Anda di halaman 1dari 120

Budidaya Tanaman Pangan

Unggulan Lokal
Di Indonesia

Oleh:
Euphrasia Susy Suhendra
Budidaya Tanaman Pangan
Unggulan Lokal
Di Indonesia

Euphrasia Susy Suhendra

Penerbit Gunadarma
2019
Judul Buku : Budidaya Tanaman Pangan Unggulan Lokal di Indonesia
Oleh : Euphrasia Susy Suhendra
Gambar Sampul : Joko Slameto
Design dan Layout : Joko Slameto
Diterbitkan pertama kali oleh : Penerbit Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100,
Pondokcina, Depok 16424
Telp. +62-21-78881112, 7863819
Faks. +62-21-7872829
e-mail : sektor@gunadarma.ac.id

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak dalam bentuk apapun sebagian atau seluruh isi
buku tanpa ijin tertulis dari penerbit.
Jakarta 2019
ISBN : 978-602-0764-12-2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga Buku Budidaya Tanaman Pangan Unggulan Lokal
di Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini merupakan pembelajaran mengenai
budi daya tanaman pangan komoditas unggulan lokal daerah-daerah di Indonesia.
Buku ini terdiri dari informasi budi daya tanaman padi, budi daya tanaman kedelai,
budi daya tanaman jagung, budi daya tanaman kacang hijau dan budi daya tanaman kacang
tanah, dilengkapi juga dengan uraian dan pembahasan taksonomi, cara menanam, hama dan
penyakit tanaman.
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih kurang sempurna dalam menjelaskan
semua informasi terkait budi daya tanaman pangan unggulan lokal, maka segala kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan sangat kami harapkan. Semoga buku ini dapat
membantu masyarakat luas dalam memahami dan mengambil keputusan budi daya, khususnya
pada tanaman pangan unggulan lokal yang ada di Indonesia.

Sekian dan terima kasih.

Jakarta, 2019
Daftar Isi
1. PADI
Pendahuluan 1
Sejarah Padi 1
Taksonomi Padi 3
Syarat Tumbuh Padi 5
Cara Menanam Padi 7
Pemilihan Benih Padi 7
Pengolahan Tanah 9
Teknik Penanaman 12
Pemeliharaan Tanaman Padi 13
Masa Panen 18
Pasca Panen 19
Hama dan Penyakit pada Tanaman Padi 20
2. KEDELAI
Pendahuluan 34
Sejarah Kedelai 34
Taksonomi Kedelai 35
Syarat Tumbuh Kedelai 37
Cara Menanam Kedelai 39
Masa Panen 48
Hama Tanaman Kedelai 49
Penyakit Tanaman Kedelai 54
3. JAGUNG
Pendahuluan 58
Sejarah Jagung 59
Taksonomi Jagung 61
Syarat Tumbuh Jagung 62
Cara Menanam Jagung 67
Masa Panen 70
Hama Tanaman Jagung 70
Penyakit Tanaman Jagung 74
4. KACANG HIJAU
Pendahuluan 78
Sejarah Kacang Hijau 78
Taksonomi Kacang Hijau 79
Syarat Tumbuh Kacang Hijau 80
Cara Menanam Kacang Hijau 81
Masa Panen 86
Hama Tanaman Kacang Hijau 88
Penyakit Tanaman Kacang Hijau 91
5. KACANG TANAH
Pendahuluan 96
Sejarah Kacang Tanah 96
Taksonomi Kacang Tanah 97
Syarat Tumbuh Kacang Tanah 98
Cara Menanam Kacang Tanah 100
Masa Panen 107
Hama Tanaman Kacang Tanah 109
Penyakit Tanaman Kacang Tanah 114
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

PADI
Pendahuluan

Gambar 1. Tanamam Padi

Padi merupakan bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Dari


padi kemudian dihasilkan beras. Beras kemudian diolah sehingga
menghasilkan nasi. Walaupun nasi dapat digantikan dengan jagung,
sagu ataupun ketela, namun penduduk Indonesia masih tetap
memilih nasi sebagai makanan pokok.

Sejarah Padi
Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang berasal dari dua
benua yaitu Benua Asia dan Benua Afrika Barat tropis dan
subtropis. Padi merupakan tanaman pangan jenis rumput
berumpun dan termasuk ke dalam genus Oryza L. Oryza L tersebar
di daerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika
dan Australia.

Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi sudah


dimulai pada 3000 tahun SM di Zhejiang (Cina). Selanjutnya fosil

Padi 1
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

butir padi dan gabah ditemukan sekitar 100-800 SM di Hastinarpur


Uttar Pradesh India. Selain ditemukan di Cina dan India, padi juga
ditemukan di Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos dan
Vietnam. Hal ini membuktikan bahwa padi dapat ditemukan luas di
wilayah Asia.

Padi berasal dari dua benua, yaitu benua asia untuk jenis Oryza
Fatua Koenig dan Oryza Sativa L dan benua Afrika tepatnya di
Afrika Barat dengan jenis Oryza Stapfii Roschev dan Oryza
Glaberima Steund.

Gambar 2. Padi Menguning

Padi yang sekarang banyak ditemukan merupakan persilangan


antara jenis Oryza Officinalis dan Oryza Sativa F Spontania.
Tanaman padi di Indonesia pada awalnya diusahakan ditanam di
tanah kering dengan menggunakan sistem ladang. Selanjutnya,
orang berusaha untuk memantapkan usahanya dengan
memberikan pengairan terhadap lahan yang curah hujannya
kurang.

2 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Taksonomi Padi

Gambar 3. Taksonomi Padi


Klasifikasi tanaman berdasarkan beberapa tingkat dari yang paling
tinggi hingga yang paling rendah. Berikut adalah klasifikasi
tanaman berdasarkan tingkatannya beserta klasifikasi tanaman
padi:

Jenis Padi
Padi yang ditanam di Indonesia memiliki dua jenis yaitu :
 Padi Gogo atau Padi Ladang

Padi 3
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Padi gogo ditanam di area yang tidak digenangi oleh air. Padi
gogo ditanam di dataran tinggi dan mendapatkan air dari curah
hujan. Lahan pasang surut juga dapat ditanami padi gogo.

Gambar 4. Padi Gogo


Berdasarkan data dari Departemen Pertanian, padi gogo di Pulau
Jawa dapat ditemukan di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, jawa
Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain di Pulau Jawa, padi
gogo juga dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

 Padi Sawah
Padi sawah merupakan padi yang ditanam di dataran rendah dan
membutuhkan pengairan secara terus menerus.

Gambar 5. Padi Sawah

4 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Syarat Tumbuh Padi

Dalam menanam padi perlu diperhatikan beberapa hal yang


mendasar agar padi dapat tumbuh dengan baik hingga masa panen
tiba. Syarat tumbuh padi berbeda untuk tiap jenis padi. Berikut
syarat tumbuh padi berdasarkan jenis padinya:

1. Padi Gogo atau Padi Ladang


Padi gogo banyak ditanam di dataran tinggi dan tidak
memerlukan pengairan buatan. Pengairan padi gogo bergantung
pada curah hujan. Padi gogo membutuhkan hujan lebih dari 200
mm per bulan minimal 4 bulan secara berturut-turut.

Gambar 6. Padi Gogo


Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus dengan struktur
lahan yang remah dan mengandung cukup air dan udara. Hal ini
dikarenakan padi gogo mendapatkan air yang berasal dari curah
hujan.

Ketebalan tanah yang diperlukan untuk menanam padi gogo adalah


25 cm dengan kondisi tanah bervariasi mulai dari berliat, berdebu
halus, berlempung halus sampai dengan tanah kasar dengan
ketersediaan air yang mencukupi. Tanah berbatu tidak disarankan
untuk digunakan menanam padi gogo jika tanahnya berbatu harus
kurang dari 50%.

Padi 5
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Perlu diperhatikan pula keasaman tanah untuk menanam padi


gogo, yaitu berkisar antara pH 4,0 hingga pH 8,0.

 Padi Sawah
Berbeda dengan padi gogo, padi sawah ditanam di lahan yang
selalu membutuhkan pengairan selama masa tanam hingga masa
panen, karena ditanam di dataran rendah.

Struktur tanah untuk menanam padi sawah adalah berstruktur


lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Tanah untuk
menanam padi sawah juga harus berlempung yang berat atau
tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan
tanah.

Gambar 7. Padi Sawah


Selain struktur tanah yang harus diperhatikan, kelembaban tanah
juga harus dijaga agar padi dapat tumbuh subur. Kelembaban tanah
untuk menanam padi sawah antara pH 4,0 hingga 7,0.
Penggenangan lahan padi sawah akan menghasilkan kelembaban
tanah menjadi pH 7,0.

6 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Cara Menanam Padi

Pemilihan Benih Padi


Sebelum menanam padi baik padi gogo ataupun padi sawah,
diperlukan pemilihan benih padi. Pemilihan benih padi dilakukan
agar padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur dan
mendapatkan hasil yang terbaik. Pemilihan benih padi untuk padi
gogo dan padi sawah memperhatikan hal berikut ini:

• enih yang baik tidak mengandung gabah hampa, potongan


jerami, kerikil, tanah dan hama gudang.
• Warna gabah sesuai dengan aslinya dan cerah.
• Bentuk gabah sesuai dengan aslinya dan tidak berubah.
• Daya perkecambahan 80%.

Setelah dipilih benih yang baik, benih tersebut kemudian


dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam selama 1 malam
di dalam air yang mengalir agar perkecambahan benih bersamaan.

Gambar 8. Benih Padi


Pemilihan benih juga harus memperhatikan hal berikut ini:
• Kesesuaiannya terhadap lingkungan tumbuh (ketinggian tempat,
iklim).
• Umur tanaman yang erat kaitannya dengan curah hujan yang ada
dan pola tanam.
• Ketahanan terhadap hama dan penyakit.
• Produktivitas.

Padi 7
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Setelah pemilihan benih padi yang baik dan unggulan, perlu juga
diperhatikan cara persemaian lahan yang akan ditanami padi.
Persemaian lahan pada padi gogo cukup dengan menaburkan benih
di lahan yang akan ditanami padi.

Sedangkan persemaian pada padi sawah harus dipersiapkan 50


hari sebelum semai. Untuk satu hektar padi sawah diperlukan 25-
40 kg benih tergantung pada jenis padinya.

Luas persemaian kira-kira 1/20 dari areal sawah yang akan


ditanami. Selanjutnya lahan persemaian tersebut dibajak dan
digaru dan dibuat bedengan sepanjang 500-600 cm dengan lebar
120 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum penyemaian ditaburi pupuk urea
dan SP-36 dengan masing-masing 10 gram/meter persegi. Benih
tersebut disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi.

Gambar 9. Tanaman Padi

Setelah persemaian dilakukan, hal yang terpenting selanjutnya


dalam menanam padi adalah pengolahan lahan. Pengolahan lahan
untuk padi gogo dan padi sawah berbeda dikarenakan syarat
tumbuh dari setiap jenis padi tersebut berbeda.

8 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Pengolahan tanah diperlukan untuk menciptakan kondisi yang


optimal bagi pertumbuhan padi dengan menciptakan
keseimbangan antara padatan, aerasi dan kelembaban tanah.

Gambar 10. Persemaian Lahan

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk padi gogo dilakukan sebelum atau


menjelang musim penghujan. Pengolahan tanah tersebut sesuai
dengan kondisi lahan yang akan ditanami padi gogo.

Hal ini dikarenakan terdapat lahan yang memerlukan pengolahan


tanah sedikit (minimum tillage) atau sama sekali tidak memerlukan
pengolahan tanah (zerro tillage). Contoh lahan yang tidak
memerlukan pengolahan tanah adalah tanah podzolik merah
Kuning di Sumatera karena memiliki tingkat kemiringan lebih dari
10%. Jika dilakukan pengolahan tanah pada lahan tersebut akan
mengakibatkan tanah menjadi lebih peka terhadap erosi, sehingga
kesuburan tanahnya menurun dan menambah biaya pengolahan
tanah.

Cara pengolahan tanah untuk padi gogo adalah sebagai berikut:

Padi 9
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

• Lahan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari


tanaman pengganggu dan rumput sambil
memperbaiki pematang dan saluran drainase.
• Tanah yang akan digunakan dibajak dua kali pada kedalaman 25-
30 cm dan posisi tanah dibalik.
• Pada waktu pembajakan kedua diberikan pula pupuk organik
sebanyak 20 ton/ha.
• Tanah digaru lalu diratakan untuk menghaluskan tanah.

Cara pengolahan tanah untuk padi gogo adalah sebagai berikut:


• Lahan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari
tanaman pengganggu dan rumput sambil
memperbaiki pematang dan saluran drainase.
• Tanah yang akan digunakan dibajak dua kali pada kedalaman 25-
30 cm dan posisi tanah dibalik.
• Pada waktu pembajakan kedua diberikan pula pupuk organik
sebanyak 20 ton/ha.
• Tanah digaru lalu diratakan untuk menghaluskan tanah.
• Tanah dibiarkan sampai hujan turun.

Untuk lahan yang tidak memerlukan pengolahan tanah digunakan


herbisida untuk mengendalikan gulma. Gulma terlebih dahulu
diletakkan di tanah atau dibakar kemudian setelah tumbuh kurang
lebih 60 cm dan tidak sedang berbunga dilakukan penyemprotan
dengan menggunakan herbisida. Takaran herbisida dengan pelarut
air antara 200-800 1/ha adalah 5-6 1/ha untuk jenis Roundup.

Gambar 11. Pengolahan Lahan

10 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Cara pengolahan lahan untuk padi sawah berbeda dengan padi


gogo. Padi sawah harus selalu dialiri air sedangkan padi gogo
bergantung pada curah hujan. Cara pengolahan lahan untuk padi
sawah adalah sebagai berikut:

• Saluran air dan sawah dibersihkan dari jerami dan rumput liar.
• Pematang diperbaiki kemudian sudut petak sawah yang sukar
dikerjakan dengan bajak dicangkul.
• Untuk membalik tanah dilakukan dengan cara membajak sawah
kemudian memasukkan bahan
organik yang ada di permukaan.
• Pembajakan sawah yang pertama dilakukan pada awal musim
tanam kemudian dibiarkan selama 2-3
hari. Selanjutnya dilakukan pembajakan kedua. Pembajakan
ketiga dilakukan 3-5 hari menjelang
tanam.
• Permukaan tanah sawah diratakan dan gumpalan tanah
dihancurkan dengan cara menggaru. Untuk
mengetahui apakah permukaan tanah sudah rata atau belum
dapat dilihat dari permukaan air di dalam
petak sawah.
Agar permukaan tanah merata pada lereng yang curam dibuatlah
teras memanjang dengan petak-
petak yang dibatasi oleh pematang.

Gambar 12. Tanaman Padi

Padi 11
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Tenik Penanaman

Penanaman pada lahan yang telah ditanami padi gogo dan padi
sawah harus dilakukan pergiliran tanaman dengan menanam
tanaman palawija.

Tumpang sari dengan tanaman semusim lainnya terkadang


dilakukan pada lahan padi gogo, hal ini untuk meningkatkan
produktivitas lahan, misalnya padi gogo dengan ubi kayu atau
kacang tanah. Sedangkan pada padi sawah, tanaman tumpang sari
yang digunakan berupa kacang-kacangan dan ditanam di pematang
sawah.
Penanaman padi gogo dilakukan pada awal musim hujan setelah
dua atau tiga kali turun hujan di bulan Oktober-November.
Penanaman padi gogo dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

• Dalam lubang tanam dengan kedalaman lubang 3-5 cm dan jarak


tanam 20 x 20 cm. Setiap lubang diisi
dengan 5-7 butir benih kemudian ditutup dengan pupuk kandang
dan abu atau debu atau tanah halus.

Gambar 13. Teknik Penanaman

• Dalam larikan dengan terlebih dahulu membuat alur tanam


dengan bantuan kayu yang berujung

12 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

runcing. Jarak antara aluran adalah 60 cm dengan kedalaman 3


cm. Benih kemudian ditaburkan ke
dalam aluran tersebut.

Penanaman padi sawah dengan penggunaan benih ditanam di


dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm atau 25 x 25 cm atau
22 x 22 cm atau 30 x 20 cm. Jarak tanam bergantung pada varietas
padi, kesuburan tanah dan musim pada saat benih ditanam.

Jarak tanam yang lebih lebar dibutuhkan untuk padi dengan jumlah
anakan yang banyak. Jarak tanam pada daerah pegunungan lebih
rapat dibandingkan daerah dataran rendah dikarenakan bibit padi
tumbuh lebih lambat. Biasanya 2-3 batang bibit ditanam pada
kedalaman 3-4 cm.

Pemeliharaan Tanaman Padi


Pemeliharaan tanaman padi diperlukan dari mulai masa tanam
hingga masa panen dapat dihasilkan panen padi yang cukup banyak
dengan kualitas yang baik. Pemeliharaan yang perlu dilakukan
untuk tanaman padi sawah adalah penjarangan dan penyulaman,
penyiangan, pengairan dan pemupukan.

Pemeliharaan pertama, yaitu dengan penjarangan dan penyulaman


padi sawah. Tanaman yang mati dilakukan penyulaman paling lama
14 hari setelah tanam. Bibit sulaman yang digunakan harus berasal
dari jenis yang sama dan merupakan bibit cadangan dari
persemaian bibit.

