ALL OSCE Persamaan Persepsi
ALL OSCE Persamaan Persepsi
Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan Skor
0 1 2
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 0: Tidak mengucapkan salam dan
tidak memperkenalkan diri
1: Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, 0: Tidak menanyakan identitas
alamat, pekerjaan, status) pasien
1: Menanyakan identitas dengan
lengkap
3 Menanyakan keluhan pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
4 Menjelaskan prosedur perawatan 0: Tidak melakukan dengan tepat
“Saya akan melakukan pemeriksaan bentuk 1: Melakukan dengan kurang
wajah pasien” tepat
2: Melakukan dengan tepat
5 Meminta informed consent 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
6 Mempersilahkan pasien duduk di kursi gigi 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
7 Mempersiapkan alat perlindungan diri 0: Tidak melakukan dengan tepat
(menggunakan masker, mencuci tangan dengan 6 1: Melakukan dengan kurang
langkah WHO, menggunakan sarung tangan) tepat
2: Melakukan dengan tepat
8 Mempersiapkan alat: 0: Tidak melakukan persiapan
- Jangka / Caliper 1: Hanya mempersiapkan 1 alat
- Penggaris 2: Mempersiapkan lebih dari 1
- Alat tulis Alat
- Foto EO (kondisional)
9 Memposisikan duduk pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
duduk tegak, pandangan lurus ke depan 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
10 Memposisikan operator berada di depan pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
11 Untuk mengukur bentuk wajah 0: Tidak melakukan dengan tepat
- Tandai titik nasion ke gnation untuk panjang 1: Melakukan dengan kurang
wajah, lalu ukur dengan sliding caliper/ tepat
jangka. 2: Melakukan dengan tepat
Titik Nasion : Titik tercekung antara dahi dan
hidung
Titik Gnation : Titik paling anterior dan inferior
pada dagu
- Pengukuran lebar wajah dari zigomatik kanan
dan kiri dengan sliding caliper/jangka
1
Titik Zigomatik :Titik paling lateral pada wajah
- Untuk indek muka =
- Hasilnya:
Indeks Bentuk Wajah
< 80 Hipoeuriprosop
80 – 84,9 Euriprosop
85 – 89,9 Mesoprosop
90 – 94,9 Leptoprosop
> 94,9 Hiperleptoprosop
2
ANALISIS PROFIL
WAJAH
Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan Skor
0 1 2
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 0: Tidak mengucapkan salam dan
tidak memperkenalkan diri
1: Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, 0: Tidak menanyakan identitas
alamat, pekerjaan, status) pasien
1: Menanyakan identitas dengan
lengkap
3 Menanyakan keluhan pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
4 Menjelaskan prosedur perawatan 0: Tidak melakukan dengan tepat
“Saya akan melakukan pemeriksaan bentuk 1: Melakukan dengan kurang
wajah pasien” tepat
2: Melakukan dengan tepat
5 Meminta informed consent 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
6 Mempersilahkan pasien duduk di kursi gigi 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
7 Mempersiapkan alat perlindungan diri 0: Tidak melakukan dengan tepat
(menggunakan masker, mencuci tangan dengan 6 1: Melakukan dengan kurang
langkah WHO, menggunakan sarung tangan) tepat
2: Melakukan dengan tepat
8 Mempersiapkan alat: 0: Tidak melakukan persiapan
- Jangka / Caliper 1: Hanya mempersiapkan 1 alat
- Penggaris 2: Mempersiapkan lebih dari 1
- Alat tulis Alat
- Foto EO (Kondisional)
9 Memposisikan duduk pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
duduk tegak, pandangan lurus ke depan 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
10 Memposisikan operator berada di samping pasien 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
11 Untuk mengukur bentuk wajah samping : 0: Tidak melakukan dengan tepat
- TULIS BERDASARKAN VERSI DIMINTA 1: Melakukan dengan kurang
SOAL. KETERANGAN DIBAWAH tepat
2: Melakukan dengan tepat
12 Mencatat dan menjelaskan hasil pemeriksaan 0: Tidak melakukan dengan tepat
(Interpretasikan hasil berdasarkan yang didapat) 1: Melakukan dengan kurang
tepat
2: Melakukan dengan tepat
13 Tanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
14 Buang handscoon dan masker di sampah medis 0: Tidak melakukan dengan tepat
1: Melakukan dengan tepat
Orthodontics 4
Orthodontics 5
Orthodontics 6
1. Pupil
2. Ex = outerchantal
3. En = innerchantal
4. Al = dasar hidung
5. Ch = sudut mulut
Orthodontics 7
Glabellar = dasar dahi
Dimana tinggi wajah bawah dibagi atas 1/3 maksila dan 2/3 mandibula
1. 1/5 wajah tengah = innerchantal dengan garis vertikal bertepatan dengan dasarhidung
2. 2/5 wajah medial = outerchantal dengan garis vertikal bertpatan dengan sudutgonial
rahang bawah
Orthodontics 8
Profil wajah dari samping menurut GraberTitik-titik
referensi:
1. G = Glabella
2. Ls = Labrale superius
3. Li = Labrale inferius
4. pg = Pogonion
Garis 1 = menghubungkan titik G dengan Ls Garis 2 =
menghubungkan titik pg dengan Li Garis imajiner =
menghubungkan G dengan Pg
Orthodontics 9
KOMPONEN PIRANTI ORTODONTI LEPASAN
Jangan sebut
simple spring ya
1. Z Spring
- Menggerakkan gigi ke labial
- Mendorong 1 atau 2 sisi pada satu gigi ke labial
- Lengan bebas Z Spring di sisi yang mau digerakkan
- diameter 0,6mm
- Cara Aktivasi:
1. Aktivasi dengan menggunakan tang Bird beak
2. Bagian bulat tang berada di bagian dalam loop dan bagian yang lurus berada di bagian
luar loop
3. Kemuadian dilakukan pembesaran loop kearah labial untuk mendorong gigi ke labial
4. Jika sisi mesial dan distal sama-sama mengarah ke lingual/palatal aktivasi dilakukan
pada kedua loop yaitu loop atas dan bawah untuk mendorong kedua sisi ke labial
5. Jika hanya satu sisi saja yang mengarah ke mesial/distal maka pembesaran/aktivasi
hanya dilakukan pada loop yang bagian atas saja
6. Cek adaptasi dengan menggunakan sonde, pastikan bahwa z-spring berkontak rapat
dengan gigi
2. Finger Spring
- Menggerakkan gigi anterior ke mesial / distal
- Lengannya diletakkan di sisi yang berlawanan
Orthodontics 10
dengan arah geraknya diameter 0,6mm
- Cara Aktivasi:
1. Aktivasi dengan menggunakan tang lurus
2. Kemudian letakkan tang pada finger spring atau lengan pegas kearah pergerakan gigi (sesuai
kasus)
