Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/367332219

Diare Akut

Article in Medicinus · January 2023

CITATIONS READS

0 1,355

1 author:

Eppy Eppy
Persahabatan Hospital
21 PUBLICATIONS 141 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Eppy Eppy on 22 January 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


leading article

Eppy
SMF Penyakit Dalam RSUP Persahabatan
Jakarta

Abstrak. Diare akut adalah diare yang berlangsung ≤ 14 hari. Penyebab diare akut dapat berupa infeksi ataupun noninfeksi. Secara
patofisiologi, diare akut dapat dibagi menjadi diare inflamasi dan noninflamasi. Berbagai patogen spesifik dapat menimbulkan diare
akut. Diare juga dapat terjadi pada pasien immunocompromised dan pasien yang di rawat di rumah sakit. Untuk mendiagnosis diare
akut diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai. Terapi terpenting pada diare akut adalah
rehidrasi, lebih disenangi melalui rute oral dengan larutan yang mengandung air, garam, dan gula. Terapi antimikrobial empiris hanya
diperlukan pada keadaan khusus.

Kata kunci: diare akut – rehidrasi - antimikrobial

MEDICINUS
Pendahuluan Tabel 1. Patogen penyebab diare akut1-6,8
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan yang 91
51
Bakteri Virus Parasit
penting di dunia hingga saat ini. Di negara-negara
Vibrio cholerae O1 Rotavirus Protozoa
berkembang, angka kematian akibat diare pada umum- Vibrio cholerae O139 Norovirus (Calicivirus) Microsporidium
nya masih tinggi.1,2 Sementara itu, di negara-negara Vibrio parahaemolyticus Adenovirus (serotip. 40 / 41) Encephalitozoon bieneusi
industri, walaupun angka kematiannya rendah, tetapi Escherichia coli Astrovirus Enterocytozoon intestinalis
angka morbiditas akibat penyakit ini cukup tinggi, se- Plesiomonas shigelloides Cytomegalovirus Giardia lamblia / intestinalis
Aeromonas Coronavirus Cryptosporidium hominis
hingga mengganggu produktivitas dan membutuhkan Bacteroides fragilis Herpes simplex virus Entamoeba histolytica
biaya yang besar untuk penanganannya.2,3 Campylobacter jejuni Isospora belli
Campylobacter coli Cyclospora cayetanensis
Definisi Campylobacter upsaliensis Dientamoeba fragilis
nontyphoidal Salmonella Blastocystis hominis
Diare didefinisikan sebagai defekasi dengan berat feses
Clostridium difficile
>200 gram/hari. Akan tetapi, definisi tersebut kurang Yersinia enterocolitica Cacing
bernilai klinis karena pengukuran jumlah feses hanya Yersinia pseudotuberculosis Strongyloides stercoralis
dilakukan dalam penelitian. Definisi praktis yang se- Shigella species Angiostrongylus costaricensis
ring dipakai adalah defekasi dengan feses encer/be- Schistosoma mansoni
rair sebanyak ≥3 kali/hari.2,4-6
Diare akut adalah diare yang berlangsung ≤14
hari.3-5,7 Diare yang menetap sampai >14 hari disebut puncak kasus pada musim kemarau. Sebaliknya, di negara-negara
diare persisten, sedangkan bila menetap >30 hari dinamakan diare industri diare akut lebih banyak disebabkan oleh infeksi virus.2
kronik.2,4,6,7 Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai diare Frekuensi isolasi organisme dari kultur feses sebesar 2-40% pada
akut baik dari segi etiologi, patofisiologi, diagnosis, maupun penata- berbagai penelitian.6,7,9,10 Angka ini kemungkinan masih jauh dari
laksanaannya. yang sebenarnya karena banyak pasien yang tidak meminta per-
tolongan medis serta kultur feses tidak selalu dilakukan ketika pa-
Etiologi sien berobat ke dokter.6
Penyebab diare akut dapat berupa infeksi ataupun noninfeksi. Pada
beberapa kasus, keduanya sama-sama berperan. Penyebab nonin- Patofisiologi
feksi dapat berupa obat-obatan, alergi makanan, penyakit primer Diare merefleksikan peningkatan kandungan air dalam feses akibat
gastrointestinal seperti, inflammatory bowel disease, atau berbagai gangguan absorpsi dan atau sekresi aktif air usus.6 Secara patofisio-
penyakit sistemik seperti, tirotoksikosis dan sindrom karsinoid.1,6 logi, diare akut dapat dibagi menjadi diare inflamasi dan noninfla-
Penyebab infeksi dapat berupa bakteri, virus, ataupun parasit masi (tabel 2).
(tabel 1).
Di negara-negara berkembang, prevalensi diare akut akibat
bakteri dan parasit lebih tinggi dibandingkan akibat virus, dengan

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


Tabel 2. Patofisiologi dan tipe diare akut1,6,8 ke-2 dari diare yang dirawat di rumah sakit, yakni sebesar 27,3%.
Inflamasi Noninflamasi Dari keseluruhan Shigella spp tersebut, 82,8% merupakan S. flexneri;
15,0% adalah S. sonnei; dan 2,2% merupakan S. dysenteriae.11
Mekanisme Invasi mukosa atau cyto- Enterotoksin atau Hanya dibutuhkan 10 kuman untuk menginisiasi timbulnya
toxin mediated inflamma- berkurangnya kapasitas
tory response absorpsi usus kecil penyakit ini dan penyebaran dari orang ke orang amat mudah ter-
jadi.6 Infeksi S. sonnei adalah yang teringan. Paling sering terjadi di
Lokasi Kolon, usus kecil bagian Usus kecil bagian proksimal
negara-negara industri. Infeksi S. flexneri akan menimbulkan gejala
distal
disentri dan diare persisten. Paling sering terjadi di negara-negara
Diagnosis Terdapat leukosit feses, Tidak ada leukosit feses, berkembang. S. dysenteriae tipe 1 (Sd1) menghasilkan toksin Shi-
kadar laktoferin feses kadar laktoferin feses ren-
tinggi dah
ga, sehingga dapat menimbulkan epidemi diare berdarah (bloody
diarrhea) dengan case fatality rate yang tinggi di Asia, Afrika, dan
Penyebab Amerika Tengah.2,8 Infeksi Shigella dapat menimbulkan komplikasi
Bakteri Campylobacter* Salmonella*
hemolytic-uremic syndrome (HUS) dan thrombotic thrombocytopenic
Shigella species Escherichia coli** purpura (TTP).6,10
Clostridium difficile Clostridium perfringens C. Salmonella
Yersinia Staphylococcus aureus Salmonellosis merupakan penyebab utama foodborne disease di
Vibrio parahaemolyticus Aeromonas hydrophilia Amerika Serikat.6 Di Indonesia, Salmonella spp merupakan penyebab
Enteroinvasive E.coli Bacillus cereus
Plesiomonas shigelloides Vibrio cholerae tersering ke-3 dari diare yang dirawat di rumah sakit, yakni sebesar
17,7%.11 Terdapat lebih dari 2000 serotype Salmonella dan semuanya
Virus Cytomegalovirus* Rotavirus patogenik bagi manusia. Bayi dan orang tua paling rentan terin-
Adenovirus Norwalk feksi. Hewan merupakan reservoir utama bagi kuman ini.2 Gejala
Herpes simplex virus
salmonellosis umumnya berupa diare noninflamasi. Akan tetapi,
Parasit Entamoeba histolytica Cryptosporidium* dapat juga berupa diare inflamatif atau disentri (bloody diarrhea).2,6
Microsporidium* D. Campylobacter
Isospora Organisme ini dapat menimbulkan watery ataupun bloody diarrhea.
Cyclospora Meskipun jarang, Campylobacter juga dapat menimbulkan sindrom
Giardia lamblia
Guillain-Barré.1,2,6,7 Infeksi asimtomatik sering terjadi di negara-
* Dapat mengenai usus kecil / besar, tetapi lebih sering pada lokasi di atas
negara berkembang akibat kontak erat dengan hewan ternak.2
MEDICINUS