Gambar 14. Penjarangan dan Penyulaman Padi

Padi 13
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Pemeliharaan yang kedua adalah dengan penyiangan padi sawah.


Penyiangan padi sawah dilakukan untuk menggemburkan tanah
dengan cara mencabut rumput-rumput yang tumbuh disekitar
tanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada saat
berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat
penyiang mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau
cangkul kecil.

Gambar 15. Penyiangan Padi


Pemeliharaan ketiga adalah dengan pengairan padi sawah. Dalam
pengairan padi sawah ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan, yaitu:

• Air yang digunakan berasal dari sumber air yang telah ditentukan
oleh Dinas Pengairan/Dinas
Pertanian dimana aliran air tidak deras.
• Air harus dapat menggenangi seluruh area sawah dengan merata
• Lubang yang digunakan sebagai pemasukan dan pembuangan air
letaknya harus berseberangan
supaya air dapat merata di seluruh lahan.
• Air yang mengalir membawa lumpur dan kotoran akan
diendapkan pada petak sawah. Kotoran ini
berfungsi sebagai pupuk.

14 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

• Air yang menggenangi sawah harus memiliki ketinggian yang


telah ditentukan.

Gambar 16. Pengairan Padi

Sawah kemudian dikeringkan selama 2-3 hari setelah tanam


kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit. Ketika padi berumur
8 hari, genangan air yang mengairi sawah setinggi 5 cm.

Ketika padi berumur 8-45 hari genangan air yang mengairi sawah
setinggi 10-20 cm. Ketika padi mulai berbulir, penggenangan air
mencapai 20-25 cm dan ketika padi menguning, ketinggian air
dikurangi sedikit demi sedikit.

Pemeliharaan keempat adalah dengan memberikan pemupukan.


Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dilakukan dua
minggu sebelum masa tanam dan pada waktu pembajakan tanah
sawah. Pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah adalah
sebesar 5 ton/ha.

Padi 15
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 17. Pemberian Pupuk

Selain pupuk kandang, pupuk anorganik yang dianjurkan adalah


Urea sebanyak 300 kg/ha, TSP sebanyak 75-175 kg/ha dan KCI
sebanyak 50 kg/ha. Pupuk urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4
minggu dan 6-8 minggu setelah tanam. Pupuk urea disebarkan dan
diinjak agar terbenam di dalam lahan yang telah disiapkan.

Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum masa tanam. Cara


pemberian pupuk TSP adalah dengan disebarkan dan dibenamkan.
Sedangkan pupuk KCI diberikan 2 kali, yaitu pada saat tanam dan
menjelang keluar malai.

Pemeliharaan tanaman padi gogo dilakukan dengan cara


penyiangan dan pembumbunan, penyulaman, pemupukan padi
gogo dan waktu penyemprotan pestisida.

Pemeliharaan pertama adalah dengan cara penyiangan dan


pembumbunan padi gogo yang dilakukan dengan cara mekanis
dengan menggunakan cangkul kecil, sabit atau tangan pada saat
tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan
dilakukan pada saat penyiangan pertama dan sebelum muncul
malai sekitar 1-2 minggu setelah tanam.

Pemeliharaan kedua adalah dengan penyulaman padi gogo yang


dilakuan pada umur 1-3 minggu setelah masa tanam.

16 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 18. LahanTanaman Padi

Pemeliharaan ketiga adalah dengan pemberian pupuk pada padi


gogo. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik dan
anorganik. Pupuk organik berasal dari tanaman pupuk hijau seperti
Crotalaria Juncea yang berumur 4-6 bulan. Selain itu juga dapat
menggunakan pupuk kandang yang telah matang. Pupuk organik ini
selanjutnya dibenamkan ke dalam tanah dengan dosis 10-30
ton/ha.

Pupuk anorganik yang dapat digunakan adalah Urea sebanyak 150-


200 kg/ha diberikan dua kali, yaitu 3-4 minggu dan 8 minggu
setelah tanam, TSP sebanyak 75 kg/ha diberikan pada masa tanam
dan KCI sebanyak 50 kg/ha juga diberikan pada masa tanam.

Pemeliharaan terakhir adalah dengan melakukan penyemprotan


pestisida selama 1-2 minggu sekali atau tergantung dari intensitas
serangan.

Padi 17
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 19. Padi Menguning

Masa Panen

Tanaman padi sudah dapat dipanen apabila 95% butir padi sudah
menguning sekitar 33-36 hari setelah padi berbunga, bagian bawah
malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah sekitar
21-26% dan butir padi hijau rendah.

Cara memanen tanaman padi adalah dengan mengeringkan sawah


7-10 hari sebelum masa panen dan menggunakan sabit tajam guna
memotong pangkal batang. Selanjutnya hasil panen disimpan
dalam suatu wadah atau tempat yang telah dialasi.

Panen padi juga dapat menggunakan mesin, yaitu reaper binder


dimana akan menghemat waktu. Panen padi dapat dilakukan
selama 15 jam untuk setiap hektar dengan menggunakan cara
tradisional. Namun dengan menggunakan mesin hanya
membutuhkan waktu selama 6 jam untuk 1 hektar.

18 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Pasca Panen

Setelah masa panen, padi harus diberikan tiga perlakuan supaya


hasil beras dapat maksimal sebelum akhirnya dijual kepada
distributor beras. Perlakuan yang diberikan terhadap padi adalah
perontokan, pembersihan dan penjemuran.

Gambar 20. Panen Padi

Pada tahap pertama, yaitu perontokan, padi langsung dirontokkan


setelah panen dengan cara menginjak dan menghempas atau
membanting. Kedua cara ini dilakukan sebanyak dua kali dan didua
tempat yang berbeda. Perontokan juga dapat menggunakan
bantuan mesin perontok untuk menghemat waktu.

Tahap kedua adalah pembersihan gabah padi dengan cara diayak


atau ditapi atau juga dapat menggunakan blower manual. Kadar
kotoran yang ada tidak boleh lebih dari 3%.

Tahap ketiga atau terakhir adalah dengan menjemur gabah padi


selama 3-4 hari dimana lama penjemuran adalah 3 jam per hari
hingga kadar airnya 14%. Cara tradisional menjemur gabah padi
adalah di halaman rumah, namun jika menggunakan mesin
pengering, gabah padi yang dihasilkan akan lebih baik.

Padi 19
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penghasil padi terbesar di Pulau Jawa adalah Propinsi Jawa Barat


dengan luas panen sebesar 1,906,356.00 hektar berdasarkan data yang
didapatkan dari www.deptan.go.id.

Hama dan Penyakit Pada Tanaman Padi

Tanaman padi dapat ditanam di lahan basah atau sawah dan lahan
kering atau ladang. Karena tempatnya yang berbeda, hama dan
penyakit yang menyerang tanaman padi juga berbeda. Hama yang
menyerang pada tanaman padi adalah sebagai berikut:

Padi Sawah
Hama Putih (Nymphula Depunctalis)

Gambar 21. Hama Putih

20 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Hama putih biasanya menyerang daun bibit dengan tanda titik-titik


yang memanjang dan sejajar dengan tulang daun. Terdapat pula
ulat yang menggulung daun padi. Untuk mengendalikan serangan
hama putih pengaturan air harus selalu dijaga dengan baik,
penggunaan bibit yang sehat, dilepaskannya musuh alami dan
menggugurkan tabung daun. Selain itu juga dilakukan
penyemprotan insektisida Kiltop 50 EC atau Tomafur 3G.

Padi Trip (Trips Oryzae)


Padi trip biasanya ditandai dengan menggulungnya daun dan daun
tersebut berwarna kuning hingga kemerahan, pertumbuhan bibit
terhambat dan gabah tidak memiliki isi pada tanaman dewasa. Cara
pengendalian hama ini adalah dengan menyemprotkan insektisida
Mipein 50 WP atau Dharmacin 50 WP.

Ulat Tentara
Ulat tentara biasa dinamakan dengan Pseudaletia unipuncta, berwarna
abu-abu; Spodoptera Litura, berwarna coklat hitam; S. Exempta,
bergaris kuning.

Gambar 22. Ulat Tentara

Padi 21
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Ulat tentara merupakan hama yang memakan helai daun, sehingga


menyisakan tulang-tulang daunnya saja. Cara pengendalian hama
ini adalah dengan menggunakan cara mekanis dan menyemprotkan
insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan Agrocide.

Wereng Padi Coklat


Wereng padi coklat biasa dinamakan Nilaparvata Lugens, wereng padi
berpunggung putih (Sogatella Furcifera).Wereng ini menyerang
batang padi dengan cara menghisap cairan pada batang padi. Hama
wereng merupakan hama yang paling ditakuti oleh petani
Indonesia karena dapat menularkan virus ke tanaman padi lainnya.
Tanaman padi yang diserang oleh hama wereng ini biasanya
menjadi kuning dan mengering, terdapat sekelompok tanaman padi
yang terlihat seperti terbakar, sedangkan tanaman yang tidak
mengering menjadi kerdil.

Gambar 23. Wereng Padi Coklat

Untuk mengendalikan serangan hama wereng ini dengan


melakukan penanaman padi secara serentak menggunakan varietas
yang tahan wereng, seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dan
sebagainya. Kemudian dengan selalu membersihkan lingkungan di

22 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

sekitar padi, melepas musuh alami yang dapat memakan hama


wereng, seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah. Terakhir
dengan melakukan penyemprotan insektisida Applaud 10 WP,
Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.

Wereng Padi Hijau (Nephotettix Apicalis dan N.


Impicticep)
Wereng ini menyerang daun padi dan menghisap cairan pada daun
sehingga menyebabkan daun menjadi kering dan mati. Bekas
hisapan akan tumbuh cendawan jelaga. Selain itu, tanaman padi
yang terserang hama wereng ini akan menjadi kerdil dan bagian
pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Malai yang
dihasilkan kecil.

Walang Sangit (Leptocoriza Acuta)


Hama walang sangit yang menyerang tanaman padi, akan
menyerang pada buah padi yang masak susu. Tanaman yang
terserang hama ini akan mengakibatkan buah hampa atau
berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan rasanya
tidak enak. Pada daun tanaman terdapat bercak bekas isapan dan
buah padi menjadi berbintik hitam. Untuk mengendalikan serangan
hama ini harus dilakukan dengan penanaman padi secara
serempak, kebersihan lingkungan harus selalu terjaga, dan
mengumpulkan dan memusnahkan telur yang ada.

Gambar 24. Walang Sangit

Padi 23
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Selain itu juga perlu disemprotkan insektisida Bassa 50 EC,


Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP dan Kiltop 50 EC.

Kepik Hijau (Nezara viridula)


Hama kepik hijau menyerang batang dan buah padi. Tanaman padi
yang telah terserang hama ini akan memiliki bekas tusukan pada
batang tanaman. Pada buah padinya terdapat tanda bekas isapan
dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Untuk
mengendalikan serangan hama ini dengan mengumpulkan dan
memusnahkan telur-telurnya. Selain itu juga perlu dilakukan
penyemprotan dengan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25
WP dan Larvin 75 WP.

Penggerek Batang Padi


Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih
(Tryporhyza Innotata), kuning (T. Incertulas), bergaris (Chilo Supressalis)
dan merah jambu (Sesamia Inferens).Hama jenis ini dapat
menimbulkan kerugian besar karena menyerang batang dan
pelepah daun. Serangan hama ini mengakibatkan pucuk tanaman
menjadi layu, kering hingga berwarna kemerahan dan mudah
untuk dicabut. Selain itu, daunnya juga mengering dan seluruh
batang menjadi kering. Kerusakan yang terjadi pada tanaman muda
dinamakan dengan hama "sundep" dan pada tanaman bunting
dinamakan "beluk". Untuk mengendalikan serangan hama ini
dengan menggunakan varietas yang tahan hama, selalu menjaga
kebersihan lingkungan, sawah selalu tergenang air selama 15 hari
setelah panen supaya kepompong mati dan membakar jerami.

24 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 25. Pengerek Batang Padi


Selain itu juga dengan menyemprotkan insektisida Curaterr 3G,
Dharmafur 3G, Furadan 3G, Karphos 25 EC, Opetrofur 3G dan
Tomafur 3G.

Hama Tikus (Rattus Argentiventer)


Serangan hama tikus yang menyerang tanaman padi akan
mengakibatkan kerusakan dan produksi padi menjadi menurun.
Biasanya hama tikus menyerang batang muda (pada usia 1-2 bulan)
dan buahnya. Tanaman padi yang diserang oleh hama tikus akan
terlihat dari adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah
dan serangan hama tikus yang hebat menyebabkan di tengah petak
tidak ada tanaman. Untuk mengendalikan serangan hama tikus
diperlukan penggiliran tanaman, sanitasi yang baik, gropyokan dan
melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu. Selain itu juga
penggunaan peptisida yang tepat, intensif dan teratur dapat
mengurangi serangan hama tikus. Cara lain adalah dengan
memberikan umpan beracun, seperti seng fosfat yang dicampur
dengan jagung atau beras.

Padi 25
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Burung
Burung biasa dinamakan dengan manyar Palceus manyar, gelatik
Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides, peking L. puntulata,
bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. Ferramaya. Hama jenis
ini menyerang tanaman padi pada saat akan panen. Tanaman padi
yang terserang hama ini dapat terlihat dari tangkal buah yang patah
dan biji berserakan. Untuk mengendalikan serangan hama ini
diperlukan orang-orangan sawah atau bunyi-bunyian yang
bertujuan untuk mengusir hama ini.

Padi Gogo (Ladang)

Hama Lalat Bibit (Atherigona Oryzae)

Gambar 26. Hama Lalat

Hama ini menyebabkan kerusakan pada tanaman muda dan


menyerang anakan tanaman padi yang sedang tumbuh sehingga
anakan mati seperti terserang sundep. Anakan yang dapat bertahan
dari serangan hama ini daunnya menjadi cacat dan mudah sobek.
Biasanya tanaman padi yang terserang hama ini dapat segera pulih
namun akan mengakibatkan terlambatnya masak sekitar 7-10 hari.
Untuk mengendalikan serangan hama ini dengan menggunakan
varietas yang tahan terhadap hama ini seperti Arias dan Seratus

26 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Malam Danau. Sealin itu juga dapat menggunakan seed treatment


dengan menggunakan Larvin 75 WP atau marshall 25 ST. Kemudian
setelah tanaman berumur 7 hari dapat dilakukan penyemprotan
dengan Dekasulfan 350 EC.

Hama Lundi (Phillophaga Helleri) atau Hama Uret


Tanaman padi gogo yang terserang hama ini berasal dari larvanya.
Hama ini menyukai tanah dengan kelembaban tinggi dan tanaman
yang berakar serabut. Hama ini juga menyukai bahan organik yang
ada di dalam tanah dan akan membuat tanaman padi menjadi
kerdil dan kayu. Untuk mengendalikan serangan hama ini adalah
dengan melakukan penundaan pengolahan tanah sampai kumbang
dewasa selesai bertelur kira-kira 3 minggu setelah turun hujan.
Dengan melakukan pengolahan tanah yang dalam telur dan larva
akan menjadi terangkat ke permukaan tanah, sehingga dapat rusak
oleh sinar matahari atau musuh alaminya. Selain itu dengan
melakukan penyemprotan insektisida dengan Furadan atau
Dharmafur 3G dengan dosis 10 kg/ha dan diberikan dekat dengan
alur tanaman pada saat tanam.

Ketiga hama berikut ini merupakan hama yang juga menyerang


tanaman padi sawah, yaitu Hama wereng coklat (Nilaparvata
Lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella Furcifera),
Walang sangit (Leptocoriza Acuta) dan Hama tikus (Rattus
Argentiventer). Untuk gejala dan pengendaliannya sama dengan
hama pada padi sawah.

Penyakit Pada Tanaman Padi


Penyakit yang menyerang tanaman padi adalah sebagai berikut:

Bercak Daun Coklat

Padi 27
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 27. Bercak Daun Coklat

Penyebab penyakit bercak daun coklat adalah jamur


Helmintosporium Oryzae. Penyakit ini menyerang pelepah, malai,
buah yang baru tumbuh dan bibit baru berkecambah. Selain itu biji
menjadi bercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa
busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Untuk
mengendalikan penyakit ini dengan merendam benih yang akan
ditanam di air panas, melakukan pemupukan yang berimbang,
memilih varietas yang tahan akan penyakit ini, dan menaburkan
serbuk air raksa dan bubuk kapur dengan perbandingan 2:15.
Selain itu juga perlu dilakukan penyemprotan dengan insektisida
Rabcide 50 WP.

Blast
Penyebab penyakit ini adalah jamur Pyricularia Oryzae. Penyakit ini
menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai.
Serangan penyakit ini menyebabkan daun, gelang buku, tangkai
malai dan cabang dekat pangkal malai mulai membusuk. Akibat
serangan penyakit ini menyebabkan proses pemasakan makanan
terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Untuk mengendalikan
penyakit ini dengan membakar sisa jerami, sawah selalu tergenang
air, memilih benih dengan varietas unggul Sentani, Cimandirim IR
48, IR 36. Selain itu juga dengan memberikan pupuk N saat
pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir.
Penyemprotan dengan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50
WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP juga perlu dilakukan.