4. Perlu diperiksa apakah posisi pegas dan titik kontak dengan gigi sudah benar.
3. Pada kunjungan pertama dilakukan aktifasi ringan saja yaitu defleksi antara 1-2 mm.
3. T Spring/Pegas T
- Untuk mendorong gigi C / P/ M ke bukal
- Mendorong gigi 2 gigi anterior ke labial sekaligus
- diameter 0,6 mm
4. Labial bow
* Labial bow aktif = untuk mendorong gigi anterior ke palatal/lingual = diameter 0,7mm
Orthodontics 11
* Labial bow pasif = sebagai retensi anterior = diameter 0,8 mm
b) dari gigi C – C
c) Cara aktivasi:
1. Lakukan penandaan pada lengan horizontal labial bow dan batas tepi anterior basis
akrilik dengan menggunakan spidol
2. Hitung jarak antara titik-titik tersebut dengan menggunakan jangka/penggaris besi
3. Aktivasi dilakukan denggan menggunakan tang tiga jari, dimana satu jari berada
di dalam loop dan dua jari berada di bagian luar loop. Lakukan hal yang sama
pada loop sisi sebelahnya
4. Kemudian lakukan reposisi dengan menggunakan tang tiga jari, tang
diletakkan di sudut diantara loop dengan lengan horizontal.
5. Posisi satu jari dibagian dalam loop dan dua jari dibagian luar loop, dan
lakukan pada sisi sebelahnya
6. Ukur kembali jarak lengan horizontal labial bow dan batas tepi anterior basisakrilik
menggunakan jangka
7. Kemudian lakukan pengasahan plat akrilik untuk memberikan ruang untuk
pergerakan gigi
Orthodontics 12
- Long labial bow
a) meretreaksi gigi anterior
b) dari gigi P – P
6. Half Adam’s : digunakan pada gigi M1 yang belum erupsi sempurna (diameter 0,7
mm)
Orthodontics 13
7. Balls clasp: digunakan pada kondisi M1 yang sudah hilang atau tidak ada diletakkan
pada premolar (diameter 0,7 mm)
6. Skrup Ekspansi
lengkung gigi
- Peninggian gigit di RA
Orthodontics 14
Orthodontics 15
PENGUKURAN OVERJET DAN OVERBITE
Prosedur Pengukuran Overjet dan Overbite dengan Model Studi
Alat dan
Bahan 1. Model studi rahang atas dan rahang bawah pasien
2. Penggaris
Prosedur 1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Oklusikan model studi rahang atas dan bawah di atas alas ygdatar
3. Posisikan model studi menghadap ke operator
4. Letakkan ujung penggaris secara horizontal dari permukaan labial insisif
rahang bawah di area midline
5. Ukur jarak antara permukaan labial insisif rahang bawah dan insisal
insisif rahang atas dengan penggaris untuk menentukan overjet (jarak
gigit) pasien
6. Overjet bernilai positif insisif rahang atas berada lebih anterior daripada
insisif rahang bawah, bernilai negatif jika insisif rahang atas berada lebih
posterior daripada insisif rahang bawah (nilai normal +2mm sampai
+4mm) jika overjet bernilai negatif pasien mengalami crossbite anterior
7. Untuk mengukur overbite, dengan pensil dan kaliper (atau penggaris
saja jika tidak ada kaliper) dengan membuat titik pada bagian labial
insisivus rahang bawah yang bersinggungan dengan tepi insisal rahang
atas.
8. Instruksikan pasien membuka mulut (kalau di model: buka oklusi).
Kemudian jaraknya diukur dari garis di labial hingga insisal insisivus
rahang bawah untuk mendapatkan nilai overbite.
Observasi/ Nares Reflex –> susah pada pasien mouth breathing, kl (+) nafas dr mulut Cara:
1. Instruksikan pasien untuk bernafas melalui hidung
2. Amati cuping hidung ketika pasien bernapas,
+: cuping hidung bergerak, ada obstruksi jalan napas, mouth breathing
- : cuping hidung tidak bergerak, nose breathing
CLOSING:
1. Catat hasil pengamatan di rekam medis pasien
2. Interpretasikan hasil pengamatan, bernafas melalui hidung atau mulut
BLANCH TEST
PREFACE:
1. Perkenalkan diri
2. Cuci tangan 6 langkah WHO, dan APD
3. Persiapan alat
- 1 set alat diagnostik (2 kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator, probe)
- Gelas kumur
Bahan
- Kapas
- Air minum
- Povidone iodin
- Polibib
4. Persiapan operator: depan kanan pasien
5. Persiapan Pasien:
Posisikan pasien untuk duduk tegak, dataran oklusal sejajar lantai
RA: mulut pasien setinggi bahu OP
RB: mulut pasien setinggi siku OP
6. Pegang bibir rahang atas menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
7. Pasien diminta untuk membuka mulut dan jari OP mengangkat bibir ke arah atas secara
maksimal
8. Perhatikan area frenulum
+: frenulum memucat, margin gingiva tertarik, frenulum tinggi
CLOSING:
1. Catat hasil pengamatan di rekam medis pasien
2. Interpretasikan hasil pengamatan, bernafas melalui hidung atau mulut
PEMERIKSAAN PALATUM
Cara kaca mulut
PREFACE
1. Masukkan kaca mulut no. 3 ke dalam palatum pasien
2. Amati kaca mulut
Normal: 1/2 kaca mulut terbenam
Dalam: > 1/2 kaca mulut terbenam
Dangkal: < 1/2 kaca mulut terbenam
CLOSING
PEMERIKSAAN TONSIL
PREFACE
1. Instruksikan pasien untuk menjulurkan lidah, dan mengucapkan "a....." yang panjang
2. Amati dan periksa ada pembengkakan atau sudah pernah diangkat atau blm
inflamasi yang berkepanjangan
3. Nilai tingkat pembesarannya (Brodsky)
CLOSING
KURVA SPEE
Kurva spee : garis imaginer yang ditarik dari puncak cups gigi posterior RB ke tepi insisal edge
anterior RB
Cara mengukur
1. Posisikan model RB
2. Gunakan 2 buah penggaris, letakkan 1 penggari menyentuh tepi insisal I1 - cusp tip paling distal
gigi post RB
3. Ukur jarak jarak penggaris 1 thdp cusp tip P2 yang sdh erupsi sempurna dgn penggaris 2/dgn
kaliper/probe
4. Analisis
normal : 0-1,5 mm
dangkal : <0 mm
dalam : >1,5mm
-Pada keadaan normal kedalamannya tidak melebihi 1,5 mm (kurva Spee datar).