** EPEC, EAggEC, EHEC, ETEC, semua dapat berkontribusi; laboratorium ru


Campylobacter jejuni merupakan penyebab tersering ke-6 dari diare
tin dan kultur tidak dapat membedakannya dengan E. coli flora normal
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia, yakni sebesar 3,6%.11
E. Escherichia coli diarrheogenic
Usus kecil berfungsi sebagai organ untuk mensekresi cairan dan
Semua jenis E. coli diarrheogenic dapat menimbulkan penyakit di ne-
enzim, serta mengabsorpsi nutriens. Gangguan kedua proses tersebut
gara-negara berkembang. Akan tetapi, infeksi enterohemorrhagic E.
92 akibat infeksi akan menimbulkan diare berair (watery diarrhea) dengan
coli (EHEC), termasuk E. coli O157:H7 lebih sering terjadi di negara-
volume yang besar, disertai kram perut, rasa kembung, banyak gas,
negara industri.2 Enterotoxigenic E. coli (ETEC) dapat menimbulkan
dan penurunan berat badan.6 Demam jarang terjadi serta pada feses
diare pada wisatawan. Enteropathogenic E. coli (EPEC) jarang menye-
tidak dijumpai adanya darah samar maupun sel radang.6
rang orang dewasa. Enteroinvasive E. coli (EIEC) dapat menimbulkan
Usus besar berfungsi sebagai organ penyimpanan. Diare akibat
bloody mucoid diarrhea, biasanya disertai demam. Enterohemorrhagic
gangguan pada usus besar frekuensinya lebih sering, lebih teratur,
E. coli (EHEC) dapat menimbulkan bloody diarrhea2,3,7,10,12 dan En-
dengan volume yang kecil, dan sering disertai pergerakan usus yang
teroaggregative E. coli (EAggEC) dapat menimbulkan diare persisten
nyeri. Demam dan feses berdarah/mucoid juga sering terjadi. Eritrosit
pada pasien dengan human immunodeficiency virus (HIV).2
dan sel radang selalu ditemukan pada pemeriksaan feses.6
Enterohemorrhagic E. coli (EHEC), terutama Escherichia coli
0157:H7, merupakan penyebab tersering kolitis infektif di nega-
Patogen Spesifik
ra-negara industri.2,6 EHEC dapat memproduksi suatu sitotok-
Berbagai patogen spesifik dapat menimbulkan diare akut. Berikut ini
sin, seperti verotoksin (Shiga-like toxin) yang menyebabkan bloody
akan dibahas secara garis besar.
diarrhea.8,12 EHEC dapat menimbulkan komplikasi HUS dan
A. Vibrio
TTP.2,6,10,12-14 Kolitis hemoragik berat dengan HUS dilaporkan terjadi
Terdapat banyak spesies Vibrio yang menimbulkan diare di negara-
pada 6–8% pasien.12 Tidak mudah untuk mengidentifikasi kuman
negara berkembang.2 Vibrio cholerae dapat menimbulkan diare non-
ini karena media agar MacConkey-Sorbitol untuk membiakannya
inflamasi. Organisme ini termasuk koloni patogen klasik. V. cholerae
tidak tersedia di semua laboratorium. Selain itu, laboratorium juga
serogrup O1 dan O139 dapat menyebabkan deplesi volume yang ce-
tidak secara rutin mengidentifikasi nonserogroup O157:H7 EHEC
pat dan berat. Tanpa rehidrasi yang cepat dan adekuat, syok hipovo-
yang sama manifestasi klinisnya dengan serogrup O157:H7.6
lemik dan kematian dapat terjadi dalam 12-18 jam sesudah pertama
F. Virus
kali timbul gejala. Feses biasanya encer, jernih, disertai bercak-bercak
Virus merupakan merupakan penyebab utama diare akut di negara-
mukus. Muntah biasa terjadi, tetapi jarang terdapat demam.2
negara industri.2 Berbagai virus dapat menimbulkan diare akut pada
Vibrio nonkolera, seperti Vibrio parahemolyticus juga dapat
manusia, di antaranya rotavirus, human calicivirus, enteric adenovirus, as-
menyebabkan diare.6 V. cholerae O1, V. parahemolyticus, dan V. chol-
trovirus, cytomegalovirus, coronavirus, dan herpes simplex virus.2,5,6,8,14-16
erae non-O1 merupakan penyebab tersering pertama, ke-4, dan ke-7
Rotavirus sering menimbulkan diare pada bayi, namun relatif
dari diare yang dirawat di rumah sakit di Indonesia, masing-ma-
jarang pada anak-anak dan dewasa karena telah mempunyai anti-
sing sebesar 37,1%; 7,35; dan 2,4%.11
bodi protektif.6 Rotavirus dapat menimbulkan gastroenteritis berat.2
B. Shigella
Hampir semua anak-anak di negara-negara industri dan negara-
Shigella merupakan penyebab klasik diare inflamasi atau disentri
negara berkembang telah terinfeksi pada usia 3–5 tahun.2
dan penyebab ke-2 tersering penyakit yang ditularkan melalui
Human calicivirus (HuCV) termasuk ke dalam famili Caliciviri-
makanan (foodborne disease) di Amerika Serikat, serta sampai saat
dae, terdiri dari norovirus dan sapovirus. Sebelumnya dinamakan
ini masih menjadi problem utama di pusat perawatan harian atau
“Norwalk-like virus” dan “Sapporo-like virus”. Norovirus merupakan
institusi.1,6 Di Indonesia, Shigella spp merupakan penyebab tersering
penyebab tersering kejadian luar biasa gastroenteritis pada semua

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


kelompok umur. Sapovirus lebih sering mengenai anak-anak.2 Be- tis akibat pemakaian antibiotik.6,19 Kolitis pseudomembranosa berki-
berapa serotype adenovirus juga dapat menimbulkan diare akut, sar dari diare ringan-sedang hingga kolitis berat.6 Sebenarnya semua
akan tetapi lebih sering pada anak-anak.2,6 antibiotik telah dihubungkan dengan infeksi C. difficile, akan tetapi
G. Parasit penyebab tersering adalah golongan penisilin berspektrum luas, ce-
Berbagai spesies protozoa dan cacing dapat menimbulkan diare phalosporin, dan clindamycin.6,20 Sebagian besar pasien mengalami
akut.2,5,6 Di negara-negara maju, parasit jarang menjadi penyebab gejala selagi masih memakai antibiotik, tetapi diare dapat juga baru
diare akut, kecuali pada wisatawan.10 Giardia intestinalis, Cryp- timbul 1-3 minggu sesudah antibiotik dihentikan.6 Infeksi C. difficile
tosporidium parvum, Entamoeba histolytica, dan Cyclospora cayetanen- juga dapat timbul pada pasien-pasien yang mendapat kemoterapi.7
sis paling sering menimbulkan diare akut pada anak-anak.2
Diagnosis
Tabel 3. Penyebab diare akut di Indonesia11 Untuk mendiagnosis diare akut diperlukan anamnesis, pemeriksaan
Patogen Persentase (%)
fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai.