28 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Penyakit Garis Coklat Daun (Narrow Brown Leaf Spot)


Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora Oryzae. Penyakit
ini menyerang daun dan pelepah. Pada daun akan tampak garis-
garis atau bercak-bercak sempit memanjang yang berwarna coklat
sepanjang 2-10 mm. Akibat serangan penyakit ini menyebabkan
proses pembungaan dan pengisian biji menjadi terhambat. Untuk
mengendalikan penyakit ini dengan menggunakan benih padi yang
tahan terhadap penyakit ini seperti Citarum. Kemudian dengan
mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri dan menyemprotkan
fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.

Busuk Pelepah Daun

Gambar 28. Pelepah Daun yang Busuk

Penyebab dari penyakit busuk pelepah daun adalah jamur


Rhizoctonia sp. Penyakit ini menyerang pelepah daun dan pada
tanaman terlihat telah membentuk anakan dan menyebabkan
jumlah dan mutu gabah menjadi menurun. Penyakit ini tidak terlalu
merugikan secara ekonomi. Untuk mengendalikan penyakit ini
adalah dengan memilih benih padi yang tahan terhadap penyakit
ini dan menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan
seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.

Padi 29
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penyakit Fusarium
Penyebab penyakit fusarium adalah jamur Fusarium Moniliforme.
Penyakit ini menyerang malai dan biji muda. Akibatnya malai dan
biji muda menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun menjadi
terkulai dan akar membusuk. Kerusakan yang diakibatkan penyakit
ini tidak terlalu parah. Untuk mengendalikan penyakit ini dengan
merenggangkan jarak tanam dan mencelupkan benih pada larutan
merkuri.

Penyakit Noda/Api Palsu


Penyebab penyakit ini adalah jamur Ustilaginoidea Virens. Penyakit
ini menyerang malai dan buah padi yang dipenuhi oleh spora.
Dalam satu malai hanya beberapa butir saja yang terserang oleh
penyakit ini. Penyakit ini tidak menimbulkan kerugian yang besar.
Untuk mengendalikan penyakit ini dengan memusnahkan malai
yang sakit dan menyemprotkan fungisida pada malai yang sakit.

Penyakit Kresek/Hawar Daun

Gambar 29. Penyakit Kresek/Hawar Daun

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Xanthomonas Campestris pv


Oryzae. Penyakit ini menyerang daun dan titik tumbuh padi. Pada
daun akan terlihat garis-garis diantara tulang daun, garis tersebut

30 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan


mati. Serangan penyakit ini akan menyebabkan padi menjadi gagal
panen. Untuk mengendalikan serangan penyakit ini dengan
memilih benih yang tahan terhadap penyakit ini seperti IR 36, IR
46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis dan menjaga
kebersihan lingkungan. Selain itu juga dengan menggunakan
bakterisida Stablex WP.

Penyakit Bakteri Daun Bergaris/Leaf Streak


Penyebab penyakit ini adalah bakteri X. Translucens. Penyakit ini
menyerang daun dan titik tumbuh. Pada daun terdapat garis basah
berwarna merah kekuningan sehingga seperti daun habis terbakar.
Untuk mengendalikan penyakit ini dengan menanam varietas
unggul, menghindari luka mekanis, melakukan penggiliran varietas
dan menggunakan bakterisida Stablex 10 WP.

Penyakit Kerdil
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa oleh serangga
Nilaparvata Lugens. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman
padi yang menyebabkan daun menjadi pendek, sempit, berwarna
hijau kekuning-kuningan. Pada batang, batang menjadi pendek,
buku-buku pendek, anakan banyak tapi kecil. Penyakit ini sangat
merugikan petani. Penyakit ini sangat sulit untuk dikendalikan.
Namun, dapat dilakukan pencegahan dengan memusnahkan
tanaman yang telah terserang penyakit ini.

Penyakit Tungro

Padi 31
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 30. Penyakit Tungro

Penyebab penyakit ini adalah virus yang dibawa oleh wereng


Nephotettix impicticeps. Penyakit ini juga menyerang semua bagian
tanaman padi. Akibat dari penyakit ini pertumbuhan tanaman
menjadi tidak baik, daun berwarna kuning hingga kecoklatan,
jumlah tunas berkurang, pembuangan tertunda, malai kecil dan
tidak berisi. Untuk mengendalikan penyakit ini dengan menanam
padi yang tahan penyakit ini seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR
54, IR 46 dan IR 42.

32 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

KEDELAI
Pendahuluan

Gambar 31. Kedelai

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak


disukai terutama makanan olahannya seperti tahu dan tempe.
Selain kedua makanan olahan tersebut, saat ini kedelai juga sudah
diolah menjadi minuman, yaitu susu kedelai yang sarat akan
protein dan lemak.

Sejarah Kedelai
Kedelai telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM dan
merupakan tanaman asli Daratan Cina. Kedelai berasal dari
Mansjuria dan Cina Bagian Timur dikarenakan di kedua tempat
tersebut dapat ditemukan tanaman kedelai liar yang dinamakan
dengan Glycine ussuriens. Seiring dengan perkembangan
perdagangan antarnegara pada awal abad ke-19, tanaman kedelai

Padi 33
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

juga menyebar ke berbagai Negara, seperti Jepang, Korea,


Indonesia, India, Australia dan Amerika.

Di tempat asalnya, kedelai hanya digunakan sebagai makanan saja


dan belum diolah menjadi makanan tertentu. Setelah diketahui
bahwa kedelai mengandung kadar protein dan lemak yang tinggi,
barulah kedelai mulai digunakan sebagai bahan baku makanan.

Gambar 32. Pohon Kedelai

Di Indonesia, tanaman kedelai mulai dibudidayakan pada abad ke-


17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Saat ini, tanaman
kedelai banyak ditemukan di dataran rendah, seperti pesisir Utara
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo),
Lampung, Sumatera Selatan dan Bali.

Taksonomi Kedelai
Taksonomi adalah tingkatan pengelompokkan mahluk hidup baik
tanaman maupun hewan dari tingkatan tertinggi hingga terendah
dengan jenis pengelompokkan sebagai berikut:
Kingdom --> Divisio --> Classis --> Ordo --> Familia --> Genus -->
Spesies

34 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 33. Hasil Panen Kedelai

Pengelompokkan tanaman kedelai berdasarkan tingkatan tertinggi


hingga terendah adalah:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Polypetales

Familia : Leguminosae
(Papilionaceae)

Genus : Glycine

Spesies : Glycine Max L.

Padi 35
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Syarat Tumbuh Kedelai

Gambar 34. Tanaman Kedelai

Tanaman kedelai dapat tumbuh di daerah yang memiliki iklim


tropis dan subtropis. Kedelai lebih menyukai iklim yang kering
dibandingkan iklim yang lembab. Tanaman kedelai membutuhkan
curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan agar dapat tumbuh baik.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, kedelai membutuhkan
curah hujan antara 100-200 mm/bulan.

Selain iklim dan curah hujan, suhu juga menjadi salah satu syarat
tumbuh tanaman kedelai. Suhu yang dibutuhkan oleh tanaman
kedelai antara 21-34 derajat Celcius, namun suhu yang optimum
untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah 23-27 derajat Celcius.
Sedangkan suhu yang dibutuhkan untuk perkecambahan benih
kedelai adalah sekitar 30 derajat Celcius.

Pada masa panen, akan memberikan hasil yang lebih baik apabila
kedelai dipanen pada musim kemarau karena mempengaruhi
waktu pemasakan biji kedelai dan pengeringan hasil panen.

Selain berdasarkan iklim, curah hujan dan suhu, media tanam juga
perlu diperhatikan dalam menanam tanaman kedelai. Kedelai dapat
tumbuh baik dengan kondisi tanah yang tidak terlalu basah namun

36 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

ketersediaan air terjaga. Tanaman indikator bagi kedelai adalah


jagung. Apabila tanah tersebut baik ditanami jagung, maka baik
pula bila ditanami kedelai. Kedelai dapat tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah selama drainase dan aerasi tanah cukup baik.

Gambar 35. Pohon Kedelai

Bakteri Rhizobium perlu diberikan bagi tanah yang baru pertama


kali ditanami kedelai. Untuk tanah yang sudah pernah ditanami
kacang panjang tidak perlu diberikan bakteri Rhizobium. Tanah
yang berkapur atau bekas ditanami padi dapat ditanami kedelai
dan hasilnya akan lebih baik, karena kondisi tekstur tanahnya
masih baik dan tidak memerlukan pemupukan awal.

Bahan organik atau humus pada tanah juga diperlukan bagi kedelai
karena dapat memperbaiki daya olah dan merupakan sumber
makanan bagi jasad renik yang dapat membebaskan unsur hara
untuk pertumbuhan tanaman.

Tanah yang berpasir juga dapat ditanami kedelai selama air dan
unsur hara tanaman cukup bagi pertumbuhan. Sedangkan tanah
yang mengandung liat tinggi harus memiliki drainase dan aerasi
yang baik supaya tanaman tidak kekurangan oksigen dan juga tidak
tergenang air waktu hujan besar.

Padi 37
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 36. Pohon Kedelai

Keasaman tanah yang dibutuhkan sebagai syarat tumbuh kedelai


adalah dengan pH antara 5,8 sampai dengan 7,0. Namun, dengan
pH 4,5 kedelai masih dapat tumbuh sedangkan dengan pH 5,5
pertumbuhan kedelai sangat lambat karena keracunan alumunium.
Proses nitifikasi dan pertumbuhan bakteri bintil berjalan kurang
baik.

Lokasi budidaya kedelai juga perlu diperhatikan. Sebaiknya pilih


lokasi yang memiliki tanah datar sehingga tidak perlu dibuat teras-
teras dan tanggul.

Cara Menanam Kedelai

Gambar 37. Kedelai

38 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanam kedelai


seperti pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman
dan pemeliharaan tanaman kedelai.

Pembibitan

Gambar 38. Bibit Kedelai

Untuk menghasilkan kedelai dengan kualitas yang baik, sebelum


dilakukan proses penanaman, ada baiknya melakukan pemilihan
benih kedelai. Benih yang baik harus mempunyai data tumbuh yang
besar dan seragam, tidak tercemar dengan varietas lainnya, bersih
dari kotoran dan bebas dari hama penyakit.

Selain itu, diperlukan memilih benih dengan varietas unggul yang


berproduksi tinggi, memiliki umur pendek dan tidak rentan
terhadap serangan hama penyakit. Beberapa varietas unggul
kedelai adalah: Ainggit (137), Clark 63, Davros, Economic Garden,
Galunggung, Guntur, Lakon, Limpo Batang, Merbabu, No.27, No.29,
No.452, Orba, Peter, Raung, Rinjani, Shakti, Taichung, Tambora,
Tidar, TK 5, Wilis.

Setelah dilakukan pemilihan benih dengan varietas unggul, benih


harus dicampur dengan legin, suatu inokulum buatan dari bakteri
atau kapang yang ditempatkan di media biakan, tanah, kompos
untuk memulai aktifitas biologinya Rhizobium japonicum, yang

Padi 39
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

akan ditanam pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai.


Sedangkan pada tanah yang sudah pernah ditanami kedelai atau
kacang-kacangan lainnya tidak diperlukan mencampur benih
dengan legin.

Berikut adalah cara pemberian legin yang dicampur dengan


kedelai:
(1) Legin sebanyak 5-10 gram dibasahi dengan 10 cc air

Gambar 32. Kedelai yang telah diberi Legin

(2) 1 kg benih kedelai dicampur dengan legin dan dikocok hingga merata
supaya seluruh kulit biji
terbungkus dengan inokulum
(3) Benih dibiarkan sekitar 15 menit setelah diinokulasi dan selanjutnya
dapat ditanam. Benih juga dapat diangin-anginkan dulu namun tidak
lebih dari 6 jam.

Selain itu, kondisi dan lama penyimpanan benih juga harus


diperhatikan karena biji kedelai dapat turun daya tumbuhnya bila
kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan dalam ruangan bersuhu ≥
25 derajat C, dengan kelembaban ≥ 80%.

Penanaman benih untuk daya tumbuh agak condong, jarak


tanamnya diusahakan lebih panjang agar ketika tumbuh tidak
mengganggu tanaman lainnya. Untuk tipe tegak, jarak tanamnya
dapat diperpendek dan untuk daya tumbuh agak rendah dengan

40 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

menanam 3-4 biji pada tiap lubang dan juga memperpendek jarak
tanam.

Pemindahan bibit harus dilakukan dengan baik dan benar. Apabila


dilakukan dengan ceroboh akan merusak akar dari tanaman kedelai
karena dapat menghambat tumbuhnya tanaman tersebut.

Pengolahan Media Tanam

Setelah pemilihan benih kedelai dan jarak tanam sesuai dari tipe
benihnya, yang perlu diperhatikan adalah tanah yang akan
digunakan untuk menanam kedelai. Tanah yang akan digunakan
perlu dipersiapkan agar kedelai dapat tumbuh baik.

Gambar 33. Tanaman Kedelai

Persiapan tanah terdiri dari dua, yaitu untuk tanah bekas ditanami
padi rendheng tidak diperlukan pengolahan tanah (ekstensif) dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Pada sawah tadah
hujan sebaiknya dilakukan pencangkulan sebanyak 2 kali.

Setelah tanah yang akan ditanami kedelai dicangkul, bongkahan


tanah tersebut dibiarkan terangin-angin selama 5-7 hari.

Padi 41
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Selanjutnya pada pencangkulan yang ke dua dilakukan pemupukan,


pemerataan, penggemburan dan pembersihan tanah dari sisa akar.
Waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sebaiknya
diberi jarak sekitar 3 minggu.

Setelah dilakukan pencangkulan, bedengan perlu dibuat dengan


cara menggunakan cangkul atau bajak dengan lebar 50 - 60 cm dan
tinggi 20 cm. Jika akan menggunakan drainase maka jarak antara
satu drainase dengan drainase lainnya sekitar 3-4 m.

Gambar 34. Penanamam Kedelai

Setelah pembuatan bedengan, perlu juga memberikan kapur pada


tanah yang akan ditanami kedelai untuk mendapatkan hasil yang
baik. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum masa tanam dengan
dosis 2-3 ton/ha dan dapat dilakukan dengan cara menyebarkan
kapur di permukaan tanah kemudian dicampur sedalam lapisan
olah tanah sekitar 15 cm. Dengan melakukan pengapuran pada
tanah diharapkan pH tanah akan meningkat sesuai dengan yang
diinginkan pada musim tanam.

Kapur yang digunakan dapat berupa kapur halus ataupun kapur


kasar namun kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada
kapur kasar. Sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur

42 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

tembok. Pemberian kapur dilakukan setiap 3-4 tahun sekali dan


bukan pada setiap masa tanam.

Teknik Penanaman
Jarak tanam antara satu lubang dengan lubang lainnya hendaknya
diatur sehingga tanaman memperoleh ruang tumbuh yang sama
dan mudah disiangi. Jarak tanam yang biasanya digunakan adalah
30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm.

Setelah mengatur jarak tanam, pembuatan lubang dibuat sedalam


kira-kira 5 cm dengan pembajakan sesuai dengan alur bajak. Jarak
antara alur satu dengan lainnya adalah 50-60 cm sedangkan untuk
alur ganda adalah 20 cm.

Gambar 35. Teknik Penanaman Kedelai

Penanaman kedelai dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sistem


tanaman tunggal, tanaman campuran dan tanaman tumpangsari.
Pada sistem tanaman tunggal seluruh lahan ditanami oleh kedelai
agar mendapatkan hasil yang baik. Dengan sistem ini,
membutuhkan lahan kering namun cukup mengandung air.
Kelebihan lainnya adalah mempermudah pemberantasan hama dan
penyakit. Kelemahan dari sistem ini penyebaran hama dan
penyakit cukup cepat, sehingga dengan sistem ini memerlukan

Padi 43
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

perhatian yang khusus. Jarak tanam kedelai sebagai tanaman


tunggal adalah 20 x 20 cm, 20 x 35 cm atau 20 x 40 cm.

Sistem penanaman kedelai yang kedua adalah sistem tanaman


campuran. Sistem ini harus memperhatikan beberapa syarat yaitu
umur tanaman tidak boleh berbeda jauh, tanaman satu dengan
lainnya tidak memiliki sifat saling mengalahkan, jenis hama dan
penyakit harus sama atau salah satu tanaman tahan terhadap hama
dan penyakit dan tanaman yang digunakan merupakan tanaman
palawija, seperti kedelai dengan kacang tanah, jagung atau ketela
pohon.

Sistem penanaman kedelai yang ketiga adalah sistem tumpangsari.


Pada sistem ini pengairan harus selalu ada seperti sawah yang
memiliki irigasi teknik. Kedelai ditanam secara bersamaan untuk
mendapatkan hasil yang baik.

Waktu tanam kedelai juga harus diperhatikan. Kedelai sebaiknya


ditanam menjelang akhir musim penghujan ketika tanah agak
kering namun masih mengandung cukup air karena umur kedelai
menurut varietas yang dianjurkan antara 75-120 hari. Waktu
tanam dari tiap daerah sangat berbeda.

Bila kedelai ditanam di tanah tegalan, maka waktu tanam yang


terbaik adalah pada awal musim penghujan. Bila kedelai ditanam di
sawah adalah menjelang akhir musim penghujan. Dan bila ditanam
di lahan sawah dengan irigasi adalah awal sampai pertengahan
musim kemarau.

