Anda di halaman 1dari 5

Soal Teori

1. Mekanisme pencairan dana APBD oleh masing-masing SKPD dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Mekanisme pencairan dana APBD secara langsung

Mekanisme pencairan dana APBD secara langsung adalah mekanisme pencairan dana APBD yang
dilakukan secara langsung oleh SKPD tanpa melalui pihak ketiga. Mekanisme ini biasanya digunakan
untuk pembayaran belanja yang bersifat rutin, seperti gaji pegawai, belanja barang dan jasa, dan
belanja modal.

Proses pencairan dana APBD secara langsung dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. SKPD menyusun Rencana Anggaran Kas (RAK) yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran
dana APBD untuk periode tertentu.

2. RAK SKPD kemudian diverifikasi oleh Badan Keuangan Daerah (BKD) dan disampaikan kepada
Kepala Daerah untuk disetujui.

3. Setelah disetujui oleh Kepala Daerah, RAK SKPD kemudian ditindaklanjuti oleh SKPD dengan
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

4. SPP SKPD kemudian diverifikasi oleh PPK dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran (BPP)
untuk dilakukan pencairan.

5. BPP kemudian melakukan pencairan dana APBD sesuai dengan SPP yang telah diverifikasi.

Contoh mekanisme pencairan dana APBD secara langsung adalah sebagai berikut:

- SKPD Pendidikan mengajukan SPP untuk pembayaran gaji pegawai dan belanja barang dan jasa.

- SPP SKPD Pendidikan kemudian diverifikasi oleh PPK dan disampaikan kepada BPP untuk dilakukan
pencairan.

- BPP kemudian melakukan pencairan dana APBD sesuai dengan SPP yang telah diverifikasi.

b) Mekanisme pencairan dana APBD secara tidak langsung

Mekanisme pencairan dana APBD secara tidak langsung adalah mekanisme pencairan dana APBD
yang dilakukan melalui pihak ketiga. Mekanisme ini biasanya digunakan untuk pembayaran belanja
yang bersifat khusus, seperti belanja modal yang memiliki nilai besar atau belanja yang memerlukan
proses pengadaan barang dan jasa.

Proses pencairan dana APBD secara tidak langsung dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. SKPD menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang berisi rencana penerimaan dan
pengeluaran dana APBD untuk periode tertentu.

2. DPA SKPD kemudian diverifikasi oleh BKD dan disampaikan kepada Kepala Daerah untuk disetujui.

3. Setelah disetujui oleh Kepala Daerah, DPA SKPD kemudian ditindaklanjuti oleh SKPD dengan
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
4. SPP SKPD kemudian diverifikasi oleh PPK dan disampaikan kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP)
untuk dilakukan proses pengadaan barang dan jasa.

5. ULP kemudian melakukan proses pengadaan barang dan jasa dan menyampaikan hasil pengadaan
barang dan jasa kepada PPK.

6. PPK kemudian mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada BPP untuk dilakukan
pencairan.

7. BPP kemudian melakukan pencairan dana APBD sesuai dengan SPM yang telah diajukan oleh PPK.

Contoh mekanisme pencairan dana APBD secara tidak langsung adalah sebagai berikut:

- SKPD Pekerjaan Umum mengajukan SPP untuk pembayaran belanja modal berupa pembangunan
jalan.

- SPP SKPD Pekerjaan Umum kemudian diverifikasi oleh PPK dan disampaikan kepada ULP untuk
dilakukan proses pengadaan barang dan jasa.

- ULP kemudian melakukan proses pengadaan barang dan jasa dan menyampaikan hasil pengadaan
barang dan jasa kepada PPK.

- PPK kemudian mengajukan SPM kepada BPP untuk dilakukan pencairan.

- BPP kemudian melakukan pencairan dana APBD sesuai dengan SPM yang telah diajukan oleh PPK.

Dalam kedua mekanisme tersebut, terdapat beberapa pihak yang terlibat, yaitu:

1. SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang merupakan pelaksana APBD.

2. BKD adalah Badan Keuangan Daerah yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan daerah.

3. Kepala Daerah adalah pimpinan daerah yang bertanggung jawab atas pengelolaan APBD.

4. PPK adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan
pencairan dana APBD.

5. BPP adalah Bendahara Pengeluaran yang bertanggung jawab atas pengelolaan kas daerah dan
pencairan dana APBD.

6. ULP adalah Unit Layanan Pengadaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa.

2. Jenis-jenis pemeriksaan (audit) dalam pemerintahan dapat dibedakan berdasarkan beberapa


kriteria, yaitu:

Berdasarkan tujuannya pemeriksaan dalam pemerintahan dapat dibedakan menjadi:

- Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian
laporan keuangan.
- Pemeriksaan kinerja, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan
ekonomisitas pengelolaan keuangan negara.

- Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

Berdasarkan pelaksananya pemeriksaan dalam pemerintahan dapat dibedakan menjadi:

- Pemeriksaan oleh aparat internal pemerintah, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP), seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga.

- Pemeriksaan oleh aparat eksternal pemerintah,yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan eksternal pemerintah, seperti BPK, BPKP, dan Ombudsman Republik Indonesia.

Berdasarkan ruang lingkupnya, pemeriksaan dalam pemerintahan dapat dibedakan menjadi:

- Pemeriksaan umum, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap seluruh aspek pengelolaan
keuangan negara.

- Pemeriksaan khusus, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap aspek tertentu dari pengelolaan
keuangan negara.

Hasil pemeriksaan keuangan dapat berupa opini wajar tanpa pengecualian, opini wajar dengan
pengecualian, opini tidak wajar, atau opini tidak dapat memberikan opini.

-Opini wajar tanpa pengecualian menunjukkan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar,
dalam semua hal material, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

-Opini wajar dengan pengecualian menunjukkan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar,
dalam semua hal material, kecuali untuk beberapa hal tertentu yang dikecualikan.

-Opini tidak wajar menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua
hal material.

-Opini tidak dapat memberikan opini menunjukkan bahwa auditor tidak dapat memberikan opini
atas laporan keuangan karena adanya keterbatasan dalam ruang lingkup pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan kinerja dapat berupa rekomendasi perbaikan. Rekomendasi perbaikan adalah
saran dari auditor kepada pihak yang diperiksa untuk memperbaiki pengelolaan keuangan negara.

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dengan
tujuan tertentu dapat dilakukan oleh APIP atau aparat eksternal pemerintah

3. Internal auditor adalah auditor yang bekerja di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Internal
auditor bertanggung jawab untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomisitas pengelolaan
organisasi atau perusahaan tersebut. Internal auditor juga bertanggung jawab untuk memastikan
kepatuhan organisasi atau perusahaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Ruang lingkup tugas internal auditor meliputi:

* Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian
laporan keuangan.

* Pemeriksaan kinerja, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan
ekonomisitas pengelolaan organisasi atau perusahaan.

* Pemeriksaan kepatuhan, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan


organisasi atau perusahaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Eksternal auditor adalah auditor yang bekerja di luar suatu organisasi atau perusahaan. Eksternal
auditor bertanggung jawab untuk memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan
suatu organisasi atau perusahaan. Eksternal auditor juga dapat melakukan pemeriksaan kinerja atau
pemeriksaan kepatuhan, tetapi hal ini biasanya dilakukan atas permintaan dari pihak manajemen
organisasi atau perusahaan tersebut.

Ruang lingkup tugas eksternal auditor meliputi:

* Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan opini atas
kewajaran penyajian laporan keuangan.

* Pemeriksaan kinerja, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan
ekonomisitas pengelolaan organisasi atau perusahaan.

* Pemeriksaan kepatuhan, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan


organisasi atau perusahaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. SKPD adalah singkatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah. SKPD adalah instansi pemerintah
daerah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan tertentu di daerah. SKPD
dipimpin oleh seorang kepala dinas atau kepala badan.

BLU/BLUD adalah singkatan dari Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah. BLU/BLUD
adalah unit kerja di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang bersifat non-kewajiban umum dan menghasilkan pendapatan sendiri. BLU/BLUD
dipimpin oleh seorang direktur atau kepala.

BUMN/BUMD adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah.
BUMN/BUMD adalah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat/daerah. BUMN/BUMD
dipimpin oleh seorang direksi.
Perbedaan antara SKPD, BLU/BLUD, dan BUMN/BUMD dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

SKPD BLU/BLUD BUMN/BUMD


Status Instansi pemerintah Unit kerja pemerintah Perusahaan
Tujuan Melaksanakan urusan Memberikan Berorientasi profit
pemerintahan pelayanan pada
masyarakat
Pengelolaan Keuangan Berbasis anggaran Berbasis kinerja Berbasis bisnis
Kewenangan Terbatas oleh Lebih luas dari SKPD Tidak dibatasi oleh
peraturan perundang peraturan perundang
undangan undangan

Contoh entitas yang menerapkan BLU/BLUD adalah:

* Rumah sakit umum daerah

* Puskesmas

* Perpustakaan daerah

* Lembaga pemasyarakatan

* PDAM

* Terminal

Contoh entitas yang menerapkan BUMN/BUMD adalah:

* PT PLN (Persero)

* PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

* PT Pertamina (Persero)

* PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

* PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

* PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

* PT Kereta Api Indonesia (Persero)

* PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Anda mungkin juga menyukai