Anda di halaman 1dari 89

BENTUK KEPALA DAN WAJAH

Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan Skor
0 1 2
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 0: Tidak mengucapkan salam dan
tidak memperkenalkan diri
1: Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, 0: Tidak menanyakan identitas
alamat, pekerjaan, status) pasien
1: Menanyakan identitas dengan
lengkap
3 Menanyakan keluhan pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
4 Menjelaskan prosedur perawatan 0: Tidak melakukan dengan tepat
“Saya akan melakukan pemeriksaan bentuk 1: Melakukan dengan kurang
wajah pasien” tepat
2: Melakukan dengan tepat
5 Meminta informed consent 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
6 Mempersilahkan pasien duduk di kursi gigi 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
7 Mempersiapkan alat perlindungan diri 0: Tidak melakukan dengan tepat
(menggunakan masker, mencuci tangan dengan 6 1: Melakukan dengan kurang
langkah WHO, menggunakan sarung tangan) tepat
2: Melakukan dengan tepat
8 Mempersiapkan alat: 0: Tidak melakukan persiapan
- Jangka / Caliper 1: Hanya mempersiapkan 1 alat
- Penggaris 2: Mempersiapkan lebih dari 1
- Alat tulis Alat
- Foto EO (kondisional)
9 Memposisikan duduk pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
duduk tegak, pandangan lurus ke depan 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
10 Memposisikan operator berada di depan pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
11 Untuk mengukur bentuk wajah 0: Tidak melakukan dengan tepat
- Tandai titik nasion ke gnation untuk panjang 1: Melakukan dengan kurang
wajah, lalu ukur dengan sliding caliper/ tepat
jangka. 2: Melakukan dengan tepat
Titik Nasion : Titik tercekung antara dahi dan
hidung
Titik Gnation : Titik paling anterior dan inferior
pada dagu
- Pengukuran lebar wajah dari zigomatik kanan
dan kiri dengan sliding caliper/jangka

1
Titik Zigomatik :Titik paling lateral pada wajah
- Untuk indek muka =

- Hasilnya:
Indeks Bentuk Wajah
< 80 Hipoeuriprosop
80 – 84,9 Euriprosop
85 – 89,9 Mesoprosop
90 – 94,9 Leptoprosop
> 94,9 Hiperleptoprosop

12 Mencatat dan menjelaskan hasil pemeriksaan 0: Tidak melakukan dengan tepat


(Interpretasikan hasil berdasarkan yang didapat) 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
13 Tanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
14 Buang handscoon dan masker di sampah medis 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat

Total Skor = …… x100 = Keterangan:


23 < 60 % = Tidak Lulus
60,1 – 74,9 % = Border Line
> 75% = Lulus

Global Performance Scale*


PASS BORDER LINE FAIL
*lingkari

2
ANALISIS PROFIL
WAJAH

Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan Skor
0 1 2
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 0: Tidak mengucapkan salam dan
tidak memperkenalkan diri
1: Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, 0: Tidak menanyakan identitas
alamat, pekerjaan, status) pasien
1: Menanyakan identitas dengan
lengkap
3 Menanyakan keluhan pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
4 Menjelaskan prosedur perawatan 0: Tidak melakukan dengan tepat
“Saya akan melakukan pemeriksaan bentuk 1: Melakukan dengan kurang
wajah pasien” tepat
2: Melakukan dengan tepat
5 Meminta informed consent 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
6 Mempersilahkan pasien duduk di kursi gigi 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
7 Mempersiapkan alat perlindungan diri 0: Tidak melakukan dengan tepat
(menggunakan masker, mencuci tangan dengan 6 1: Melakukan dengan kurang
langkah WHO, menggunakan sarung tangan) tepat
2: Melakukan dengan tepat
8 Mempersiapkan alat: 0: Tidak melakukan persiapan
- Jangka / Caliper 1: Hanya mempersiapkan 1 alat
- Penggaris 2: Mempersiapkan lebih dari 1
- Alat tulis Alat
- Foto EO (Kondisional)
9 Memposisikan duduk pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
duduk tegak, pandangan lurus ke depan 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
10 Memposisikan operator berada di samping pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
11 Untuk mengukur bentuk wajah samping : 0: Tidak melakukan dengan tepat
- TULIS BERDASARKAN VERSI DIMINTA 1: Melakukan dengan kurang
SOAL. KETERANGAN DIBAWAH tepat
2: Melakukan dengan tepat
12 Mencatat dan menjelaskan hasil pemeriksaan 0: Tidak melakukan dengan tepat
(Interpretasikan hasil berdasarkan yang didapat) 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
13 Tanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
14 Buang handscoon dan masker di sampah medis 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
Orthodontics 4
Orthodontics 5
Orthodontics 6
1. Pupil

2. Ex = outerchantal

3. En = innerchantal

4. Al = dasar hidung

5. Ch = sudut mulut

6. Zy = titik paling menonjol di pipi

7. Go = titik paling lateral dari angulus mandibula

Proporsi wajah secara vertikal (3) dan definisi titik-titiknya (4)

Tinggi wajah atas (1/3) = Trichion — Glabellar


Tinggi wajah tengah (1/3) = Glabellar — Subnasal

Tinggi wajah bawah (1/3) = Subnasal — Menton


Trichion = garis rambut

Orthodontics 7
Glabellar = dasar dahi

Subnasal = dasar hidung


Menton = bawah dagu

Dimana tinggi wajah bawah dibagi atas 1/3 maksila dan 2/3 mandibula

Proporsi wajah secara tranversal dibagi menjadi 5 bagian

1. 1/5 wajah tengah = innerchantal dengan garis vertikal bertepatan dengan dasarhidung

2. 2/5 wajah medial = outerchantal dengan garis vertikal bertpatan dengan sudutgonial
rahang bawah

3. 2/5 wajah luar = outerchantal ke daun telinga

Orthodontics 8
Profil wajah dari samping menurut GraberTitik-titik
referensi:

1. G = Glabella

2. Ls = Labrale superius

3. Li = Labrale inferius

4. pg = Pogonion
Garis 1 = menghubungkan titik G dengan Ls Garis 2 =
menghubungkan titik pg dengan Li Garis imajiner =
menghubungkan G dengan Pg

Sudut yang dibentuk oleh kedua garis: Cembung, Cekung, Lurus

Orthodontics 9
KOMPONEN PIRANTI ORTODONTI LEPASAN

Warna Biru UNTUK ANASIR


PROSTO
Warna Merah : untuk plat basis
Warna Hitam : untuk Klamer

Jangan sebut
simple spring ya
1. Z Spring
- Menggerakkan gigi ke labial
- Mendorong 1 atau 2 sisi pada satu gigi ke labial
- Lengan bebas Z Spring di sisi yang mau digerakkan
- diameter 0,6mm
- Cara Aktivasi:
1. Aktivasi dengan menggunakan tang Bird beak
2. Bagian bulat tang berada di bagian dalam loop dan bagian yang lurus berada di bagian
luar loop
3. Kemuadian dilakukan pembesaran loop kearah labial untuk mendorong gigi ke labial
4. Jika sisi mesial dan distal sama-sama mengarah ke lingual/palatal aktivasi dilakukan
pada kedua loop yaitu loop atas dan bawah untuk mendorong kedua sisi ke labial
5. Jika hanya satu sisi saja yang mengarah ke mesial/distal maka pembesaran/aktivasi
hanya dilakukan pada loop yang bagian atas saja
6. Cek adaptasi dengan menggunakan sonde, pastikan bahwa z-spring berkontak rapat
dengan gigi

2. Finger Spring
- Menggerakkan gigi anterior ke mesial / distal
- Lengannya diletakkan di sisi yang berlawanan
Orthodontics 10
dengan arah geraknya diameter 0,6mm
- Cara Aktivasi:
1. Aktivasi dengan menggunakan tang lurus
2. Kemudian letakkan tang pada finger spring atau lengan pegas kearah pergerakan gigi (sesuai
kasus)

3. Pasangkan kembali piranti, pegas yang ada di insisal ditarik ke interdental

4. Perlu diperiksa apakah posisi pegas dan titik kontak dengan gigi sudah benar.

3. Pada kunjungan pertama dilakukan aktifasi ringan saja yaitu defleksi antara 1-2 mm.

3. T Spring/Pegas T
- Untuk mendorong gigi C / P/ M ke bukal
- Mendorong gigi 2 gigi anterior ke labial sekaligus
- diameter 0,6 mm

4. Labial bow

* Labial bow aktif = untuk mendorong gigi anterior ke palatal/lingual = diameter 0,7mm

Orthodontics 11
* Labial bow pasif = sebagai retensi anterior = diameter 0,8 mm

Short labial bow

a) Meretraksi gigi anterior

b) dari gigi C – C

c) Cara aktivasi:

1. Lakukan penandaan pada lengan horizontal labial bow dan batas tepi anterior basis
akrilik dengan menggunakan spidol
2. Hitung jarak antara titik-titik tersebut dengan menggunakan jangka/penggaris besi
3. Aktivasi dilakukan denggan menggunakan tang tiga jari, dimana satu jari berada
di dalam loop dan dua jari berada di bagian luar loop. Lakukan hal yang sama
pada loop sisi sebelahnya
4. Kemudian lakukan reposisi dengan menggunakan tang tiga jari, tang
diletakkan di sudut diantara loop dengan lengan horizontal.
5. Posisi satu jari dibagian dalam loop dan dua jari dibagian luar loop, dan
lakukan pada sisi sebelahnya
6. Ukur kembali jarak lengan horizontal labial bow dan batas tepi anterior basisakrilik
menggunakan jangka
7. Kemudian lakukan pengasahan plat akrilik untuk memberikan ruang untuk
pergerakan gigi

Orthodontics 12
- Long labial bow
a) meretreaksi gigi anterior
b) dari gigi P – P

- Reversed labial bow


a) mendorong gigi I ke lingual / palatal
b) Cara aktivasi dengan loop dibesarkan

5. Adams klamer / adams clasp


- Sebagai retensi pada gigi M yang sudah
erupsi sempurna

- Retensi ini efektif dengan memanfaatkan


undercut mesiobukal dan distobukal
- diameter 0,7mm

6. Half Adam’s : digunakan pada gigi M1 yang belum erupsi sempurna (diameter 0,7
mm)

Orthodontics 13
7. Balls clasp: digunakan pada kondisi M1 yang sudah hilang atau tidak ada diletakkan
pada premolar (diameter 0,7 mm)

6. Skrup Ekspansi

* mendorong / ekspansi sekelompok gigi ke arah transversal dan sagital (lebarkan

lengkung gigi

- Transversal : kanan kiri

- Sagittal : depan belakang

7. Posterior Bite Plane

- Peninggian gigit posterior di RB

- Untuk hilangkan kontak vertical di anterior, atasi

CrossBite Ante(overbite > freeway space)

8. Anterior bite plane

- Peninggian gigit di RA

- Untuk menghilangkan kontak RA dan RB posterior

- Untuk kasus deepbite, mengatasi CB

Orthodontics 14
Orthodontics 15
PENGUKURAN OVERJET DAN OVERBITE
Prosedur Pengukuran Overjet dan Overbite dengan Model Studi
Alat dan
Bahan 1. Model studi rahang atas dan rahang bawah pasien
2. Penggaris
Prosedur 1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Oklusikan model studi rahang atas dan bawah di atas alas ygdatar
3. Posisikan model studi menghadap ke operator
4. Letakkan ujung penggaris secara horizontal dari permukaan labial insisif
rahang bawah di area midline

5. Ukur jarak antara permukaan labial insisif rahang bawah dan insisal
insisif rahang atas dengan penggaris untuk menentukan overjet (jarak
gigit) pasien
6. Overjet bernilai positif insisif rahang atas berada lebih anterior daripada
insisif rahang bawah, bernilai negatif jika insisif rahang atas berada lebih
posterior daripada insisif rahang bawah (nilai normal +2mm sampai
+4mm) jika overjet bernilai negatif pasien mengalami crossbite anterior
7. Untuk mengukur overbite, dengan pensil dan kaliper (atau penggaris
saja jika tidak ada kaliper) dengan membuat titik pada bagian labial
insisivus rahang bawah yang bersinggungan dengan tepi insisal rahang
atas.
8. Instruksikan pasien membuka mulut (kalau di model: buka oklusi).
Kemudian jaraknya diukur dari garis di labial hingga insisal insisivus
rahang bawah untuk mendapatkan nilai overbite.

