Anda di halaman 1dari 6

189

Buana Sains Vol 6 No 2: 189-193, 2006

IDENTIFIKASI KADAR HEMOGLOBIN DARAH KAMBING


PERANAKAN ETAWAH BETINA DALAM KEADAAN BIRAHI

I Gede Putu Kasthama 1) dan Eko Marhaeniyanto 2)


1) Dinas Peternakan dan Kehewanan, Kota Kediri
2) PS Produksi Ternak, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
This research was conducted at Field Laboratory of Animal Husbandry Tribhuwana
Tunggadewi University. The aim of this research was to identify the hemoglobin level of
female Etawah crossbreed goat in estrus phase. Ten female Etawah crossbreed goats
with live weight 40,05 ± 2,67 kg were used in this research 5 kg King Grass and 0,8 kg
concentrate were given a day during the research. For estrus synchronization, it was
used double injection of PGF2α with interval 11 days. Method used in this research was
a case study with purposive sampling. Parameters measured in this research were: 1)
hemoglobin level, 2) sign of estrus, 3) estrus cycle. The result of this research showed
that female Etawah crossbreed with hemoglobin level 11,30 – 12,20 gm/100 ml in
blood had good performance in estrus with normal estrus cycle.

Key words: hemoglobin level, sign of estrus, estrus cycle

Pendahuluan 1992). Menurut Frandson (1996), siklus


birahi dibedakan menjadi dua fase yaitu
Produktivitas kambing sangat
fase folikular, yaitu masa perkembangan
dipengaruhi oleh daya reproduksi yang
folikel mulai dari folikel primer,
dipengaruhi oleh efisiensi reproduksi.
sekunder, tersier sampai folikel de Graaf
Salah satu faktor yang mempengaruhi
(fase ini meliputi proestrus dan estrus).
efesiensi reproduksi adalah lamanya
Fase luteal yaitu fase setelah terjadinya
siklus reproduksi, yang meliputi fase
ovulasi hingga terbentuk dan
birahi, fertilisasi, kebuntingan, dan
berfungsinya korpus luteum (fase ini
diakhiri dengan kelahiran. Fase birahi
meliputi metestrus dan diestrus).
merupakan fase yang harus
Kambing betina yang sedang birahi
diperhatikan, karena ini menjadi proses
akan memperlihatkan gejala diantaranya
awal dari siklus reproduksi. Apabila fase
selalu gelisah, mengembik terus,
birahi mengalami gangguan, maka akan
mengibas-kibaskan ekornya, vulva
terjadi keterlambatan dalam keseluruhan
membengkak, dan keluar lendir dari
siklus reproduksi. Fase birahi yang baik
vagina, dan terkadang muncul perilaku
akan menunjukkan gejala yang jelas
menaiki temannya (Hafez, 1987).
dengan siklus yang normal dan teratur
Namun tanda-tanda tersebut tidak
(Partodiharjo, 1992).
selalu muncul dengan jelas pada saat
Satu siklus birahi terbagi menjadi
kambing birahi. Terkadang kambing
empat fase, yaitu: proestrus, estrus,
mengalami kondisi anestrus, yaitu tidak
metestrus, dan diestrus (Partodihardjo,
190
Buana Sains Vol 6 No 2: 189-193, 2006