V. cholerae O1 37,1 Anamnesis


Shigella spp 27,3 Dalam menganamnesis pasien diare akut perlu ditanyakan mengenai
Salmonella spp 17,7 onset, lama gejala, frekuensi, serta kuantitas dan karakteristik feses.2,10,21
Feses dapat mengandung darah atau mukus.2 Adanya demam merupa-
V. parahaemolyticus 7,3
kan temuan diagnostik yang penting karena menandakan adanya infek-
Salmonella typhi 3,9 si bakteri invasif seperti Salmonella, Shigella, dan Campylobacter, berbagai
Campylobacter jejuni 3,6 virus enterik, atau suatu patogen sitotoksik seperti, C. difficile dan E. his-
tolytica.2,4,10,21 Adanya feses yang berdarah mengarahkan kemungkinan
V. cholerae non-O1 2,4
infeksi oleh patogen invasif dan yang melepaskan sitotoksin; infeksi
Salmonella paratyphi A 0,7 EHEC bila tidak terdapat leukosit pada feses; serta bukan infeksi virus
atau bakteri yang melepaskan enterotoksin.2,10 Muntah sering terjadi
Diare pada Pasien Immunocompromise pada diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau toksin bakteri misal-
Individu dengan penyakit immunocompromise, seperti limfoma, trans- nya S. aureus.2 Tenesmus merupakan penanda dari diare inflamasi.2,10
plantasi sumsum tulang, atau infeksi HIV berisiko lebih tinggi untuk Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mengenali patogen
mengalami infeksi yang disebabkan oleh patogen usus dibandingkan spesifik penyebab diare hanya berdasarkan gambaran klinisnya se-

MEDICINUS
individu sehat.6 mata karena beberapa patogen dapat menunjukkan gambaran klinis
Diare dilaporkan terjadi pada 60% dari pasien dengan acquired yang sama.
immunodeficiency syndrome (AIDS) di negara-negara industri dan 95% Untuk mengidentifikasi penyebab diare diperlukan juga data
pasien AIDS di negara-negara berkembang.6 Patogen yang paling se- tambahan mengenai masa inkubasi, riwayat perjalanan sebelumnya,
ring dijumpai adalah Cryptosporidium parvum, Isospora belli, Cyclospora, riwayat mengkonsumsi makanan tertentu, risiko pekerjaan, penggu- 93
Microsporidium, Salmonella enteritidis, Campylobacter, Shigella spp, Myco- naan antibiotik dalam 2 bulan terakhir, riwayat perawatan, residency,
bacterium avium complex, Cytomegalovirus, Herpes simplex, dan Adenovi- binatang peliharaan, hobi, serta risiko terinfeksi HIV.2,4,5,7,8,10,21
rus.4-6,10 Prevalensi diare akibat berbagai patogen tersebut pada pasien Waktu timbulnya gejala setelah paparan terhadap makanan yang di-
AIDS dilaporkan terus menurun dengan semakin luasnya pemberian curigai juga dapat mengarahkan penyebab infeksi, seperti berikut ini:2,4,5
terapi antiretroviral, walaupun diare masih sering dijumpai pada ke- 1. Gejala yang timbul dalam waktu <6 jam kemungkinan disebabkan
lompok pasien tersebut.6 oleh toksin bakteri Staphylococcus aureus atau Bacillus cereus.
Infeksi oleh Cryptosporidium tampil sebagai penyakit diare dengan de- 2. Gejala yang timbul sesudah 6-24 jam kemungkinan disebabkan
hidrasi berat, namun dapat sembuh sendiri pada pasien dengan hitung oleh toksin bakteri Clostridium perfringens atau Bacillus cereus.
CD4 >150 sel/mm3 sama seperti pada individu dengan fungsi imun yang 3. Gejala yang timbul lebih dari 16-72 jam mengarahkan infeksi oleh
normal.6 Sebaliknya, pada pasien HIV dengan fungsi imun yang lebih bu- virus, terutama bila muntah merupakan gejala yang paling pro-
ruk terjadi penyakit yang lebih berat dan tidak dapat mengalami remisi.6 minen; atau kontaminasi bakterial dari makanan oleh enterotoxi-
Cyclospora dan Microsporidium merupakan patogen usus kecil. genic/enterohemorrhagic E. coli, Norovirus, Vibrio, Salmonella, Shigella,
Gambaran klinis diare yang disebabkan oleh Cyclospora khas dengan Campylobacter, Yersinia, Giardia, Cyclospora, atau Cryptosporidium.
lamanya yang rerata >3 minggu, disertai rasa letih dan lemah yang
kuat.6 Dehidrasi pada diare akibat infeksi Microsporidium biasanya le- Riwayat makanan yang dikonsumsi juga dapat mengarahkan diag-
bih ringan dibandingkan pada diare yang disebabkan oleh Cryptospori- nosis. Konsumsi produk makanan yang tidak dipasteurisasi, daging
dium.6 Gejala inflamasi, seperti perut kembung, kram, dan banyak atau ikan mentah/setengah matang, atau sayur mayur dihubungkan
flatus biasa dijumpai.6 Microsporidium jarang menyebabkan diare pada dengan patogen tertentu.
pejamu yang immunocompetent.6 Penting juga untuk menanyakan mengenai antibiotik yang baru
saja digunakan (sebagai petunjuk adanya infeksi C. difficile), obat-obat
Diare Nosokomial lain, dan riwayat penyakit sebelumnya secara lengkap (untuk meng-
Diare nosokomial didefinisikan sebagai penyakit diare dengan onset identifikasi pejamu yang immunocompromise atau kemungkinan infeksi
>72 jam sesudah masuk rumah sakit.6,7,10 Penyakit ini dapat menam- nosokomial).2,10,21
bah lama perawatan di rumah sakit pada orang dewasa sampai >1
minggu, dan pada usia lanjut sampai >1 bulan.6 Insiden dan mortali- Pemeriksaan Fisik
tas tertinggi dijumpai kelompok pasien yang berusia >70 tahun.6,17,18 Pada pemeriksaan fisik perlu dinilai keadaan umum, kesadaran, be-
Diare nosokomial dapat disebabkan oleh infeksi ataupun non- rat badan, temperatur, frekuensi nafas, denyut nadi, tekanan darah,
infeksi.6 Akan tetapi, diare nosokomial lebih sering disebabkan oleh turgor kulit, kelopak mata, serta mukosa lidah.2 Selain itu, perlu di-
penyebab noninfeksi yang multipel, seperti penggunaan tube feeding cari tanda-tanda dehidrasi dan kontraksi volume ekstraseluler, seperti
atau obat-obatan yang dapat menimbulkan diare.6 Penyebab infeksi denyut nadi >90 kali/menit dan lemah, hipotensi postural/ortostatik,
tersering adalah Clostridium difficile.6,10 lidah kering, kelopak mata cekung, serta kulit yang dingin dan lem-
Kolitis pseudomembranosa hampir selalu disebabkan oleh C. dif- bab.2,7,8,10,21 Tanda-tanda peritonitis juga perlu dicari karena merupakan
ficile. Organisme ini juga menjadi penyebab dari 20% diare tanpa koli- petunjuk adanya infeksi oleh patogen enterik invasif.2,10,21