-Pada kurva Spee yang positif (bentuk kurvanya jelas dan dalam) biasanya didapatkan gigi
insisivus yang supraposisi atau gigi posterior yang infraposisi atau gabungan kedua keadaan
tersebut.
TAMBAHAN
Kurva Imajiner
Wilson: garis imajiner yang menghubungkan puncak cusp molar kedua sisi rahang
Monson: garis imajiner yang merupakan kombinasi kurva Spee dan Wilson
Kompensasi: kurva yang dibentuk dalam arah antero-posterior maupun lateral dari bidang oklusal
yang digunakan sebagai pedoman untuk membentuk oklusi seimbang (contoh: Spee, Wilson,
Monson)
ANALISIS SEFALOMETRI
PREFACE (senyum, sapa, salam)
Siapkan alat dan bahan
- Foto ronsen sefalometri lateral
- Kertas hasil tracing
- Penggaris (segitiga siku2 dan panjang)
- Busur
- Pensil
TITIK
S (Sella): titik sella tursica terletak di tengah fossa pituitary
N (Nasion): titik paling cekung dari sutura frontonasalis
A (Subspina): titik tercekung dari prosesus alveolaris superior/maksila, atau setentang dgn apikal
gigi I RA
B (Supramental): titik tercekung dari prosesus alveolaris inferior/mandibula, atau setentang dgn
apikal gigi I RB
Pog (Pogonion): titik paling prominen dari tulang dagu
Gn (Gnation): titik paling anteroinferior dari tulang dagu / titik antara Pog dan Me
Me (Menton): titik paling inferior dari tulang dagu
Go (Gonion): titik perpotongan antara garis bagi sudut yang dibentuk oleh garis inferior border of
mandible dan ramus ascendens dengan kontur angulus mandibula
Po (Porion): titik paling superior dari meatus acusticus externus
Or (Orbita): titik paling inferior dari dasar rongga mata terdepan
ANALISIS SKELETAL
HARAP DIPERHATIKAN!
Semua MP ditarik dari Go-Gn
FMPA
(Frankfurt
Mandibula
r Plane
Angle)
(Tweet)
ANALISIS DENTAL
FMIA
(Frankfrut
Mandibula
r Insisive
Angle)
(Tweet)
*MP: Go-Gn
Deskripsi Sudut: sudut yang di bentuk dari
sumbu panjang gigi I atas terhadap garis NA
Jaraknya dihitung dari permukaan
I: NA tercembung labial ke garis NA
(Steiner)
Nilai normal :
Angular : 22 derajat
Linier : 4 mm
Interpretasi angular:
> normal : I RA terhadap garis NA Proklinasi
< normal : I RA terhadap garis NA Retroklinasi
Interpretasi linier:
> normal : proposisi / protrusi
< normal : retroposisi
Bahan :
1. Anastetikum (Lidocain 2% dengan
ephinefrin 1:80.000)
2. Povidone iodine
3. Kassa steril
4. Saline
5. Syringe 3cc
6. Needle anastesi
7. Tampon
8. Catton roll/pellet
9. Silk 3.0/4.0
10. Blade 12/15
11. NaOCl (Saline)
o Sering berkumur-kumur
o Sering meludah (Jika darah
bercampur dengan saliva
dapat dibuang atau
diludahkan perlahan)
• 24 jam pasca tindakan tidak makan
dan minum bersuhu panas/hangat
• Melakukan diet lunak dan istirahat
yang cukup
• Tidak merokok dan tidak menghisap
daerah luka
• Mengonsumsi obat sesuai resep
• Tetap menjaga OH (sikat gigi pagi
setelah sarapan dan malam sebelum
tidur, secaralembut dan perlahan)
• Kontrol 7 hari kemudian serta
melepas jahitan.
DEBRIDEMENT DRY SOCKET/KOMPLIKASI PASCA EKSTRAKSI
Alat dan 1. 1 set alat standar: 2 kaca mulut, 1 ekskavator, 1 pinset, 1 sonde halfmoon
Bahan
2. Kasa steril/ kapas steril
Prosedur :
1. Meminta Informed consent
2. Persiapan operator: preface - cuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan APD level 3
secara berurutan, masker dan handscoon steril
3. Persiapan alat dan bahan
4. Persiapan pasien (cek tanda vital pasien: tekanan darah, pernafasan, suhu, dan nadi),
riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan penunjang lain jika ada (foto radiologi)
5. Posisi operator
6. Melakukan asepsis EO Gerakan memutar searah jarum jam dari dalam keluar dan dan
IO dimulai dari bagian vestibular-oral dengan menggunakan kassa yang dibasahi povidone
iodine
7. Melakukan anastesi mandibular blok
Teknik
a. Inferior Alveolar Nerve Block (Blok mandibula) lumpuhkan N. Alveolaris
inferior pembedahan daerah yang luas post RB
- Jarum No. 25 Gauge
- Asepsis di trigonum retromolar
- Jari telunjuk diletak di belakang gigi terakhir mandibula
- Geser ke lateral, palpasi linea obliqua eksterna pada ramus mandibula
- Telunjuk digeser ke medial untuk mencari linea obliqua interna
- Ujung lengkung kuku berada pada linea obliqua interna
- Permukaan samping jari pada di oklusal gigi RB
- Jarum insersi di pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak dianestesi
tepatnya dari regio gigi
- Jarum bevel menghadap tulang sampai kontak dengan tulang
- Jarum tegak lurus dengan tulang
- Spuit digeser ke sisi yang akan di anestesi sejajar dengan bidang oklusal dan jarum
ditusuk sedalam 5mm
- Aspirasi (-) → deponir 0,5mm → anestesi NERVUS LINGUALIS
- Spuit digeser kea rah posss tesb, jarum ditusuk sambil menyusuri tulang sedalam 10-
15mm
- Asprasi (-) → deponir 1mm → anestesi nervus alveolaris inferior
- Setelah selesai, spuit ditarik
Evaluasi Anastesi :
Subjektif :
Area yang dianastesi terasa kebas
Objektif :
Mukosa terlihat pucat
Sonderen (-) sakit
Selama pencabutan → px (-) nyeri
8. Melakukan anastesi infiltrasi pada bagian muccobucal fold
Sub Mukus Infiltrasi Anestesi → insisi abses, operkulektomi
- Posisi needle 45 derajat pada gigi 5-10 mm dari gingiva
- Bevel menghadap tulang
- Pasien tarik nafas panjang dari hidung
- Insersi needle 3-5 mm
- Deponir 0,2-0,3ml
- Perlahan tarik needle
9. Insisi dan Diseksi Flap : Insisi triangular dibuat dengan blade no 15 dan handle no 3,
yang dipegang dengan teknik pen grasp. Gunakan gerakan kontinu dan pertahankan agar
blade tetap berkontak dengan tulang. Setelah insisi selesai, flap didiseksi menggunakan
raspatorim/periosteal elevator.