tampaknya tanda-tanda birahi. Kondisi oksigen dibawa dari paru-paru ke


silent estrus, subestrus, hipoestrus semua jaringan jaringan.
menunjukkan tingkat kelemahan tanda- Hemoglobin pada vertebrata melalukan
tanda estrus, yang mengakibatkan 2 fungsi pengangkutan penting (1)
perpanjangan jarak antar dua kelahiran pengangkutan oksigen, dan (2)
anak. Hal ini yang menjadi salah satu pengangkutan karbondioksida dan
sebab rendahnya efisiensi reproduksi berbagai proton dari jaringan ke organ
(Subroto dan Tjahayati, 2004). respirasi, selanjutnya diekresi keluar
Kondisi birahi yang baik yang (Murray, 2003)
ditandai dengan munculnya gejala yang Menurut McDowell (1972) ternak
jelas dengan siklus yang normal, sangat didaerah tropis sering mengalami kadar
dipengaruhi oleh keseimbangan hemoglobin yang rendah, kemungkinan
hormon-hormon reproduksi dan secara disebabkan karena kekurangan mineral,
tidak langsung juga dipegaruhi oleh adanya parasit, dan juga karena stres
kadar hemoglobin kambing tersebut. yang disebabkan oleh panas. Padahal
Sesuai dengan pendapat McDowell hemoglobin yang rendah bisa menjadi
(1972) bahwa pada seekor sapi betina faktor yang menentukan tingkat
kadar hemoglobin dibawah 9,8 g/100 reproduksi ternak didaerah tropis.
ml darah menyebabkan tidak timbulnya Berdasarkan hal tersebut perlu
gejala birahi dan perkawinan berulang. kiranya dilakukan identifikasi terhadap
Sapi betina dengan kadar hemoglobin kadar hemoglobin darah kambing betina
10,6 gm/100 ml darah akan yang normal pada saat birahi, sehingga
menunjukkan penampilan reproduksi bisa memperlihatkan gejala birahi yang
yang normal, tetapi sapi betina dengan jelas dengan siklus yang normal dan
kadar hemoglobin kurang 9,0 g/100 ml teratur.
darah tidak menunjukkan tanda-tanda
birahi (McDowell, 1972). Bahan dan Metode
Hemoglobin adalah molekul yang
sangat komplek, yang terbentuk dari Materi yang digunakan dalam penelitian
empat molekul heme yang ini adalah 10 ekor kambing PE
berkombinasi dengan satu molekul (Peranakan Etawa) betina, dengan berat
globin (Greisheimer and Wiedeman, badan 40,05 ± 2,67 kg. Pakan yang
1971). Hemoglobin merupakan protein diberikan berupa hijauan (rumput
heme yang mengandung besi serta Gajah) sebanyak 5 kg/ekor/ hari atau
mempunyai peranan penting dalam setara dengan 0,72 kg BK. Total pakan
fisiologi vertebrata (Murray, 2003). yang diberikan adalah 1,77 kg BK, yaitu
Menurut Johnson et al. (dalam Murray, sekitar 4 dari bobot badan kambing.
2003) hemoglobin adalah senyawa Bahan yang digunakan dalam penelitian
protein komplek yang terdiri dari zat ini antara lain PGF2α (merek Glandin
besi (C3032 H4816 O872 N780 S8 Fe4) yang N buatan Lohlann Animal Health) yang
mempunyai ikatan kuat dengan oksigen mengandung 5 mg dinprost/1 ml,
dan membentuk oksihemglobin. Pearce alkohol, kapas, es batu, label, HCl 0,1
(2002) menyatakan bahwa hemoglobin N, aquadestilata, air. Alat-alat yang
adalah protein yang kaya akan zat besi digunakan antara lain: Spuit, vacutainer
dan memiliki afinitas (daya gabung) yang sudah diberi 0,5 g anti koagulan
dengan oksigen untuk membentuk EDTA (ethylene diamin tetra acetic acid),
oksihemoglobin didalam sel darah Hemoglobinometer (yang terdiri dari
merah, dimana melalui fungsi ini maka tabung sahli, pipet sahli, standart warna
191
IGP Kasthawa dan E. Marhaeniyanto / Buana Sains Vol 6 No 2: 189-193, 2006