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


Tabel 4. Sumber penularan patogen usus spesifik2,5,6,10,21 bawah, kultur feses, serta pemeriksaan telur cacing dan parasit.7,21
Patogen Sumber Penularan / Faktor Risiko
Bakteri
A. Leukosit dan Darah Samar Feses
Staphylococcus aureus Daging (sapi, babi, unggas), telur
Sejumlah penelitian telah mengevaluasi akurasi pemeriksaan leu-
Clostridium perfringens Daging (sapi, babi, unggas), telur, produk makanan rumahan
kosit feses baik secara sendiri maupun dikombinasikan dengan
Bacillus cereus Daging (sapi, babi), nasi goreng, sayur mayur
pemeriksaan darah samar. Kemampuan pemeriksaan tersebut un-
EHEC Daging (sapi, babi) setengah matang, makanan siap saji (ham-
tuk memprediksi adanya diare inflamasi amat bervariasi, dengan
burger setengah matang), salad, susu, keju, tauge/rebung,
sensitivitas dan specificity berkisar 20–90%.8,10,21 Variasi hasil pene-
biji-bijian mentah, dapat menimbulkan foodborne outbreak.
litian tersebut kemungkinan akibat perbedaan dalam pemrosesan
Usia lanjut lebih rentan
spesimen dan pengalaman operator.21 Akan tetapi, hasil meta-anal-
EIEC Susu, keju
isis tentang pemeriksaan ini menunjukkan sensitivitas dan specifity-
ETEC Berwisata ke negara berkembang
nya yang lemah, hanya sebesar 70% dan 50%.8,19 Leukosit feses juga
Salmonella Sapi, babi, unggas, telur, salad, susu mentah, es krim, sayur-
bukan prediksi yang akurat bagi respon terapi terhadap antibiotik.21
mayur, jus jeruk yang tidak dipasteurisasi, anak itik, biawak,
Karena berbagai keterbatasan tersebut, peran pemeriksaan leu-
daging ular berbisa, kue, makanan laut, kerang-kerangan,
kosit feses masih dipertanyakan.21 Akan tetapi, adanya darah samar
dapat menimbulkan foodborne outbreak
dan leukosit pada feses mendukung diagnosis diare akibat infeksi
Campylobacter Unggas (setengah matang, di panggang), susu mentah, telur,
bakteri bersama-sama dengan riwayat penyakit dan pemeriksaan
keju, kue
diagnostik lainnya.21 Pemeriksaan leukosit feses kurang berman-
Shigella Penularan dari orang ke orang (misalnya, pada pusat perawa-
faat dibandingkan pemeriksaan terhadap C. difficile untuk diare
tan harian/day care), sayurmayur
yang timbul selama perawatan di rumah sakit.8,22
Yersinia Babi, sapi, susu, keju, pasien hemokromatosis, dapat menim-
Pada umumnya pemeriksaan sel radang pada feses diperlukan
bulkan foodborne outbreak
pada pasien dengan penyakit berat, yang ditandai oleh satu atau
Vibrio cholerae Makanan laut yang tidak dimasak dengan adekuat, susu
lebih hal berikut ini:4
kelapa, airline outbreak, kerang-kerangan, makanan laut,
1. Watery diarrhea yang masif (profuse), disertai dehidrasi.
waterborne transmission, seafood
2. Terdapat banyak gumpalan feses berukuran kecil yang me-
Vibrio parahaemo- Makanan laut mentah, kerang-kerangan. Pasien sirosis lebih
ngandung darah dan mukus.
lyticus rentan
3. Temperatur tubuh ≥38,5°C (101,3°F).
4. Keluarnya ≥6 kali feses tak berbentuk dalam 24 jam atau lama
MEDICINUS

Clostridium difficile Perawatan di rumah sakit, antibiotik pada pasien rawat jalan/
inap atau kemoterapi dalam beberapa minggu sebelumnya,
sakit >48 jam.
pusat perawatan harian
5. Nyeri abdomen hebat pada pasien berumur >50 tahun.
Listeria Sapi, babi, unggas, keju, susu, telur, kol, hot dogs, salad.
6. Diare pada pasien usia lanjut (≥70 tahun) atau immunocompromise.
Wanita hamil, neonatus, dan pasien perawatan intensif lebih
B. Laktoferin Feses
94 rentan.
Keterbatasan pemeriksaan leukosit feses seperti yang dikemu-
Virus
kakan di atas mendasari pengembangan pemeriksaan lactoferrin
Rotavirus Penularan dari orang ke orang (misalnya, pada pusat perawa-
latex agglutination assay (LFLA) feses.21 Laktoferin merupakan pe-
tan harian, kamar anak-anak)
nanda bagi adanya leukosit pada feses, akan tetapi pengukurannya
Norwalk-like viruses Sekolah, asrama perawat, kapal pesiar, perkemahan, sayur-
lebih akurat dan kurang rentan terhadap berbagai variasi dalam
(norovirus) mayur, air, kerang-kerangan, makanan laut, dapat menimbul-
pemrosesan spesimen.23 Pada satu penelitian, laktoferin feses di-
kan winter outbreak serta kejadian diare atau muntah dalam
jumpai pada 93% dari 28 sampel yang diketahui positif terhadap
keluarga. Penularan lewat makanan
Salmonella, Shigella atau Campylobacter dan tidak dijumpai pada
Hepatitis A Lingkungan kumuh, kurang air bersih, pasien dan pegawai in-
83% dari 18 sampel dengan rotavirus atau tanpa patogen yang da-
stitusi, pusat perawatan harian, pria homoseksual, pengguna
pat dideteksi.23 Kepustakaan lain menyebutkan sensitivitas dan
obat IV, wisatawan, barak militer, kerang-kerangan
specifity pemeriksaan ini sebesar 92% dan 79%.10 Akan tetapi, pada
Adenovirus Diare pada bayi, AIDS (?)
berbagai penelitian lain performa pemeriksaan ini kurang baik se-
Cytomegalovirus Pria homoseksual yang terinfeksi HIV dengan AIDS, transplan-
hingga tidak digunakan secara luas.24
tasi organ