10. Pembuangan Tulang : Lakukan pembuangan tulang dengan bur tulang (carbide) disertai
irigasi NACl 0,9%. Lebar pembuangan tulang sama dengan lebar mesio distal gigi.
Pembunangan tulang dilakukan kira-kira ½ sampai 2/3 dari panjang akar dalam arah vertical.
11. Apabila akar lebih dari satu dilakukan separasi
12. Luksasi dengan bein : Gigi dilonggarkan dari soketnya menggunakan bein
13. Esktraksi dengan tang : setelah longgar, gigi dapat dikeluarkan dari soket menggunakan
tang yang sesuai.
14. Periksa gigi yang sudah di ekstraksi
15. Pembersihan soket dengan kuret tulang (sendok granuloma)
16. Penghalusan tulang yang tajam : Raba daerah bekas pencabutan, apabila ada tulang yang
tajam, lakukan penghalusan dengan bone file dan irigasi dengan NACL 0,9%.
17. Penjahitan : Kembalikan flap ke posisi semula, lalu lakukan penjahitan simple interrupted
suture, dimulai dari daerah yang membentuk sudut pada daerah bukal/labial.
Jarum dipegang pada bagian 1/3 – ½ pangkal jarum
Pegang jaringan dengan pinset sirugis
Jarum dimasukkan dalam posisi tegak lurus terhadap jaringan 2-3 mm dari sisi insisi
Simpul dibuat dengan teksi 2-1-1 (kanan-kiri-kanan) benang digunting ± 3mm dari
tepi insisi
18. Pemberian tampon : Tempatkan tampon sesuai dengan ukuran mesio distal gigi, berikan
instruksi pasca bedah.
19. Instruksi dan resep obat
Tampon diletakkan (30-45 menit). Basah ganti yang baru
Istirahat yang cukup (1-2 hari)
Jaga kebersihan mulut ( menyikat gigi 2x1, hindari penyikatan daerah bedah)
Jangan memainkan daerah bekas bedah dengan lidah dan jari
Hindari makanan panas, pedas, dan diet lunak
Minum obat yang diresepkan antibiotik (3x1), analgesik (3x1), dan Vitamin (1x1)
Bila ada komplikasi pasca bedah hubungi drg
Kontrol 7 hari kemudian membuka benang jahit
Pembukaan jahitan : Benang digunting dibawah simpul/jaringan agar tidak ada sisa
benang dari arah luar yang masuk melewati jaringan.
Jangan merokok
Alveolektomi
Alveolektomi : Prosedur pembedahan untuk membuang prosesus alveolaris yang menonjol
ataupun yang tajam pada daerah maksila maupun mandibular. Alveolektomi bertujuan untuk
mempersiapkan alveolaris sehingga dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan
yang akan digunakan.
Alat:
- Kaca mulut
- Pinset
- Sonde
- Ekskavator
- Syringe nondisposible/karpul
- Needle
- Handle dan blade no 15
- Mikromotor dan bur tulang (carbide)
- Raspatorium/periosteal elevator
- Bein/elevator
- Tang radiks
- Bone file
- Spuit irigasi
- Gunting benang
- Neelde holder
- Pinset sirurgis
Bahan:
- Anastetikum (Lidocain 2% dengan ephinefrin 1:80.000)
- Povidone iodine
- Kassa steril
- Saline
- Syringe 3cc
- Needle anastesi
- Tampon
- Catton roll/pellet
- Silk 3.0/4.0
- Blade 12/15
- NaOCl (Saline)
- Tang knabal/ronguer
Prosedur :
1. Meminta Informed consent
2. Persiapan operator: preface - cuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan APD level 3
secara berurutan, masker dan handscoon steril
3. Persiapan alat dan bahan
4. Persiapan pasien (cek tanda vital pasien: tekanan darah, pernafasan, suhu, dan nadi),
riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan penunjang lain jika ada (foto radiologi)
5. Posisi operator
6. Melakukan asepsis EO Gerakan memutar searah jarum jam dari dalam keluar dan dan IO
dimulai dari bagian vestibular-oral dengan menggunakan kassa yang dibasahi povidone
iodine
7. Melakukan anastesi infiltrasi pada bagian muccobucal fold
Sub Mukus Infiltrasi Anestesi → insisi abses, operkulektomi
- Posisi needle 45 derajat pada gigi 5-10 mm dari gingiva
- Bevel menghadap tulang
- Pasien tarik nafas panjang dari hidung
- Insersi needle 3-5 mm
- Deponir 0,2-0,3ml
- Perlahan tarik needle
8. Pemasangan blade : Gunakan handle no 3 dan blade no 15. Blade dipasang dengan
bantuan needle holder.
