegunaannya dalam menjawab pertanyaan penelitian
kualitatif.
6. Mencatat informasi dari dokumen.

2.5 Kajian Isi Dokumen (Content Analysis Document)


Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa yang disebut analisa isi. Cara
menganalisa isi dokumen ialah dengan memeriksa dokumen secara sistematik bentuk-bentuk
komunikasi yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk dokumen secara obyektif. Kajian isi
atau content analysis document ini didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk keperluan
mendeskripsikan secara objektif, sistematis dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi.
kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk
menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.
Prinsip dasar dari kajian isi, menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007; 220-
221) memiliki lima ciri utama, yaitu:
1. Prosesnya harus mengikuti aturan. Aturan itu sendiri haruslah berasal dari kriteria
yang ditentukan, dan prosedur yang ditetapkan.
2. Prosesnya sistematis.
3. Prosesnya diarahkan untuk menggenerealisasi.

7
4. Mempersoalkan isi yang termanifestasikan
5. Menekankan analisis secara kuantitatif, namun hal tersebut dapat pula dilakukan
bersama analisis kualitatif.
Masalah otentisitas dokumen (kritik ekstern) berupaya menjawab tiga pertanyaan
penting, yaitu
1. Apakah sumber tersebut memang sumber yang kita kehendaki?
Singkatnya apakah sumber tersebut palsu atau tidak. Bisa dikaji dengan meneliti
tanggal, materi yang dipakai seperti tinta, pengarang, tulisan tangan, tanda tangan,
materai, jenis huruf.
2. Apakah sumber itu asli atau turunan?
Digunakan analisis sumber. Jaman dulu cara menggandakan sebuah dokumen
dengan menyalin lewat tulisan tangan, berbeda dengan sekarang menggunakan mesin
fotocopy dan teknologi komputer dan scanner.
3. Apakah sumber itu utuh atau sudah berubah.
Digunakan kritik teks, seperti yang banyak digunakan para ahli filologi.
Langkah selanjutnya menurut Kosim, melakukan kritik intern yang bertugas
menjawab pertanyaan Apakah kesaksian yang diberikan oleh sumber itu kredibel / dapat
dipercaya. Langkah-langkah untuk menjawabnya sebagai berikut;
1. Mengadakan penilaian intrinsik (yang hakiki) terhadap sumber. Dimulai dengan
menentukan sifat dari sumber, lalu menyoroti pengarang sumber tersebut.
2. Komparasi dengan kesaksian dari berbagai sumber.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan


menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil
karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan
utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan
dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian
adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Adapun pemanfaatan studi dokumentasi saat ini oleh para peneliti (terutama ilmuwan
sosial dalam penelitian kualitatif) sudah selayaknya lebih diperhatikan dan dioptimalkan
penggunaannya, sebab ternyata banyak sekali sumber informasi yang tersimpan dalam banyak
bahan dan jenis dokumenter. Informasi dalam bahan dan jenis dokumenter ini sangat kaya,
sehingga penggaliannya (eksplorasi) sumber data lewat metode dokumentasi akan sangat
membantu kredibilitas hasil penelitian.
Tetapi ada yang mesti diperhatikan secara sungguh-sungguh dalam studi dokumentasi
ini, yaitu penguasaan dan pemahaman mengenai teknik pengkajian isi dari dokumen yang akan
dijadikan sumber data. Meski studi dokumentasi hanya menjadi pelengkap dalam metodologi
penelitian kualtatif, tetapi kesalahan atau ketidakakuratan dalam kajian isi dokumen itu sendiri,
akan menyebabkan tingkat kredibilitas hasil penelitian dipertanyakan, meski tidak menjadikan
laporan penelitian tidak valid.

3.2 Saran
 Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap para pembaca dapat memahami
materi yang dibahas dalam makalah ini serta member manfaat bagi pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kenca

Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History; A Primer of Historical Method (terjemahan


Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Renier, G.J. 1997. History its Purpose and Method (terjemahan Muin Umar). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

10
REVIEW ARTIKEL

Judul Artikel : Comparing public policies impacting prescribing and medication


management in primary care in two Canadian provinces
Journal : Health Policy

Publisher : Elsevier

Author : Sara Allin, Elisabeth Martin, David Rudoler, Michael Church Carson,
Agnes Grudniewicz, Sydney Jopling, Erin Strumpf

Tahun terbit artikel : 4 June 2021


Indeks Scopus : Q1

11
PENDAHULUAN

Permasalahan polifarmasi dan penulisan resep yang tidak tepat dalam sistem Kesehatan
menjadi perhatian di banyak negara, termasuk Kanada. Polifarmasi atau penggunaan banyak
obat sekaligus oleh pasien, dapat meningkatkan risiko efek samping dan interaksi obat, pada
kondisi tertentu dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien dan hasil kesehatan.

