NIM : 19014102058
Adapun jenis pelanggaran HAM dibagi menjadi dua yakni pelanggaran ringan dan
pelanggaran berat. Pelanggaran ringan berupa melakukan pengancaman, pencemaran nama
baik seseorang, atau kekerasan dalam rumah tangga. Pelanggaran berat menurut Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM berupa kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
Upaya menyelesaikan pelanggaran HAM baik ringan maupun sedang tidaklah mudah, pasti
ada hambatan, baik secara teknik maupun politis. Adapun bentuk upaya mencegah terjadinya
pelanggaran HAM yakni dengan menanamkan suatu hal fundamental misalnya menanamkan
kepribadian kepada anak. Selain itu harus mengajarkan apa saja hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh anak agar mengerti hak dan kewajiban bukan hanya menuntuk haknya saja.
Peran pemerintah dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak asasi
manusia serta mengedukasi apa saja jenis pelanggaran HAM. Hal tersebut dilakukan agar
masyarakat lebih cerdas dalam mengamati suatu tindakan yang berujung pada kasus
pelanggaran HAM. Disamping itu pemerintah dapat membentuk Komisi Hak Asasi Manusia
yang berwenang melakukan perdamaian kepada pihak bermasalah dan menyelesaikan
masalah secara konsultasi maupun negoisasi.
1. Kasus pelanggaran HAM dikeluarga “seorang anak dilarang untuk menuntut ilmu”
Menuntut ilmu merupakan kewajiban seorang anak sebagaimana program wajib belajar 12
tahun. Pada kenyataannya banyak orang tua yang mengabaikan hal tersebut dengan
memutuskan anaknya untuk berhenti sekolah dan lebih baik membantu mereka bekerja
diladang atau sawah bahkan ada juga yang dipaksa nikah usia muda karena faktor
ekonomi. Padahal pendidikan sangatlah penting untuk masa depan anak dalam
menghadapi era globalisasi dan persaingan kerja semakin ketat.
2. Kasus pelanggaran HAM disekolah “Bullying (penindasan secara sengaja dengan tujuan
menyakiti yang dilakukan secara terus menerus)
Bullying bentuknya bermacam misalnya menyerang fisik dan mental, menyebarkan gosip,
mengacuhkan orang lain dengan sengaja. Bullying terjadi karena ketidakseimbangan
antara pelaku dengan korban, dimana pelaku biasanya memiliki masalah keluarga, stres
atau trauma. Dampak korban yang sering di-bully adalah rendahnya rasa percaya diri,
depresi, terisolasi dari lingkurannya, bahkan bunuh diri yang menyebaban sulit percaya
kepad orang lain sampai berakhir menyalahkan diri sendiri.