(gambar buka mulut ya)


9. Overbite bernilai positif jika insisal rahang atas terletak lebih inferior
daripada insisal rahang bawah, bernilai negatif jika insisal rahang atas
terletak lebih superior daripada insisal rahang bawah (nilai normal +2mm
sampai +4mm) jika overbite bernilai negatif pasien mengalami openbite
16
anterior
KEBIASAAN BURUK
PREFACE:
1. Perkenalkan diri
2. Cuci tangan 6 langkah WHO, dan APD
3. Persiapan alat
- 1 set alat diagnostik (2 kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator, probe)
- Gelas kumur
Bahan
- Kapas
- Air minum
- Povidone iodin
- Polibib
4. Persiapan operator:
- Mirror test: belakang pasien
- Water test, cotton butterfly: depan kanan pasien
5. Persiapan Pasien:
Posisikan pasien untuk duduk tegak, dataran oklusal sejajar lantai
RA: mulut pasien setinggi bahu OP
RB: mulut pasien setinggi siku OP

Analisis Mouth Breathing


Mirror Test
1. Letakkan kaca mulut di bawah hidung pasien
2. Instruksikan pasien untuk bernafas normal
3. Amati kaca mulut
+: berembun, pasien bernafas melalui hidung
-: tidak berembun
*Apabila -, kaca mulut dibalikkan ke arah mulut, amati, kalau berembun, pasien bernafas melalui
mulut

Observasi/ Nares Reflex –> susah pada pasien mouth breathing, kl (+) nafas dr mulut Cara:
1. Instruksikan pasien untuk bernafas melalui hidung
2. Amati cuping hidung ketika pasien bernapas,
+: cuping hidung bergerak, ada obstruksi jalan napas, mouth breathing
- : cuping hidung tidak bergerak, nose breathing

Cotton Test (dengan kapas tipis)


1. Bentuk kapas memanjang sepanjang sulkus nasolabial, berbentuk kupu-kupu
2. Letakkan dibawah lubang hidung
3. Instruksikan pasien untuk bernapas biasa
4. Amati pergerakan napas
+: kapas bergerak, nose breathing
-: kapas tidak bergerak, mouth breathing
Water test / Water holding test
1. Instruksikan pasien untuk menahan air minum dalam mulut yang tertutup sekitar 60 detik
2. Amati respon pasien
Tidak sanggup/ keselek air: mouth breathing.
Mampu menahan air > 60 detik: nose breathing

CLOSING:
1. Catat hasil pengamatan di rekam medis pasien
2. Interpretasikan hasil pengamatan, bernafas melalui hidung atau mulut

Rencana perawatan untuk Mouth Breathing?


• Rujuk ke Sp. THT
• KIE pada pasien terdapat obstruksi pada saluran nafas
• THT ok dan etiologi sudah dihilangkan
• Pemasangan oral screen rujuk sp orto
• Jika sudah hilang kebiasaan buruk
• Rawat maloklusi

BLANCH TEST
PREFACE:
1. Perkenalkan diri
2. Cuci tangan 6 langkah WHO, dan APD
3. Persiapan alat
- 1 set alat diagnostik (2 kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator, probe)
- Gelas kumur
Bahan
- Kapas
- Air minum
- Povidone iodin
- Polibib
4. Persiapan operator: depan kanan pasien
5. Persiapan Pasien:
Posisikan pasien untuk duduk tegak, dataran oklusal sejajar lantai
RA: mulut pasien setinggi bahu OP
RB: mulut pasien setinggi siku OP
6. Pegang bibir rahang atas menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
7. Pasien diminta untuk membuka mulut dan jari OP mengangkat bibir ke arah atas secara
maksimal
8. Perhatikan area frenulum
+: frenulum memucat, margin gingiva tertarik, frenulum tinggi

CLOSING:
1. Catat hasil pengamatan di rekam medis pasien
2. Interpretasikan hasil pengamatan, bernafas melalui hidung atau mulut

PEMERIKSAAN PALATUM
Cara kaca mulut
PREFACE
1. Masukkan kaca mulut no. 3 ke dalam palatum pasien
2. Amati kaca mulut
Normal: 1/2 kaca mulut terbenam
Dalam: > 1/2 kaca mulut terbenam
Dangkal: < 1/2 kaca mulut terbenam
CLOSING

Kedalaman Palatum dengan Model


1. Posisikan model rahang atas
2. Tinggi palatum:
a. bentangkan penggaris besi dari M1 ra ke M1 ra
b. pakai lidi diberdirikan/ditegakkan
c. tandai bagian perpotongan dengan penggaris besi
d. ukur panjang lidi dari ujung ke titik yang sdh ditandai
3. Jarak intermolar:
a. dengan jangka, lebarkan antar central fossa M1 kanan kiri
b. ukur dengan penggaris
4. Indeks tinggi palatum: tinggi palatum/jarak intermolar x 100%
normal: 42% (Index Korkhaus)
< 42%: dangkal
>42%: dalam

PEMERIKSAAN TONSIL
PREFACE
1. Instruksikan pasien untuk menjulurkan lidah, dan mengucapkan "a....." yang panjang
2. Amati dan periksa ada pembengkakan atau sudah pernah diangkat atau blm
inflamasi yang berkepanjangan
3. Nilai tingkat pembesarannya (Brodsky)

CLOSING

KURVA SPEE
Kurva spee : garis imaginer yang ditarik dari puncak cups gigi posterior RB ke tepi insisal edge
anterior RB
Cara mengukur
1. Posisikan model RB
2. Gunakan 2 buah penggaris, letakkan 1 penggari menyentuh tepi insisal I1 - cusp tip paling distal
gigi post RB
3. Ukur jarak jarak penggaris 1 thdp cusp tip P2 yang sdh erupsi sempurna dgn penggaris 2/dgn
kaliper/probe
4. Analisis
normal : 0-1,5 mm
dangkal : <0 mm
dalam : >1,5mm
-Pada keadaan normal kedalamannya tidak melebihi 1,5 mm (kurva Spee datar).
-Pada kurva Spee yang positif (bentuk kurvanya jelas dan dalam) biasanya didapatkan gigi
insisivus yang supraposisi atau gigi posterior yang infraposisi atau gabungan kedua keadaan
tersebut.

TAMBAHAN
Kurva Imajiner

Spee: garis imajiner dari insisal edge ke puncak cusp bukal

Wilson: garis imajiner yang menghubungkan puncak cusp molar kedua sisi rahang

Monson: garis imajiner yang merupakan kombinasi kurva Spee dan Wilson

Antimonson: kebalikan dari kurva Monson yg arahnya konveks ke arah atas

Kompensasi: kurva yang dibentuk dalam arah antero-posterior maupun lateral dari bidang oklusal
yang digunakan sebagai pedoman untuk membentuk oklusi seimbang (contoh: Spee, Wilson,
Monson)
ANALISIS SEFALOMETRI
PREFACE (senyum, sapa, salam)
Siapkan alat dan bahan
- Foto ronsen sefalometri lateral
- Kertas hasil tracing
- Penggaris (segitiga siku2 dan panjang)
- Busur
- Pensil

TITIK
S (Sella): titik sella tursica terletak di tengah fossa pituitary
N (Nasion): titik paling cekung dari sutura frontonasalis
A (Subspina): titik tercekung dari prosesus alveolaris superior/maksila, atau setentang dgn apikal
gigi I RA
B (Supramental): titik tercekung dari prosesus alveolaris inferior/mandibula, atau setentang dgn
apikal gigi I RB
Pog (Pogonion): titik paling prominen dari tulang dagu
Gn (Gnation): titik paling anteroinferior dari tulang dagu / titik antara Pog dan Me
Me (Menton): titik paling inferior dari tulang dagu
Go (Gonion): titik perpotongan antara garis bagi sudut yang dibentuk oleh garis inferior border of
mandible dan ramus ascendens dengan kontur angulus mandibula
Po (Porion): titik paling superior dari meatus acusticus externus
Or (Orbita): titik paling inferior dari dasar rongga mata terdepan
ANALISIS SKELETAL

Sudut yang dibentuk antara garis SN dan garis


NA.
Sudut ini menggambarkan kedudukan maksila
terhadap basis kranii dalam arah sagital
SNA
Normal = 82 ± 2 (80-84)
Kurang dari range normal, kedudukan maksila
terhadap basis kranii retrognati
Lebih dari range normal, kedudukan maksila
terhadap basis kranii prognati

Sudut yang dibentuk antara garis SN dan garis


NB.
Sudut ini menggambarkan kedudukan
mandibula terhadap basis kranii
SNB
dalam arah sagital.
Normal= 80 ± 2 (78 – 82)
Kurang dari range normal, kedudukan
mandibula terhadap basis kranii retrognati
Lebih dari range normal, kedudukan
mandibula terhadap basis kranii prognati
Sudut yang dibentuk antara garis NA dan
garis NB.
Cara mengukur: SNA - SNB
Sudut ini menggambarkan kedudukan
mandibula terhadap maksila dalam
ANB
arah sagital.
Normal= 2± 2 (2 – 4)
Kurang dari range normal, kedudukan
mandibula terhadap maksila prognati
(Skeletal kelas III)
Lebih dari range normal, kedudukan
mandibula terhadap maksila retrognati
(Skeletal kelas II)

HARAP DIPERHATIKAN!
Semua MP ditarik dari Go-Gn

FMPA
(Frankfurt
Mandibula
r Plane
Angle)
(Tweet)
ANALISIS DENTAL

Sudut yang dibentuk antara garis SN dan


perpanjangan sumbu panjang gigi insisif
RA.
Sudut ini menggambarkan inklinasi insisif
I-SN (U1-
maksila terhadap basis kranii dalam arah
SN)
sagital.
(Rakosi)
Normal= 104± 6 (98– 110)
Kurang dari range normal, inklinasi insisif
maksila terhadap basis kranii retroklinasi
Lebih dari range normal, inklinasi insisif
maksila terhadap basis kranii proklinasi
Sudut yang dibentuk antara bidang
mandibula (Gonion-Gnation) dan
perpanjangan sumbu panjanggigi insisif RB.
Sudut ini menggambarkan
inklinasi insisifmandibula
IMPA (L1-
GoGn/L1- terhadap bidang mandibula.
mandibula) - Normal : 90 ± 5°
(Tweed)
< normal, inklinasi insisif mandibula
terhadap bidang mandibula retroklinasi
Lebih dari range normal, inklinasi insisif
mandibula terhadap bidang mandibula
proklinasi

FMIA
(Frankfrut
Mandibula
r Insisive
Angle)
(Tweet)

*MP: Go-Gn
Deskripsi Sudut: sudut yang di bentuk dari
sumbu panjang gigi I atas terhadap garis NA
Jaraknya dihitung dari permukaan
I: NA tercembung labial ke garis NA
(Steiner)
Nilai normal :
Angular : 22 derajat
Linier : 4 mm
Interpretasi angular:
> normal : I RA terhadap garis NA Proklinasi
< normal : I RA terhadap garis NA Retroklinasi
Interpretasi linier:
> normal : proposisi / protrusi
< normal : retroposisi

Deskripsi Sudut: sudut yang di bentuk dari


sumbu panjang gigi I bawah terhadap gari NB
Jaraknya dihitung dari permukaan
tercembung labial ke garis NB
Nilai normal :
I:NB Angular : 25 derajat
(Steiner)
Linier : 4 mm
Interpretasi angular:
> normal : I bawah terhadap garis NB Proklinasi
< normal : I bawah terhadap garis NB
Retroklinasi
Interpretasi linier:
> normal : proposisi / protrusi
< normal : retroposisi

Deskripsi sudut: Hubungan inklinasi


gigi depan atas dengan gigi depan
I:I (Sudut
interinsisal bawah.
)
(Down Nilai normal: 130o – 130,5o (Downs)
dan >: I RA dan I RB retroklinasi
Steiner)
<: I RA dan I RA proklinasi
TAMBAHAN
ODONTEKTOMI

Alat dan Bahan Alat :


1. Kaca mulut
2. Pinset
3. Sonde
4. ekskavator
5. Pinset sirurgis
6. Tang cabut M3/forceps gigi
7. Kuret tulang
8. Bein/elevator lurus
9. Raspatorium
10. Bone file
11. Straight angle
12. Gunting benang
13. Scalpel
14. Needle holder
15. Karpul

Bahan :
1. Anastetikum (Lidocain 2% dengan
ephinefrin 1:80.000)
2. Povidone iodine
3. Kassa steril
4. Saline
5. Syringe 3cc
6. Needle anastesi
7. Tampon
8. Catton roll/pellet
9. Silk 3.0/4.0
10. Blade 12/15
11. NaOCl (Saline)

Prosedur 1. Meminta Informed consent


2. Persiapan operator: preface - cuci
tangan 6 langkah WHO, menggunakan
APD level 3 secara berurutan, masker
dan handscoon steril
3. Persiapan alat dan bahan
4. Persiapan pasien (cek tanda vital
pasien: tekanan darah, pernafasan, suhu,
dan nadi), riwayat medis, dan melakukan
pemeriksaan penunjang lain jika ada
(foto radiologi)
5. Posisi operator
6. Melakukan asepsis EO Gerakan
memutar searah jarum jam dari dalam
keluar dan dan IO dimulai dari bagian
vestibular-oral dengan menggunakan
kassa yang dibasahi povidone iodine
7. Melakukan anastesi mandibular
blok, tunggu beberapa saat, lalu
dievaluasi secara subjektif dan objektif.
8. Melakukan anastesi infiltrasi pada
bagian muccobucal fold gigi 38.
9. Melakukan pemasangan blade (no.15)
pada scalpel no 3 menggunakan needle
holder
10. Tahapan Pembukaan Flap
a. Membuat insisi horizontal
secara continue dan tegas dengan
modified pen grasp menyesuaikan
margin gingiva pada bagian distal gigi 38
hingga ke bagian distal gigi 37.
Kemudian dilakukan insisi semi vertical
di sekitar gigi 37
b. Pisahkan flap
mucoperiosteal dengan tulang
menggunakan raspatorium
11. Bur tulang dibagian oklusal untuk
mengekspos mahkota, bur tulang di bukal
dan distal sampai servikal disertai irigasi
saline
12. Longgarkan gigi dengan bein,
luksasi gigi dilanjutkan ekstraksi dengan
menggunakan tang cabut M3.
13. Melakukan pemeriksaan gigi yang
sudah dicabut
14. Membersihkan soket dengan kuret
tulang
15. Menghaluskan bagian tulang yang
tajam dengan bone file.
16. Melakukan irigasi dengan larutan
normal saline
17. Tahapan Pengembalian Flap:

a. Lakukan pengembalian flap


dengan melakukan suturing simple
interrupted dengan membuat 3 atau lebih
simpul interrupted 2-1-1 pada regio
tersebut sesuai panjang insisi.
b. Pastikan hasil suture tidak
terlalu rapat dan kencang (dapat
menyebabkan ischemic maupun robeknya
jaringan)
18. Kontrol perdarahan dengan

tampon: instruksikan pasien untuk
menggigit tamponselama 30-60 menit.
19. Lakukan DHE dan KIE, serta
berikan resep kepada pasien.
20. Resep:
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XV
∫ 3 dd tab 1 pc (habiskan)