9. Penentuan desain flap : Desain flap yang digunakan adalah triangular. Insisi horizontal
dibuat pada puncak linggir, insisi semivertikal dibuat pada bagian bukal hingga ke bagian
vestibulum.
10. Pembuatan insisi : Scalpel dipegang dengan teknik pen grasp. Insisi dibuat tegas sampai
menyentuh tulang.
11. Diseksi flap : Diseksi flap dilakukan dengan raspatorium/periosteal elevator hingga
daerah eksostosis terlihat jelas.
12. Pembuangan tulang yang tajam/eksostosis : Pembuangan tulang dilakukan dengan
menggunakan knabel tang (ronguer) lalu dihaluskan dengan bone file dengan gerakan searah.
Spooling daerah kerja dengan larutan NaCl 0,9%. Flap direposisi ke posisi semula.
13. Penjahitan interrupted suture : Penjahitan dilakukan dengan benang black silk 3.0. Jarum
dipegang dengan needle holder pada bagian 1/3 – ½ pangkal jarum.
14. Penjahitan dimulai dari daerah yang membentuk sudut. Jarum dimasukkan dalam posisi
tegak lurus terhadap jaringan. penjahitan dilakukan sekitar 2-3 mm dari tepi insisi.
15. Simpul dibuat dengan teknik 2-1-1. Benang digunting sekitar 3 mm dari tepi insisi.
16. Penjahitan dilanjutkan hingga selesai
17. Kontrol dilakukan sebanyak 2 kali
18. Intruksi dan resep obat
Tampon diletakkan (30-60 menit). Basah ganti yang baru
Istirahat yang cukup
Jaga kebersihan mulut ( menyikat gigi 2x1, hindari penyikatan daerah bedah)
Jangan memainkan daerah bekas bedah dengan lidah dan jari
Hindari makanan panas, panas dan diet lunak.
Minum obat yang diresepka antibiotik (3x1), analgesik (3x1), dan Vitamin (1x1)
Bila ada komplikasi pasca bedah hubungi drg
Kontrol 1 hari kemudian evaluasi keluhan pasien dan keadaan klinis
Kontrol 7 hari kemudian membuka benang jahit
Pembukaan jahitan : Benang digunting dibawah simpul/jaringan agar tidak ada sisa
benang dari arah luar yang masuk melewati jaringan.
Jangan merokok
PERSAMAAN PERSEPSI PERIO
Item
No. Pedoman pemeriksaan Keterangan
pemeriksaan
1 Kedalaman 1. Alat untuk mengukur kedalaman probing: Sulkus: < 3mm
probing probe UNC-15
Poket: > 3mm
2. Prosedur pemeriksaan:
a. Probe dipegang dengan modified pen grasp,
finger rest pada gigi berdekatan dalam satu
rahang.
b. Probe dimasukkan kedalam sulkus gingiva
dengan tekanan ringan (0.25N), menempel
permukaan gigi, sejajar sumbu gigi, sampai
menyentuh dasar poket, kemudian
digerakkan dengan cara walking stroke.
c. Walking stroke dilakukan dari distofasial
kearah mesiofasial, kemudian mesiolingual
kearah disto lingual.
d. Kedalaman probing dicatat pada 6 sisi
(distofasial, midfasial, mesiofasial,
mesiolingual, midlingual, distolingual).
e. Kedalaman probing diukur dari margin
gingiva hingga dasar poket.
f. Nilai kedalaman probing ditentukan
berdasarkan kedalaman terbesar pada
masing-masing sisi.
Skor:
Baik = 0-1
Sedang = 1,1 - 2
Buruk = 2,1 - 3
OHIS OHI-s :
1. Oral Hygiene Index Simplified (OHIS) adalah
angka yang menyatakan keadaan klinis atau
kebersihan gigi dan mulut seseorang yang
didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan.
2. Nilai dari OHIS diperoleh dengan melakukan
penilaian debris indeks (DI) dan kalkulus indeks
(CI).
3. Penilaian OHIS dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan klinis pada 6 gigi indeks, yaitu 16
(sisi bukal), 11 (sisi labial), 26 (sisi bukal), 36
(sisi lingual), 31 (sisi labial) dan 46 (sisi lingual)
yang mewakili 6 sekstan dalam rongga mulut.
4. Syarat gigi indeks untuk dapat dilakukan
pemeriksaan adalah gigi telah erupsi sempurna
dan tidak ada karies yang menutupi atau
mengurangi ketinggian area permukaan yang
akan diperiksa.
5. Bila gigi indeks tidak ada/tidak memenuhi
syarat, maka aturan gigi penggantinya adalah
sebagai berikut:
a) Pengganti gigi 11 adalah gigi 21
b) Pengganti gigi 31 adalah gigi 41
c) Pengganti gigi 6 adalah gigi 7, bila gigi 7 juga
tidak memenuhi syarat, dapat diganti gigi 8
(bila posisinya menempati area gigi 7)
d) Bila gigi pengganti sebagaimana dimaksud
pada angka 5 huruf a sampai dengan huruf c
tidak ada/tidak memenuhi syarat, maka tidak
dapat dilakukan skoring pada sekstan yang
bersangkutan.
6. Penilaian untuk Debris Indeks (DI) adalah
sebagai berikut:
Skor 1: bila terdapat debris pada 1/3
permukaan servikal gigi atau dijumpai stain
ekstrinsik.
Skor 2: bila terdapat debris pada 1/3 – 2/3
permukaan gigi.
Skor 3: bila terdapat debris pada > 2/3
permukaan gigi.
7. Penilaian untuk Kalkulus Indeks (CI) adalah
sebagai berikut:
Skor 1: bila terdapat kalkulus supragingiva
pada 1/3 permukaan servikal gigi tanpa
kalkulus subgingiva.
Skor 2: bila terdapat kalkulus supragingiva
pada 1/3 – 2/3 permukaan gigi dan/atau
terdapat kalkulus subgingiva berupa titik-
titik yang tidak melingkari leher gigi.
Skor 3: bila terdapat kalkulus supragingiva
pada > 2/3 permukaan gigi dan/atau
terdapat kalkulus subgingiva yang
melingkari leher gigi.
8. Skor total OHIS didapatkan dari penjumlahan DI
dan CI yang dibagi dengan jumlah gigi indeks
yang diperiksa.