Protozoa C. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Bawah


Giardia lamblia Pusat perawatan harian, kolam renang, pelancong, salad, kue, Endoskopi umumnya tidak dibutuhkan dalam mendiagnosis diare
defisiensi Ig A, dapat menimbulkan waterborne outbreak akut. Akan tetapi, pemeriksaan ini dapat digunakan untuk:5,21
Entamoeba hystoyitica Berwisata ke daerah endemik selama >1 bulan, aktivitas sek- 1. Membedakan inflammatory bowel disease dari diare akibat infeksi.
sual pria homoseksual, institusi, perjalanan ke daerah tropis, 2. Mendiagnosis infeksi C. difficile dan menemukan pseudomem-
baru emigrasi dari wilayah tertentu bran pada pasien yang toksik sambil menunggu hasil pemerik-
Cryptosporidium Pusat perawatan harian, kolam renang, binatang sawah, kon- saan kultur jaringan. Namun, saat ini pemeriksaan enzyme
taminasi suplai air di perkotaan, kue, wisatawan, pejamu im- linked immunosorbent assays (ELISA) dari feses untuk toksin A
munocompromise, dapat menimbulkan waterborne outbreak telah mempersingkat waktu untuk mendiagnosis infeksi C. dif-
Cyclospora Buah frambus (raspberries), wisatawan, dapat menimbulkan ficile dan mengurangi kebutuhan pemeriksaan endoskopi pada
foodborne outbreak kasus-kasus tersebut.
Isospora Infeksi HIV 3. Mendiagnosis adanya infeksi oportunistik (seperti, cytomega-
Microsporidium AIDS, wisatawan (?), air bersih (?) lovirus) pada pasien immunocompromise.
4. Mendiagnosis adanya iskemia pada pasien kolitis yang dicuri-
gai namun diagnosisnya masih belum jelas sesudah pemerik-
Pemeriksaan Penunjang saan klinis dan radiologis.
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
mencari penyebab diare akut, yakni pemeriksaan leukosit dan darah sa- D. Kultur Feses
mar feses, pemeriksaan laktoferin feses, endoskopi saluran cerna bagian Belum ada konsensus yang secara jelas memasukkan kultur feses

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


sebagai salah satu strategi optimum dalam mendiagnosis diare Diare nosokomial Pemeriksaan untuk C. difficile toksin A dan B
akut.21 Walaupun, cukup sulit untuk memprediksi etiologi diare (onset >3 hari sesu- Salmonella, Shigella, Campylobacter (bila kejadian
akut akibat infeksi bakteri hanya berdasarkan gambaran klinisnya, dah perawatan) luar biasa atau bila pasien berusia >65 tahun
akan tetapi dokumentasi patogen penyebab tidak selalu diperlukan dengan kondisi penyerta, imunokompromais, neu-
karena sebagian besar diare akut akibat infeksi disebabkan oleh tropenik, atau bila dicurigai suatu infeksi enterik
virus yang dapat sembuh sendiri (self-limited) dan akan membaik sistemik)
hampir separuhnya dalam waktu <1 hari.10,21 E. coli yang memproduksi toksin Shiga (bila diare
Pada diare akut, mempertahankan volume intravaskuler yang berdarah)
adekuat serta mengoreksi gangguan cairan dan elektrolit lebih
Diare persisten (>14 EPEC
prioritas dibandingkan mencari patogen penyebab.2 Pemeriksaan
hari) Pertimbangkan protozoa: Giardia, Cryptosporid-
kultur feses diindikasikan pada pasien dengan diare inflamasi
ium, Cyclospora, Isospora belii
dengan darah/mukus pada fesesnya.2,4,5,10,21,25
Skrining untuk inflamasi

Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 53% dokter
baru melakukan kultur darah bila diare telah berlangsung >3 hari.6 Bila pasien im- Tambahkan pemeriksaan untuk Microsporidium,
Kultur feses kurang bernilai pada pasien yang mengalami diare se- munocompromase Mycobacterium avium complex, Cytomegalovirus,
sudah >72 jam perawatan di rumah sakit karena penyebabnya ham- (terutama HIV +) Strongiloides
pir selalu infeksi C. difficile atau suatu penyebab noninfeksi.6,10,25,26
Kultur feses juga diperlukan pada:21
1. Pasien immunocompromise, misalnya pasien dengan HIV. E. Pemeriksaan Telur Cacing dan Parasit
2. Pasien dengan co-morbidity yang meningkatkan risiko untuk Pengiriman sampel feses untuk pemeriksaan telur cacing dan parasit
mendapatkan komplikasi. tidak cost-effective untuk sebagian besar kasus diare akut.21 Pemerik-
3. Pasien dengan penyakit dasar inflammatory bowel disease dimana saan telur cacing dan parasit, hanya diindikasikan pada:4,25
amat penting untuk membedakan antara kekambuhan dengan 1. Diare persisten (dihubungkan dengan Giardia, Cryptosporidium,
infeksi sekunder. dan E. histolytica)
4. Beberapa pekerjaan tertentu, seperti pengelola makanan, yang 2. Diare sesudah perjalanan dari Rusia, Nepal, atau wilayah pe-
terkadang baru dapat kembali bekerja sesudah hasil kultur fe- gunungan (dihubungkan dengan Giardia, Cryptosporidium, dan
sesnya negatif. Cyclospora)
3. Diare persisten dengan paparan terhadap bayi pada pusat perawa-