sahli), gelas ukur, pipet tetes, tali. karena kekurangan mineral, adanya
Penelitian dilaksanakan dengan metode parasit, dan juga karena stress yang
studi kasus, yaitu cara pemecahan disebabkan oleh panas (McDowell,
masalah yang dilakukan secara intensif, 1972). Kekurangan zat besi, vitamin E,
terperinci, mendalam terhadap suatu dan vitamin B6 dalam pakan dapat
objek atau gejala tertentu (Arikunto, menyebabkan penurunan produksi
2002). Pengambilan sampel dilakukan hemoglobin (Siegmund, 1979). Kadar
dengan purposive sampling, dimana hemoglobin dalam darah antara 11,30 –
pemilihan sampel didasarkan pada 12,20 g/100 ml (normal), dapat
kriteria-kriteria, antara lain: pernah diartikan bahwa kambing tersebut
beranak, bobot badan antara 35-45 kg, dalam kondisi yang sehat. Hal ini
tidak dalam kondisi birahi atau bunting, dipengaruhi oleh pakan yang diberikan
dipelihara secara intensif (terisolasi dari secara rasional, yaitu sudah memenuhi
pejantan). Dalam penelitian ini untuk kebutuhan nutrisi kambing baik secara
materi kontrol digunakan pendekatan kualitas maupun secara kuantitas,
literatur. Agar terjadi berahi secara terutama sudah memenuhi kebutuhan
bersamaan maka dilakukan sinkronisasi protein dan mineral (besi) yang sangat
birahi dengan penyuntikan PGF2α dibutuhkan dalam pembentukan sel
secara intra muscular (im), yang diberikan darah merah dan hemoglobin dalam
2 kali dengan selang 11 hari atau hari sumsum tulang. Selain itu lingkungan
ke-12 setelah penyuntikan pertama, hal yang serasi dan tidak adanya ganggunan
ini sesuai dengan laporan Tambing et parasit (seperti cacing dan caplak), serta
al.(2001). Untuk analisis kadar ketinggian tempat juga mempengaruhi
hemoglobin darah menggunakan kadar hemoglobin. Semakin tinggi
metoda Sahli. Parameter penelitian tempat maka kandungan oksigen
meliputi: (1). Kadar hemoglobin darah, semakin sedikit, sehingga dibutuhkan
(2) Gejala birahi dan (3) Siklus birahi. produksi hemoglobin oleh sumsun
Data yang diperoleh berupa kadar tulang yang lebih banyak untuk
hemoglobin darah dihitung rata-rata dan memenuhi kebutuhan oksigen jaringan
standart deviasi, dan kemudian dianalisis Pada penelitian ini kambing yang
secara deskriptif. digunakan sebagai sampel berada pada
ketinggian ± 500 m dpl. Hasil
Hasil dan Pembahasan pengamatan tanda-tanda birahi setelah
perlakuan sinkronisasi birahi dengan
Kadar hemoglobin darah penyuntikan PGF-2α tertuang dalam
Dari hasil analisis kadar hemoglobin Tabel 1, sedangkan hasil analisis kadar
dalam darah kambing betina adalah hemoglobin darah kambing PE betina
antara 11,30 – 12,20 g/100 ml. Kadar dalam kondisi birahi disajikan dalam
hemoglobin ini termasuk dalam kategori Tabel 2.
normal. Sesuai dengan pendapat
Siegmund (1979) bahwa kadar Gejala birahi
hemoglobin dalam darah kambing yang Kambing PE betina dengan kadar
normal adalah 8-14 g/100 ml darah. hemoglobin 11,30 –12,20 g/100 ml
Kadar hemoglogin dalam darah sangat darah pada saat birahi, ternyata mampu
dipengaruhi oleh pakan dan juga menunjukkan gejala birahi yang jelas.
lingkungan. Kadar hemoglobin yang Gejala yang muncul antara lain gelisah,
rendah, kemungkinan disebabkan mengembik terus, mengibas-kibaskan
192
IGP Kasthawa dan E. Marhaeniyanto / Buana Sains Vol 6 No 2: 189-193, 2006

ekornya, vulva membengkak, dan keluar darah dipengaruhi oleh aktifitas


lendir dari vagina. Gejala birahi pada fisiologis dalam ovarium. Apabila
kambing sangat dipengaruhi oleh aktifitas fisiologis ovarium terganggu
keseimbangan hormon-hormon maka akan mempengaruhi produksi
reproduksi, khususnya kandungan hormon estrogen, yang berdampak pada
estrogen dalam darah yang dihasilkan rendahnya kadar estrogen dalam darah.
oleh folikel yang berkembang didalam Hal ini yang dapat mengakibatkan tidak
ovarium. Hormon estrogen paling munculnya tanda-tanda dan tingkah
banyak diproduksi oleh kelenjar laku birahi.
ovarium, sehingga kadar estrogen dalam

Tabel 1. Rataan kadar hemoglobin darah kambing PE betina pada saat birahi
Parameter Perlakuan
PGF-2α I PGF-2α II
Jumlah kambing (ekor) 10 10
Berat Badan (kg) 40.05 ± 2,67 40.05 ± 2,67
Umur (poel gigi) 3–4 3–4
Dosis PGF- 2α (ml) 1 1
Waktu birahi stlh penyuntikan (jam) 46 – 72 46 - 58
Kambing yang birahi (ekor) 8 (80%) 10 (100%)
Birahi yang sangat baik (%) 20 40
Birahi cukup baik (%) 10 60
Birahi kurang baik (%) 50 -
Tidak birahi (%) 20 -
Kadar Hemoglobin (gm/100 ml drh) 11,53±0,22 11,59±0,36