R/ Asam mefenamat 500 mg tab


No. X
∫ 3 dd tab 1 pc prn (bila nyeri)

Instruksi pasca tindakan :


• Gigit tampon selama ±30-60 menit.
• Tindakan yang harus dihindari:
o Menghisap, menyentuh
dan menekan-nekan bekas luka
pencabutan menggunakan lidah,
jari, atau benda apapun

o Sering berkumur-kumur
o Sering meludah (Jika darah
bercampur dengan saliva
dapat dibuang atau
diludahkan perlahan)
• 24 jam pasca tindakan tidak makan
dan minum bersuhu panas/hangat
• Melakukan diet lunak dan istirahat
yang cukup
• Tidak merokok dan tidak menghisap
daerah luka
• Mengonsumsi obat sesuai resep
• Tetap menjaga OH (sikat gigi pagi
setelah sarapan dan malam sebelum
tidur, secaralembut dan perlahan)
• Kontrol 7 hari kemudian serta
melepas jahitan.
DEBRIDEMENT DRY SOCKET/KOMPLIKASI PASCA EKSTRAKSI

Alat dan 1. 1 set alat standar: 2 kaca mulut, 1 ekskavator, 1 pinset, 1 sonde halfmoon
Bahan
2. Kasa steril/ kapas steril

3. Spuit irigasi 10cc

4. Medicated dressing (eugenol dressing)


5. Larutan Povidone Iodine

6. Larutan irigasi NaCl

Prosedur a. Meminta Informed consent


b. Persiapan operator: preface (cuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan
APD level 3 secara berurutan, masker dan handscoon steril)
c. Persiapan alat dan bahan
d. Persiapan pasien (cek tanda vital pasien ; tekanan darah, pernafasan,
suhu, dan nadi), riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan penunjang
lain jika ada (foto radiologi)
e. Posisi operator didepan kanan pasien, dan posisi pasien duduk tegak
f. Lakukan asepsis dan antisepsis Ekstra Oral dengan kassa steril yang
dibasahi povidone iodine secara sentrifugal (memutar searah jarum jam
dari dalam keluar) dan Intra Oral dimulai dari bagian vestibular-oral
g. Lakukan irigasi soket dengan NaCl hingga semua pseudomembran dan
debris di soket terangkat
h. Kontrol perdarahan dengan menggunakan kasa steril

i. Aplikasikan kasa eugenol (alvogyl) ke dalam soket tanpa tekanan

j. Berikan instruksi pasca tindakan berupa:


- tidak makan dan minum apapun selama 30-60 menit pasca
debridement
- tidak memainkan soket dengan lidah
- tidak menggunakan sedotan atau mengisap-isap soket
- tidak berkumur terlalu kuat
- makan yang bertekstur lunak dan tidak panas
- Jangan merokok dulu selama proses penyembuhan (kurang lebih satu
minggu)
- menjaga kebersihan mulut dengan sikat gigi 2 kali sehari pagi dan
malam secara perlahan
- konsumsi obat sesuai instruksi (obat yang diberikan antiinflamasi
dengan asam mefenamat 500mg diminum 3x sehari setelah makan jika
terdapat sakit selama 3 hari, antibiotik jika terdapat tanda infeksi dengan
amoxicillin 500mg diminum 3x sehari selama 5 hari)
- Tanyakan kepada pasien apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau
kurang jelas
- Instruksikan pasien kembali ke klinik 1 hari setelah debridement untuk
mengganti kasa eugenol/kasa iodoform/reaplikasi metronidazole (medicated
dressing diganti setiap 24 jam hingga rasa nyeri hilang)
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka
Alat:
- Kaca mulut
- Pinset
- Sonde
- Ekskavator
- Syringe nondisposible/karpul
- Needle
- Handle dan blade no 15
- Mikromotor dan bur tulang (carbide)
- Raspatorium/periosteal elevator
- Bein/elevator
- Tang radiks
- Bone file
- Spuit irigasi
- Gunting benang
- Neelde holder
- Pinset sirurgis
Bahan:
- Anastetikum (Lidocain 2% dengan ephinefrin 1:80.000)
- Povidone iodine
- Kassa steril
- Saline
- Syringe 3cc
- Needle anastesi
- Tampon
- Catton roll/pellet
- Silk 3.0/4.0
- Blade 12/15
- NaOCl (Saline)

Prosedur :
1. Meminta Informed consent
2. Persiapan operator: preface - cuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan APD level 3
secara berurutan, masker dan handscoon steril
3. Persiapan alat dan bahan
4. Persiapan pasien (cek tanda vital pasien: tekanan darah, pernafasan, suhu, dan nadi),
riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan penunjang lain jika ada (foto radiologi)
5. Posisi operator
6. Melakukan asepsis EO Gerakan memutar searah jarum jam dari dalam keluar dan dan
IO dimulai dari bagian vestibular-oral dengan menggunakan kassa yang dibasahi povidone
iodine
7. Melakukan anastesi mandibular blok
Teknik
a. Inferior Alveolar Nerve Block (Blok mandibula)  lumpuhkan N. Alveolaris
inferior  pembedahan daerah yang luas post RB
- Jarum No. 25 Gauge
- Asepsis di trigonum retromolar
- Jari telunjuk diletak di belakang gigi terakhir mandibula
- Geser ke lateral, palpasi linea obliqua eksterna pada ramus mandibula
- Telunjuk digeser ke medial untuk mencari linea obliqua interna
- Ujung lengkung kuku berada pada linea obliqua interna
- Permukaan samping jari pada di oklusal gigi RB
- Jarum insersi di pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak dianestesi
tepatnya dari regio gigi
- Jarum bevel menghadap tulang sampai kontak dengan tulang
- Jarum tegak lurus dengan tulang
- Spuit digeser ke sisi yang akan di anestesi sejajar dengan bidang oklusal dan jarum
ditusuk sedalam 5mm
- Aspirasi (-) → deponir 0,5mm → anestesi NERVUS LINGUALIS
- Spuit digeser kea rah posss tesb, jarum ditusuk sambil menyusuri tulang sedalam 10-
15mm
- Asprasi (-) → deponir 1mm → anestesi nervus alveolaris inferior
- Setelah selesai, spuit ditarik
Evaluasi Anastesi :
Subjektif :
Area yang dianastesi terasa kebas
Objektif :
Mukosa terlihat pucat
Sonderen (-) sakit
Selama pencabutan → px (-) nyeri
8. Melakukan anastesi infiltrasi pada bagian muccobucal fold
Sub Mukus Infiltrasi Anestesi → insisi abses, operkulektomi
- Posisi needle 45 derajat pada gigi 5-10 mm dari gingiva
- Bevel menghadap tulang
- Pasien tarik nafas panjang dari hidung
- Insersi needle 3-5 mm
- Deponir 0,2-0,3ml
- Perlahan tarik needle
9. Insisi dan Diseksi Flap : Insisi triangular dibuat dengan blade no 15 dan handle no 3,
yang dipegang dengan teknik pen grasp. Gunakan gerakan kontinu dan pertahankan agar
blade tetap berkontak dengan tulang. Setelah insisi selesai, flap didiseksi menggunakan
raspatorim/periosteal elevator.
10. Pembuangan Tulang : Lakukan pembuangan tulang dengan bur tulang (carbide) disertai
irigasi NACl 0,9%. Lebar pembuangan tulang sama dengan lebar mesio distal gigi.
Pembunangan tulang dilakukan kira-kira ½ sampai 2/3 dari panjang akar dalam arah vertical.
11. Apabila akar lebih dari satu dilakukan separasi
12. Luksasi dengan bein : Gigi dilonggarkan dari soketnya menggunakan bein
13. Esktraksi dengan tang : setelah longgar, gigi dapat dikeluarkan dari soket menggunakan
tang yang sesuai.
14. Periksa gigi yang sudah di ekstraksi
15. Pembersihan soket dengan kuret tulang (sendok granuloma)
16. Penghalusan tulang yang tajam : Raba daerah bekas pencabutan, apabila ada tulang yang
tajam, lakukan penghalusan dengan bone file dan irigasi dengan NACL 0,9%.
17. Penjahitan : Kembalikan flap ke posisi semula, lalu lakukan penjahitan simple interrupted
suture, dimulai dari daerah yang membentuk sudut pada daerah bukal/labial.
 Jarum dipegang pada bagian 1/3 – ½ pangkal jarum
 Pegang jaringan dengan pinset sirugis
 Jarum dimasukkan dalam posisi tegak lurus terhadap jaringan  2-3 mm dari sisi insisi
 Simpul dibuat dengan teksi 2-1-1 (kanan-kiri-kanan)  benang digunting ± 3mm dari
tepi insisi
18. Pemberian tampon : Tempatkan tampon sesuai dengan ukuran mesio distal gigi, berikan
instruksi pasca bedah.
19. Instruksi dan resep obat
 Tampon diletakkan (30-45 menit). Basah  ganti yang baru
 Istirahat yang cukup (1-2 hari)
 Jaga kebersihan mulut ( menyikat gigi 2x1, hindari penyikatan daerah bedah)
 Jangan memainkan daerah bekas bedah dengan lidah dan jari
 Hindari makanan panas, pedas, dan diet lunak
 Minum obat yang diresepkan  antibiotik (3x1), analgesik (3x1), dan Vitamin (1x1)
 Bila ada komplikasi pasca bedah  hubungi drg
 Kontrol 7 hari kemudian  membuka benang jahit
Pembukaan jahitan : Benang digunting dibawah simpul/jaringan agar tidak ada sisa
benang dari arah luar yang masuk melewati jaringan.
 Jangan merokok
Alveolektomi
Alveolektomi : Prosedur pembedahan untuk membuang prosesus alveolaris yang menonjol
ataupun yang tajam pada daerah maksila maupun mandibular. Alveolektomi bertujuan untuk
mempersiapkan alveolaris sehingga dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan
yang akan digunakan.

Alat:
- Kaca mulut
- Pinset
- Sonde
- Ekskavator
- Syringe nondisposible/karpul
- Needle
- Handle dan blade no 15
- Mikromotor dan bur tulang (carbide)
- Raspatorium/periosteal elevator
- Bein/elevator
- Tang radiks
- Bone file
- Spuit irigasi
- Gunting benang
- Neelde holder
- Pinset sirurgis
Bahan:
- Anastetikum (Lidocain 2% dengan ephinefrin 1:80.000)
- Povidone iodine
- Kassa steril
- Saline
- Syringe 3cc
- Needle anastesi
- Tampon
- Catton roll/pellet
- Silk 3.0/4.0
- Blade 12/15
- NaOCl (Saline)
- Tang knabal/ronguer
Prosedur :
1. Meminta Informed consent
2. Persiapan operator: preface - cuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan APD level 3
secara berurutan, masker dan handscoon steril
3. Persiapan alat dan bahan
4. Persiapan pasien (cek tanda vital pasien: tekanan darah, pernafasan, suhu, dan nadi),
riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan penunjang lain jika ada (foto radiologi)
5. Posisi operator
6. Melakukan asepsis EO Gerakan memutar searah jarum jam dari dalam keluar dan dan IO
dimulai dari bagian vestibular-oral dengan menggunakan kassa yang dibasahi povidone
iodine
7. Melakukan anastesi infiltrasi pada bagian muccobucal fold
Sub Mukus Infiltrasi Anestesi → insisi abses, operkulektomi
- Posisi needle 45 derajat pada gigi 5-10 mm dari gingiva
- Bevel menghadap tulang
- Pasien tarik nafas panjang dari hidung
- Insersi needle 3-5 mm
- Deponir 0,2-0,3ml
- Perlahan tarik needle
8. Pemasangan blade : Gunakan handle no 3 dan blade no 15. Blade dipasang dengan
bantuan needle holder.
9. Penentuan desain flap : Desain flap yang digunakan adalah triangular. Insisi horizontal
dibuat pada puncak linggir, insisi semivertikal dibuat pada bagian bukal hingga ke bagian
vestibulum.
10. Pembuatan insisi : Scalpel dipegang dengan teknik pen grasp. Insisi dibuat tegas sampai
menyentuh tulang.
11. Diseksi flap : Diseksi flap dilakukan dengan raspatorium/periosteal elevator hingga
daerah eksostosis terlihat jelas.
12. Pembuangan tulang yang tajam/eksostosis : Pembuangan tulang dilakukan dengan
menggunakan knabel tang (ronguer) lalu dihaluskan dengan bone file dengan gerakan searah.
Spooling daerah kerja dengan larutan NaCl 0,9%. Flap direposisi ke posisi semula.
13. Penjahitan interrupted suture : Penjahitan dilakukan dengan benang black silk 3.0. Jarum
dipegang dengan needle holder pada bagian 1/3 – ½ pangkal jarum.
14. Penjahitan dimulai dari daerah yang membentuk sudut. Jarum dimasukkan dalam posisi
tegak lurus terhadap jaringan. penjahitan dilakukan sekitar 2-3 mm dari tepi insisi.
15. Simpul dibuat dengan teknik 2-1-1. Benang digunting sekitar 3 mm dari tepi insisi.
16. Penjahitan dilanjutkan hingga selesai
17. Kontrol dilakukan sebanyak 2 kali
18. Intruksi dan resep obat
 Tampon diletakkan (30-60 menit). Basah  ganti yang baru
 Istirahat yang cukup
 Jaga kebersihan mulut ( menyikat gigi 2x1, hindari penyikatan daerah bedah)
 Jangan memainkan daerah bekas bedah dengan lidah dan jari
 Hindari makanan panas, panas dan diet lunak.
 Minum obat yang diresepka  antibiotik (3x1), analgesik (3x1), dan Vitamin (1x1)
 Bila ada komplikasi pasca bedah  hubungi drg
 Kontrol 1 hari kemudian  evaluasi keluhan pasien dan keadaan klinis
 Kontrol 7 hari kemudian  membuka benang jahit
Pembukaan jahitan : Benang digunting dibawah simpul/jaringan agar tidak ada sisa
benang dari arah luar yang masuk melewati jaringan.
 Jangan merokok
PERSAMAAN PERSEPSI PERIO
Item
No. Pedoman pemeriksaan Keterangan
pemeriksaan
1 Kedalaman 1. Alat untuk mengukur kedalaman probing: Sulkus: < 3mm
probing probe UNC-15
Poket: > 3mm
2. Prosedur pemeriksaan:
a. Probe dipegang dengan modified pen grasp,
finger rest pada gigi berdekatan dalam satu
rahang.
b. Probe dimasukkan kedalam sulkus gingiva
dengan tekanan ringan (0.25N), menempel
permukaan gigi, sejajar sumbu gigi, sampai
menyentuh dasar poket, kemudian
digerakkan dengan cara walking stroke.
c. Walking stroke dilakukan dari distofasial
kearah mesiofasial, kemudian mesiolingual
kearah disto lingual.
d. Kedalaman probing dicatat pada 6 sisi
(distofasial, midfasial, mesiofasial,
mesiolingual, midlingual, distolingual).
e. Kedalaman probing diukur dari margin
gingiva hingga dasar poket.
f. Nilai kedalaman probing ditentukan
berdasarkan kedalaman terbesar pada
masing-masing sisi.