Penelitian ini berfokus pada dua provinsi terpadat di Kanada, yaitu Ontario dan Quebec
dan memahami bagaimana kebijakan publik di kedua provinsi ini dalam mengatasi masalah
polifarmasi dan penulisan resep yang tidak tepat. Para penulis meninjau berbagai kebijakan
dan inisiatif yang telah diperkenalkan selama dua dekade pertama abad ke-21, dengan tujuan
untuk memahami sejauh mana masalah ini telah menjadi target kebijakan dan apa dampaknya
terhadap manajemen obat dalam perawatan primer.

METODE

Para peneliti menggunakan dokumen kebijakan berupa undang-undang, regulasi


profesional, strategi dan kerangka kerja yang relevan dengan manajemen obat dan perawatan
primer untuk mengumpulkan data di Ontario dan Quebec pada tahun 2000-2018. Pencarian
online menggunakan kata kunci terkait perawatan primer, obat-obatan, dan perawatan berbasis
tim di dalam situs web organisasi yang relevan. Daftar kata kunci dan organisasi diperiksa oleh
dua pustakawan Universitas McGill. Mesin pencari khusus dibuat menggunakan alat
Pencarian Google, dan operator Boolean digunakan untuk mengelompokkan kata kunci secara
sistematis agar dapat dicari secara bersamaan.

 Kriteria inklusi: dokumen-dokumen pada tanggal publikasi antara tahun 2000 dan
2018; diterbitkan oleh pemerintah provinsi (Ontario atau Quebec), badan yang
independen dari pemerintah, atau asosiasi profesional medis atau farmasis; dan
berfokus pada perawatan primer serta pengelolaan resep/obat.

 Pencarian awal menghasilkan 356 dokumen di kedua provinsi, dan setelah menerapkan
kriteria inklusi dan eksklusi memasukkan 36 dokumen dari Ontario dan 59 dari Quebec
dalam analisis.

12
Analisis Dokumen

 Tahap pertama  mengumpulkan data dari dokumen, seperti sumber, tahun


diterbitkan, tujuan dan detail terkait polifarmasi, manajemen obat atau pemberian
resep.
 Tahap kedua  mengelompokkan dokumen berdasarkan target (seperti kualitas,
akses, keselamatan), tuas (seperti undang-undang, informasi/ strategi, pendanaan),
dan fokus pada pemberian resep/manajemen obat dalam perawatan primer.

HASIL

 Dua provinsi, Ontario dan Quebec, memiliki kebijakan inti terkait manajemen obat
dalam perawatan primer yang mencakup:

 Peran apoteker dalam tim perawatan primer;

 Inisiatif peningkatan kualitas; dan

 Pengembangan teknologi informasi.

 Dokumen yang diambil juga menggambarkan pembentukan model perawatan


primer berbasis tim, yaitu Family Health Teams (FHTs - Ontario) dan Family
Medicine Groups (FMGs - Quebec).

Perbedaan dokumen kebijakan Family Health Teams (FHTs-Ontario) dan Family Medicine
Groups (FMGs-Quebec)

Perbedaan FHTs-Ontario FMGs-Quebec

Fleksibilitas dalam hal lebih fleksibel Kurang Fleksibel


struktur, ukuran, dan
komposisi,

Jumlah dokter dan pasien lebih banyak Lebih sedikit

Populasi yang dilayani 25% dari populasi. lebih dari 60% populasi
Quebec

Gaji Dokter FFS kurang dari 50% dari Sebagian besar adalah fee-
pendapatan dokter for-service (FFS),

13
Praktek Dokter Praktek pribadi Klinik milik publik dengan
dokter bergaji, praktek
pribadi, dan model campuran
keduanya

Berkembangnya peran apoteker dalam tim perawatan primer

Peran spesifik apoteker termasuk memberi saran kepada dokter dan profesional
kesehatan tentang penggunaan obat yang optimal dan terlibat dalam pendidikan pasien seputar
penggunaan obat dan/atau terapi mereka untuk mendorong manajemen pengobatan pasien.
Selain itu, pasien yang terapi obatnya memerlukan pemantauan ketat, penyesuaian signifikan
atau tindak lanjut yang kompleks, termasuk polifarmasi, diidentifikasi di antara mereka yang
paling bisa mendapatkan manfaat dari kolaborasi antara dokter perawatan primer mereka dan
apoteker.

KESIMPULAN

 Perbandingan kebijakan di Ontario dan Quebec untuk meningkatkan resep yang


sesuai di perawatan primer
 Ada tiga area fokus utama:

1. Menggunakan sumber daya seperti farmasis untuk meningkatkan keahlian


klinis;

2. Mendukung peningkatan kualitas melalui pendidikan dan informasi tentang


kinerja, terutama terkait resep opioid di ontario; dan

3. Berinvestasi dalam teknologi informasi untuk komunikasi dengan farmasis


dan melihat riwayat obat pada catatan pasien.

 Dampak dari upaya ini terhadap kualitas perawatan dan hasil pasien sedang
diteliti, dan penelitian masa depan dapat membandingkan temuan ini dengan
kebijakan di yurisdiksi lain untuk menemukan praktik yang efektif dalam
meningkatkan manajemen obat di perawatan primer.

14

Anda mungkin juga menyukai