Pemeliharaan Tanaman

44 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 36. Pemeliharaan Tanaman Kedelai

Setelah dilakukan proses penanaman kedelai, tanaman kedelai


harus selalu diperhatikan. Kedelai mulai tumbuh setelah masa
tanam 5-6 hari. Jika terdapat benih kedelai yang tidak tumbuh
sebanyak 10% segera diganti dengan benih yang baik. Waktu
penyulaman yang terbaik adalah sore hari.

Penyiangan juga perlu dilakukan terhadap kedelai agar dapat


memberikan hasil yang baik. Penyiangan dilakukan dengan cara
mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Pada lahan
luas, penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida.
Penyiangan pertama ketika berumur 2-3 minggu. Penyiangan
kedua ketika tanaman kedelai selesai berbung, yaitu 6 minggu
setelah masa tanam. Pada penyiangan kedua dapat pula dilakukan
pemupukan lanjutan.

Selain penyiangan, dilakukan pula proses pembubunan.


Pembubunan harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak
merusak akar tanaman kedelai, karena jika terjadi luka pada akar
maka akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

Pemupukan pada tanaman kedelai bergantung pada jenis lahan dan


kondisi tanah. Pemupukan pada tahan bekas ditanami padi tidak
diperlukan sedangkan pemupukan dapat menaikkan hasil pada
tanah yang kurang subur. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai
berikut:

Padi 45
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 37. Tanamam Kedelai yang subur

a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.

b) Sawah kondisi tanah su bur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha,


TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.

c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha,


TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.

d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-


5000 kg/ha; Urea=50-100 kg/ha,
TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.

Gambar 38. Penyemprotan Pestisida pada Tanaman Kedelai

Kedelai membutuhkan kondisi tanah yang lembab dan tidak becek


sejak penanaman benih hingga pengisian polong. Sedangkan

46 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

menjelang masa panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.


Apabila kekurangan air pada saat pertumbuhan, maka akan
mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan dapat menyebabkan
kematian.

Penyemprotan pestisida diperlukan untuk menghindari serangan


hama dan penyakit. Penyemprotan tergantung dari jenis hamanya.

Masa Panen

Gambar 39. Kedelai yang dapat dipanen

Kedelai dapat dipanen apabila sebagian besar daun sudah


menguning, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning
kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang
berwarna kuning agak coklat dan gundul.

Biasanya umur kedelai yang dapat dipanen adalah 75-110 hari


tergantung dari varietas dan ketinggian tempat. Kedelai yang
dijadikan benih berumur 100-110 hari supaya biji sudah masak
betul.

Padi 47
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penghasil kedelai terbesar di Pulau Jawa sampai dengan tahun 2010


berdasarkan data dari www.deptan.go.id adalah Jawa Timur dengan
luas panen sebesar 277,191.00 hektar.

Pendahuluan

Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang dapat


dirusak oleh hama dan penyakit sehingga mengakibatkan produksi
kedelai kurang baik dan pertumbuhan tanaman kedelai menjadi
terhambat. Berikut adalah hama dan penyakit yang menyerang
tanaman kedelai.

Hama Pada Tanaman Kedelai


Aphis SPP (Aphis Glycine)

Hama Aphis SPP berukuran 1-1,5 mm untuk hama dewasanya dan


berwarna hitam. Hama ini ada yang memiliki sayap dan ada pula
yang tidak memiliki sayap. Hama ini biasa dinamakan kutu yang
dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Kutu ini
biasanya menyerang tanaman kedelai diawal pertumbuhan dan
ketika pertumbuhan bunga dan polong. Tanaman kedelai yang
terserang hama ini menjadi layu dan pertumbuhannya terhambat.

Gambar 40. Aphis SPP (Aphis Glycine)

48 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Penanggulangan
Tanaman kedelai dapat terhindar dari serangan hama ini dengan
cara menanam kedelai pada waktunya, melakukan pengolahan
tanah yang baik dan bersih, tanah sekitar tanaman kedelai tidak
ditumbuhi tanaman inang seperti terung-terungan, kapas-kapasan
atau kacang-kacangan. Tanaman kedelai yang sudah terserang
hama dapat ditangani dengan membuang bagian tanaman yang
terserang hama lalu membakarnya, menggunakan musuh alami
seperti predator atau parasit untuk menanggulangi hama tersebut
dan melakukan penyemprotan insektisida pada permukaan daun
bagian atas dan bawah.

Melano Agromyza Phaseoli


Hama Melano Agromyza Phaseoli berukuran 1,5 mm dan hama ini
merupakan lalat yang bertelur pada leher akar. Larva hama ini
masuk ke dalam batang tanaman kedelai dan memakan isi
batangnya. Larva tersebut kemudian menjadi lalat dan bertelur.
Hama ini sangat berbahaya bagi tanaman kedelai yang ditanam di
ladang.

Penanggulangan
Pencegahan serangan hama ini terhadap tanaman kedelai dapat
dilakukan dengan menanam tanaman kedelai ketika tanah masih
lembab dan subur dan tidak dilakukan pada musim kemarau. Bagi
tanaman yang telah terserang hama ini dapat melakukan
penyemprotan insektisida berjenis Agrothion 50 EC, Azodrin 15
WSC, Sumithoin 50 EC dan Surecide 25 EC.

Kumbang Daun Tembukur (Phaedonia Inclusa)


Kumbang daun tembukur memiliki ukuran tubuh yang kecil dan
tubuhnya berwarna hitam bergaris kuning pada bagian bawah
tubuh. Kumbang ini biasanya bertelur pada permukaan daun.
Tanaman kedelai yang terserang kumbang ini biasanya pada bagian

Padi 49
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

daun, bunga, pucuk, polong muda dan seluruh tanaman dimakan


oleh larva dan kumbang ini.

Gambar 41. Kumbang Daun Tembukur

Penanggulangan
Tanaman kedelai yang terserang hama ini dapat diberikan
insektisida berupa Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC dan Diazinon 60
EC.

Cantalan (Epilachana Soyae)


Hama Cantalan biasa dinamakan dengan kumbang. Kumbang ini
berwarna merah. Larvanya berbulu duri. Kumbang ini biasanya
memakan daun dan merusak bunga pada tanaman kedelai.

Penanggulangan
Tanaman kedelai yang terserang hama ini cara penanggulangannya
sama dengan kumbang daun tembukur. Pemberian insektisida
berupa Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC dan Diazinon 60 EC dapat
pula diberikan pada tanaman kedelai yang terserang hama
cantalan.

50 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Ulat Polong (Etiela Zinchenella)


Ulat polong berasal dari kupu-kupu dan biasanya bertelur di bawah
daun buah. Telur yang telah menetas menghasilkan ulat dan masuk
ke dalam buah hingga besar. Ulat tersebut memakan buah muda.
Tanaman kedelai yang terserang ulat ini akan memiliki lubang kecil
pada buahnya. Ketika buahnya masih hijau, polong akan berubah
warna pada bagian luarnya. Bagian dalam polong berisi ulat gemuk
berwarna hijau beserta kotorannya.

Penanggulangan
Tanaman kedelai dapat terhindar dari serangan ulat polong dengan
melakukan penanaman tepat pada waktunya yaitu setelah panen
padi dan sebelum ulat berkembang biak. Penyemprotan insektisida
juga dapat dilakukan terhadap tanaman kedelai, yaitu Dursban 20
EC. Penyemprotan insektisida ini dilakukan hingga 15 hari sebelum
panen.

Kepala Polong (Riptortis Lincearis)


Tanaman kedelai yang terserang hama kepala polong memiliki
bercak hitam dan menjadi hampa.

Penanggulangan
Tanaman kedelai dapat terhindar dari serangan hama kepala
polong dengan melakukan penyemprotan insektisida berjenis
Surecide 25 EC dan Azodrin 15 WSC.

Lalat Kacang (Ophiomyia Phaseoli)


Hama lalat kacang biasanya menyerang tanaman kedelai yang baru
saja tumbuh.

Penanggulangan
Serangan hama lalat kacang dapat dihindari dengan memberikan
Furadan 36 pada tanah yang akan ditanami benih. Benih yang telah
ditanam pada tanah tersebut kemudian ditutup dengan jerami.

Padi 51
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penyemprotan insektisida berjenis Azodrin 15 WSC dengan dosis 2


cc/liter air dengan volume larutan 1000 liter/ha dilakukan satu
minggu setelah benih menjadi kecambah. Penyemprotan
insektisida ini dilakukan kembali ketika kedelai berumur 1 bulan.

Kepik Hijau (Nezara Viridula)


Hama kepik hijau memiliki panjang 16 mm dan biasanya
meletakkan telurnya di bawah permukaan daun secara
berkelompok. Telur tersebut menetas setelah 6 hari kemudian
menjadi nimfa atau dinamakan dengan kepik muda. Kepik muda ini
berwarna hitam dan berbintik putih. Pada pagi hari, kepik muda ini
berada di atas permukaan daun dan ketika matahari bersinar, kepik
tersebut turun ke polong. Kepik hijau ini kemudian memakan
polong dan bertelur. Umur kepik hijau dari telur hingga dewasa
berumur 1 sampai 6 bulan.
Tanaman kedelai yang terserang kepik hijau polong dan bijinya
mengempis kemudian mengering. Biji yang berada di bagian dalam
atau kulit polongnya memiliki bintik coklat.

Penanggulangan
Serangan hama kepik hijau pada tanaman kedelai dapat dicegah
dengan menyemprotkan insektisida jenis Azodrin 15 WCS, Dursban
20 EC dan Fomodol 50 EC.

Ulat Grayak (Prodenia Litura)


Ulat grayak yang menyerang tanaman kedelai memiliki panjang 2
cm dan panjang sayapnya 3-5 cm. Ulat ini biasanya bertelur di atas
permukaan daun. Ulat grayak biasa bertelur berkelompok sebanyak
350 butir tiap kelompoknya. Serangan ulat grayak biasanya dalam
jumlah besar dan mendadak. Awal serangan ditandai dengan
adanya kupu-kupu yang berwarna keabu-abuan. Serangan dapat
dilihat dari adanya kerusakan pada daun kedelai, ulat terlihat
bergerombol dan memakan daun kedelai serta ulat juga terlihat
berpencar mencari daun lainnya.

52 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Penanggulangan
Pencegahan serangan ulat grayak pada tanaman kedelai dapat
dilakukan dengan cara sanitasi dan menyemprotkan insektisida
ketika ulat menyerang tanaman, yaitu pada sore/malam hari
dengan jenis yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC
dan Basudin 50 EC.

Penyakit Pada Tanaman Kedelai


Penyakit Layu Lakteri (Pseudomonas Solanacearum)
Penyakit layu lakteri biasanya menyerang pangkal batang pada
tanaman kedelai. Serangan penyakit ini ketika tanaman kedelai
berumur 2-3 minggu. Penyakit ini menular melalui tanah dan
irigasi. Tanaman kedelai yang terserang penyakit ini akan layu
secara mendadak jika kelembaban tanah terlalu tinggi dan jarak
tanam kedelai yang terlalu rapat.

Penanggulangan
Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menanam biji dari
varietas yang tahan layu, lingkungan sekitar tanaman kedelai harus
selalu dijaga kebersihannya, pergiliran tanaman perlu dilakukan
dengan menggunakan tanaman yang bukan tanaman inang dari
penyakit layu lakteri. Tanaman kedelai yang terserang penyakit ini
belum dapat diberantas.

Penyakit Layu (Jamur Tanah : Sclerotium Rolfsii)


Penyakit layu biasanya menyerang tanaman kedelai disaat udara
lembab, tanaman kedelai memiliki jarak tanam yang pendek dan
menyerang tanaman ketika berumur 2-3 minggu. Tanaman kedelai
yang terserang penyakit layu terlihat daun sedikit demi sedikit
berubah menjadi layu dan menguning. Penularan penyakit ini
melalui tanah dan irigasi.

Penanggulangan

Padi 53
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penanggulangan serangan penyakit ini dengan menanam varietas


yang tahan terhadap penyakit layu dan menyemprotkan insektisida
jenis Dithane M45 dengan menggunakan dosis 2 gram/liter air.

Penyakit Lapu (Witches Broom : Virus)


Serangan penyakit lapu terhadap tanaman kedelai ketika polong
menjelang berisi. Penularan penyakit ini terjadi karena jarak tanam
yang terlalu dekat sehingga terjadi persinggungan tanam. Tanaman
kedelai yang terserang penyakit ini, bunga, daun dan buahnya akan
mengecil.

Penanggulangan
Penanggulangan serangan penyakit ini dengan menyemprotkan
insektisida jenis Tetracycline atau Tokuthion sebanyak 500 EC.

Penyakit Anthracnose (Cendawan Colletotrichum


Glycine Mori)
Penyakit anthracnose menyerang tanaman kedelai pada daun dan
polong yang telah tua. Penyakit ini menular dengan perantaraan
biji-biji yang telah terkena penyakit ini terlebih dahulu. Serangan
penyakit ini lebih parah ketika cuaca cukup lembab. Tanaman
kedelai yang terserang penyakit ini memiliki bintik kecil yang
berwarna hitam pada daun dan polongnya. Daun tanaman kedelai
yang paling rendah kemudian rontok. Serangan penyakit ini
menyerang polong yang muda dan tua. Serangan pada polong muda
menyebabkan isi polong menjadi kosong. Pada polong tua
menyebabkan isi menjadi kerdil.

Penanggulangan
Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan memperhatikan pola
tanam bergilir yang tepat dan menyemprotkan insektisida jenis
Antrocol 70 WP, Dithane M 45 dan Copper Sandoz.

54 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Penyakit Karat (Cendawan Phakospora Phachyrizi)


Penyakit karat menyerang tanaman kedelai pada daunnya. Penyakit
ini dapat menular melalui perantaraan angin. Angin menerbangkan
dan menyebarkan spora ke tanaman kedelai lainnya. Tanaman
kedelai yang terserang penyakit ini memiliki bercak dan bintik
coklat pada daunnya.

Penanggulangan
Pencegahan terhadap serangan penyakit ini dapat dilakukan
dengan menanam varietas kedelai yang tahan terhadap penyakit ini
dan menyemprotkan insektisida jenis Dithane M 45.

Penyakit Bercak Daun Bakteri (Xanthomonas Phaseoli)


Penyakit bercak daun bakteri menyerang bagian daun pada
tanaman kedelai. Tanaman kedelai yang terserang penyakit ini
terlihat daunnya bercak hingga menembus ke bawah daun.

Penanggulangan
Penyemprotan Dithane M 45 dapat dilakukan untuk mencegah
penularan penyakit ini.

Penyakit Busuk Batang (Cendawan Phytium Sp)


Penyakit busuk batang menyerang batang pada tanaman kedelai.
Penularan penyakit ini melalui tanah dan irigasi. Tanaman kedelai
yang terkena penyakit busuk batang, batangnya menguning
kecoklatan dan basah. Batang tersebut kemudian membusuk dan
mati.

Penanggulangan
Serangan penyakit busuk batang pada tanaman kedelai dapat
dicegah dengan memperbaiki sistem drainase lahannya dan
menyemprotkan insektisida jenis Dithane M 45.

Padi 55
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Virus Mosaik
Penyakit virus mosaik menyerang tanaman kedelai pada bagian
daun dan tunasnya. Penyebar penyakit ini adalah sejenis kutu daun
yang bernama Aphis Glycine. Tanaman kedelai yang terkena
serangan penyakit ini, pertumbuhannya dan perkembangannya
menjadi lambat. Tanaman kemudian menjadi kerdil.

Penanggulangan
Penanaman varietas kedelai yang tahan terhadap penyakit ini
merupakan salah satu cara supaya terhindar dari serangan
penyakit ini. Penyemprotan insektisida jenis tokuthion sebanyak
500 EC juga dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit
virus mosaik.

JAGUNG
Pendahuluan

Gambar 42. Jagung

Jagung merupakan tanaman pangan unggulan kedua setelah padi


yang menjadi bahan makanan pokok. Selain sebagai bahan
makanan pokok, jagung juga digunakan sebagai bahan pakan
ternak. Jagung merupakan tumbuhan serealia yang paling produktif
di dunia dan dapat ditanam pada suhu tinggi.

56 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Sejarah Jagung

Nenek moyang tanaman jagung berasal dari tanaman liar di dataran


tinggi Meksiko atau Guatemala menurut Weatherwax (1954, 1955)
dan Mangelsdorf (1974), namun teori ini tidak bertahan lama.
Berdasarkan Randolph (1959), nenek moyang tanaman jagung
berasal dari kerabat liar tanaman jagung. Menurut Longley (1941),
jagung merupakan mutasi dan seleksi secara alami dari teosinte.

Doebly dan Stec (1991,1993), Doebly et al . (1990), dan Dorweiler


et al. (1993) melakukan penelitian yang menunjukkan kunci
perbedaan teosinte dan jagung dengan menguraikan serta
memetakan secara genetik dengan quantitative trait loci (QTL)
tga1 (teosinte glume architecture 1).