9. Kategori OHIS:
1. Baik: jika nilainya antara 0-1,2
2. Sedang: jika nilainya antara 1,3-3,0
3. Buruk: jika nilainya antara 3,1-6,0
CPITN CPITN
Adalah indeks resmi yang digunakan oleh WHO
untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta
perkiraan akan kebutuhan perawatan.
Alat yang digunakan : Probe WHO
Prosedur:
1. Isolasi daerah kerja
2. Pemeriksaan dilakukan pada 6 sektan dan
diambil skor terparah.
3. Masukkan probe WHO ke dalam sulkus
gingiva (0.25N) di permukaan bukal dan
lingual sejajar sumbu panjang gigi
4. Lakukan penelusuran sulkus gingiva dengan
teknik (walking stroke)
5. Amati kondisi gingiva setelah pemeriksaan
dan tentukan skor
Indeks gingivitis =
jumlah skor masing-masing gigi : 4 ( jumlahgigi
yang diperiksa)
Interpretasi:
0,1-1 = Gingivitis ringan
1,1-2 = Gingivitis sedang
2,1-3 = Gingivitis parah
Interpretasi:
Frenulum Tinggi : jika frenulum terletak pada
gingiva interdental (tampak pucat hingga ke palatal
pada saat blanch test)
Sedang : Jika terletak antara mukosa alveolar dan
gingiva
Rendah : Jika terletak pada mukosa alveolar
3. Ameloblastoma
Deskripsi lesi:
- Site: pada regio (sebutkan dari gigi apa ke gigi apa) di mandibula
- Size: sebutkan ukuran → lebih kurang 3x4 cm
- Shape: Ireguler
- Symmetry: tidak simetris
- Jumlah: bisa multilokuler (kalau tampilannya seperti sarang lebah) atau
unilokuler (kalau hanya satu bulat radiolusen)
- Border (batas): batas jelas
- Content/struktur internal: Campuran radiolusen dan radiopak yang menghasilkan
soap bubble appearance atau honeycomb appearance (seperti sarang lebah)
dengan compartment/lobus di dalam lesi → multilokuler;
Radiolusen → unilokuler
- Association: menyebabkan densitas tulang korteks menurun, mendesak kanalis
mandibularis, menyebabkan resorpsi eksternal gigi sekitarnya
Kesan: terdapat kelainan pada periapical
Suspect radiodiagnosis: Ameloblastoma unilokuler/ameloblastoma multilokuler
Diagnosis banding: kista dentigerous, odontogenic keratocyst, central giant cell
lesion, odontogenic myxoma
4. Odontogenic Keratocyst
Deskripsi lesi:
- Site: pada regio (sebutkan dari gigi apa ke gigi apa) di badan posterior mandibula
- Size: sebutkan ukuran → lebih kurang 3x4 cm
- Shape: ireguler
- Symmetry: tidak simetris
- Jumlah: unilokuler
- Border: batas jelas dan tegas, scallop-shaped
- Content/struktur internal: radiolusen
- Association: tidak menyebabkan ekspansi tulang
Kesan: terdapat kelainan pada periapical
Suspect radiodiagnosis: Odontogenic keratocyst
Diagnosis banding: kista dentigerous, ameloblastoma, simple bone cyst, odontogenic
myxoma
5. Kista dentigerous
Deskripsi lesi:
- Site: sekitar mahkota dari gigi yang impaksi dari oklusal sampai batas
sementoenamel → sesuaikan dengan gambaran radiografi
- Size: sekitar 1x1,5 cm
- Shape: bulat
- Symmetry: simetris
- Jumlah: unilokuler
- Border: batas jelas dan tegas
- Content: radiolusen
- Association: mendesak gigi sekitar
Kesan: Terdapat kelainan pada mahkota gigi yang impaksi
Suspect radiodiagnosis: Kista dentigerous
Diagnosis banding: Folikel mahkota gigi, odontogenic keratocyst, ameloblastic fibroma,
ameloblastoma unilokuler/unikistik
6. Kista Radikuler
Deskripsi lesi
- Site: di apical gigi (sebutkan giginya) meluas dari regio (sebutkan dari gigi mana
ke gigi mana)
- Size: sekitar AxB mm
- Shape: bulat/oval
- Symmetry: reguler
- Jumlah: unilokuler
- Border: batas jelas dan tegas
- Content: radiolusen
- Association: Mendesak gigi sekitar
Kesan: Terdapat kelainan pada periapical gigi (sebutkan gigi)
Suspek radiodiagnosis: Kista radikuler
Diagnosis banding: Granuloma periapical, abses periapical, kista odontogenic, odontogenic
keratocyst, kista residual
1. Pre-face I (Operator)
- Cuci tangan 6 langkah WHO
- APD lv.3 sesuai urutan, masker, headcap, handscoon
3. Pre-face III
- Posisi Pasien
- Posisi Operator
• Metode Fonetik
Teori:
Closest Speaking Space: dimensi vertikal ketika mandibula dalam keadaan
berfungsi (otot dalam keadaan aktif). Ketika bunyi “s” diucapkan, gigi atas dan
bawah mencapai posisi paling dekat tanpa berkontak. Jarak antara gigi atas dan
gigi bawah ini disebut dengan closest speaking space. Jarak closest speaking space
normal 1 – 1,5 mm.
Prosedur:
- Pasien didudukkan dengan kepala diatur sedemikian rupa sehingga garis
imajiner tragus – alanasi sejajar lantai (jika sudah disebutkan pada prosedur
sebelumnya, tidak perlu diulang)
- Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar median line, satu di puncak dagu
dan satu pada puncak hidung pasien
- Instruksikan pasien untuk membiarkan mandibula dalam keadaan istirahat
dengan meminta pasien untuk menghitung angka 1-10 dan setelah hitungan ke
sepuluh pasien diminta untuk mempertahankan posisi rahangnya, kemudian
ukur kedua titik dan catat sebagai X
- Pasien diinstruksikan untuk menghitung 11-19 (untuk melihat pengucapan
huruf s,i,ch,sy)
- Ukur kembali jarak kedua titik tersebut dan catat hasilnya sebagai Y
- Bila selisih x-y = 1 – 1,5 mm, closest speaking space yang normal. Penurunan
jarak closest speaking space menyatakan dimensi oklusi yang berlebihan.