2 Bleeding on 1. Pemeriksaan BOP dilakukan bersamaan


probing (BOP) dengan pemeriksaan kedalaman probing.
2. Alat: probe UNC-15
3. Ada/tidaknya perdarahan ditunggu 60 detik
setelah probing.
4. Interpretasi:
(+): ada perdarahan;
(-): tidak ada perdarahan.

3 Papilla Bleeding Cara Pemeriksaan : Rateitschak,


Index (PBI) Wolf, Hassell.
Probe dimasukkan dalam poket dengan tekanan
Colour Atlas Of
ringan (0,25 N) dari mesial ke distal gigi dengan
Periodontology,
teknik light stroke, tunggu selama 30-60 detik untuk
ed13,
melihat titik perdarahan
2005,p.70
PBI = Jumlah perdarahan dibagi jumlah daerah
yang diukur

Indeks PBI (Muhlemann)


Grade 1: Terdapat satu titik perdarahan pada
sulkus mesial/distal
Grade II: Terdapat garis tipis perdarahan atau
beberapa titik perdarahan pada margin gingiva.
Grade III: Terdapat perdarahan berbentuk segitiga
pada interdental papil.
Grade IV: Perdarahan mengalir sesaat setelah
probing pada daerah interdental hingga menutupi
sebagian gingiva atau gigi.

4 Resesi gingiva Prosedur pemeriksaan: Penentuan


derajad resesi
a. Resesi diukur dengan menggunakan probe
berpedoman
(UNC-15).
pada:
b. Probe dipegang dengan modified pen grasp,
klasifikasi
Visible-hidden dengan finger rest pada gigi berdekatan dalam
Miller, 1985
satu rahang.
c. Resesi yang diukur adalah visible recession,
yaitu dari CEJ hingga margin gingiva.
d. Pemeriksaan dilakukan pada fasial dan
lingual/palatal.
e. Interpretasi:
(+): ada resesi (...mm);
(-): tidak ada resesi

5 Gingival Pemeriksaan dilakukan secara visual dengan skor Penentuan


enlargement gingival enlargement derajad
gingival
Skor gingival enlargement:
enlargement
0: tidak ada enlargement. berpedoman
pada:
1: enlargement pada papila interdental. klasifikasi
2: enlargement pada papila interdental. dan margin Bokenkam &
gingiva. Bohenhorst,
1994
3: enlargement meliputi ¾ mahkota atau lebih.
(Newman et al,
clinical
periodontology,
ed11, 2012,
p.84)

6 Kegoyangan gigi Prosedur pemeriksaan: Penentuan


derajad
a. Kegoyangan gigi ditentukan menggunakan 2
kegoyangan
handle instrument digerakkan secara horizontal
gigi
(bukolingual/mesiodistal) dan vertikal (ditekan
berpedoman
kedalam soket).
pada:
b. Kegoyangan fisiologis : kegoyangan secara
klasifikasi
horisontal 0,2 mm dan 0,02 mm arah aksial.
Miller, 1950
c. Skor kegoyangan gigi menurut Miller
1: Kegoyangan gigi melebihi normal
2: kegoyangan gigi ke semua arah kurang dari
sama dengan 1 mm
3: kegoyangan gigi ke semua arah (> 1mm) /
depresi vertikal / rotasi mahkota

7 Loss of 1. Alat untuk mengukur loss of attachment / clinical


attachment / attachment loss: probe UNC-15.
clinical 2. Prosedur pemeriksaan:
attachment loss a. Probe dipegang dengan modified pen grasp,
dengan finger rest pada gigi berdekatan
dalam satu rahang.
b. LoA di ukur dari CEJ hingga dasar poket.

8 Gingiva Alat yang digunakan: probe UNC-15.


berkeratin
Gingiva berkeratin diukur dari margin gingiva
hingga MGJ.

9 Gingiva cekat Alat yang digunakan: probe UNC-15.


Gingiva cekat diukur dari proyeksi dasar
sulkus/poket pada permukaan gingiva kearah
vestibular hingga MGJ.
Gingiva cekat = lebar gingival berkeratin dikurangi
kedalaman probing.

10 Plak Indeks yang digunakan:


Plak Indeks (Silness & Loe, 1964)

Alat yang digunakan: Kaca mulut, sonde, blower/


air syringe
Prosedur:
1. Sonde dipegang dengan modified pen grasp,
dengan finger rest pada gigi berdekatan dalam
satu rahang
2. Permukaan yang diperiksa: mesial, distal,
labial, lingual/palatal pada gigi 12, 16, 24, 32,
36, dan 44
3. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
menjalankan sonde dari servikal ke
oklusal/insisal

0: Tida ada plak gigi


1: Terdapat lapisan tipis plak yang melekat pada
margin gingiva di daerah yang berbatasan dengan
gigi tetangga
2: Terdapat tumpukan sedang deposit lunak pada
saku gingiva dan pada margin gingiva dan/atau
pada permukaan gigi tetangga, dan dapat dilihat
langsung oleh mata
3: Terdapat deposit lunak yang banyak pada saku
gusi dan/atau pada margin dan gigi tetangga

Indeks Plak = Total nilai plak : jumlah


permukaan yang diperiksa

Skor:
Baik = 0-1
Sedang = 1,1 - 2
Buruk = 2,1 - 3

OHIS OHI-s :
1. Oral Hygiene Index Simplified (OHIS) adalah
angka yang menyatakan keadaan klinis atau
kebersihan gigi dan mulut seseorang yang
didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan.
2. Nilai dari OHIS diperoleh dengan melakukan
penilaian debris indeks (DI) dan kalkulus indeks
(CI).
3. Penilaian OHIS dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan klinis pada 6 gigi indeks, yaitu 16
(sisi bukal), 11 (sisi labial), 26 (sisi bukal), 36
(sisi lingual), 31 (sisi labial) dan 46 (sisi lingual)
yang mewakili 6 sekstan dalam rongga mulut.
4. Syarat gigi indeks untuk dapat dilakukan
pemeriksaan adalah gigi telah erupsi sempurna
dan tidak ada karies yang menutupi atau
mengurangi ketinggian area permukaan yang
akan diperiksa.
5. Bila gigi indeks tidak ada/tidak memenuhi
syarat, maka aturan gigi penggantinya adalah
sebagai berikut:
a) Pengganti gigi 11 adalah gigi 21
b) Pengganti gigi 31 adalah gigi 41
c) Pengganti gigi 6 adalah gigi 7, bila gigi 7 juga
tidak memenuhi syarat, dapat diganti gigi 8
(bila posisinya menempati area gigi 7)
d) Bila gigi pengganti sebagaimana dimaksud
pada angka 5 huruf a sampai dengan huruf c
tidak ada/tidak memenuhi syarat, maka tidak
dapat dilakukan skoring pada sekstan yang
bersangkutan.
6. Penilaian untuk Debris Indeks (DI) adalah
sebagai berikut:
 Skor 1: bila terdapat debris pada 1/3
permukaan servikal gigi atau dijumpai stain
ekstrinsik.
 Skor 2: bila terdapat debris pada 1/3 – 2/3
permukaan gigi.
 Skor 3: bila terdapat debris pada > 2/3
permukaan gigi.
7. Penilaian untuk Kalkulus Indeks (CI) adalah
sebagai berikut:
 Skor 1: bila terdapat kalkulus supragingiva
 pada 1/3 permukaan servikal gigi tanpa
 kalkulus subgingiva.
 Skor 2: bila terdapat kalkulus supragingiva
 pada 1/3 – 2/3 permukaan gigi dan/atau
terdapat kalkulus subgingiva berupa titik-
titik yang tidak melingkari leher gigi.
 Skor 3: bila terdapat kalkulus supragingiva
pada > 2/3 permukaan gigi dan/atau
terdapat kalkulus subgingiva yang
melingkari leher gigi.
8. Skor total OHIS didapatkan dari penjumlahan DI
dan CI yang dibagi dengan jumlah gigi indeks
yang diperiksa.
9. Kategori OHIS:
1. Baik: jika nilainya antara 0-1,2
2. Sedang: jika nilainya antara 1,3-3,0
3. Buruk: jika nilainya antara 3,1-6,0

CPITN CPITN
Adalah indeks resmi yang digunakan oleh WHO
untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta
perkiraan akan kebutuhan perawatan.
Alat yang digunakan : Probe WHO
Prosedur:
1. Isolasi daerah kerja
2. Pemeriksaan dilakukan pada 6 sektan dan
diambil skor terparah.
3. Masukkan probe WHO ke dalam sulkus
gingiva (0.25N) di permukaan bukal dan
lingual sejajar sumbu panjang gigi
4. Lakukan penelusuran sulkus gingiva dengan
teknik (walking stroke)
5. Amati kondisi gingiva setelah pemeriksaan
dan tentukan skor

6. Setelah itu lakukan pencatatan skor dari


masing masing sektan.
7. Kemudian penentuan perawatan diambil
dari skor terparah dari ke-6 sektan.
Perawatan:
Grade Perawatan
0 -
1 DHE
2 DHE + Scaling
3 DHE + Scaling + Kuretase
4 DHE + Scaling + Terapi Bedah

11 Kalkulus Kalkulus supragingival: visual


Kalkulus subgingiva:
a. Dengan menggunakan sonde/explorer.
b. Sonde dipegang dengan modified pen grasp,
dengan finger rest pada gigi berdekatan dalam
satu rahang.
c. Sonde digerakkan menyusuri permukaan gigi
secara horisontal hingga dasar dari kalkulus
secara.
d. Bisa juga dilakukan dengan bantuan udara dari
threeway syringe untuk dapat dilihat secara
visual.