Tabel 2. Kadar hemoglobin darah kambing PE betina pada saat birahi


No kambing Kadar hemoglobin (g/100ml)
Birahi I Birahi II
1. 11,30 11,80
2 11,90 11,40
3 11,40 12,20
4 11,40 11,30
5 11,80 11,80
6 11,50 11,60
7 11,30 11,40
8 11,40 11,30
9 11,80 11,70
10 11,50 11,40
Rataan 11,53±0,22 11,59±0,36
193
IGP Kasthawa dan E. Marhaeniyanto / Buana Sains Vol 6 No 2: 189-193, 2006

Aktifitas fisiologis ovarium ini sangat penampilan reproduksiya khususnya


dipengaruhi oleh ketersediaan oksigen pada fase birahi, dapat dilakukan
dalam jaringan ovarium, dimana oksigen dengan mengetahui kadar hemoglobin
adalah suatu unsur yang selalu dalam darah kambing tersebut. Apabila
dibutuhkan oleh sel dalam metabolisme terjadi kadar hemoglobin di bawah
dalam sel (Frandson, 1996). Sehingga normal, maka dianjurkan untuk
oksigen harus selalu tersedia untuk diberikan pakan yang lebih rasional,
seluruh jaringan tubuh. Apabila kadar pengendalian terhadap parasit yang
hemoglobin dalam darah normal, maka kemungkinan menjadi penyebab
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan rendahnya kadar hemoglobin dan
(termasuk ovarium) akan terpenuhi, menciptakan lingkungan yang serasi
sehingga aktifitas fisiologis akan berjalan pada kambing.
dengan baik, termasuk dalam
memproduksi estrogen. Ketersediaan Daftar Pustaka
oksigen dalam jaringan (ovarium) ini
dipengaruhi oleh kadar hemoglobin Arikunto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
darah dimana fungsi dari hemoglobin Pendekatan Praktek. Revisi 5. Rineka
Cipta. Jakarta.
adalah mengangkut oksigen dari paru-
Frandson, R. D. 1996. Anatomi dan
paru keseluruhan jaringan Fisiologi Ternak. Edisi ke-4.
Penterjemah: Srigandono dan Praseno,
Siklus birahi K. Gadjah Mada press. Yogyakarta.
Greisheimer, E. M. and Wiedeman, M. P.
Dalam penelitian ini siklus birahi dari 1971. Physiologi and anatomy. Ninth
kambing PE betina dengan kadar edition. J.B. Lippincottt Company.
hemoglobin darah 11,30 – 12,20 g/100 Philadelphia dan Toronto.
ml adalah 20 hari dan ini termasuk Hafez, E.S.E. 1987. Reproduction in Farm
dalam kategori normal, sesuai dengan Animals. Lea & Febiger. Philadelphia.
pendapat Tomaszewska et al. (dalam McDowell, R.E. 1972. Improvement of
Tambing et al., 2001), bahwa kambing Livestock Production in Warm Climate.
W.H. Freeman and Company. San
akan mengalami birahi setiap selang
Fransisco.
waktu 18-22 hari. Panjang siklus birahi Murray, F.G. 2003. Biokimia Harper.
dipengaruhi oleh lama waktu dari tiap Penterjemah Andri Hartono. Penerbit
fase birahi yang meliputi proestrus, Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
estrus, metestrus dan diestrus. Partodihardjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi
Hewan. Cetakan ke-3. Mutiara. Jakarta.
Kesimpulan Pearce, E. C. 2002. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Dari hasil penelitian ini dapat Siegmund, O.H. 1979. The Merck
disimpulkan bahwa kadar hemoglobin Veterinary Manual . Fifth edition.
dalam darah kambing PE betina pada Merck&Co.Inc. Rahway. USA.
saat birahi adalah 11,30-12,20 g/100 ml Subroto dan Tjahayati, I. 2004. Ilmu
darah, dimana kambing dengan kadar Penyakit ternak II. Gajah Mada
hemoglobin tersebut mampu University Press. Yogyakarta.
Tambing, S.N. , Gazali M., Purwantara, B.
menunjukkan gejala birahi yang jelas
2001. Pemberdayaan Teknologi
dengan jarak antar birahi (siklus birahi) Inseminasi Buatan pada Ternak
yang normal yaitu 20 hari. Untuk Kambing. Warta Vol 1. Pusat Penelitian
mengetahui status kesehatan ternak dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
kambing dan juga untuk memperkirakan hal 1-9.
194
I

-Redaksi: Halaman ini sengaja dikosongkan-

Anda mungkin juga menyukai