Gambar 43. Jagung

Jagung dan teosinte merupakan dua subspesies dari Zea mays


menurut Iltis dan Doebley (1980). Pandangan ini tidak diterima
secara luas. Wilkes (1979) dan Goodman (1995) meringkas teori
asal usul tanaman jagung menjadi empat kategori, yaitu:

a. Melalui proses persilangan dan fiksasi genetik (genetic shift), evolusi


jagung liar teosinte langsung
menjadi jagung modern.
b. Selama proses evolusi menjadi teosinte dan jagung, keduanya terpisah
dan berasal dari nenek moyang yang sama.
c. Terjadi kemajuan genetik pada proses teosinte menjadi jagung.

Padi 57
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

d. Terjadi persilangan teosinte dengan rumput liar dan


keturunannya menjadi jagung.

Gambar 44. Jagung

Teosinte dan jagung merupakan dua individu yang terpisah secara


genetik. Ditingkat genom, kromosom teosinte berbeda dengan
jagung. Karena bantuan manusia dan berbagai variabel genetik
baru pada populasi teosinte telah masuk ke genom jagung, Gallinat
(1988) mem-percayai bahwa telah terjadi transformasi dari
teosinte menjadi jagung.

Berbagai kemungkinan hubungan teosinte dengan jagung


dihasilkan dari penemuan tanaman liar perennial teosinte (Zea
Diploperennis).

Berdasarkan hasil penelitian filogenetik, jagung merupakan


keturunan langsung dari teosinte (Zea Mays ssp. Parviglumis).
Teosinte dan jagung mempunyai 10 pasang kromosom dan secara
sitogenetik, teosinte sama dengan jagung dan hasil dari
persilangannya merupakan keturunan yang fértil.

58 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 45.Teosinte

Persamaan antara jagung dengan teosinte adalah mempunyai


bunga jantan terpisah berupa tassel yang terletak di atas tongkol
dan bunga betina terletak pada cabang lateral bagian samping
(ketiak daun), mempunyai 10 pasang kromosom dan persilangan
jagung dengan teosinte menghasilkan keturunan yang fertil.

Perbedaan antara jagung dengan teosinte adalah pada jagung


tongkol tertutup oleh keloboh, biji tidak mudah lepas dari tongkol,
sedangkan pada teosinte biji jatuh sendiri jika sudah matang.
Perbedaan kedua adalah pada jagung tongkol terdiri atas banyak
baris biji (multi rows) sedangkan teosinte memiliki tongkol kecil,
terdiri atas enam baris biji atau lebih. Perbedaan yang terakhir
adalah jagung memiliki biji yang penuh dan mengelilingi janggel
serta terbungkus kelobot sedangkan pada teosinte setiap biji
terbungkus oleh glume dan kelobot yang keras (cupule).

Pada pertengahan tahun 1500an dan awal tahun 1600an, Jagung


mulai berkembang di Asia Tenggara. Jagung ini selanjutnya banyak
dibudidayakan di Indonesia, Filipina, dan Thailand.

Taksonomi Jagung

Padi 59
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 46. Taksonomi Jagung


Setiap tanaman dikelompokkan berdasarkan tingkatan tertentu
yang dinamakan dengan taksonomi. Tingkat dari taksonomi yang
lebih tinggi bersifat umum sedangkan yang lebih rendah bersifat
khusus.

Taksonomi pada ilmu biologi diusulkan oleh Carl von Linne yang
memperkenalkan enam tingkat pengelompokkan mahluk hidup.
Urutan tingkat dari yang paling tinggi hingga paling rendah adalah
sebagai berikut:

Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies

Pada tanaman jagung, pengelompokkan dari tingkat yang paling


tinggi hingga paling rendah adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae

60 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

Syarat Tumbuh Jagung

Tanaman jagung dapat tumbuh diberbagai lingkungan dan tumbuh


baik di wilayah tropis dari dataran rendah sampai dengan
ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan curah
hujan tinggi hingga rendah berkisar 500 mm per tahun menurut
(Dowswell et al . 1996).

Gambar 47. Tanaman Jagung

Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang memiliki tekstur


lempung, lempung berdebu dan lempung berpasir, struktur gembur
dengan pH 5,5 - 7,5 pada kemiringan < 8%. Selain itu, drainase yang
baik dan kelembaban tanah lebih dari 40% juga mendukung
tumbuhnya jagung.

Umur panen jagung bergantung pada suhu dan ketinggian tempat


tanam. Pada dataran rendah, umur jagung berkisar antara 3-4
bulan, namun pada dataran tinggi diatas 1000 meter dpl dapat
berkisar antara 4-5 bulan. Setiap kenaikan tempat tanam setinggi

Padi 61
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

50 meter dpl akan menyebabkan umur jagung mundur satu hari


(Hyene 1987).

Di Indonesia, jagung dapat ditemukan diseluruh wilayah Indonesia


dikarenakan kondisi tanah dan iklim Indonesia yang sesuai dengan
syarat tumbuh jagung. Untuk menanam jagung, tidak diperlukan
persyaratan dan pemeliharaan yang khusus. Daerah penghasil
utama tanaman jagung di Indonesia adalah Jawa Tengah, Jawa
Barat, Jawa Timur, Madura, D.I Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Budidaya jagung di
daerah Jawa Timur dan Madura dilakukan secara intensif
dikarenakan kondisi tanah dan iklimnya yang sangat mendukung.

Jenis Jagung

Jenis jagung dapat dikelompokkan dalam umur dan bentuk biji.


Pengelompokkan jagung dalam umur dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu

• Berumur pendek (genjah): dapat dipanen antara 75 - 90 hari.


Contoh varietas jagung genjah adalah
genjah warangan, genjah kertas, abimanyu dan arjuna.
• Berumur sedang (tengahan) : dapat dipanen antara 90 - 120 hari.
Contoh varietas jagung tengahan
adalah hibrida C 1, hibrida CP 1 dan CP 2, hibrida IPB 4, hibrida
pioneer 2, malin, metro, dan pandu.
• Berumur panjang : dapat dipanen lebih dari 120 hari. Contoh
varietas jagung berumur panjang adalah
kania putih, bastar, kuning, bima dan harapan.

Pengelompokkan jagung menurut biji dibagi dalam 7 kategori,


yaitu:

a. Dent Corn

62 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 48. Dent Corn

Dent corn yang ada saat ini berasal dari perkawinan silang antara
Southern dent corn dengan Nothern flint. Dent corn banyak
ditemukan di Amerika Serikat. White dent cukup terkenal sebagai
produk makanan karena mengandung pati putih. Jenis jagung ini
dapat juga dibuat untuk minyak goreng, tepung, pemanis buatan,
alkohol, cat, sabun, kosmetik dan masih banyak lagi.

b. Sweet Corn

Gambar 49. Sweet Corn

Sweet corn berasal dari mutasi jagung Peruvian yang dinamakan


Chuspillo atau Chullpi. Tidak seperti dent corn, sweet corn biasanya
digunakan sebagai bahan makanan yang dapat langsung di
konsumsi. Sweet corn mengandung sekitar 10% sukrosa.

c. Pop Corn

Padi 63
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 50. Pop Corn

Pop corn merupakan salah satu jenis jagung tertua jagung. Pop corn
secara umum diklasifikasikan menjadi dua tipe utama, yaitu
mutiara (pearl) dan beras (rice). Tipe mutiara halus dan bulat
seperti mahkota. Sedangkan tipe beras agak lonjong.

d. Flint Corn

Gambar 50. FLint Corn

Flint corn biasanya bertekstur tebal, keras dan glassy. Flint corn
biasanya banyak ditemukan di Argentina dan daerah Amerika
Selatan, Amerika Latin dan Eropa Selatan yang digunakan sebagai
bahan makanan.

e. Flour Corn

64 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 51. Flour Corn

Flour corn merupakan salah satu tipe jagung yang tertua. Indian
Amerika menanam tipe jagung ini untuk digunakan sebagai tepung.
Tepung jagung memiliki tekstur yang lembut.

f. Pod Corn

Gambar 52. Pod Corn

Pod corn merupakan jenis jagung yang lebih bertekstur oriental.


Tipe dari pod corn adalah heterogen. Karakteristik endosperm pod
corn dapat berupa dent, sweet, waxy, pop, flint atau flour. Pod corn
merupakan hasil dari penelitian dan ditanam bukan untuk
dikomersilkan.

g. Waxy Corn

Padi 65
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 53. Waxy Corn

Waxy corn merupakan salah satu jagung yang dihasilkan dari


modifikasi dent corn. Waxy corn biasanya digunakan dalam
industri makanan sebagai stabilisator dan pengental pada puding,
isi pie, sosis, dan sebagainya. Waxy corn juga digunakan sebagai
salah satu bahan pembuat kertas.

Cara Menanam Jagung

Menanam jagung selain kondisi tanah dan suhu yang telah


ditentukan, perlu diperhatikan juga pada saat pemilihan benih
jagung. Benih jagung yang dipilih harus bermutu tinggi agar dapat
dihasilkan jagung dengan kualitas terbaik. Berikut tahapan
penanaman jagung:

Gambar 54. Penanaman Jagung

• Benihjagung yang akan ditanam dilakukan seed treatment dengan


metalaksil sebanyak 2 gr per 1 kg

66 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

benih yang dicampur dengan 10 ml air. Seed treatment dilakukan


untuk mencegah serangan penyakit
pada tanaman jagung.

• Pemilihan benih jagung yang bermutu tinggi dengan daya tumbuh


lebih dari 95%. Biasanya akan
tumbuh setelah 4 hari di tanam.

• Penyiapan lahan tanah untuk penanaman jagung. Penyiapan lahan


tanah ini perlu dilakukan dengan
melihat dari tipe tanahnya. Tanah yang sudah gembur tidak perlu
diolah kembali sedangkan tanah
yang memiliki kadar liat tinggi harus dilakukan pengolahan tanah
sempurna (intensif).

• Penanaman jagung dimulai dengan mencangkul tempat menugal


benih dan selanjutnya diberikan
pupuk kandang atau kompos kira-kira 50-75 gr tiap cangkulan.
Pemberian pupuk kandang 3-7 hari
sebelum tanam. Pada saat penanaman yang harus diperhatikan
adalah jarak tanam antar benih. Jarak
tanam yang dianjurkan terdiri dari 2 cara, yaitu: (a) 70 cm x 20
cm dengan 1 benih per lubang tanam,
atau (b) 75 cm x 40 cm dengan 2 benih per lubang tanam.

Gambar 55. Pemupukan Jagung

Padi 67
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

• Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali dimulai 7 hari setelah


masa tanam, 28-30 hari setelah masa
tanam, dan 45-50 hari setelah masa tanam dengan menggunakan
pupuk urea. Khusus pemupukan
tahap akhir digunakan Bagan Warna Daun (BWD) sebagai
penentuan banyaknya pupuk yang akan
diberikan pada tanaman jagung.

• Penyiangan dilakukan selama dua kali selama masa tanam yaitu


yang pertama pada 14-20 hari setelah
tanam dengan menggunakan cangkul dan penyiangan yang kedua
tergantung dari perkembangan
gulma (rumput).

• Penyakit pada tanaman jagung yang banyak ditemukan adalah


penyakit bulai dan jamur. Untuk
penyakit bulai dapat diberikan ridhomil atau saromil. Sedangkan
pada penyakit jamur dapat
disemprot dengan fungisida. Penyemprotan dilakukan pada
bagian tanaman di bawah tongkol sesaat
setelah terindikasi gejala penyakit jamur.

• Pengairan diperlukan pada saat musim kemarau selama lima kali


yaitu 15, 30, 45, 60, dan 75 hari
setelah tanam. Hal ini dikarenakan pada fase tersebut jagung
sangat membutuhkan air.

68 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Masa Panen

Gambar 56. Masa Panen

Masa panen jagung biasanya adalah 100 hari setelah tanam namun
hal ini juga tergantung dari varietas jagungnya. Ciri jagung yang
telah siap untuk dipanen adalah daun jagung/klobot telah kering,
berwarna kekuning-kuningan, dan ada tanda hitam di bagian
pangkal tempat melekatnya biji pada tongkol.

Data yang didapatkan dari situs www.deptan.go.id, propinsi


penghasil Jagung terbesar di Pulau Jawa sampai dengan tahun 2009
adalah Jawa Timur dengan luas panen sebesar 207,507.00 hektar.

Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jagung

Hama pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Hama Lalat Bibit (Atherigona sp.)


Serangan hama yang menyerang tanaman jagung mengakibatkan
daun muda yang masih menggulung layu karena pangkalnya
tergerek larva. Larva tersebut sampai ke titik tumbuh yang
menyebabkan tanaman jagung tidak dapat tumbuh kembali. Untuk

Padi 69
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

mengendalikan serangan hama ini diperlukan penggilirian


tanaman, menyemprotkan insektisida seperti Tiodicarb 75 WP, 15
g/kg benih; Karbosulvan 2,5 g/kg benih; Karbofuran 10 g/kg
melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12% dan menyebar
mulsa jerami padi dengan merata sebanyak 5 t/ha setelah masa
tanam.

Hama Ulat Grayak (Spodeptera sp., Mythimna sp.)

Gambar 57. Hama Ulat Grayak

Serangan hama ini mengakibatkan daun menajdi berlubang-lubang


atau yang tersisa hanya tulang daunnya saja. Untuk mengendalikan
serangan hama ini adalah dengan melakukan penggiliran tanaman,
menanam tanaman jagung dengan serempak, membuat sanitasi
inang liar dan melakukan penyemprotan dengan insektisida.

Hama Penggerek Batang (Ostrinia Furnacalis)


Serangan hama ini mengakibatkan adanya lubang gerekan pada
batang dengan kotoran menutupi lubang tersebut. Untuk
mengendalikan serangan hama ini dengan melakukan penggiliran
tanaman, menaman tanaman jagung serempak, membuat sanitasi

70 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

inang, memangkas bungan jantan sebanyak 25%, memberikan


Biopesisida Dipel ( Basillus thuringiensis ) dan menyemprotkan
insektisida.

Hama Penggerek Tongkol (Helikoverpa Armigera)


Serangan hama ini mengakibatkan adanya lubang melintang pada
daun tanaman Stadia vegetatif. Selain itu rambut tongkol jagung
menjadi terpotong dan ujung tongkol memiliki bekas gerekan dan
terkadang terdapat larva pada tongkolnya. Untuk mengendalikan
serangan hama ini perlu dilakukan penanaman varietas jagung
yang kelobotnya dapat menutup tongkol dengan rapat,
menggunakan musuh alami seperti Parasit Telur Trichogramma sp.,
Parasit Telur Larva Muda Eriborus sp. , Tachinid, Cendawan
Entomophaga Metharhiziu, Nuklear Polyhidrosis Virus (NPV) dan
melakukan penyemprotan insektisida jika terdapat kerusakan 3
tongkol setiap 50 tanaman.

Hama Kutu Daun ( Aphis sp.)

Gambar 57. Hama Kutu Daun

Padi 71
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Serangan hama ini dapat mengakibatkan populasi tinggi helaian


daun menjadi menguning dan mengering. Selain itu vektor virus
dapat menimbulkan mozaik ataupun garis-garis Klorose yang
sejajar dengan tulang daun. Untuk mengendalikannya dengan
memberikan musuh alami seperti Predator (Harmonia
actomaculata dan H. syrpids) dan Parasit. Kemudian juga
melakukan penyemprotan insektisida sistematik karbofuran yang
diberikan melalui pucuk pada stadia vegetatif.

Hama Kumbang Landak (Datctylispa balyi Gets)


Serangan hama ini mengakibatkan bekas gerekan pada daun sejajar
dengan tulang daun. Serangan yang berat dapat menyebabkan daun
menjadi mengering. Untuk mengendalikan serangan hama ini harus
dilakukan penanaman yang serempak, penggiliran tanaman,
membuat sanitasi inang liar dan sisa tanaman dan menyemprotkan
insektisida efektif, seperti Klorpirifos dan Isosaktion.

Hama Kumbang Bubuk ( Sitophilus sp)


Serangan hama ini menyebabkan biji jagung menjadi berlubang dan
bercampur kotoran serangga serta banyak kumbang bubuk.
Kumbang bubuk menyerang mulai dari lapangan hingga ke gudang
penyimpanan biji. Untuk mengendalikan hama ini dengan
menggunakan varietas tahan hama ini yaitu genyah madura dan
goter, pada saat mengeringkan biji kadar airnya hingga 10%,
menjaga kebersihan tempat penyimpanan biji, melakukan
pengasapan, mencampur biji dengan bahan nabati sebelum
disimpan dan menggunakan kapur barus atau insektisida
karbofuran yang dibungkus kain dan dimasukkan ke dalam tempat
jagung sebelum ditutup.

Penyakit Pada Tanaman Jagung

Penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:

72 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Penyakit Bulai (Peronoscleropora spp)

Gambar 58. Penyakit Bulai

Serangan penyakit ini menyebabkan khlorose sebagian atau


seluruh helai daun. Tanaman dapat terinfeksi pada awal terjadinya
khlorose berat dan dapat menyebabkan tumbuhan menjadi mati
atau kerdil. Tongkol jagung tidak dapat tumbuh dengan sempurna
dan terkadang tidak terbentuk biji atau memiliki biji yang jarang.
Untuk mengendalikan penyakit ini dengan menggunakan varietas
tahan penyakit ini, menanam tanaman dengan serentak, memiliki
periode bebas tanaman jagung dan menggunakan fungisida yang
berbahan aktif metalaksil melalui biji.