12 Retensi makanan Visual, ada atau tidak (+ / -)


(food retention)
Secara klinis mudah lepas dengan bantuan
semprotan air dari threeway syringe

13 Impaksi makanan Visual, ada atau tidak (+ / -)


(food impaction)
Pada daerah interdental yang lebar, terdapat
plunger cusp
14 Food entrapment Visual, ada atau tidak (+ / -)
Pada daerah interdental gigi berdesakan

15 Gingivitis Index Indeks yang digunakan berdasarkan Silness & Loe,


1964.
Untuk menilai derajat keparahan inflamasi.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara mempalpasi
gingiva, pada 4 sisi gigi geligi yaitu papilla
distovestibular, tepi gingiva vestibular, papilla
mesiovestibular, dan tepi gingiva oral
Kriteria skor:
0 = Gingiva normal
1 = Inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai
dengan perubahan warna, sedikit oedem; pada
palpasi tidak terjadi perdarahan
2 = Inflamasi gingiva sedang, gingiva berwarna
merah, oedem, dan berkilat, pada palpasi terjadi
perdarahan
3 = Inflamasi gingiva parah, gingiva berwana
merah mencolok, oedem, terjadi ulserasi, gingiva
cenderungberdarah spontan

Indeks gingivitis =
jumlah skor masing-masing gigi : 4 ( jumlahgigi
yang diperiksa)

Interpretasi:
0,1-1 = Gingivitis ringan
1,1-2 = Gingivitis sedang
2,1-3 = Gingivitis parah

16 Blanch Test Untuk melihat perlekatan frenulum


Cara pemeriksaan:
1. Tarik bibir ke arah luar dan atas
2. Cek dengan kaca mulut apakah terdapat
blanching atau pucat pada area palatal dan
sekitar frenulum
3. Jika mukosa pucat => perlekatan frenulum
tinggi

Interpretasi:
Frenulum Tinggi : jika frenulum terletak pada
gingiva interdental (tampak pucat hingga ke palatal
pada saat blanch test)
Sedang : Jika terletak antara mukosa alveolar dan
gingiva
Rendah : Jika terletak pada mukosa alveolar

17 Tension Test Periksa dengan test regangan (tension test) untuk


memeriksa gingiva cekat
Cara pemeriksaan:
1. Tarik bibir ke arah luar dan atas
2. Lihat pergerakan dari gingiva bebas
Interpretasi:
Positif : gingiva bebas bergerak menjauhi gigi
(gingiva cekat inadekuat)
Negatif : gingiva bebas tetap kaku tidak bergerak
(gingiva cekat adekuat)
RADIOLOGI
1. Evaluasi mutu radiograf IO periapikal
a. Kelengkapan identitas radiografi dan usia
b. Objek tercakup dalam radiograf sesuai dengan tujuan pembuatan radiograf
c. Tidak ada tumpang tindih/overlapping
d. Distorsi minimal dan gambaran jelas
e. Kontras, detil, dan ketajaman baik sesuai dengan tujuan pembuatan radiograf
- Kontras: perbedaan radiopak dan radiolusen
- Detail: Enamel dan dentin terlihat jelas bedanya
- Ketajaman: outline lamina dura jelas
f. Kesimpulan mutu radiograf periapikal: Radiograf dapat/tidak dapat diinterpretasikan

2. Evaluasi mutu radiograf IO panoramic


a. Kelengkapan identitas pasien (nama, usia, no Rekam medis) dan penanda kanan dan
kiri berupa tanda L
b. Objek mencakup tepi bawah mandibula, kondilus kiri dan kanan serta tepi bawah orbita
yang disesuaikan dengan tujuan pembuatan radiograf
c. Kontras, detil, ketajaman baik
d. Distorsi horizontal dan vertikal minimal dan gambaran jelas
- Vertikal: tidak ada pemendekan dan pemanjangan
- Horizontal: Proksimal terlihat jelas, ada atau tidak malposisi
e. Tidak ada artefak dan ghost image yang mempengaruhi interpretasi
f. Tidak ada area radiolusen yang tumpang tindih/overlapping dengan apikal gigi anterior
rahang atas
g. Kesimpulan mutu radiograf panoramik: radiograf dapat/tidak dapat diinterpretasikan

3. Ameloblastoma
Deskripsi lesi:
- Site: pada regio (sebutkan dari gigi apa ke gigi apa) di mandibula
- Size: sebutkan ukuran → lebih kurang 3x4 cm
- Shape: Ireguler
- Symmetry: tidak simetris
- Jumlah: bisa multilokuler (kalau tampilannya seperti sarang lebah) atau
unilokuler (kalau hanya satu bulat radiolusen)
- Border (batas): batas jelas
- Content/struktur internal: Campuran radiolusen dan radiopak yang menghasilkan
soap bubble appearance atau honeycomb appearance (seperti sarang lebah)
dengan compartment/lobus di dalam lesi → multilokuler;

Radiolusen → unilokuler
- Association: menyebabkan densitas tulang korteks menurun, mendesak kanalis
mandibularis, menyebabkan resorpsi eksternal gigi sekitarnya
Kesan: terdapat kelainan pada periapical
Suspect radiodiagnosis: Ameloblastoma unilokuler/ameloblastoma multilokuler
Diagnosis banding: kista dentigerous, odontogenic keratocyst, central giant cell
lesion, odontogenic myxoma

4. Odontogenic Keratocyst
Deskripsi lesi:
- Site: pada regio (sebutkan dari gigi apa ke gigi apa) di badan posterior mandibula
- Size: sebutkan ukuran → lebih kurang 3x4 cm
- Shape: ireguler
- Symmetry: tidak simetris
- Jumlah: unilokuler
- Border: batas jelas dan tegas, scallop-shaped
- Content/struktur internal: radiolusen
- Association: tidak menyebabkan ekspansi tulang
Kesan: terdapat kelainan pada periapical
Suspect radiodiagnosis: Odontogenic keratocyst
Diagnosis banding: kista dentigerous, ameloblastoma, simple bone cyst, odontogenic
myxoma

5. Kista dentigerous
Deskripsi lesi:
- Site: sekitar mahkota dari gigi yang impaksi dari oklusal sampai batas
sementoenamel → sesuaikan dengan gambaran radiografi
- Size: sekitar 1x1,5 cm
- Shape: bulat
- Symmetry: simetris
- Jumlah: unilokuler
- Border: batas jelas dan tegas
- Content: radiolusen
- Association: mendesak gigi sekitar
Kesan: Terdapat kelainan pada mahkota gigi yang impaksi
Suspect radiodiagnosis: Kista dentigerous
Diagnosis banding: Folikel mahkota gigi, odontogenic keratocyst, ameloblastic fibroma,
ameloblastoma unilokuler/unikistik

6. Kista Radikuler
Deskripsi lesi
- Site: di apical gigi (sebutkan giginya) meluas dari regio (sebutkan dari gigi mana
ke gigi mana)
- Size: sekitar AxB mm
- Shape: bulat/oval
- Symmetry: reguler
- Jumlah: unilokuler
- Border: batas jelas dan tegas
- Content: radiolusen
- Association: Mendesak gigi sekitar
Kesan: Terdapat kelainan pada periapical gigi (sebutkan gigi)
Suspek radiodiagnosis: Kista radikuler
Diagnosis banding: Granuloma periapical, abses periapical, kista odontogenic, odontogenic
keratocyst, kista residual

7. Deskripsi gigi periapikal

• Mahkota: densitas, lokasi, kedalaman


• Akar: jumlah akar dan saluran akar, bentuk, densitas
• Membran periodontal: DBN/menghilang/melebar + lokasi
• Lamina dura: DBN/terputus/menghilang/menebal + lokasi
• Puncak tulang alveolar: DBN/mengalami penurunan + vertikal/horizontal + berapa
mm
• Furkasi: pelebaran membran + penurunan tulang alveolar
• Periapikal:

• Site: lokasi pada regio apa


• Size: ukuran berapa x berapa/sebesar kacang polong
• shape: bulat/oval/reguler/irreguler
• simetri
• batas: batas jelas + tegas/ jelas tidak tegas/tidak jelas tidak tegas/reguler/irreguler
• Content: radiolusen/radiopak/mixed
• associated: hub/efek thdp struktur lain di sekitarnya
• jumlah: unilokuler/multilokuler

• KESAN: Terdapat kelainan pada mahkota, akar, …


• Suspect radiodiagnosis:
• Differential diagnosis:
OSCE PROSTO
Topik:
• Try-in galangan gigit (oklusal rim)
• Kesejajaran galangan gigit (oklusal rim)
• Pengukuran DV dan RS

1. Pre-face I (Operator)
- Cuci tangan 6 langkah WHO
- APD lv.3 sesuai urutan, masker, headcap, handscoon

2. Pre-face II (Persiapan Alat dan Bahan)


Alat:
- Alat diagnostic (2 kaca mulut, 1 sonde, 1 pinset, 1 ekskavator)
- Galangan gigit (oklusal rim) “tunjuk objeknya dengan penambahan sebutan oklusal
rim jika pada prosedur selanjutnya tidak ingin menyebut galangan gigit”
- Bite rim RA dan RB
- Nirbeken/ Tray alat
- Wax mass
- Lecron
- Lampu spiritus/ Bunsen
- Bite plane (Occlusal Guiding Plane)
- Ruber bowl (sebutkan saja jika tidak ada)
- Torch (sebutkan saja jika tidak ada)
- Kaliper
- Penggaris
- Spidol
Bahan:
- Larutan povidone iodine 10%
- Wax merah (1 lembar)
- Tali Kasur (1 m)
- Polibib
- Gelas kumur

3. Pre-face III
- Posisi Pasien
- Posisi Operator

4. Asepsis Intraoral (Instruksikan pasien berkumur larutan pov.iodine)


5. Keringkan mukosa dengan air syringe
6. Prosedur Try-in Oklusal Rim
- Oklusal rim rahang atas dipasangkan ke dalam mulut pasien.
- Tinggi oklusal rim di region anterior dan posterior = 12 mm, pastikan tinggi oklusal
rim cukup dengan melihat tinggi oklusal rim rahang atas berjarak 2 mm di bawah
garis bibir atas pada saat posisi istirahat.
- Buat garis camper’s (tanda dari alanasi ke tragus) sejajar dengan lantai dengan
menggunakan tali kasur untuk melihat kesejajaran oklusal rim.
- Masukkan guiding plane ke dalam mulut pasien menyentuh oklusal rim rahang atas
- Guiding plane bagian anterior sejajar dengan garis interpupil dan bagian posterior
harus sejajar garis camper’s.
- Setelah oklusal rim RA sejajar, masukkan oklusal rim RB
- Tinggi oklusal rim RB pada 2/3 retromolarpad dan bagian anterior harus tertutup
bibir bawah dan sejajar dengan sudut mulut pasien.
- Oklusal rim rahang atas dan bawah harus saling berkontak bidang
- Panduan anatomis yang membantu penetapan bentuk oklusal rim bagian anterior:
✓ Sulkus nasolabial tidak boleh terlalu dalam
✓ Sulkus mentolabial tidak boleh terlalu dalam
✓ Filtrum tidak boleh hilang
✓ Komisura bibir datar
7. Prosedur Penentuan Hubungan Rahang
A. Pengukuran Vertikal Dimensi
Dimensi Vertikal: prosedur untuk menentukan tinggi wajah yang ditentukan oleh
jarak antara RA dan RB dalam bidang frontal.
Jenis VD:
- Vertikal Dimensi Istirahat (VDI): tinggi wajah ketika oklusal rim dalam keadaan
terpisah (tidak berkontak) dan mandibula dalam keadaan istirahat fisiologis
- Vertikal Dimensi Oklusi (VDO): tinggi wajah ketika oklusal rim dalam keadaan
berkontak dan mandibula dalam keadaan relasi sentrik

Teknik penentuan VD:


• Metode Niswonger
- Dental unit dipersiapkan dengan posisi sandaran tegak
- Pasien duduk dengan kepala diatur sedemikian rupa sehingga garis imajiner
tragus – alanasi sejajar lantai
- Masukkan oklusal rim RA dan RB ke dalam mulut pasien yang sudah disesuaikan
sebelumnya
- Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar median line, satu di puncak dagu
dan satu pada puncak hidung pasien
- VDI:
a. Instruksikan pasien untuk membiarkan mandibula dalam keadaan istirahat
dengan meminta pasien menghitung angka 1-10 dan setelah hitungan ke
sepuluh pasien diminta mempertahankan posisi rahangnya, kemudian ukur
kedua titik dan catat sebagai X
b. Prosedur ini dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil rata-ratanya
- VDO:
a. Instruksikan pasien untuk mengontakkan oklusal rim sambil menelan
ludah, ukur kedua titik dan catat sebagai Y
b. Prosedur ini dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil rata-ratanya
- Hitung selisih X-Y yang merupakan freeway space. Ketentuan:
Bila selisih X-Y= 2-4 mm, maka telah diperoleh VD yang benar.
Bila < 2 mm, maka DV terlalu tinggi → Lakukan pengurangan oklusal rim RB.
Bila > 4 mm, maka DV terlalu rendah → Lakukan penambahan oklusal rim
menggunakan wax pada RB.
- Setelah dikoreksi, periksa apakah ada celah antara galangan gigit RA dan RB
pada kontak bidang
- Instruksikan pasien untuk menelan ludah, apakah ada kesulitan/ tidak

• Metode Fonetik
Teori:
Closest Speaking Space: dimensi vertikal ketika mandibula dalam keadaan
berfungsi (otot dalam keadaan aktif). Ketika bunyi “s” diucapkan, gigi atas dan
bawah mencapai posisi paling dekat tanpa berkontak. Jarak antara gigi atas dan
gigi bawah ini disebut dengan closest speaking space. Jarak closest speaking space
normal 1 – 1,5 mm.
Prosedur:
- Pasien didudukkan dengan kepala diatur sedemikian rupa sehingga garis
imajiner tragus – alanasi sejajar lantai (jika sudah disebutkan pada prosedur
sebelumnya, tidak perlu diulang)
- Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar median line, satu di puncak dagu
dan satu pada puncak hidung pasien
- Instruksikan pasien untuk membiarkan mandibula dalam keadaan istirahat
dengan meminta pasien untuk menghitung angka 1-10 dan setelah hitungan ke
sepuluh pasien diminta untuk mempertahankan posisi rahangnya, kemudian
ukur kedua titik dan catat sebagai X
- Pasien diinstruksikan untuk menghitung 11-19 (untuk melihat pengucapan
huruf s,i,ch,sy)
- Ukur kembali jarak kedua titik tersebut dan catat hasilnya sebagai Y
- Bila selisih x-y = 1 – 1,5 mm, closest speaking space yang normal. Penurunan
jarak closest speaking space menyatakan dimensi oklusi yang berlebihan.
Begitu juga sebaliknya.