MEDICINUS
Klinisi sebaiknya menyebutkan secara spesifik patogen yang tan harian (dihubungkan dengan Giardia dan Cryptosporidium)
dicurigai sewaktu mengirimkan feses untuk memudahkan proses 4. Diare pada lelaki yang berhubungan seks dengan sesama jenis
di laboratorium mikrobiologi; serta menentukan media, metode, atau seorang pasien AIDS (dihubungkan pertama-tama dengan
atau pewarnaan yang tepat untuk mengisolasi atau mengidenti- Giardia dan E. histolytica, selanjutnya dengan berbagai parasit
fikasi organisme yang diinginkan.21 Spesimen sebaiknya dibiakkan lainnya)
5. Pada KLB penyakit yang ditularkan melalui air di komunitas 95
sesegera mungkin pada media kultur yang sesuai.21
Kultur feses rutin sudah akan akan dapat mengidentifikasi (dihubungkan dengan Giardia dan Cryptosporidium)
Salmonella, Campylobacter, dan Shigella.10,21 Bila terdapat kecurigaan 6. Diare berdarah dengan sedikit atau tanpa leukosit pada feses
adanya infeksi Aeromonas atau berbagai strain Yersinia maka labora- (dihubungkan dengan amebiasis intestinal)
torium perlu diberitahu karena berbagai patogen tersebut tumbuh
pada kultur rutin akan tetapi seringkali terlewat bila tidak dicari Karena ekskresi telur cacing dan parasit yang intermiten, maka
secara khusus.21 diperlukan 3 spesimen yang masing-masing diambil pada hari
Hasil kultur yang positif untuk salah satu dari organisme tersebut yang berbeda selama 3 hari berturut-turut atau pengambilan ma-
pada pasien dengan gejala diare akut dapat diinterpretasikan sebagai sing-masing spesimen berjarak ≤ 24 jam.5,21
positif yang sebenarnya, walaupun terapi antibiotik tidak selalu diper-
lukan untuk semua organisme tersebut.21 Tidak seperti telur cacing dan Penatalaksanaan
parasit yang seringkali ditemukan secara intermiten, berbagai patogen Penatalaksanaan pasien diare akut dimulai dengan terapi simtomatik,
ini umumnya diekskresikan secara terus-menerus. Jadi, hasil kultur seperti rehidrasi dan penyesuaian diet.2,4,10,21 Terapi simtomatik dapat
yang negatif biasanya bukan merupakan hasil negatif palsu, dan pe- diteruskan selama beberapa hari sebelum dilakukan evaluasi lanjutan
ngulangan spesimen jarang diperlukan.21 Organisme lain yang perlu pada pasien tanpa penyakit yang berat, terutama bila tidak dijumpai
diperhatikan pada keadaan tertentu adalah Enterohemorrhagic E. coli, adanya darah samar dan leukosit pada fesesnya.21 Terapi antibiotik
virus, Vibrio, Giardia, Cryptospori-dium, dan Cyclospora.21 tidak diperlukan pada sebagian besar kasus diare akut karena penya-
Biaya untuk analisis feses dan kultur dapat ditekan dengan kit biasanya sembuh sendiri (self-limited). Akan tetapi, terapi antibiotik
memperbaiki seleksi dan pemeriksaan spesimen berdasarkan inter- empiris dan spesifik dapat diberikan bila terdapat indikasi.5,21
pretasi dari informasi kasus, seperti riwayat penyakit pasien, aspek
klinis, inspeksi feses visual, dan perkiraan masa inkubasi. Terapi Rehidrasi
Terapi terpenting pada diare akut adalah rehidrasi, lebih disenangi
Tabel 5. Pemeriksaan feses pada penyakit diare2,4,10 melalui rute oral dengan larutan yang mengandung air, garam, dan
gula.5-7,21,25 Terapi rehidrasi oral (oral rehydration therapy/ORT) merupa-
Kategori Diare Jenis Pemeriksaan
kan pemberian cairan melalui mulut untuk mencegah atau mengoreksi
Diare didapat dari Kultur / pemeriksaan untuk Salmonella, Shigella, dehidrasi akibat diare. ORT merupakan standar bagi penanganan diare
komunitas atau di- Campylobacter akut yang efficacious dan cost-effective, termasuk di negara-negara in-
are pada wisatawan E. coli 0157:H7 + shiga–like toxin (bila terdapat dustri. Pada dasarnya ORT terdiri dari 2 bagian, yaitu:2
riwayat diare berdarah atau hemolytic-uremic 1. Rehidrasi, ditujukan untuk mengganti air dan elektrolit yang hilang.
syndrome) 2. Terapi cairan rumat (bersama nutrisi yang sesuai).
C. difficile toksin A dan B (bila terdapat penggu-
naan antibiotik, kemoterapi, atau perawatan belum Larutan rehidrasi oral (oral rehydration solution/ORS) adalah cairan
lama sebelumnya) yang khusus dibuat untuk terapi rehidrasi oral.2 Larutan rehidrasi oral

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


dikembangkan berdasarkan fakta bahwa pada banyak kasus diare Terapi Antimikrobial
usus kecil fungsi absorpsi glukosa usus melalui cotransport natrium- Belum adanya metode pemeriksaan diagnostik cepat yang akurat untuk
glukosa masih baik.21 Yang terganggu hanya fungsi sekresi dari usus patogen enterik menjadikan keputusan untuk pemberian antimikrobi-
halus, sehingga air masih bisa diserap oleh usus kecil bila glukosa dan al seringkali dibuat secara empiris begitu ada indikasi klinis.7,21 Terapi
garam juga tersedia untuk membantu tranpor air dari lumen usus.21 antimikrobial empiris mungkin diperlukan pada:
World Health Organization (WHO) telah mengembangkan ORS hipo- 1. Pasien dengan demam, feses berdarah/mucoid, terdapat darah sa-
tonik untuk digunakan secara global. ORS berosmolaritas rendah (kon- mar atau leukosit pada feses.10,28
sentrasi natrium dan glukosanya lebih rendah) ini lebih efektif dalam 2. Pasien dengan buang air besar >8 kali/hari, dehidrasi, gejala
mengurangi muntah, keluarnya feses, serta kebutuhan infus intravena >1 minggu, yang memerlukan perawatan, atau immunocompro-
dibandingkan dengan ORS standar (tabel 7).2,10 ORS hipotonik WHO mise.2,5,7,21
juga telah direkomendasikan untuk digunakan dalam pengobatan ko-
lera pada orang dewasa dan anak-anak.2 Pasien sebaiknya diteliti dengan cermat mengenai risiko terkena C.
difficile sebelum pemberian antibiotik empiris.21 Pada berbagai keadaan
Tabel. 6 Komposisi ORS hipotonik yang direkomendasikan oleh WHO2 sebaiknya diberikan terapi empiris dengan suatu kuinolon nonpseu-
Komponen Osmolaritas (mmol/L) domonal selama 3-5 hari.21 Bila patogen penyebab telah diketahui de-
ngan pasti, maka dapat dimulai pemberian terapi antimikrobial spesi-
Sodium 75
fik seperti yang tercantum pada tabel 8 dan 9.
Klorida 65
Glukosa anhidrat 75 Pemberian antimikrobial sebaiknya mempertimbangkan manfaat
Potasium 20 klinik dengan biaya, risiko efek samping, eradikasi flora normal usus
Sitrat 10 yang membahayakan, induksi produksi toksin Shiga, dan meningkat-
Total osmolaritas 245 nya resistensi terhadap antimikrobial.2
Untuk diare akut pada orang dewasa, terdapat bukti yang baik
bahwa pemberian ciprofloxacin dalam waktu singkat (satu/dua dosis)
Jus buah yang encer dan minuman ringan berpengawet bersama de- atau quinolone lain akan mengurangi beratnya dan memperpendek
ngan biskuit asin dan kaldu/sop juga mengandung air dan garam yang lama diare akut pada wisatawan (traveler’s diarrhea). Hal ini masih
cukup untuk pasien dengan penyakit yang ringan (tanpa dehidrasi).4,10,21 kontroversial. Sebaiknya terbatas untuk individu berisiko tinggi atau
Terapi rehidrasi intravena diberikan untuk pasien dengan kehi- yang memerlukan kunjungan singkat ke daerah berisiko tinggi.2,4 Un-
langan cairan >10% berat badan atau yang tidak dapat minum karena tuk traveler’s diarrhea sedang/berat atau diare dengan demam dan atau
MEDICINUS

muntah atau perubahan status mental.27 Ringer’s lactate (RL) merupa- feses berdarah sebaiknya diberikan terapi antimikrobial empiris dengan
kan larutan dengan kadar elektrolit yang hampir sama dengan cairan quinolone sebagai pilihan pertama dan cotrimoxazole sebagai pilihan ke-
tubuh yang hilang. Untuk orang dewasa dapat diberikan cairan se- dua.2,10
banyak 30 ml/kg berat badan selama 30 menit pertama, dilanjutkan 70
ml/kg berat badan untuk 2,5 jam berikutnya.27 Tabel 7. Terapi antimikrobial untuk diare akibat infeksi bakterial2,4,5,7,10
96
Bila larutan RL tidak tersedia maka dapat digunakan larutan NaCL Patogen Pilihan pertama Pilihan kedua Keterangan
0,9%, akan tetapi kehilangan bikarbonat dan kalium tidak terganti.
S. aureus Tidak diperlukan Tidak diperlukan Disebabkan oleh
Larutan dekstrosa sebaiknya tidak digunakan karena tidak mengan- B. cereus keracunan makanan dan
dung elektrolit, sehingga tidak dapat mengganti kehilangan elektrolit membaik hanya dengan
dan mengkoreksi asidosis. Selain itu, larutan dekstrosa juga kurang rehidrasi. TMP/SMX*
dapat digunakan bila
efektif untuk mengatasi hipovolemia.27 suseptibel. Terapi anti-
biotik hanya diberikan
pada kasus yang berat.