Begitu juga sebaliknya.
1. Pre-face I (Operator)
- Cuci tangan 6 langkah WHO
- Headcap, masker, handscoon, APD LV.3
2. Pre-face II (Persiapan Alat dan Bahan)
Alat:
- Alat diagnostik
- Bite rim RA dan RB
- Nirbeken
- Wax mass
- Lecron
Bahan:
- Povidone Iodine
Bahan:
- Air
- Karet gelang
- Gips putih (Plaster of paris)
- Vaseline
2. Olesi kedua lengan artikulator yang akan diberi gips dengan vaseline.
4. Model dan oklusal rim RA dan RB yang telah difiksasi diletakkan pada artikulator
dengan melekatkannya memakai plastisin pada lengan bawah artikulator.
5. Posisi model dan dataran oklusal harus tepat dengan pedoman sebagai berikut:
Pin horizontal (insisal) harus dipasang tepat pada lekukannya dan ujung pin ini
harus tepat berada pada perpotongan garis median oklusal rim dengan bidang
oklusal anterior.
Pin vertikal harus berkontak dengan meja insisal artikulator dibawahnya.
Dataran oklusal rim harus sejajar atau berhimpit dengan karet gelang yang dipasang
pada artikulator (dapat dilihat dari arah lateral)
Garis median model harus berhimpit dengan garis median artikulator (dapat dilihat
dari arah lengan atas artikulator).
6. Setelah semua syarat-syarat tersebut diperhatikan dengan benar, lengan atas artikulator
dan model rahang atas dilekatkan dengan gips putih.
7. Setelah gips pada lengan atas artikulator mengeras, artikulator dibalik sehingga lengan
bawah artikulator berada disebelah atas. Plastisin dilepas, lengan bawah artikulator
dibersihkan dari plastisin tersebut, kemudian letakkan gips untuk melekatkan model rahang
bawah dengan lengan bawah artikulator.
8. Sambil menunggu gips setting, ikat lengan atas dan lengan bawah artikulator di daerah
pin vertikal dengan karet untuk mencegah terjadinya perubahan kontak pin tersebut
terhadap meja insisal artikulator akibat adanya kontraksi dari gips.
9. Setelah gips setting, karet gelang dan fiksasi oklusal rim dilepaskan
1. Buat lekukan berupa garis melintang antero-posterior dan lateral dengan kedalaman
±2mm dan berbentuk ±½ elips pada dasar model rahang atas dan rahang bawah untuk
menambah perlekatannya (retensi) ke artikulator.
2. Olesi kedua lengan artikulator yang akan diberi gips dengan vaseline.
3. Model dan oklusal rim rahang atas ditempatkan diatas meja artikulator dengan
memperhatikan hal-hal sebagi berikut:
Garis tengah model harus berhimpit dengan garis tengah artikulator dan garis
tengah meja bidang oklusal.
Dataran oklusal rim rahang atas harus berkontak rapat dengan meja bidang oklusal.
Garis median oklusal rim rahang atas harus menyentuh titik perpotongan garis
median dan garis insisal meja bidang oklusal.
4. Pin horizontal harus menyentuh titik perpotongan garis tengah dan garis insisal meja
artikulator. Hal ini dimaksudkan supaya mengikuti prinsip segitiga bonwill, yaitu segitiga
yang dibentuk oleh kedua kondilus kiri dan kanan dan titik perpotongan tadi. Segitiga ini
merupakan segitiga sama sisi yang menentukan jarak rahang atas terhadap kondilus. Pin
vertikal harus menyentuh meja insisal artikulator dibawahnya.
5. Setelah hal-hal tersebut diatas dipenuhi, lekatkan model dan oklusal rim rahang atas ke
meja bidang oklusal dengan bantuan lilin mainan dari arah lateralnya.
6. Fiksasi model rahang atas dan lengan atas artikulator dengan gips.
8. Fiksasi model dan oklusal rim rahang bawah ke model dan oklusal rim rahang atas
dengan cara seperti yang dilakukan pada prosedur urutan ke-4 penetapan relasi rahang.
9. Artikulator dibalik sehingga lengan bawah artikulator berada di sebelah atas dan
diletakkan model dan oklusal rim rahang bawah ke lengan bawah artikulator dengan gips.
10. Sambil menunggu gips setting, ikat lengan atas dan lengan bawah artikulator di daerah
pin vertikal dengan karet untuk mencegah terjadinya perubahan kontak pin tersebut
terhadap meja insisal artikulator akibat adanya kontraksi dari gips.
11. Setelah gips setting, karet gelang dan fiksasi oklusal rim dilepaskan
Surveying
1. Persiapan operator
- Cuci tangan 6 langkah WHO
- Headcap, masker, handscoon
Pemilihan Sikat
Gigi
1. Persiapan alat dan bahan
2. Basahi bulu sikat gigi dengan air
3. Letakkan pasta gigi sebesar biji jagung pada bulu sikat
4. Untuk penyikatan permukaan vestibular dan oral,bulu sikat
ditempatkan pada tepi gingiva dengan membentuk sudut 45°
terhadap poros panjang gigi
Penatalaksanaan
(Sikat Gigi)
10. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah
1. Siapkan alat penyikat lidah (tongue scraper) atau sikat gigi dan
pastikan alat bersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
Sikat Lidah 3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan ringan
dengan gerakan satu arah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah bersih
6. Instruksikan pada pasien, terutama pasien anak, untuk mencoba
mempraktikkan hal yang sudah diajarkan dengan menggunakan
phantom dan tongue scraper.
Penatalaksanaan
(Sikat Gigi) 7. Penyikatan dimulai dari region bukal region 1,2,3,4 lalu
lingual region 4,3 dan palatal region 2,1
8. Untuk menyikat permukaan oklusal (pengunyahan), bulu sikat
ditekankan kuat-kuat ke permukaan oklusal gigi geligi sampai
ujung bulu sikat tertekan sedalam mungkin ke pit dan fissure.