B. Pengukuran Relasi Sentrik


Relasi sentrik: relasi rahang pada saat kondilus berada pada posisi paling posterior pada
fossa glenoidalis.
Prosedur:
- Pasien disuruh berlatih menelan beberapa kali atau menempatkan ujung lidah pada
bagian belakang palatum kemudian mengatupkan mulut dan oklusal rim bersamaan
dengan lidah tetap pada kedudukan tersebut
- Mula-mula pasien boleh dibantu dokter gigi dengan cara menekan dagu perlahan-
perlahan untuk mendapatkan kedudukan paling belakang, namun bila pencatatan
terakhir dilakukan, pasien jangan disentuh
- Pasien disuruh menelan sendiri dengan mempertahankan oklusal rim tetap
berkontak
- Oklusal rim ditandai 1 garis anterior dan 2 garis di posteriordari RA ke RB untuk
memastikan bahwa oklusal rim berkontak pada kedudukan ini setiap saat
- Relasi sentrik sudah benar bila garis yang dibuat pada oklusal rim tersebut harus
bertemu dalam hubungan yang sama setiap penelanan
OSCE PROSTO
Topik:
• Penentuan garis galangan gigit
• Pemasangan pada artikulator
• Surveying

1. Pre-face I (Operator)
- Cuci tangan 6 langkah WHO
- Headcap, masker, handscoon, APD LV.3
2. Pre-face II (Persiapan Alat dan Bahan)
Alat:
- Alat diagnostik
- Bite rim RA dan RB
- Nirbeken
- Wax mass
- Lecron

Bahan:
- Povidone Iodine

3. Pre-face III (Pasien)


4. Asepsis Intraoral (Instruksikan pasien berkumur larutan pov.iodine selama 30 detik)
5. Keringkan mukosa dengan air syringe
Penentuan garis galangan gigit
 Oklusal rim rahang atas dan rahang bawah dipasang ke dalam mulut pasien
 Garis tengah (Midline): menggunakan pedoman garis tengah wajah midline
oklusal rim sejajar dengan midline wajah
 Bibir istirahat/ garis bicara (Low Lip Line): tinggi oklusal rim rahang atas
berjarak 2 mm di bawah garis bibir atas pada saat posisi istirahat
 Garis bibir tertinggi, garis gusi, garis senyum (High Lip Line): pedoman servikal
gigi anterior rahang atas dan untuk menentukan panjang gigi serviko insisal gigi
anterior
 Garis kaninus (Caninus Line): pedoman untuk menentukan lebar 6 gigi anterior:
- Sudut mulut: menandakan ujung distal dari gigi kaninus
- Alanasi (garis vertikal yang diproyeksikan dari permukaan lateral cuping
hidung): menandakan tonjol gigi kaninus
Pemasangan pada articulator
Alat:
- Bite rim RA dan RB
- Model RA dan B
- Ruber bowl
- Spatula gips
- Artikulator

Bahan:
- Air
- Karet gelang
- Gips putih (Plaster of paris)
- Vaseline

Cara I: Tapa Meja Bidang Oklusal


1. Buat lekukan berupa garis melintang antero-posterior dan lateral dengan kedalaman
±2mm dan berbentuk ±½ elips pada dasar model rahang atas dan rahang bawah untuk
menambah perlekatannya (retensi) ke artikulator.

2. Olesi kedua lengan artikulator yang akan diberi gips dengan vaseline.

3. Pasang karet gelang pada pertengahan artikulator. Perhatikan tanda-tanda yang


menunjukkan pertengahan artikulator (orientasi dataran oklusal).

4. Model dan oklusal rim RA dan RB yang telah difiksasi diletakkan pada artikulator
dengan melekatkannya memakai plastisin pada lengan bawah artikulator.

5. Posisi model dan dataran oklusal harus tepat dengan pedoman sebagai berikut:

 Pin horizontal (insisal) harus dipasang tepat pada lekukannya dan ujung pin ini
harus tepat berada pada perpotongan garis median oklusal rim dengan bidang
oklusal anterior.
 Pin vertikal harus berkontak dengan meja insisal artikulator dibawahnya.
 Dataran oklusal rim harus sejajar atau berhimpit dengan karet gelang yang dipasang
pada artikulator (dapat dilihat dari arah lateral)
 Garis median model harus berhimpit dengan garis median artikulator (dapat dilihat
dari arah lengan atas artikulator).
6. Setelah semua syarat-syarat tersebut diperhatikan dengan benar, lengan atas artikulator
dan model rahang atas dilekatkan dengan gips putih.

7. Setelah gips pada lengan atas artikulator mengeras, artikulator dibalik sehingga lengan
bawah artikulator berada disebelah atas. Plastisin dilepas, lengan bawah artikulator
dibersihkan dari plastisin tersebut, kemudian letakkan gips untuk melekatkan model rahang
bawah dengan lengan bawah artikulator.

8. Sambil menunggu gips setting, ikat lengan atas dan lengan bawah artikulator di daerah
pin vertikal dengan karet untuk mencegah terjadinya perubahan kontak pin tersebut
terhadap meja insisal artikulator akibat adanya kontraksi dari gips.

9. Setelah gips setting, karet gelang dan fiksasi oklusal rim dilepaskan

Cara II: Dengan Menggunakan Meja Bidang Oklusal

1. Buat lekukan berupa garis melintang antero-posterior dan lateral dengan kedalaman
±2mm dan berbentuk ±½ elips pada dasar model rahang atas dan rahang bawah untuk
menambah perlekatannya (retensi) ke artikulator.

2. Olesi kedua lengan artikulator yang akan diberi gips dengan vaseline.

3. Model dan oklusal rim rahang atas ditempatkan diatas meja artikulator dengan
memperhatikan hal-hal sebagi berikut:

 Garis tengah model harus berhimpit dengan garis tengah artikulator dan garis
tengah meja bidang oklusal.
 Dataran oklusal rim rahang atas harus berkontak rapat dengan meja bidang oklusal.
 Garis median oklusal rim rahang atas harus menyentuh titik perpotongan garis
median dan garis insisal meja bidang oklusal.

4. Pin horizontal harus menyentuh titik perpotongan garis tengah dan garis insisal meja
artikulator. Hal ini dimaksudkan supaya mengikuti prinsip segitiga bonwill, yaitu segitiga
yang dibentuk oleh kedua kondilus kiri dan kanan dan titik perpotongan tadi. Segitiga ini
merupakan segitiga sama sisi yang menentukan jarak rahang atas terhadap kondilus. Pin
vertikal harus menyentuh meja insisal artikulator dibawahnya.
5. Setelah hal-hal tersebut diatas dipenuhi, lekatkan model dan oklusal rim rahang atas ke
meja bidang oklusal dengan bantuan lilin mainan dari arah lateralnya.

6. Fiksasi model rahang atas dan lengan atas artikulator dengan gips.

7. Setelah gips mengeras, meja artikulator dilepas dari artikulator.

8. Fiksasi model dan oklusal rim rahang bawah ke model dan oklusal rim rahang atas
dengan cara seperti yang dilakukan pada prosedur urutan ke-4 penetapan relasi rahang.

9. Artikulator dibalik sehingga lengan bawah artikulator berada di sebelah atas dan
diletakkan model dan oklusal rim rahang bawah ke lengan bawah artikulator dengan gips.

10. Sambil menunggu gips setting, ikat lengan atas dan lengan bawah artikulator di daerah
pin vertikal dengan karet untuk mencegah terjadinya perubahan kontak pin tersebut
terhadap meja insisal artikulator akibat adanya kontraksi dari gips.

11. Setelah gips setting, karet gelang dan fiksasi oklusal rim dilepaskan

Surveying
1. Persiapan operator
- Cuci tangan 6 langkah WHO
- Headcap, masker, handscoon

2. Mempersiapkan alat surveyor untuk menentukan kesejajaran dan pathi insresion


- Unit surveyor.
- Analizing rod.
- Carbon marker.
- Undercut gauze.
- Wax trimmer
3. Menyebutkan bagian-bagian surveyor
4. Pemasangan model studi pada meja basis dengan 2 besi penyangga di posterior dan 1
penyangga di anterior, kencangkan skrup dari yang paling bawah dan paling atas agar
posisi stabil.
5. Pasang analizing rod pada tongkat analisis untuk mencari kesejajaran bidang bimbing,
ujung analizing rod ditempatkan pada proksimal gigi penyangga setinggi alveolar ridge
sejajar aksis gigi.
6. Setelah dipasangkan analizing rod periksa tuberositas maksilaris dan undercut pada gigi
anterior
7. Ganti analizing rod dengan carbon marker dan tripoding ditandai pada 3 titik (posterior
kanan dan kiri, anterior).
8. Ganti carbon marker dengan undercut gauge. Under cut gauge harus menyentuh bagian
paling cembung dari bukal alveolar ridge.
9. Untuk undercut yang tidak diharapkan, dilakukan blocking out menggunakan malam/wax.
Model dapat dilepaskan dari surveyor untuk memudahkan blocking out, setelah itu pasang
kembali dan sesuaikan dengan 3 titik tripoding.
10. Ganti under cut gauge dengan wax knife untuk membuang kelebihan malam.
Sikat Gigi Metode Bass (Usia 12 tahun keatas)
- Sikat gigi (memilih bulu sikat yang lembut dengan kepala sikat
yang bisa menjangkau gigi paling belakang)
Alat - Gelas Kumur
- Model gigi
- Tongue scrapper
- Pasta berfluoride sebesar biji jagung
Bahan - Air Kumur
- Dental floss
Ukuran bulu sikat:
- Sikat gigi anak yang berbulu halus dan permukaan rata

Pemilihan Sikat
Gigi
1. Persiapan alat dan bahan
2. Basahi bulu sikat gigi dengan air
3. Letakkan pasta gigi sebesar biji jagung pada bulu sikat
4. Untuk penyikatan permukaan vestibular dan oral,bulu sikat
ditempatkan pada tepi gingiva dengan membentuk sudut 45°
terhadap poros panjang gigi

Penatalaksanaan
(Sikat Gigi)

5. Dengan tekanan yang disertai getaran, ujung bulu sikat


ditekankan masuk ke sulkus gingiva dan ke embrasur
interproksimal sehingga akan terlihat bahwa gingiva menjadi
pucat.
6. Sikat gigi digerakkan maju-mundur pendek-pendek sebanyak
20 kali pada setiap posisi. Selama sikat gigi digerakkan, ujung
bulu sikat tidak keluar dari daerah sulkus atau embrasur
interproksimal.

7. Penyikatan dimulai dari region bukal region 1,2,3,4 lalu


lingual region 4,3 dan palatal region 2,1
8. Permukaan lingual dan palatal gigi anterior maksila dan
mandibula dilakukan dengan cara: bulu sikat ditempatkan
secara vertikal ditekankan ke sulkus gingiva dan embrasur
interproksimal dengan sudut 45°terhadap poros panjang gigi
gerakkan kepala sikat gigi maju mundur sebanyak 20 kali

9. Untuk menyikat permukaan oklusal, bulu sikat ditekankan kuat-


kuat ke permukaan oklusal gigi sampai ujung bulu sikat
tertekansedalam mungkin ke pit dan fissure. Sikat gigi
digerakkan maju-mundur pendek-pendek sebanyak 20 kali pada
setiap segmen.

10. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah

11. Lalu kumur sekali saja.

12. Instruksikan pasien untuk menyikat gigi 2 kali sehari: pagi


setelah sarapan dan malamsebelum tidur disertai penggunaan
dental floss dan sikat lidah.

1. Siapkan alat penyikat lidah (tongue scraper) atau sikat gigi dan
pastikan alat bersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
Sikat Lidah 3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan ringan
dengan gerakan satu arah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah bersih
6. Instruksikan pada pasien, terutama pasien anak, untuk mencoba
mempraktikkan hal yang sudah diajarkan dengan menggunakan
phantom dan tongue scraper.