nontyphoidal Biasanya tidak Quinolone oral** Sama seperti di atas


Salmonella diperlukan 2x/hari selama
3-5 hari

Shigella Quinolone oral** TMP/SMX* atau Banyak strain sekarang


2x/hari selama ampisilin resisten terhadap TMP/
5 hari SMX* dan ampisilin

Campylo- Quinolone oral** Makrolid*** atau Terapi antibiotik hanya


bacter 2x/hari selama doxycycline pada kasus yang berat.
5 hari Resistensi terhadap qui-
nolone telah dilaporkan.

Yersinia Quinolone oral** TMP/SMX atau Terapi antibiotik hanya


2x/hari selama doxycycline pada kasus berat (sis-
7-10 hari temik).

C. difficile Metronidazole 250 Vancomycin 125 Durasi terapi 10 hari;


mg per oral 4x/hari mg per oral 4x/hari hentikan antibiotik bila
memungkinkan. Metro-
nidazole IV bila tidak
toleran terhadap terapi
oral. Metronidazole IV
± Vancomycin enema
untuk kasus berat.

ETEC Quinolone oral** TMP/SMX*, doxycy-


2x/hari selama cline, furazolidone
3 hari

EIEC Sama seperti untuk


Shigellosis

EHEC Tidak direkomen- Quinolone oral**


dasikan pada
saat ini
Gambar 1. Algoritma penatalaksanaan pasien diare akut2,4,5,10,21

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


V. cholerae Doxycycline dosis Azithromycin atau mula 2 tablet (4 mg), kemudian 2 mg setiap keluar feses yang tak
tunggal 300 mg; ciprofloxacin berbentuk, tidak lebih dari 16 mg/hari selama ≤2 hari.21 Difenok-
atau tetracycline
1x500 mg/hari silat mempunyai efek opiat sentral dan dapat menimbulkan efek
selama 3 hari samping kolinergik. Dosis difenoksilat adalah 2 tablet (4 mg) 4
* Trimethoprim/sulfamethoxazole 160/800 mg (DS tab) per oral tiap 12 jam kali/hari selama ≤ 2 hari.21
** Norfloxacin 400 mg per oral, ofloxacin 400 mg per oral, ciprofloxacin 500 mg per oral
Kedua obat tersebut dapat memfasilitasi timbulnya HUS pada
*** Erythromycin, klaritromisin, azithromycin pasien yang terinfeksi oleh EHEC.4,21 Pasien perlu berhati-hati bila
mendapat obat ini karena dapat menutupi jumlah kehilangan
Tabel 8. Terapi antimikrobial untuk diare akibat infeksi nonbakterial2,4,5,7,10 cairan akibat pengumpulan cairan dalam usus. Jadi, pada pasien
Patogen Pilihan pertama Pilihan kedua Keterangan yang mendapat obat antimotilitas sebaiknya diberikan cairan yang
Amebiasis Metronidazole 750 Dehydroemetine Dua-duanya ditambah
lebih agresif.21
mg per oral 3 x/ 1-1,5 mg/kg BB dengan suatu amebiasid 2. Antisekresi
hari selama 5hari per hari IM selama luminal untuk infeksi Bismut subsalisilat dapat mengurangi gejala diare, mual, dan nye-
(10 hari pada kasus 5 hari usus invasif dan abses
berat) hati (diiodohydroxyquin ri abdomen pada diare wisatawan.2 Obat ini bekerja melalui efek
650 mg per oral 3x/hari antisekresi dari salisilatnya.4 Bismut subsalisilat 30 ml atau 2 tablet
selama 20 hari; poromo-
mycin 500 mg per oral setiap 30 menit sebanyak 8 dosis bermanfaat pada beberapa pasien.
3x/hari selama 7 hari). Obat ini paling efektif untuk pasien dengan gejala muntah yang
Ekskresi kista tanpa ge-
jala hanya memerlukan
menonjol, namun tidak boleh diberikan pada diare inflamasi atau
obat-obat luminisidal. berdarah.2,5,10,21 Racecadotril merupakan suatu inhibitor enkephalinase
Giardiasis Metronidazole 250 Tinidazole dosis Dapat terjadi relaps
(nonopiat) dengan aktivitas antisekresi, didapatkan bermanfaat
mg per oral 3x/hari tunggal 50 mg/ pada anak-anak dengan diare, tetapi tidak pada orang dewasa den-
selama 5 hari kg per oral, maksi- gan kolera.2
mum 2g
3. Adsorben
Cryptospori- Paromomisin 500 Azithromycin, Manfaat dan durasi dari
dium mg per oral 4x/hari hyperimmune berbagai terapi tidak
Kaolinpektin, activated charcoal, dan attapulgit dapat menyerap ba-
selama 1 mingggu bovine colostrum, jelas. Resolusi spontan han infeksius atau toksin, namun menunjukkan efikasi yang tidak
nitozoxanid tanpa terapi spesifik adekuat untuk diare akut pada orang dewasa.2,10 Obat-obat tersebut
pada pejamu imu-
nokompeten dan pasien mengabsorbsi air dan membuat feses menjadi lebih berbentuk. 4
HIV dengan CD4 >150