Penyakit Karat Daun

Padi 73
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 59. Penyakit Karat Daun

Serangan penyakit ini menyebabkan timbulnya bisul atau benjolan


uredia atau telia pada kedua permukaan daun jagung bagian bawah
dan atas. Daun menjadi berwarna coklat kemerahan. Daun yang
terserang penyakit ini dengan berat akan mengering. Untuk
mengendalikan serangan penyakit ini dengan menggunakan
varietas tahan terhadap penyakit ini, memiliki sanitasi kebun dari
gulma inang dan menggunakan fungisida manconeb (Dithane M45)
dan triadomefon atau dithiokarbonat.

Penyakit Bercak / Hawar Daun


Serangan penyakit ini menyebabkan timbulnya bercak pada daun.
Bercak juga dapat terjadi pada tongkol dan pelepah. Untuk
mengendalikannya dengan menggunakan varietas yang tahan
terhadap penyakit ini, membuat sanitasi sisa tanaman dan
menggunakan aplikasi fungisida yang hanya dipergunakan untuk
memproduksi benih karena penyakit ini dapat menyebar melalui
benih yang telah terinfeksi.

Penyakit Hawar Upih Daun


Serangan penyakit ini dapat menimbulkan bercak melebar pada
pelepah dan daun. Timbulnya sclerotia yang berbentuk butiran
berwarna putih sewaktu muda dan menjadi kecoklatan ketika tua.
Sclerotia ini menempel pada permukaan pelepah/daun yang telah

74 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

terinfeksi dan umumnya menyerang pada musim hujan. Untuk


mengendalikan penyakit ini dengan menggunakan varietas yang
tahan terhadap penyakit ini, mempunyai sanitasi kebun, jarak
tanam diperlebar, menghindari penggunaan pupuk kandang yang
berlebihan dan menggunakan cendawan antagonis Trichoderma
viride dan T. harhianum.

Penyakit Busuk Batang


Serangan penyakit ini dapat menyebabkan pangkal batang menjadi
busuk sehingga bagian atas batang menjadi layu dan mengering.
Tongkol yang telah terserang penyakit ini juga akan menjadi busuk
sebagian atau seluruhnya. Untuk mengendalikan penyakit ini
dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit ini,
menggunakan pupuk yang berimbang, melakukan pergiliran
tanaman, membuat sistem drainase yang baik pada musim hujan,
menghindari penanaman tanaman jagung di musim hujan,
melakukan penyemprotan dengan biopestisida dan menggunakan
fungisida efektif.

Gambar 60. Penyakit Busuk Batang

Penyakit Biji
Serangan penyakit ini dapat menyebabkan biji menjadi busuk dan
berwarna hitam, coklat hijau, kuning, putih, abu-abu dan
sebagainya tergantung dari patogennya. Untuk mengendalikan

Padi 75
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

penyakit ini dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap


penyakit ini, memanen jagung tepat waktu, melakukan pengeringan
yang baik dengan kelembaban rendah dan suhu 4-10C,
menggunakan aplikasi asam organik, propionic, isobutyric dan
sebagainya dan menyimpang biji dengan baik dengan kadar air di
bawah 15%.
KACANG HIJAU
Pendahuluan

Gambar 61. Kacang Hijau

Kacang hijau sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan menjadi


salah satu tanaman pangan yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Salah satu makanan olahan yang digemari
masyarakat Indonesia adalah bubur kacang hijau.

Sejarah Kacang Hijau

76 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 62. Kacang Hijau

Kacang hijau ditemukan pertama kali di Mongolia yang tumbuh


sebagai tanaman liar. Kacang hijau telah ditemukan di India lebih
dari 4500 tahun yang lalu. Selanjutnya, banyak ditemukan di Asia
Tenggara, Afrika, Amerika Selatan dan Australia.
Pada awal abad ke-17, kacang hijau dibawa oleh pedagang Cina dan
Portugis masuk ke Indonesia. Pada saat itu, kacang hijau hanya
terdapat di Pulau Jawa dan Bali. Pada tahun 1920-an kacang hijau
mulai dapat ditemui di Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan
Indonesia bagian Timur.

Taksonomi Kacang Hijau

Taksonomi pada mahluk hidup baik tanaman maupun hewan


merupakan pengelompokkan dari tingkatan yang tertinggi hingga
terendah. Jenis pengelompokkan dibagi atas :

Kingdom --> Divisio --> Classis --> Ordo --> Familia --> Genus -
-> Spesies

Padi 77
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 63. Taksonomi Kacang Hijau

Berdasarkan jenis pengelompokkan tersebut, maka tanaman


kacang hijau dapat dikelompokkan menjadi:

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Leguminosae
(Fabaceae)
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata

Syarat Tumbuh Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh subur pada tekstur tanah


yang liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi
dan drainase yang baik. Struktur tanah yang dapat digunakan
adalah tanah gembur dengan ph 5,8 - 7,0 namun lebih optimal
dengan ph 6,7.

78 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Selain kondisi tanah yang merupakan syarat tumbuh kacang hijau,


iklim di daerah tumbuh kacang hijau juga harus mendukung. Curah
hujan yang optimal pada daerah tanam kacang hijau adalah 50-200
mm/bulan. Suhu yang optimum adalah 250-270 dera derajat
Celcius. Selain itu, kelembaban udara 50-80% dan mendapatkan
cukup sinar matahari.

Gambar 64. Kacang Hijau

Kacang hijau dapat di tanam di lahan sawah ataupun lahan kering.


Pada lahan sawah, penanaman dilakukan pada awal musim
kemarau dan pertengahan musim kemarau. Pada lahan kering,
penanaman kacang hijau dilakukan pada awal musim hujan karena
kacang hijau membutuhkan air yang berasal dari curah hujan.

Cara Menanam Kacang Hijau

Menanam kacang hijau harus memperhatikan beberapa faktor


seperti benih yang akan digunakan sebagai bibit, pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan, pengairan dan penyiangan.

Padi 79
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Pemilihan Benih
Pemilihan benih yang baik sangat diperlukan agar mendapatkan
hasil yang baik. Syarat benih yang dapat digunakan sebagai bibit
adalah yang tidak mengandung penyakit atau hama, tidak memiliki
kotoran dan berumur pendek. Beberapa benih kacang hijau yang
dapat digunakan adalah yang merupakan varietas unggul nasional
seperti no. 129, Merak, Betet, Walet, Gelatik, Murai dan masih
banyak lagi.

Pengolahan Tanah

Pengolahan media tanam bagi kacang hijau dibagi menjadi dua


yaitu tanah yang telah digunakan untuk menanam padi atau yang
disebut dengan lahan sawah dan lahan kering. Pada lahan sawah
yang baru saja ditanami padi, tidak diperlukan pengolahan tanah
(Tanpa Olah Tanah - TOT) dikarenakan penyiapan lahan yang baik
telah dilakukan sebelum masa tanam. Sedangkan untuk lahan
sawah yang sudah lama tidak ditanami padi, pengolahan tanah
harus dilakukan dengan sempurna.

Gambar 65. Tanaman Kacang Hijau

80 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Saluran drainase perlu dibuat untuk menghindari tergenangnya


lahan pada saat musim hujan. Saluran drainase ini memiliki lebar
dan kedalaman 20-30 cm dan jarak antara satu drainase dengan
drainase berikutnya maksimum 4 m.

Pengolahan media tanam bagi kacang hijau pada lahan kering


(tegalan) perlu dilakukan dengan intensif. Lahan harus dibersihkan
dari rumput kemudian dicangkul hingga gembur dan dibuat
petakan 3-4 meter.

Tanah tegalan yang berat harus dilakukan pembajakan sedalam 15-


20 cm. Tanah tegalan yang pernah ditanami jagung, kedelai atau
gogo memerlukan pengolahan tanah yang minimal.

Penanaman

Gambar 66. Penanaman Kacang Hijau

Penanaman benih kacang hijau harus ditanam dengan cara ditugal.


Jarak antara tugal adalah 40 cm x 10 cm atau 40 cm x 10 cm dan
setiap lubang diisi 2 biji. Penanaman kacang hijau pada lahan
sawah berbeda dengan lahan tegalan. Pada lahan sawah dilakukan

Padi 81
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

pada musim kemarau setelah panen padi. Pada lahan tegalan


dilakukan pada awal musim hujan hingga musim hujan.

Pemupukan

Setelah dilakukan penanaman benih perlu tanah yang digunakan


perlu dilakukan pemupukan bagi lahan kering. Pupuk yang
diberikan adalah NPK. Pemupukan juga perlu dilakukan pada tanah
yang kurang subur dengan memberikan 45 kg urea + 45-90 kg TSP
+ 50 kg KCl/ha.

Pada lahan sawah yang merupakan bekas penanaman tanaman


padi, pemupukan tidak diperlukan karena pada saat sebelum masa
tanam sudah diberikan pemupukan sehingga tanah tersebut masih
memiliki unsur-unsur yang diperlukan bagi tanaman kacang hijau.
Penambahan pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk kompos
dapat meningkatkan kapasitas menahan air dalam tanah.

Pengairan

82 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 67. Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang sangat tahan


terhadap kering. Hal yang terpenting adalah tanah memiliki
kelembaban yang cukup. Walaupun demikian, pengairan sangat
dibutuhkan bagi tanaman kacang hijau pada saat periode kritis
yaitu pada waktu perkecambahan, menjelang berbunga (25 hari
setelah tanam) dan pembentukan polong (40-50 hari setelah
tanam).

Pada tanah dengan tekstur ringan diperlukan atau berpasir,


pengairan biasanya dilakukan dua kali, yaitu pada umur 21 hari
setelah tanam dan 38 hari setelah tanam. Pada tanah dengan
tekstur berat, pengairan hanya dilakukan satu kali.

Padi 83
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penyiangan

Gambar 68. Penyiangan Tanaman Kacang Hijau

Penyiangan dilakukan untuk menghindari tanaman kacang hijau


dari gulma. Penyiangan harus dilakukan seawal mungkin biasanya
ketika berumur 10-15 hari setelah tanam dan 25-30 hari setelah
tanam dengan menggunakan cangkul.

Masa Panen

84 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 69. Masa Panen Kacang Hijau

Kacang hijau dipanen tergantung dari varietas yang digunakan.


Kacang hijau dapat dipanen jika warna polong berubah dari hijau
menjadi hitam atau coklat, kering dan mudah pecah. Panen
dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat dilakukan satu, dua
atau tiga kali bergantung pada varietas yang ditanam. Apabila
terlambat memanen kacang hijau dapat mengakibatkan polong
pecah di tempat.

Hasil panen dapat langsung dijemur di atas lantai yang beralaskan


terpal atau karung memiliki ketebalan 2-3 cm. Selanjutnya
dilakukan pembalikkan setiap 3 jam. Polong yang sudah kering
dipukul-pukul sampai kulit polong pecah. Selanjutnya, pemisahan
biji dari kulit polong dilakukan dengan nyiru, tampi atau blower.
Biji yang sudah bersih kemudian dijemur lagi hingga kadar air 8-
9%.

Propinsi penghasil kacang hijau terbesar di Pulau Jawa hingga


tahun 2009 berdasarkan data yang didapatkan dari
www.deptan.go.id adalah Jawa Timur dengan luas panen sebesar
71581 hektar.

Padi 85
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Hama Pada Tanaman Kacang Hijau

Lalat Kacang (Agromyza Phaseoli Coq.)

Hama lalat kacang yang menyerang tanaman kacang hijau memiliki


gejala awal seperti bercak pada keping biji atau daun pertama.
Bercak ini digunakan sebagai tempat peletakan telur oleh hama
lalat kacang. Liang gerek kemudian terlihat pada keping biji atau
daun pertama. Larva sudah berada pada batang ketika polong yang
diserang gugur. Larva kemudian menjalar ke pangkal akar yang
menyebabkan daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman
dengan kondisi seperti ini akan mati ketika berumur 3-4 minggu.
Tanaman ini ketika dicabut terdapat larva, pupa, atau kulit pupa
diantara akar dan kulit akar. Tanaman yang terserang penyakit ini
dan masih tetap hidup memperlihatkan akar adventif di bagian
terbawah batangnya.
Serangan penyakit ini tidak separah ketika penyakit ini menyerang
tanaman kedelai. Keping biji kacang hijau yang masih muda dan
terserang penyakit ini mudah rontok, sehingga tidak memberi
kesempatan serangga tersebut untuk bertelur.

Lalat kacang bertubuh kecil dan berwarna hitam mengkilap. Lalat


ini bersembunyi di dalam rumput dekat tanaman kacang hijau pada
saat matahari bersinar terik. Lalat ini bertelur pada pagi hari dan
meletakkan telurnya pada keping biji atau daun pertama. Setelah
telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keping biji
atau daun sehingga terbentuk ilang. Belatung ini terus menggerek
ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai pangkal akar.
Kepompong dan pupa lalat kacang berwarna cokelat kuning. Setiap
batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.

Penanggulangan
Penanggulangan terhadap hama lalat kacang ini dapat
menggunakan musuh alami mereka seperti Agromyzae Dodd,
Eurytoma poloni, Eurytoma sp, dan Cynipid. Penanggulangan dapat

86 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

pula menggunakan penyemprotan insektisida di pagi hari ketika


umur tanaman 4-10 hari setelah tanam.

Penggerek Polong (Etiella Zinckenella Tr.)


Hama penggerek polong kacang hijau sama dengan penggerek
polong pada tanaman kedelai. Larva yang baru menetas langsung
masuk ke dalam polong dan menuju ke bagian bawah polong. Larva
ini memakan biji yang berada di dalam polong hingga habis. Setelah
habis, larva ini pindah ke polong lain. Larva ini berbentuk gemuk
dan licin. Larva yang masih kecil berwarna merah kebiru-biruan.

Serangan hama ini dapat terlihat pada kulit polong yang memiliki
bercak hitam dan terdapat larva yang gemuk beserta kotoran-
kotorannya yang berwarna hijau basah ketika dibuka. Serangan
terhadap polong kedua ditandai dengan satu lubang gerek yang
bentuknya bundar.

Penanggulangan
Penanggulangan serangan hama ini dikendalikan dengan mengatur
waktu tanam yang tepat, melakukan pergiliran tanaman dan
penanaman serentak. Penggunaan insektisida juga dapat dilakukan
dengan menggunakan dekametrin, sihalotrin dan monokrotofos.

Ulat Jengkal Kedeias (Plusia Chalcites Esp.)


Hama ulat ini menyerang tanaman yang sudah agak tua dan hama
ini memakan daun tanaman kacang hijau hingga tersisa tulangnya
saja. Hama ini berwarna hijau dan ketika dewasa berupa kupu-
kupu. Telur yang berasal dari kupu-kupu diletakkan berkelompok
sebanyak 50 butir. Larva kemudian menjadi kepompong yang
berada diantara daun yang dianyam menjadi satu. Stadium telurnya
tiga hari dan pupa 6 hari.

Penanggulangan
Penanggulangan serangan hama ini dengan cara mengumpulkan
telur dan larvanya. Penggunaan insektisida juga dapat dilakukan

Padi 87
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

dengan menggunakan dekametrin, sihalotrin, diflubenzuron atau


monokrotofos.

Kepik Padi Hijau (Nezara viridula)


Serangan hama kepik padi hijau terhadap tanaman kacang hijau
menyebabkan polong muda isinya jadi terhisap dan bijinya tampak
pipih tanpa isi apabila polong tersebut dibuka. Bagian tanaman
kacang hijau yang terserang memiliki bercak hitam.

Hama kepik padi hijau ini telurnya dapat ditemukan di permukaan


bawah daun dengan populasi yang cukup banyak dan berwarna
kuning. Satu kelompok memiliki 5-10 butir telur hama ini dan
memiliki stadium selama 6 hari. Larva dari telur yang telah
menetas berkumpul dipolong dengan kelompok yang besar dan
stadiumnya selama 30 hari. Lamanya pertumbuhan hama ini dari
telur hingga dewasa selama 36 hari.

Penanggulangan
Serangan hama ini dapat ditanggulangi dengan mengumpulkan
imago, telur dan nimfa. Penggunaan insektisida seperti
metamidofos dan karbaril serta penanaman serempak tidak lebih
dari 26 hari dapat juga digunakan.

Thrips Sp
Tanaman kacang hijau yang terserang hama thrips mengakibatkan
daun menggulung ke dalam karena sel bagian atas mengkerut.
Hama ini menghisap cairan pada tanaman yang mengakibatkan
proses fotosintesis terganggu dan menyebabkan hasilnya menurun.
Hasil panen dari tanaman yang terserang hama ini menurun hingga
60%. Serangan yang berat dari hama ini terhadap tanaman kacang
hijau tidak menghasilkan sama sekali. Hama ini merupakan hama
yang paling berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Serangan hama
ini sangat rendah selama fase vegetatif tanaman.

Penanggulangan

88 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Serangan hama ini dapat ditanggulangi dengan menggunakan


insektisida, seperti metamidofos, karbaril atau monokrotofos.

Kumbang Callosobruchus
Telur hama kumbang callosobruchus dapat ditemukan pada
permukaan polong atau biji kacang hijau. Telur yang telah menetas,
larvanya langsung menggerek masuk ke dalam biji. Larva tersebut
kemudian memakan kotiledon dan bagian biji lainnya. Hama ini
menyerang biji dan siklus hidup hama ini untuk varietas MB 129
antara 23-28 hari dengan kemampuan bertelur antara 40-90 butir.
Telur yang dapat menetas memiliki persentase sebesar 19-98%.
Perbandingan antara hama yang jantan dan betina adalah 1:1.