1. Siapkan benang sepanjang 15cm dan dililitkan di kedua jari telunjuk


di kedua tangan
2. Benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak
perlahan-lahan dan kemudian melingkari permukaan
interproksimal pada setiap gigi dengan bergantian untuk
menghilangkan plak.
3. Gunakan jari-jari telunjuk kedua tangan untuk mengendalikan
Dental Floss benang waktu membersihkan daerah interdental rahang bawah
4. Untuk gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari
telunjuk dan ibu jari
5. Bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari
kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi
lainnya

1. Instruksikan pasien untuk menyikat gigi 2 kali sehari: pagi 30


menit setelah sarapan dan malam sebelum tidur disertai
penggunaan sikat lidah dan dental floss. Sesuai yang siajarkan
oleh operator
2. Ganti sikat gigi 3 bulan sekali
3. Kurangi menkonsumsi makanan manis dan lengket dan kurangi
Instruksi minuman manis
4. kurangi ngemil di sela waktu jam makan
5. Konsumsi sayur dan buah yang cukup
6. Minum air putih yang cukup
7. Berkumur setelah makan
8. Kontrol 6 bulan sekali ke dokter gigi
Evaluasi pengetahuan pasien dengan menanyakan frekuensi dan cara
Penutup menyikat gigi, menggunakan sikat lidah dan menggunakan dental floss
yang baik dan benar
Sikat Gigi Metode Fones (Sirkular)
- Sikat gigi anak
Alat - Gelas Kumur
- Model gigi
- Pasta berfluoride sebesar biji jagung (700-800 ppm)
- Air Kumur
Bahan - Dental floss
- Tongue scrapper
1. Persiapan alat dan bahan
2. Basahi bulu sikat gigi dengan air
3. Letakkan pasta gigi sebesar biji jagung pada bulu sikat
4. Instruksikan pasien untuk menggigit sehingga rahang atas dan
rahang bawah dapat disikat sekaligus
5. Sikat gigi diposisikan tegak lurus terhadap permukaan gigi, lalu
bulu sikat digerakkan seperti menggambar lingkaran (sirkular)
pada seluruh permukaan gigi atas dan bawah secara perlahan.
Mulai dari sebelah kanan bagian belakang yang menghadap ke
pipi, Gerakkan sebanyak 20 kali
6. Dilanjutkan pada gigi bagian depan sebanyak 20 kali.
Dilanjutkan pada bagian kiri belakang sebanyak 20 kali

Penatalaksanaan
(Sikat Gigi) 7. Penyikatan dimulai dari region bukal region 1,2,3,4 lalu
lingual region 4,3 dan palatal region 2,1
8. Untuk menyikat permukaan oklusal (pengunyahan), bulu sikat
ditekankan kuat-kuat ke permukaan oklusal gigi geligi sampai
ujung bulu sikat tertekan sedalam mungkin ke pit dan fissure.
Sikat gigi digerakkan maju-mundur pendek-pendek sebanyak
20 kali pada setiap segmen (dimulai dari permukaan kunyah
kanan atas – kiri atas – kiri bawah – kanan bawah)
9. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah
10. Kumur sekali saja
1. Siapkan alat penyikat lidah ( tongue scraper) dan pastikan alat
bersihdengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan ringan
dengangerakan satu arah
Sikat Lidah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah
bersih
6. Instruksikan pada pasien, terutama pasien anak, untuk
mencoba mempraktikkan hal yang sudah diajarkan dengan
menggunakan phantom dan sikat gigi

1. Siapkan benang sepanjang 15cm dan dililitkan di kedua jari telunjuk


di kedua tangan
2. Benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak
perlahan-lahan dan kemudian melingkari permukaan
interproksimal pada setiap gigi dengan bergantian untuk
menghilangkan plak.
3. Gunakan jari-jari telunjuk kedua tangan untuk mengendalikan
Dental Floss benang waktu membersihkan daerah interdental rahang bawah
4. Untuk gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari
telunjuk dan ibu jari
5. Bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari
kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi
lainnya

1. Instruksikan pasien untuk menyikat gigi 2 kali sehari: pagi 30


menit setelah sarapan dan malam sebelum tidur disertai
penggunaan sikat lidah dan dental floss. Sesuai yang siajarkan
oleh operator

Instruksi 2. Ganti sikat gigi 3 bulan sekali


3. Kurangi menkonsumsi makanan manis dan lengket dan kurangi
minuman manis
4. kurangi ngemil di sela waktu jam makan
5. Konsumsi sayur dan buah yang cukup
6. Minum air putih yang cukup
7. Berkumur setelah makan
8. Kontrol 6 bulan sekali ke dokter gigi
Evaluasi pengetahuan pasien dengan menanyakan frekuensi dan cara
Penutup menyikat gigi, menggunakan sikat lidah dan menggunakan dental floss
yang baik dan benar

Teknik Fones (Sirkular)


● Keuntungan: Mudah untuk dilakukan anak anak
● Kerugian: Trauma pada gingiva apabila dilakukan dengan cara yanng salah dan tidak
dapat membersihkan di daerah interdental secara maksimal
Sikat Gigi Metode charter
- Sikat gigi (Bulu sikat halus dengan kepala sikat yang bisa
menjangkau gigi paling belakang)
Alat
- Gelas Kumur
- Model gigi
- Pasta berfluoride sebesar biji jagung

Bahan - Air Kumur


- Dental floss
- Tongue scrapper

Prosedur :
1. Bulu sikat diletakkan 45 derajat terhadap gingiva
dengan kepala sikat didaerah apikal dengan bulu
sikat diarahkan ke korona.
2. Bulu sikat terletak diantara gusi dan gigi.

Penatalaksanaan
(Sikat Gigi)
3. Tekan bulu sikat secara ringan hingga ujung bulu
sikat mencapai area interproksimal.
4. Getarkan secara perlahan dengan tetap
mempertahankan posisi
5. Sikat gigi kemudian digerakkan pendek-pendek sebanyak 20
kali pada setiap posisi
6. Untuk bagian gigi lain dilakukan penyikatan gigi seperti biasa
7. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah.
8. Kumur sekali saja
1. Siapkan sikat gigi atau alat penyikat lidah tongue scraper
dan pastikan alatbersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan
Sikat Lidah ringan dengangerakan satu arah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah
bersih
6. Instruksikan pada pasien untuk mencoba mempraktikkan hal
yang sudah diajarkan dengan menggunakan phantom dan
tongue scraper

1. Siapkan benang sepanjang 15cm dan dililitkan di kedua jari telunjuk


di kedua tangan
2. Benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak
perlahan-lahan dan kemudian melingkari permukaan
interproksimal pada setiap gigi dengan bergantian untuk
menghilangkan plak.
3. Gunakan jari-jari telunjuk kedua belah tangan untuk
Dental Floss mengendalikan benang waktu membersihkan daerah interdental
rahang bawah
4. Untuk gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari
telunjuk dan ibu jari
5. Bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari
kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi
lainnya

1. Menjaga kebersihan mulut dengan teknik sikat gigi Charter2 kali


sehari pagi 30 menit setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Secara perlahan sesuai metode yang sudah diajarkan oleh operator.
(metode charter ini digunakan hingga daerah pasca bedah sembuh)
Instruksi 2. Menggunakan obat kumur chlor hexidine gluconat 0,2% 2x1 selama
satu minggu
3. Makan yang bertekstur lunak karena pasien baru selesai dilakukan
pembedahan
4. Tidak merokok (tergantung scenario)
5. Tanyakan kepada pasien apakah masih ada yang inginditanyakan
atau kurang jelas
Evaluasi pengetahuan pasien dengan menanyakan frekuensi dan cara
Penutup menyikat gigi, menggunakan dental floss, dan menggunakan sikat lidah
yang baik dan benar

Indikasi :
- Pasca bedah periodontal
- Pasien dengan GT dan atau alat ortho cekat

Kelebihan :
- Efektif untuk bersihkan plak post bedah
periodontal
- Spesifik untuk pasien dengan GT/alat ortho cekat
Sikat Gigi Metode Roll
- Sikat gigi (memilih bulu sikat yang lembut dengan kepala sikat
Alat yang bisa menjangkau gigi paling belakang)
- Gelas Kumur
- Model gigi
- Pasta berfluoride sebesar biji jagung

- Air Kumur
Bahan
- Dental floss

- Tongue scrapper

1. Persiapan alat dan bahan


2. Basahi bulu sikat gigi dengan air
3. Letakkan pasta gigi sebesar biji jagung pada bulu sikat
4. Instruksikan pasien untuk menggigit sehingga rahang atas dan
rahang bawah dapat disikat sekaligus
5. Sikat gigi diposisikan tegak lurus terhadap permukaan gigi, lalu
bulu sikat digerakkan seperti menggambar lingkaran (sirkular)
pada seluruh permukaan gigi atas dan bawah secara perlahan.
Mulai dari sebelah kanan bagian belakang yang menghadap ke
pipi, Gerakkan sebanyak 20 kali
6. Dilanjutkan pada gigi bagian depan sebanyak 20 kali.
Dilanjutkan pada bagian kiri belakang sebanyak 20 kali

Penatalaksanaan
(Sikat Gigi) 7. Penyikatan dimulai dari region bukal region 1,2,3,4 lalu
lingual region 4,3 dan palatal region 2,1
8. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah
9. Kumur sekali saja
1. Siapkan sikat gigi atau alat penyikat lidah tongue scraper
dan pastikan alatbersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan
Sikat Lidah ringan dengangerakan satu arah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah
bersih
6. Instruksikan pada pasien untuk mencoba mempraktikkan hal
yang sudah diajarkan dengan menggunakan phantom dan
tongue scraper

1. Siapkan benang sepanjang 15cm dan dililitkan di kedua jari telunjuk


di kedua tangan
2. Benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak
perlahan-lahan dan kemudian melingkari permukaan
interproksimal pada setiap gigi dengan bergantian untuk
menghilangkan plak.
3. Gunakan jari-jari telunjuk kedua belah tangan untuk
Dental Floss mengendalikan benang waktu membersihkan daerah interdental
rahang bawah
4. Untuk gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari
telunjuk dan ibu jari
5. Bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari
kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi
lainnya

1. Menjaga kebersihan mulut dengan teknik sikat gigi Charter2 kali


sehari pagi 30 menit setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Secara perlahan sesuai metode yang sudah diajarkan oleh operator.
(metode charter ini digunakan hingga daerah pasca bedah sembuh)
Instruksi 2. Menggunakan obat kumur chlor hexidine gluconat 0,2% 2x1
selama satu minggu
3. Makan yang bertekstur lunak karena pasien baru selesai dilakukan
pembedahan
4. Tidak merokok (tergantung scenario)
Tanyakan kepada pasien apakah masih ada yang inginditanyakan atau
kurang jelas
Evaluasi pengetahuan pasien dengan menanyakan frekuensi dan cara
Penutup menyikat gigi, menggunakan dental floss, dan menggunakan sikat lidah
(tongue scarper) yang baik dan benar

DMFT
DMFT BONA
Fissure Sealant
Diagnosis : Pit dan Fisur dalam

Perawatan : Fisur sealant pada gigi 46

Indikasi :

- Pit dan fisur dalam


- Pit dan fisur dengan dekalsifikasi minimal
- Tidak adanya karies interproximal
- Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
- Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun

Alat dan Bahan :

- Alat standar: kaca mulut, ekskavator, pinset, sonde (1 set)


- Cotton pellet dan cotton roll
- Disclosing solution
- Bristle brush
- Pumice
- Etsa (Asam Fosfat 37%)
- Resin unfilled
- Plastic filling instrument
- Light curing unit
- White stone dan Enhance
- Low speed contra-angle handpiece
- Articulating paper
- Vaselin/cocoa butter

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


2. Meminta inform consent
3. Melakukan cuci tangan 6 langkah WHO dan memakai APD level 3 sesuai urutan ( masker,
handscoon dan headcap)
4. Mempersiapkan alat dan bahan
5. Mempersiapkan pasien di dental unit dengan memasangkan polibib dan suction/saliva
ejector pada dental unit. posisikan pasien duduk semi sitting, operator di depan
kanan/samping pasien sesuai regio yang akan dilakukan tindakan. Rahang atas pasien
setinggi bahu operator/rahang bawah pasien setinggi siku operator
6. Lakukan Tell-Show-Do kepada pasien dan oral profilaksis dengan disclosing solution,
pumice, bristle brush dan handpiece low speed
7. Lakukan oral profilaksis dengan disclosing solution, bristle brush, dan pumice hingga semua
regio bersih
8. Bilas gigi dengan three way syringe, kemudian keringkan dengan three way syringe
9. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan mengeringkan elemen gigi yang akan dilakukan
tindakan
10. Aplikasi etsa (asam posfat 37%) pada seluruh bagian pit dan fisur termasuk groove bukal
dan lingual/palatal dengan mikroaplikator selama 15-20 detik
11. Bilas dengan three way syringe
12. Keringkan elemen gigi yang akan dilakukan sealant hingga chalky white
13. Ganti isolasi dengan cotton roll baru
14. Aplikasikan resin sealant ke seluruh pit dan fissure dan ratakan dengan applicator atau
dengan sonde halfmoon untuk mencegah terbentuknya gelembung
15. Lakukan curing dengan light curing unit selama 20 detik
16. Periksa bagian oklusal dengan sonde untuk melihat apakah permukaan sudah rata,kemudian
keluarkan cotton roll
17. Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper
18. Kurangi sealant yang terlalu tinggi dengan white stone
19. Lakukan pemolesan dengan enhance secara intermitten dalam kondisi gigi basah
20. Berikan instruksi pascaperawatan
a. Tidak makan dan minum 30 menit-1 jam setelah perawatan
b. Makan dengan sisi yang tidak dilakukan perawatan
c. Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur
21. Instruksikan pasien untuk kembali ke dokter 7 hari setelah perawatan dan kunjungan berkala
6 bulan sekali
PRR Tipe A
Diagnosis : K1/ KE

Perawatan : PRR Tipe A

Indikasi :

- Karies pada satu atau beberapa pit dan fisur mencapai permukaan enamel serta pit dan
fisur yang lain masih sehat

Alat dan Bahan :

- Alat standar: kaca mulut, ekskavator, pinset, sonde (1 set)


- Cotton pellet dan cotton roll
- Disclosing solution
- Bristle brush
- Pumice
- Handpiece low speed contra angle
- Round metal bur nomor ¼ atau ½
- Round diamond bur nomor ¼ atau ½
- Cavity cleanser
- Etsa (asam fosfat 37%)
- Resin unfilled (resin sealant)
- Plastic filling instrument
- Cocoa butter/vaseline
- Fine diamond bur/white stone
- Articulating paper
- Dental floss