Sikat gigi digerakkan maju-mundur pendek-pendek sebanyak
20 kali pada setiap segmen (dimulai dari permukaan kunyah
kanan atas – kiri atas – kiri bawah – kanan bawah)
9. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah
10. Kumur sekali saja
1. Siapkan alat penyikat lidah ( tongue scraper) dan pastikan alat
bersihdengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan ringan
dengangerakan satu arah
Sikat Lidah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah
bersih
6. Instruksikan pada pasien, terutama pasien anak, untuk
mencoba mempraktikkan hal yang sudah diajarkan dengan
menggunakan phantom dan sikat gigi
Prosedur :
1. Bulu sikat diletakkan 45 derajat terhadap gingiva
dengan kepala sikat didaerah apikal dengan bulu
sikat diarahkan ke korona.
2. Bulu sikat terletak diantara gusi dan gigi.
Penatalaksanaan
(Sikat Gigi)
3. Tekan bulu sikat secara ringan hingga ujung bulu
sikat mencapai area interproksimal.
4. Getarkan secara perlahan dengan tetap
mempertahankan posisi
5. Sikat gigi kemudian digerakkan pendek-pendek sebanyak 20
kali pada setiap posisi
6. Untuk bagian gigi lain dilakukan penyikatan gigi seperti biasa
7. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah.
8. Kumur sekali saja
1. Siapkan sikat gigi atau alat penyikat lidah tongue scraper
dan pastikan alatbersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan
Sikat Lidah ringan dengangerakan satu arah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah
bersih
6. Instruksikan pada pasien untuk mencoba mempraktikkan hal
yang sudah diajarkan dengan menggunakan phantom dan
tongue scraper
Indikasi :
- Pasca bedah periodontal
- Pasien dengan GT dan atau alat ortho cekat
Kelebihan :
- Efektif untuk bersihkan plak post bedah
periodontal
- Spesifik untuk pasien dengan GT/alat ortho cekat
Sikat Gigi Metode Roll
- Sikat gigi (memilih bulu sikat yang lembut dengan kepala sikat
Alat yang bisa menjangkau gigi paling belakang)
- Gelas Kumur
- Model gigi
- Pasta berfluoride sebesar biji jagung
- Air Kumur
Bahan
- Dental floss
- Tongue scrapper
Penatalaksanaan
(Sikat Gigi) 7. Penyikatan dimulai dari region bukal region 1,2,3,4 lalu
lingual region 4,3 dan palatal region 2,1
8. Jangan lupa untuk menyikat lidah dengan gerakan searah dari
pangkal ke ujung lidah
9. Kumur sekali saja
1. Siapkan sikat gigi atau alat penyikat lidah tongue scraper
dan pastikan alatbersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Julurkan lidah
3. Letakkan perlahan bagian tongue scraper di posterior lidah
4. Tarik tongue scraper ke arah anterior dengan tekanan
Sikat Lidah ringan dengangerakan satu arah
5. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah
bersih
6. Instruksikan pada pasien untuk mencoba mempraktikkan hal
yang sudah diajarkan dengan menggunakan phantom dan
tongue scraper
DMFT
DMFT BONA
Fissure Sealant
Diagnosis : Pit dan Fisur dalam
Indikasi :
Indikasi :
- Karies pada satu atau beberapa pit dan fisur mencapai permukaan enamel serta pit dan
fisur yang lain masih sehat
Indikasi:
Kalo direct pulp capping → ada perforasi pin point < 2 mm, gaada lapisan dentin lagi ke pulpa, tidak ada
tanda inflamasi pulpa
Kalo indirect pulp capping → masih ada lapisan dentin ke pulpa, tapi hanya selapis tipis, tidak ada tanda
inflamasi pulpa
Alat
- Nirbeken.
halfmoon, excavator).
- Ball aplikator
- Glass slab
- mikrobrush
Bahan
- Cavit.
- CaOH.
- Cavity cleanser.
- Paper pad.
- GIC / Zn fosfat.
- paper pad.
Prosedur Direct
5. “Saya akan melakukan perawatan capping pulpa direct Untuk menjaga vitalitas gigi”
7. Mempersiapkan alat perlindungan diri (menggunakan masker, mencuci tangan dengan 6 Langkah WHO,
menggunakan sarung tangan)
Alat
- Nirbeken.
- Diagnostik set (2 kaca mulut, pinset, sonde Halfmoon, excavator).
- Round metal bur.
- Round diamond bur.
- Lowspeed dan highspeed handpiece.
- Ball aplikator
- Glass slab
- Semen spatula / agak spatula
- Mikrobrush
Bahan
9. Melakukan persiapan pasien (menggunakan polibib, suction dan gelas kumur disiapkan)
12. Menghilangkan jaringan karies yang lunak menggunakan round metal bur dengan lowspeed
handpiece dan excavator tajam. Menghilangkan karies yang keras menggunakan round diamond
14. Disinfeksi kavitas dengan cavity cleanser menggunakan cotton pellet, lalu keringkan.
16. Ambil pasta CaOH dengan ratio 1 : 1 pada paper pad. Manipulasi pasta dengan cara memutar pada
17. Aplikasikan selapis tipis pasta CaOH pada bagian terdalam kavitas
18. Manipulasi GIC dengan menuangkan serbuk dan cairan di atas paper pad dan glass slab lalu aduk
dengan agate spatula dengan teknik fold dan press mixing hingga konsistensi dempul.
Atau
Manipulasi bahan zinc fosfat (bila menggunakan bahan ini) dengan meletakkan bubuk menjadi 5-8
bagian diatas slab dengan semen spatula, ambil cairan dengan takaran yang sesuai, letakkan botol
tegak verical jarak kira-kira 1 cm. Aduk memutar dengan masing-masing bagian 15 – 20 detik
sampai seluruh bubuk tercampur dan konsistensi dempul. Satukan adukan pada tepi glass slab.
19. Masukkan GIC / Zn yang telah diaduk dengan semen stopper/plastis instrumen dan aplikasikan
ke dalam kavitas ratakan pada seluruh kavitas selapis tipis 1 – 2 mm pada dasar kavitas. Tunggu hingga
setting
20. Aplikasi bahan tambahan sementara pada glas slab kering. Bagi dalam porsi kecil 5 bagian dengan
semen spatula, masukkan bahan ke dalam kavitas dengan berlapis bentuk anatomi semula dan kelebihan
bahan dibershkan dengan eksavator. Buang cotton roll