Penanggulangan
Tanaman kacang hijau yang terserang hama ini dapat ditanggulangi
dengan memberikan insektisida seperti pirimiphos metil,
femitrothion, atau metacrifos. Selain itu dapat pula melakukan
fumigasi dengan alumunium fosfit atau metil bromida. Untuk
pencegahan, biji sebaiknya disimpan dalam kantong plastik, karung
plastik atau kaleng yang tertutup rapat. Biji atau benih ini harus
memiliki kadar air yang rendah dengan kemasan yang kedap udara.
Kadar air dalam kemasan sebanyak 90 dapat mempertahankan biji
selama 6 bulan.

Penyakit Pada Tanaman Kacang Hijau


Tanaman kacang hijau selain terserang hama juga terserang
penyakit yang biasanya disebabkan oleh cendawan atau virus.

Bercak Daun Cercospora


Daun tanaman kacang hijau yang terserang penyakit ini memiliki
bercak cokelat muda hingga tua pada tepi daunnya dan tengah
daunnya berwarna abu-abu.

Padi 89
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 70. Bercak Daun Cercospora

Ukuran dari bercak tersebut bervariasi dan tidak berbentuk. Bercak


yang timbul pada daun dapat menyatu hingga membentuk bercak
yang besar dan dapat mengakibatkan daun mengering dan rontok,
ukuran polong dan biji menjadi menyusut. Penyakit ini menyerang
pada tanaman yang berumur 30-35 HST. Penyebab penyakit ini
adalah cendawan Cercospora canesens.

Penanggulangan
Serangan penyakit ini terhadap tanaman kacang hijau dapat
dicegah dengan menanam varietas unggul yang tahan terhadap
penyakit ini atau dengan menggunakan fungisida Benlate 50 WP
sebanyak 0,5 gram per liter air. Pemberian fungisida ini diberikan
ketika tanaman berumur 30 dan 40 hari.

Embun Tepung
Tanaman kacang hijau yang terserang penyakit embun tepung
memiliki bercak cokelat yang tertutup oleh tepung berwarna putih
di seluruh bagian tanaman kecuali akar. Serangan penyakit ini
dalam kategori hebat dapat menyebabkan daun menjadi kering dan
rontok serta polong tidak terbentuk. Serangan terhadap polong
yang telah terbentuk menyebabkan pertumbuhan polong tersebut
terhenti dan biji yang dihasilkan tidak besar. Penyebab penyakit ini
adalah cendawan Erysiphe Polygoni.

90 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Penanggulangan
Serangan penyakit embun tepung dapat dicegah dengan menanam
tanaman dengan varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Selain
itu, dapat pula menggunakan fungisida Benlate 50 WP sebanyak 1
gram per liter air yang disemprotkan ke tanaman ketika berumur 3
minggu. Penyemprotan dapat pula dilakukan dengan menggunakan
Benlate 50 WP sebanyak 0,5 gram per liter air ketika tanaman
berumur 30-50 hari dengan waktu interval penyemprotan 10 hari.

Karat Daun
Penyakit karat daun yang menyerang tanaman kacang hijau
memberikan bercak kecil pada kedua permukaan daun berwarna
terang. Bercak tersebut berubah menjadi bintil yang berwarna
cokelat kemerahan dalam beberapa hari kemudian. Bercak ini
sebesar jarum dan dikelilingi oleh daerah yang berwarna kuning.
Daun tanaman kacang hijau yang terserang penyakit ini dengan
kondisi berat akan terinfeksi dan mengering kemudian rontok.
Penyebab serangan penyakit ini adalah cendawan Uromyces sp.

Penanggulangan
Penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit karat daun
dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit ini.
Penyemprotan menggunakan fungisida Dithane M-45 atau Bayleton
sebanyak 2 gram atau 2 cc per liter air dapat pula dilakukan pada
umur tanaman 25 hari, 35 hari dan 45 hari.

Kudis
Penyakit kudis menyerang bagian daun, batang atau polong pada
tanaman kacang hijau. Serangan yang berat dari penyakit ini
terhadap tanaman kacang hijau dapat menyebabkan daun muda
yang telah terinfeksi menjadi keriting dan menyebabkan tanaman
menjadi kerdil. Serangan penyakit ini pada daun menimbulkan
bercak cokelat hingga cokelat kemerahan. Sekeliling bercak

Padi 91
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

tersebut sering tampak klorotis. Bagian tengah bercak menjadi abu-


abu dan berlubang yang berada di sekitas tulang daun.

Serangan penyakit ini pada bagian batang menyebabkan bercak


bulat abu-abu hingga putih keabu-abuan pada bagian tengahnya
dan cokelat kemerahan pada sekeliling bercak tersebut. Serangan
pada polong muda menimbulkan bercak cekung bulat panjang yang
tidak beraturan berwarna cokelat tua hingga cokelat kemerahan
dengan warna abu-abu pada tengah bercak tersebut. Polong yang
terserang penyakit ini ketika masak warnanya berubah menjadi
lebih muda. Penyebab penyakit ini adalah cendawan Elsinoe
twatae.

Penanggulangan
Penyemprotan dengan menggunakan fungisida Bavitsin, Benlate
dan Topsin M sebanyak 0,4 kg dan 1 kg per hektar untuk setiap
aplikasi dapat digunakan untuk mencegah serangan penyakit ini
ketika tanaman berumur 20 hari, 30 hari dan 50 hari. Penanaman
varietas yang tahan terhadap tanaman ini juga dapat dilakukan.

Rhizoctonia
Penyakit rhizoctonia yang menyerang tanaman kacang hijau
menyebabkan kecambah rebah dan pada bibitnya terdapat bercak
kemerahan pada batang dan akar serta sedikit di bawah permukaan
tanah. Bercak tersebut melebar hingga menjadi cekung yang
mengakibatkan tanaman menjadi mati. Cendawan yang
menyebabkan penyakit ini adalah Rhizoctonia solani. Cendawan ini
mengakibatkan daun membusuk. Gelaja awal timbulnya bercak
cekung kecil hingga melebar dan tangkainya membusuk berwarna
cokelat kehitaman.

Penanggulangan
Pencegahan serangan penyakit ini terhadap tanaman kacang hijau
dapat dilakukan dengan memperbaiki drainase dengan membuat
guludan dan selokan. Cara ini dilakukan untuk mencegah tanah
tidak terlalu basah. Penggunaan fungisida juga dapat dilakukan

92 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

untuk merawat benih. Pemberian biakan jamur Trichoderma


harzianum dapat juga dilakukan ketika tanaman berumur 1 minggu
untuk menghindari rebah kecambah. Pemberian biakan ini
dilakukan pada pangkal batang tanaman.

Belang Bangkas Kacang Hitam


Serangan tanaman belang bangkas kacang hitam pada tanaman
kacang hijau menyebabkan daun menjadi belang, tulang daun
kekuningan dan distorsi terjadi pada bentuk daun. Penyebab
penyakit ini adalah virus belang bangkas kacang hijau atau black
gram mottle virus (BGMV).

Penanggulangan
Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menanam tanaman
dengan varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Tanaman yang
telah terserang penyakit ini dapat dicabut dan dibakar untuk
mencegah meluasnya serangan tanaman ini. Penyemprotan
insektisida juga dapat dilakukan untuk memberantas serangga
vektor yang ada di lapangan.

Mosaik Kuning
Serangan penyakit mosaik kuning menyebabkan luka nekrotis yang
timbul pada daun yang terinfeksi, mosaik sistemik dan distorsi
bentuk daun. Penyebab penyakit ini adalah virus mosaik kuning
atau Bean Yellow Mosaic Virus (BYMV).

Penanggulangan
Pencegahan serangan penyakit ini terhadap tanaman kacang hijau
dapat dilakukan dengan menanam tanaman dengan varietas yang
tahan terhadap penyakit ini. Pergiliran tanaman juga dapat
dilakukan untuk mencegah serangan penyakit mosaik kuning serta
penyemprotan insektisida untuk membunuh serangga vektor.

Padi 93
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Mosaik Kacang Hijau


Serangan penyakit mosaik kacang hijau menyebabkan tanaman
menjadi kerdil, mosaik sistemik dan belang sistemik. Penyebab
penyakit ini adalah virus mosaik kacang hijau atau mungbean
mosaic virus (MMV).

Penanggulangan
Penanaman tanaman dengan varietas yang tahan terhadap
penyakit ini dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit
mosaik kacang hijau. Pergiliran tanaman, mencabut tanaman dan
membakar tanaman yang terserang penyakit ini dapat pula
dilakukan untuk mencegah menyebarnya penyakit ini. Penggunaan
insektisida dapat pula dilakukan untuk membunuh serangga
vektor.

KACANG TANAH
Pendahuluan

Gambar 71. Kacang Tanah

94 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Kacang tanah merupakan tanaman kedua setelah kedelai dari jenis


polong-polongan yang dibudidayakan di Indonesia. Tanaman
kacang tanah biasanya digunakan sebagai bahan baku industri
seperti bahan pembuatan tepung, bahan pangan seperti makanan
bayi dan pakan ternak. Kandungan protein pada kacang tanah
cukup tinggi, yaitu 27% sehingga baik untuk dikonsumsi dan salah
satu alasan untuk dapat diolah menjadi berbagai macam produk
olahan.

Sejarah Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang berasal dari


Amerika Selatan, tepatnya dari Brazilia, berupa semak. Penanaman
pertama kali tanaman ini dilakukan oleh orang Indian (suku asli
bangsa Amerika). Kacang tanah masuk ke Indonesia pada abad ke-
17 dibawa oleh pedagang Spanyol, Cina atau Portugis. Mereka
membawa kacang tanah ketika melakukan pelayaran dari Meksiko
ke Maluku. Saat ini, kacang tanah telah tersebar ke seluruh dunia
yang memiliki iklim tropis dan subtropis.

Taksonomi Kacang Tanah

Mahluk hidup baik tanaman maupun hewan memiliki tingkatan


pengelompokkan dari yang terendah hingga tertinggi yang
dinamakan dengan taksonomi. Pengelompokkan tersebut adalah
sebagai berikut:
Kingdom -> Divisio -> Classis -> Ordo -> Familia -> Genus -> Spesies

Padi 95
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 72. Taksonomi Kacang Tanah

Pengelompokkan tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Leguminales

Familia : Papilionaceae

Genus : Arachis

96 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Spesies : Arachis hypogeae L.

Syarat Tumbuh Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah dapat tumbuh dengan suhu sekitar 28-32C.


Apabila suhunya di bawah 10C maka pertumbuhan tanaman kacang
tanah akan terhambat dan dapat menjadi kerdil karena
pertumbuhan bunga kurang sempurna. Curah hujan yang
diperlukan untuk tanaman kacang tanah adalah 800-1300
mm/tahun. Jika hujan terlalu keras akan mengakibatkan rontoknya
bunga dan tidak diserbuki oleh lebah. Hujan yang turun terus
menerus dapat menyebabkan kelembaban tanah meningkat.
Kelembaban udara yang diperlukan untuk tanaman kacang tanah
adalah antara 65-75%. Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan
kelembaban disekitar pertanaman kacang tanah. Penyinaran sinar
matahari juga diperlukan bagi pertumbuhan kacang tanah terutama
pada kesuburan daun dan perkembangan kacang tanah.

Gambar 73. Tanaman Kacang Tanah


Tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang gembur dan
bertekstur ringan serta subur dengan pH antara 6,0-6,5. Tanah
dengan drainase yang baik dan tidak terlalu becek dan kering

Padi 97
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

sangat baik untuk tanaman kacang tanah. Kekurangan air dapat


menyebabkan tanaman kacang tanah menjadi kurus, kerdil, layu
dan mati. Sumber air bagi tanaman kacang tanah berasal dari
sekitar lokasi penanaman. Tinggi tempat tanam yang baik adalah
dengan ketinggian antara 500 m dpl. Namun, jenis kacang tanah
tertentu juga dapat ditanam dengan ketinggian tertentu.

Gambar 74. Kacang Tanah

Cara Menanam Kacang Tanah


Sebelum dilakukan penanaman kacang tanah, hal yang perlu
diperhatikan adalah pemilihan bibit, pengolahan media tanam,
teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman kacang tanah.

Pembibitan

98 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 75. Pembibitan Kacang Tanah


Pemilihan bibit yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang baik pada waktu panen. Bibit yang baik untuk tanaman
kacang tanah adalah berasal dari tanaman baru dan varietas
unggulan. Memiliki daya tumbuh yang tinggi, yaitu lebih dari 90%
dan merupakan bibit yang sehat (tidak mengandung penyakit).
Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat. Benih tidak
tercampur dengan varietas yang lain serta memiliki kadar air
berkisar 9-12%.

Sebelum benih ditanam, benih kacang tanah tersebut harus


disiapkan terlebih dahulu, yaitu dengan melakukan generatif (biji),
disimpan dalam tempat yang tertutup rapat dan kering dengan
keadaan suhu yang konstan. Yang lebih penting lagi adalah benih
yang didapatkan berasal dari Balai Benih atau Penangkar Benih
yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

Padi 99
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 76. Benih Kacang Tanah

Pengolahan Media Tanam

Gambar 77. Pengolahan Media Tanam Kacang Tanah


Persiapan yang harus dilakukan sebelum menanam benih kacang
tanah adalah dengan melakukan pengukuran luas lahan yang akan

100 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

ditanami benih kacang tanah. Hal ini berguna untuk mengetahui


berapa jumlah benih yang dibutuhkan untuk lahan tersebut. Selain
itu kondisi lahan yang digunakan untuk menanam benih kacang
tanah harus sesuai dengan syarat tanam kacang tanah.

Setelah melakukan persiapan terhadap lahan yang akan digunakan,


pembukaan lahan harus dilakukan untuk membersihkan dari
berbagai macam gulma (tanaman pengganggu) dan akar dari
tanaman sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan akar
tanaman kacang tanah berkembang dan menghilangkan tumbuhan
inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.

Setelah lahan dibersihkan dari sisa tanaman lama, lahan tersebut


dibajak dengan hewan ternak, seperti kerbau dan sapi. Selain itu
juga dapat menggunakan mesin traktor. Pada area yang sulit
dijangkau pada saat pembajakkan dilakukan pencangkulan hingga
tanah siap untuk ditanami.

Pembentukan bedengan dilakukan setelah melakukan


pembajakkan hal ini untuk memudahkan pengaturan penanaman
benih kacang tanah. Pembentukan bedengan sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan, yaitu jarak tanam 0,5 meter untuk lereng
yang agak curam dan 30-40 meter untuk lahan yang tidak terlalu
miring. Selain itu, luas bedengan untuk tanah datar adalah 10-20
meter atau 2 x 10 meter dengan ketebalan antara 20-30 cm.

Setelah dilakukan pembentukan bedengan, tanah tersebut


diberikan pengapuran dengan tujuan untuk menaikkan pH tanah
terutama bagi lahan yang sifatnya sangat asam. Dosis yang
digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran ini
dilakukan pada saat pembajakkan yang kemudian dicampurkan
dan diaduk dengan merata selambat-lambatnya 1 bulan sebelum
masa tanam dimulai.

Pemberian pupuk terhadap lahan yang akan ditanami benih


dilakukan agar tanaman kacang tanah dapat tumbuh dengan baik
dan menambah unsur hara yang diperlukan. Pupuk yang biasa

Padi 101
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

digunakan adalah pupuk hayati MiG-6PLUS dan dilakukan tiga hari


sebelum tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara
disemprot atau disiramkan secara merata dengan dosis 2 liter per
hektar. Pada lahan yang kering pemberian pupuk sebaiknya
dilakukan pada sore hari. Setelah dilakukan pemupukan dengan
pupuk hayati MiG-6PLUS, pemberian pupuk Urea sebanyak 60-90
kg ditambah pupuk TSP 60-90 kg ditambah pupuk KCL 50 kg juga
dilakukan pada saat tanam. Pupuk tersebut dimasukkan di kanan
dan kiri lubang tugal. Lubang tugal tersebut dibuat kurang lebih 3
cm.

Gambar 78. Hasil Panen Kacang Tanah

Teknik Penanaman

Teknik penanaman kacang tanah perlu memperhatikan beberapa


hal yaitu penentuan pola tanam, pembuatan lubang tanam dan cara
penanaman. Penentuan pola tanam harus memperhatikan musim
dan curah hujan agar penanaman dapat berlangsung dengan baik.
Pada tanah yang subur, jarak tanam benih kacang tanah yang
ditanam dalam larikan adalah 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada
tanah yang kurang subur, jarak tanam benih kacang tanah lebih
rapat, yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 30 cm.