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


2. Meminta inform consent
3. Melakukan cuci tangan 6 langkah WHO dan memakai APD level 3 sesuai urutan (
masker, handscoon dan headcap)
4. Mempersiapkan alat dan bahan
5. Mempersiapkan pasien di dental unit dengan memasangkan polibib dan suction/saliva
ejector pada dental unit. posisikan pasien duduk semi sitting, operator di depan
kanan/samping pasien sesuai regio yang akan dilakukan tindakan. Rahang atas pasien
setinggi bahu operator/rahang bawah pasien setinggi siku operator
6. Lakukan Tell-Show-Do kepada pasien dan oral profilaksis dengan disclosing solution,
pumice, bristle brush dan handpiece low speed
7. Lakukan oral profilaksis dengan disclosing solution, bristle brush, dan pumice hingga
semua regio bersih
8. Bilas gigi dengan three way syringe, kemudian keringkan dengan three way syringe
9. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan mengeringkan elemen gigi yang akan
dilakukan tindakan
10. Lakukan ekskavasi jaringan karies dengan ekskavator tajam atau round metal bur
lowspeed nomor ¼ atau ½
11. Lakukan preparasi kavitas minimal dengan round diamond bur high speed nomor ¼ atau
½
12. Lakukan aplikasi cavity cleanser selama 10 detik lalu keringkan tanpa pembilasan
13. Ganti isolasi dengan cotton roll baru
14. Lakukan aplikasi etsa (asam fosfat 37%) ke seluruh bagian kavitas dan pit fissure selama
15-20 detik
15. Lakukan pembilasan dan pengeringan sampai kavitas sampai chalky white
16. Ganti isolasi dengan cotton roll baru
17. Lakukan aplikasi resin sealant ke seluruh pit dan fissure dengan plastic filling instrument
lalu ratakan dengan sonde halfmoon
18. Lakukan curing dengan light curing unit selama 20 detik
19. Periksa bagian oklusal dengan sonde untuk melihat apakah permukaan sudah
rata,kemudian keluarkan cotton roll
20. Lakukan pemeriksaan kontak oklusi dengan articulating paper
21. Lakukan pengasahan selektif pada bagian yang terlalu tinggi dengan fine diamond bur
atau white stone
22. Lakukan pemolesan dengan enhance
23. Berikan instruksi pascaperawatan berupa:
a. tidak makan dan minum apapun selama 30 menit – 1 jam setelah tindakan
b. mengunyah di satu sisi yang tidak dilakukan perawatan
c. menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi 2 kali sehari pagi dan malam
dengan pasta gigi berfluor
d. datang kembali ke dokter gigi 7 hari setelah perawatan untuk dilakukan kontrol
PULP CAPPING

Indikasi:

Gigi permanen pulpitis reversible:

Kalo direct pulp capping → ada perforasi pin point < 2 mm, gaada lapisan dentin lagi ke pulpa, tidak ada
tanda inflamasi pulpa

Kalo indirect pulp capping → masih ada lapisan dentin ke pulpa, tapi hanya selapis tipis, tidak ada tanda
inflamasi pulpa

Alat

- Nirbeken.

- Diagnostik set (2 kaca mulut, pinset, sonde

halfmoon, excavator).

- Round metal bur.

- Round diamond bur.

- Lowspeed dan highspeed handpiece.

- Ball aplikator

- Glass slab

- Semen spatula / agak spatula

- mikrobrush

Bahan

- Cotton roll dan cotton pellet.

- Cavit.

- CaOH.

- Cavity cleanser.

- Paper pad.

- GIC / Zn fosfat.

- paper pad.
Prosedur Direct

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.

2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, Alamat, pekerjaan, status)

3. Menanyakan keluhan pasien

4. Menjelaskan prosedur perawatan pulp capping direct

5. “Saya akan melakukan perawatan capping pulpa direct Untuk menjaga vitalitas gigi”

6. Meminta informed consent

7. Mempersiapkan alat perlindungan diri (menggunakan masker, mencuci tangan dengan 6 Langkah WHO,
menggunakan sarung tangan)

8. Mempersiapkan alat dan bahan.

Alat

- Nirbeken.
- Diagnostik set (2 kaca mulut, pinset, sonde Halfmoon, excavator).
- Round metal bur.
- Round diamond bur.
- Lowspeed dan highspeed handpiece.
- Ball aplikator
- Glass slab
- Semen spatula / agak spatula
- Mikrobrush

Bahan

- Cotton roll dan cotton pellet.


- Cavit.
- CaOH.
- Cavity cleanser.
- Paper pad.
- GIC / Zn fosfat.
- Paper pad.

9. Melakukan persiapan pasien (menggunakan polibib, suction dan gelas kumur disiapkan)

10. Memposisikan duduk pasien

RA: semi supine, mulut pasien setinggi bahu operator


RB: duduk tegak, dataran oklusal gigi sejajar dengan lantai, mulut pasien setinggi siku operator

11. Memposisikan operator

12. Menghilangkan jaringan karies yang lunak menggunakan round metal bur dengan lowspeed

handpiece dan excavator tajam. Menghilangkan karies yang keras menggunakan round diamond

bur pada highspeed handpiece.

13. Kontrol perdarahan (Krn trauma kurang dari 24 jam)

14. Disinfeksi kavitas dengan cavity cleanser menggunakan cotton pellet, lalu keringkan.

15. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll.

16. Ambil pasta CaOH dengan ratio 1 : 1 pada paper pad. Manipulasi pasta dengan cara memutar pada

paper pad menggunakan ball aplicator.

17. Aplikasikan selapis tipis pasta CaOH pada bagian terdalam kavitas

18. Manipulasi GIC dengan menuangkan serbuk dan cairan di atas paper pad dan glass slab lalu aduk

dengan agate spatula dengan teknik fold dan press mixing hingga konsistensi dempul.

Atau

Manipulasi bahan zinc fosfat (bila menggunakan bahan ini) dengan meletakkan bubuk menjadi 5-8

bagian diatas slab dengan semen spatula, ambil cairan dengan takaran yang sesuai, letakkan botol

tegak verical jarak kira-kira 1 cm. Aduk memutar dengan masing-masing bagian 15 – 20 detik

sampai seluruh bubuk tercampur dan konsistensi dempul. Satukan adukan pada tepi glass slab.

19. Masukkan GIC / Zn yang telah diaduk dengan semen stopper/plastis instrumen dan aplikasikan

ke dalam kavitas ratakan pada seluruh kavitas selapis tipis 1 – 2 mm pada dasar kavitas. Tunggu hingga
setting

20. Aplikasi bahan tambahan sementara pada glas slab kering. Bagi dalam porsi kecil 5 bagian dengan
semen spatula, masukkan bahan ke dalam kavitas dengan berlapis bentuk anatomi semula dan kelebihan
bahan dibershkan dengan eksavator. Buang cotton roll

Edukasi pada pasien:

- Untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut.


- Makan yang lunak / perlahan karena bahan tambahan sementara yang lunak ditakutkan mudah
lepas.
- Harap kontrol 1 minggu kembali, apabila saat kontrol pemeriksaan subyektif dan obyektif baik
dapat dilakukan restorasi permanen.
PERAWATAN SALURAN AKAR - BUKA ATAP PULPA & EKSTIRPASI PULPA
- Phantom dengan model RA gigi 21 fraktur 1/2 mahkota (ada tanda spidol merah di
tengah insisal)
- Gigi 21 Pulpitis Irreversibel Asimtomatik/Simptomatik
- Tindakan: Endodontik Emergensi / Trepanasi +Extirpasi Pulpa + Medikamen Restorasi
Sementara
*Bold: poin penting untuk diverbal
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan skor
1. - Mengucapkan salam dan 0: Tidak
memperkenalkan diri mengucapkan salam
- Melakukan informed consent dan tidak
memperkenalkan diri
1: Mengucapkan
salam dan
memperkenalkan diri
2. Melakukan cuci tangan 6 langkah 0: Tidak melakukan
WHO dan memakai APD Level 3 dengan tepat
sesuai urutan – (calon udh pake 1: Melakukan dengan
kurang tepat
masker & sarung tangan)
2: Melakukan dengan
tepat
3. Mempersiapkan alat dan bahan: 0: Tidak melakukan
persiapan
ALAT 1: Hanya
● Nirbeken mempersiapkan 1-3
● Diagnostik set (2 kaca mulut, alat dan bahan
pinset, sonde halfmoon, 2: Mempersiapkan
excavator) lebih dari 3 alat dan
● Pinset endodontik bahan
● Highspeed handpiece
● Endo access bur
● Fissure diamond bur
● Barbed broach
● Plastic instrument
● Low speed contra angle
handpiece
BAHAN
● Saliva ejector/suction
● Povidone iodine 10%
● Gelas kumur
● Anestesi Lidokain 2% 1:80.000
● Spuit 3cc
● Cotton roll
● Spuit irigasi 5cc + jarum
● NaCl 0,9%
● Cotton pellet
● Kasa steril
● NaOCl 5,25%
● Paper point
● Cavit/tumpatan sementara
● Articulatig paper
● polibib
4. - Mempersiapkan pasien di dental unit 0: Tidak melakukan
dengan memasangkan polibib dan dengan tepat
suction/saliva ejector pada dental unit 1: Melakukan dengan
- Posisi pasien: SEMI SUPINE kurang tepat
(RA: mulut pasien setinggi bahu 2: Melakukan dengan
operator) tepat
5. - Posisi operator: KANAN BELAKANG 0: Tidak melakukan
PASIEN dengan tepat
1: Melakukan dengan
kurang tepat
2: Melakukan dengan
tepat
6. - Lakukan asepsis IO dengan 0: Tidak melakukan
povidone iodine 10% yang dibasahi dengan tepat
dengan kasa steril dan dioleskan 1: Melakukan dengan
dengan gerakan memutar kurang tepat
2: Melakukan dengan
tepat
7. - Keringkan daerah kerja dengan 0: Tidak melakukan
menggunakan cotton roll/cotton dengan tepat
pellet/kasa steril 1: Melakukan dengan
- Lakukan anestesi infiltrasi dengan kurang tepat
menggunakan spuit anestesi 2: Melakukan dengan
Lidokain 2% di labial dan palatal tepat
daerah kerja
- Tunggu 2-3 menit, kemudian
lakukan evaluasi anestesi secara
objektif & subjektif
8. - Lakukan radiografi periapikal parallel
pada gigi (sebutkan nama gigi) →
untuk menentukan estimasi
panjang kerja yaitu panjang gigi
dikurangi 2mm
9. Isolasi daerah kerja dengan cotton
roll
10. - Tentukan outline form untuk daerah 0: Tidak melakukan
kerja di bagian 1/3 tengah palatal dengan tepat
(Outline Form Gigi 21: SEGI TIGA 1: Melakukan dengan
TERBALIK) kurang tepat
- Pembukaan akses menggunakan 2: Melakukan dengan
endo akses bur dengan bantuan tepat
highspeed handpiece → sampai
terasa sensasi jeblos
- Ganti fissure diamond bur sejajar
dengan panjang aksis gigi untuk
meratakan dinding kamar pulpa
dengan gerakan latero-oklusal
sehingga tidak ada undercut

11. - Lakukan pengecekan kamar pulpa 0: Tidak melakukan


dengan sonde halfmoon dengan dengan tepat
menarik dari kamar pulpa ke arah 1: Melakukan dengan
oklusal → apakah masih ada kurang tepat
tahanan atau tidak? 2: Melakukan dengan
tepat
12. - Irigasi kamar pulpa dengan NaCl 0: Tidak melakukan
0,9% menggunakan spuit irigasi dengan tepat
1: Melakukan dengan
kurang tepat
2: Melakukan dengan
tepat
13. - Lakukan ekstirpasi pulpa dengan 0: Tidak melakukan
menggunakan barbed broach yang dengan tepat
dimasukkan sepanjang 2/3 panjang 1: Melakukan dengan
kerja → gerakan WATCH WINDING kurang tepat
(barbed broach di putar 1800 2: Melakukan dengan
searah jarum jam tanpa tekanan) → tepat
sehinga seluruh jaringan pulpa
terangkat
14. - Irigasi saluran akar dengan 0: Tidak melakukan
menggunakan NaOCl 5,25% dengan tepat
- Keringkan saluran akar dengan 1: Melakukan dengan
paper point kurang tepat
2: Melakukan dengan
tepat
15. - Teteskan 1 tetes eugenol pada 0: Tidak melakukan
cotton pellet dan peras cotton pellet dengan tepat
kasa steril → masukkan dalam 1: Melakukan dengan
kamar pulpa dengan pinset kurang tepat
endodontik (JIKA ADA EUGENOL) 2: Melakukan dengan
- Meletakkan cotton pellet steril di tepat
atas orifisi dengan menggunakan
pinset endodoktik (JIKA TIDAK ADA
EUGENOL)
16. - Lakukan tumpatan sementara 0: Tidak melakukan
dengan cavit menggunakan plastic dengan tepat
intrument 1: Melakukan dengan
kurang tepat
2: Melakukan dengan
tepat
- Cek oklusi dengan menggunakan 0: Tidak melakukan
articulating paper → kurangi bagian dengan tepat
yang tebal dengan plastic 1: Melakukan dengan
instrument kurang tepat
2: Melakukan dengan
tepat
17. Berikan instruksi pasca perawatan
- Tidak makan dan minum 30
menit – 1 jam setelah
perawatan
- Makan di sisi yang berlawan
tidak dilakukan perawatan
- Jaga oral hygiene dengan
menyikat gigi 2x/hari (pagi
setelah makan, malam sebelum
tidur)
- Jika ada rasa sakit, lakukan
kompresi dingin → jika sakit
tidak hilang, langsung kembali
ke dokter gigi
- Kontrol dilakukan 5-7 hari
setelah perawatan
18. Feedback: Tanyakan kepada pasien 0: Tidak melakukan
apakah ada pertanyaan, apabila tidak dengan tepat
pasien dapat pulang 1: Melakukan dengan
tepat
19. Matikan lampu dental unit & 0: Tidak melakukan
melepaskan APD Level 3 sesuai dengan tepat
urutan dan masker handscoon yang 1: Melakukan dengan
dibuang ke tempat sampah medis → tepat
lakukan cuci tangan 6 langkah WHO

Anda mungkin juga menyukai