102 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 79. Kacang Tanah yang sudah dikupas kulit arinya

Setelah menentukan pola tanam, pembuatan lubang tanam


dilakukan dengan kedalaman 3 cm menggunakan tugal sesuai jarak
yang telah ditentukan (tergantung dari tanah yang digunakan).
Setelah pembuatan lubang tanam dan pemilihan benih kacang
tanah dengan mutu tinggi, maka selanjutnya benih tersebut
dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah dibuat. Setiap
lubang tanam berisi satu atau dua benih dan ditutupi dengan tanah
tipis. Waktu tanam yang paling baik untuk lahan kering adalah pada
awal musim hujan. Waktu tanam untuk lahan sawah dilakukan
pada bulan April - Juni (palawija I) atau bulan Juli - September
(palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan sebelum benih
ditanam perlu dilakukan inokulasi rhizobium (benih yang dicampur
dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) selanjutnya benih
tersebut dapat langsung ditanam paling lambat 6 jam.

Padi 103
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Pemeliharaan Tanaman

Setelah masa tanam selesai, tanaman kacang tanah perlu dipelihara


dengan cara penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan,
pengairan dan penyiraman, penyemprotan pestisida dan
pemeliharaan lainnya. Penyulaman dilakukuan setelah ± 3-7 hari
setelah masa tanam apabila ada benih yang mati atau tidak tumbuh.
Penyulaman dilakukan lebih cepat lebih baik. Agar terhindar dari
hama dan penyakit tanaman perlu dilakukan penyiangan. Selain itu,
fungsi dilakukannya penyiangan agar tanaman yang telah ditanam
tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.

Gambar 80. Penyemprotan Hama


Pemeliharaan tanaman selanjutnya adalah dengan melakukan
pembubunan, yaitu mengumpulkan tanah di daerah barisan
sehingga membentuk gundukan sepanjang tanaman yang ditanam.
Setelah proses pembubunan selesai dilakukan proses pemupukan.
Pemupukan yang dianjurkan adalah menggunakan jenis Urea, TSP
dan KCl dengan dosis masing-masing adalah 60-90 kg/ha, 60-90
kg/ha dan 50 kg/ha. Ketiga pupuk tersebut dicampur dan diberikan
pada saat tanam dan dimasukkan di kanan dan kiri lubang tunggal.
Selain menggunakan pupuk tersebut, pada usia tanaman 3 minggu
dan 6 minggu setelah masa tanam perlu juga diberikan pupuk

104 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

tambahan, yaitu MiG-6PLUS. Sedangkan pemberian MiG-6PLUS


pada usia 9 minggu bila menggunakan benih yang berumur
menengah atau panjang (90-120 hari). Pemberian MiG-6PLUS
sebanyak 2 liter per hektar dan diberikan di tanah sekitar
tumbuhnya akar.

Pengairan dan penyiraman juga menjadi salah satu pemeliharaan


tanaman hal ini dikarenakan pengairan menjaga tanah tetap
lembab. Pada saat musim kemarau diberikan mulsa agar
kelembaban tanah terjaga dan ketika tanaman berbunga tidak
dilakukan penyiraman karena dapat mengganggu proses
penyerbukan. Selanjutnya dilakukan proses penyemprotan
pestisida untuk memberantas hama tanaman dan baik dilakukan
pada sore atau malam hari. Obat dan dosis yang digunakan sesuai
dengan hama yang menyerang tanaman tersebut.

Pemeliharaan lain yang menunjang pemeliharaan tanaman dapat


dilakukan selama tidak membutuhkan biaya yang berarti seperti
pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga. Selain
itu sanitasi lingkungan sekitar tanaman juga harus dijaga agar
kesehatan tanaman terjamin.

Masa Panen

Tanaman kacang tanah dapat dipanen ketika berumur pendek ± 3-4


bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Ciri-ciri tanaman kacang
tanah sudah dapat dipanen adalah batangnya yang mulai mengeras,
daun menguning dan sebagian mulai berguguran, polong kacang
sudah terisi penuh dan keras serta warna polong kacang tanah
coklat kehitam-hitaman.

Padi 105
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Gambar 81. Masa Panen Kacang Tanah


Cara memanen tanaman kacang tanah adalah dengan memetik
polong (buahnya) kemudian dibersihkan dan dijemur di bawah
sinar matahari. Polong yang tua dan muda dipisahkan sesuai
dengan derajat ketuaannya dan polong yang rusak atau busuk
dibuang. Selanjutnya dapat dipilih untuk benih kacang tanah dan
disimpan untuk dikonsumsi, dapat dipasarkan langsung dan dapat
diolah menjadi produk makanan lainnya. Penyimpanan polong
dapat dimasukkan ke dalam karung goni atau kaleng yang tertutup
rapat dan disimpan di gudang penyimpanan yang kering
tempatnya.

Penyimpanan polong kacang tanah dalam bentuk biji kering


dimasukkan ke dalam wadah setelah polong kacang tanah di kupas
dengan menggunakan tangan atau alat pengupas kacang tanah dan
dijemur hingga kadar airnya 9%.

Jawa Timur merupakan propinsi terbesar penghasil kacang tanah


sampai tahun 2009 berdasarkan data dari www.deptan.go.id
dengan luas panen sebesar 180,557.00 hektar.

106 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Hama Pada Tanaman Kacang Tanah


Lalat Kacang atau Lalat Bibit (Ophiomya Phaseoli)

Gambar 82. Lalat Kacang

Lalat kacang bermula pada larva yang menggorek keping biji yang
baru tumbuh di tanah dan daun pertama dari tanaman kacang
tanah. Larva tersebut menetap pada pangkal batang membentuk
pupa. Tanaman kacang tanah yang terserang lalat kacang pada
umur 4-10 hari akan menyebabkan tanaman terebut mati.
Penyebab kematian tanaman karena lalat kacang menyumbat
pangkal batang atau akar, sehingga tanaman kekurangan suplai air
dan hara.

Penanggulangan
Untuk mengurangi serangan lalat kacang dapat menggunakan
jerami padi untuk menutup tanah tanaman kacang tanah.
Penyemprotan pestisida tipe Marshall 25T dan Furadan 3G juga
dapat mengurangi serangan lalat kacang. Penyemprotan insektisida
pada daerah endemik disarankan ketika tanaman berumur 7-9 hari
setelah berkecambah.

Padi 107
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Hama Wereng Empoasca (Empoaska Flavescens)


Hama ini merupakan spesies yang dominan dari kumpulan hama
penghisap daun. Hama ini terkenal dengan nama sikada. Hama ini
berukuran kecil dan berwarna hijau. Hama ini menyerang tanaman
kacang tanah dengan cara menghisap cairan sel daun yang
menyebabkan bagian ujung daun menjadi berwarna kuning, kaku
dan menebal. Serangan yang berat terhadap tanaman kacang tanah
menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan rontoknya daun muda.
Serangan hama ini menyebabkan penurunan hasil panen hingga
kurang dari 10%.

Penanggulangan
Serangan hama ini dapat dicegah dengan memberikan insektisida
kepada tanaman kacang tanah, seperti Sevin 85 WP.

Hama Lundi
Hama lundi merupakan bentuk larva dari serangga Coleoptera
(bersayap keras). Hama ini hidup di dalam tanah dan memakan
polong muda sehingga menyebabkan polong menjadi berlubang,
busuk kering dan berwarna hitam. Hama ini memakan akar, batang
bagian bawah dan polong. Serangan hama ini menyebabkan
tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

Penanggulangan
Penanggulangan serangan hama ini adalah dengan cara menanam
serempak tanaman kacang tanah, penyiangan dilakukan dengan
intensif, tanaman yang telah terserang hama ini segera dicabut,
merotasi tanaman dengan tanaman lain. Tanaman kacang tanah
yang telah terserang hama ini dapat diberikan furadan aldrin.

Hama Tungau Tetranikus (Tetranychus sp)


Hama tungau tetranikus berwarna hijau atau kemerahan. Hama ini
memiliki panjang 0.5-1.0 mm, tidak bersayap dan memiliki kaki
enam atau delapan. Hama ini termasuk ke dalam familiy
tetranyhidae dengan ordo Acarina.

108 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Gambar 83. Hama Tungau Tetranikus

Hama tungau tetranikus cepat berkembang biak terutama ketika


cuaca kering dan panas. Hama ini menempel pada batang bagian
pucuk dan menghisap cairan sel yang ada pada batangnya.
Tanaman kacang tanah yang terkena serangan hama ini, pada
pucuk batang dan daun mudanya menjadi kerdil, terkulai dan
daunnya menjadi kuning keputih-putihan sehingga mudah rontok.
Gejala serangan pada tanaman kacang tanah tidak terlihat apabila
populasi tungau rendah yaitu 5 tungau per tanaman.

Penanggulangan
Penanganan terhadap tanaman kacang tanah yang terkena
serangan hama ini dapat dikendalikan dengan memberikan
akarisida ataupun insektisida seperti Kelthane, Azodrin dan
Tamaron.

Hama Ulat Grayak/Ulat Penggerek Daun (Stopmopterix


Subsecivella)
Hama ulat grayak memakan daun dan tulang secara berkelompok,
tetapi tidak memakan urat daunnya. Ciri tanaman kacang tanah
yang terserang hama ini pada daunnya menjadi berwarna putih.
Hal ini disebabkan karena daging daunnya telah termakan ulat.
Larva ulat ini pada siang hari bersembunyi di dalam tanah.

Padi 109
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

Penanggulangan
Untuk menghindari serangan ulat grayak pada tanaman kacang
tanah dengan cara membersihkan gulma, menanam tanaman
kacang tanah dengan serentak, melakukan penggiliran tanaman di
lahan yang digunakan untuk menanam tanaman kacang tanah.
Penggemburkan tanah juga dapat dilakukan untuk menghindari
serangan ulat ini supaya mengurangi intensitas serangan hama dan
memanfaatkan musuh alami. Penyemprotan insektisida lannate L,
Azodrin 15 W5C juga dapat dilakukan untuk menghindari serangan
ulat ini.

Hama Ulat Jengkal (Plusia Chalcites)


Hama ulat jengkal menyerang daun tanaman kacang tanah. Hama
ulat jengkal berwarna hhijau terang dan apabila berjalan, tubuhnya
melengkung seperti jari menjengkal. Ulat ini memakan daun muda
hingga meninggalkan tulang-tulangnya saja. Tanaman kacang tanah
yang diserang oleh ulat ini akan mengalami penurunan hasil panen
hingga 50% karena polong tidak terisi dengan baik.

Gambar 84. Hama Ulat Jengkal

Penanggulangan
Tanaman kacang tanah yang terserang ulat ini dapat menggunakan
insektisida Basudin 60 EC, Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S,
Karphos, atau bisa juga dengan Hostathionketika ulatnya masih
kecil dan kerusakan pada daun baru sedikit.

110 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Hama Kutu Aphis (Aphis Craccivora dan Aphis


Glycines)
Hama ini berupa kutu kecil dan bersayap. Hama ini termasuk ke
dalam family Aphididae dengan ordo Homoptera. Hama ini
menghisap cairan sel sehingga mengakibatkan tanaman menjadi
kerdil dan daunnya menjadi khlorosis (kekuningan) dan
permukaannya berkerut. Hama ini juga memasukkan toxin ke daun
sehingga daunnya menjadi berkerut dan menularkan virus belang
atau virus kerdil. Hama ini lebih banyak ditemukan pada musim
kemarau dibandingkan dengan musim penghujan.

Penanggulangan
Serangan hama ini dapat dihindari dengan melakukan penanaman
serentak serta membuang tanaman inang sebelum menanam
tanaman kacang tanah.

Penyakit Pada Tanaman Kacang Tanah

Penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah dapat


ditimbulkan oleh jamur, bakteri dan virus. Gejala dan
penanggulangan serangan dari ketiganya berbeda-beda. Akibat dari
serangan ketiganya dapat menurunkan produksi tanaman kacang
tanah.

Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur


Penyakit Bercak Daun Awal
Penyakit pada tanaman kacang tanah yang terserang penyakit
bercak daun awal dimulai ketika tamanan berumur tiga minggu.
Penyakit ini sering dijumpai diseluruh tanaman kacang tanah
namun intensitasnya berbeda-beda. Penyebab penyakit ini adalah
jamur Cercospora Arachidicola Hori. Jamur tersebut membentuk
konidium pada kedua sisi daun. Penyakit tanaman kacang tanah
yang terserang jamur ini akan memiliki bercak bulat berwarna

Padi 111
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

cokelat tua hingga hitam di permukaan bawah daun. Pada


permukaan atas daun bercaknya berwarna cokelat kemerahan
hingga hitam. Daun tanaman kacang tanah memiliki halo yang
berwarna kuning jelas.

Penanggulangan
Serangan penyakit ini terhadap tanaman kacang tanah dapat
menular melalui tanah dan penanggulangannya dianjurkan dengan
cara kultur teknis. Tanaman sisa pada lahan harus dibersihkan.
Untuk mengurangi serangan hingga 20% pada tanaman berumur 7
dan 9 minggu dengan menggunakan Fungisida Daconil 75 WP
sebanyak 2 kg/ha, Baycor 300 EC sebanyak 0.5 kg/ha dan Topsi-M
70 WP sebanyak 0.5 kg/ha.

Penyakit Bercak Daun Akhir


Penyakit bercak daun akhir yang menyerang tanaman kacang tanah
biasanya timbul mendekati akhir dari pertumbuhan tanaman.
Penyakit ini lebih berbahaya dibandingkan dengan penyakit bercak
daun awal. Penyakit ini dapat timbul dengan cepat pada suhu dan
kelembaban yang tinggi. Jamur dapat bertahan pada tanaman
kacang tanah pada sisa brangkasan dan tanaman yang tumbuh
setelah panen. Inang bagi jamur di luar jenis Arachis hingga saat ini
belum ditemukan.

Penyakit bercak daun akhir disebabkan oleh jamur Cercosporidium


persematum. Bercak yang ditimbulkan dari jamur ini lebih kecil,
bulat, dan lebih hitam di bawah permukaan daunnya. Batang juga
dapat diserang oleh jamur ini yang akan mengakibatkan daun
menjadi kering dan rontok.

Penanggulangan
Penanggulangan terhadap tanaman yang terkena serangan jamur
dapat menggunakan fungisida Topsin-M 70 WP dengan dosis 0.5
kg/ha/aplikasi pada minggu ke 7 dan 9 setelah tanam. Antracol 70
WP, Dithane M-45, Nemispor 70 WP dan Baycor 300 EC juga dapat
digunakan untuk memberantas serangan jamur dengan

112 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

memperhatikan dosis pada kemasannya. Penggunaan insektisida


dapat dikombinasikan dengan menanam varietas tahan, menanam
tidak secara berurutan dan membakar sisa tanaman yang sakit.

Penyakit Yang Disebabkan oleh Bakteri


Penyakit Layu Bakteri
Tanaman kacang tanah yang terserang penyakit ini dapat
mengurangi produksinya sehingga penyakit ini merupakan
penyakit yang paling ditakuti oleh petani. Penyakit ini dapat
ditemukan di Pulau Jawa, Bali Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan dan Irian Jaya. Serangan penyakit ini memiliki intensitas
rendah hingga tinggi (sampai dengan 80%) tergantung dari musim
dan varietas yang ditanam. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Psendomonas Solanacrcamm.

Tanaman kacang tanah yang terserang penyakit ini mengakibatkan


tanaman muda layu dengan tiba-tiba dan warna daun tetap hijau.
Tanaman tersebut kemudian mati. Daun yang layu seperti bekas
disiram air panas. Gejala layu yang menyerang tanaman yang lebih
tua terjadi secara bertahap dan hanya sebagian saja yang tampak
layu. Perubahan warna menjadi coklat dan busuk sering terlihat
karena sistem perakaran dan polong saja yang terserang penyakit
ini.

Penanggulangan
Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan cara menanam varietas
yang tahan terhadap penyakit ini seperti Gajah, Pelanduk, Kidang,
Tapir, Lokal Pasuruan dan Presi. Melakukan rotasi dengan tanaman
lain pada lahan yang sama yang bukan sebagai inang penyakit layu
juga dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit ini.
Tanaman yang dapat ditanam di lahan yang sama dengan tanaman
kacang tanah adalah jagung, kedelai dan ubi jalar. Selain rotasi
tanaman, untuk mencegah serangan penyakit ini dapat
menggunakan cara biologi yang memanfaatkan Actinomycetes yang

Padi 113
Budidaya Tanaman Pangan Lokal Di Indonesia
kro

bersifat anatagonistik terhadap bakteri P. solanacearum dan


penggunaan benih sehat.

Penyakit Yang Disebabkan oleh Virus


Penyakit Bilur

Penyakit bilur disebabkan oleh virus strip yang menyerang


tanaman kacang tanah atau peanut strip virus (PStV). PStV
ditularkan oleh serangga vektor Aphis Craccivora dan Myzus
Persicae atau inokulasi mekanis. Penularan penyakit ini melalui
benih hanya 1,25-3,62% tergantung dari umur tanaman, genotip
dan lingkungan tanaman. Penyakit ini dinamakan strip, karena strip
klorotik terputus-putus sepanjang daun lateral dari daun muda.
Gejala penyakit ini ditemukan dalam dua bentuk, yaitu belang dan
garis klorotik. Gejala belang lebih banyak ditemukan dibandingkan
klorotik.

Penanggulangan
Tanaman kacang tanah yang terserang penyakit ini cara
penanggulangannya tidak berbeda dengan penanggulangan
penyakit belang. Cara yang diterapkan pada pengendalian penyakit
belang dapat diterapkan pada penyakit ini.

114 Padi
Budidaya Tanaman Pangan Lokal di Indonesia
kro

Padi 115

Anda mungkin juga menyukai