MEDICINUS
sel/mm3
Probiotik
Microspori- Albendazole 200- Albendazole lebih efektif Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam
dum 400 mg per oral untuk E. intestinalis dari-
2x/hari selama 3 pada untuk E. bieneusi.
bulan Tersedia hanya untuk
penggunaan cu-ma-cuma
Probiotik akan berkompetisi 97
Isospora TMP/SMX 1 DS per
oral 4x/hari selama
10 hari, kemudian
Pirimetamin ditam-
bah asam folat
Terapi pemeliharaan
dibutuhkan pada pasien
AIDS
dengan bakteri patogen pada
2x/hari selama 3
minggu tempat menempelnya bakteri di
Cyclospora TMP/SMX 1 DS per
oral 2x/hari selama mukosa usus dan memodulasi
3-5 hari
sistem imun pejamu.30 Terdapat
Dalam terapi diare yang disebabkan oleh C. difficile, banyak pasi- beberapa spesies yang telah diteliti
en mengalami perbaikan bila pemberian antibiotik spektrum luas di-
hentikan. Metronidazole oral (yang murah) dan vancomycin oral efektif dan digunakan sebagai probiotik,
untuk terapi diare yang disebabkan oleh C. difficile, dengan angka ke-
berhasilan mencapai >90 % dan waktu rerata untuk mengalami perba- yakni Lactobacillus bulgaricus,
ikan adalah 3 hari, akan tetapi sering terjadi kekambuhan.10
Campylobacter yang resisten terhadap quinolone saat ini telah di- Lactobacillus acidophilus,
laporkan di beberapa wilayah Asia Tenggara (misalnya, Thailand) dan
azithromycin menjadi terapi alternatif.2 Dosis yang direkomendasikan Lactobacillus casei,
adalah 250 mg atau 500 mg 1 kali/hari selama 3–5 hari.2
Lactobacillus GG, Bifidobacterium
Terapi Simtomatik
1. Antimotilitas bifidum, Bifidobacterium longum,
Obat-obat antimotilitas, seperti loperamide atau diphenoxylate dapat
digunakan sebagai terapi simtomatik pada diare akut dengan atau Streptococcus thermophilus,
tanpa demam serta fesesnya tidak berdarah/mukoid.2,4,5,7,10,21
Loperamide merupakan obat terpilih untuk orang dewasa. Obat Enterococcus faecium, dan
ini paling baik digunakan pada traveler’s diarrhea ringan/sedang,
serta tanpa tanda klinik diare invasif. Loperamide menghambat Saccharomyces boulardi.29,30 Yang
peristaltik usus dan mempunyai efek antisekresi yang ringan.
Sebaiknya dihindari penggunaannya pada bloody/mucoid diarrhea umum digunakan adalah kelompok
atau suspek inflamasi (dengan demam).2,5,10,28 Nyeri abdomen he-
bat yang mengarahkan suatu diare inflamatif termasuk kontrain- laktobasilus dan bifidobakteria.2
dikasi untuk pemberian loperamide.2 Pemberian loperamide mula-

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


jumlah yang adekuat akan menguntungkan bagi kesehatan pejamu.21,29 3. Al-Gallas N, Bahri O, Bouratbeen A, Hasasen AB, Aissa RB. Etiology of acute
diarrhea in children and adults in Tunis, Tunisia, with emphasis on diarrhea-
Berbagai penelitian menunjukkan manfaat probiotik dalam pengoba- genic Escherichia coli: prevalence, phenotyping, and molecular epidemiol-
tan diare infeksi dan diare akibat pemberian antibiotik.29,30 ogy. Am J Trop Med Hyg 2007;77:571–82
Probiotik akan berkompetisi dengan bakteri patogen pada tempat 4. DuPont HL, The practice parameters Committee of the American College of
Gastroenterology. Guidelines on acute infectious diarrhea in adults. Am J
menempelnya bakteri di mukosa usus dan memodulasi sistem imun
Gastroen-terol 1997;92:1962-75
pejamu.30 Terdapat beberapa spesies yang telah diteliti dan digunakan 5. OMGE practice guideline: acute diarrhea in adults. [cited 2008 October 12].
sebagai probiotik, yakni Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acido- Available from URL: http://www.omge.org/guides/g_data1_en.htm
philus, Lactobacillus casei, Lactobacillus GG, Bifidobacterium bifidum, Bifi- 6. Wanke CA. Epidemiology and causes of acute diarrhea. [cited 2008 October
15]. Available from URL: http://www.uptodate.com
dobacterium longum, Streptococcus thermophilus, Enterococcus faecium, dan 7. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, Thielman NM, Slutsker L, Tauxe RV, et
Saccharomyces boulardi.29,30 Yang umum digunakan adalah kelompok al. Practice guidelines for the management of infectious diarrhea. Infectious
laktobasilus dan bifidobakteria.2 Diseases Society of America. Clin Infect Dis 2001;32:331-51
Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis 8. Huicho L. Diagnostic approach to acute infectious diarrhea: the state of the
art. Bull Inst Fr Etudes Andines 1995; 24:317-39
yang tepat, jangka waktu pemberian serta bentuk sediaan yang ideal 9. Barbut F, Leluan P, Antoniotti G, Collignon A, Sedallian A, Petit JC. Value
agar probiotik yang diberikan dapat efektif sesuai dengan yang di- of routine stool cultures in hospitalized patients with diarrhea. Eur J Clin
harapkan.29 Microbiol Infect Dis 1995; 14:346
10. Thielman NM, Guerrant RL. Acute infectious diarrhea. N Eng J Med 2004;
350: 38-47
Pengaturan Diet 11. Tjaniadi P, Lesmana M, Subekti D, Machpud N, Komalarini S, Santoso W, et
Pemberian diet khusus tidak terbukti lebih bermanfaat dibandingkan al. Antimicrobial resistance of bacterial pathogens associated with diarrheal
dengan hidrasi oral pada penelitian dengan kontrol.21 Akan tetapi, patients in Indonesia. Am J Trop Med Hyg 2003; 68:666-70
12. Boyce TG, Swerdlow DL, Griffin PM. Escherichia coli O157:H7 and the hemo-
pemberian nutrisi yang adekuat selama episode diare akut amat ber- lyticuremic syndrome. N Engl J Med 1995; 333:364-8
guna untuk memfasilitasi perbaikan enterosit.21 Bila pasien anorektik, 13. Tserenpuntsag B, Chang HG, Smith PF, Morse DL. Hemolytic uremic syn-
hanya mengkonsumsi cairan dalam waktu yang tidak lama tidak akan drome risk and Escherichia coli O157:H7. Emerg Infect Dis 2005; 11:1955-
membahayakan.21 Tepung dan biji-bijian rebus (misalnya, kentang, mie, 7
14. Wong CS, Jelacic S, Habeeb RL, Watkins SL, Tarr PI. The risk of the hemolytic–
beras, terigu, dan gandum) dengan garam diindikasikan pada pasien uremic syndrome after antibiotic treatment of Escherichia coli O157:H7 in-
dengan watery diarrhea. Biskuit, pisang, yoghurt, sop, dan sayuran rebus fections. N Eng J Med 2000; 342:1930-6
boleh juga diberikan.4,10,21,28 15. LeBaron CW, Furutan NP, Lew JF, Allen JR, Gouvea V, Moe C, et al. Viral
Dalam prakteknya, menghindari makanan selama >4 jam adalah agents of gastroenteritis: public health importance and outbreak manage-
ment. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 1990; 39:1-24
tidak tepat. Makanan sebaiknya mulai diberikan 4 jam sesudah pembe-
MEDICINUS

16. Chan PKS, Lim WL, Wong MF, Kwok CSY. Viral gastroenteritis in Hong Kong.
rian ORT atau cairan intravena.2 Diet diberikan tanpa memperhatikan J Hong Kong Med Assoc 1994; 46:195-9
cairan yang digunakan untuk terapi rehidrasi oral atau rumatan. Diet 17. Lesna M, Parham DM. Risk of diarrhoea due to Clostridium difficile during
cefotaxime treatment. Mortality due to C. difficile colitis in elderly people
diberikan dalam porsi kecil dan sering (6 kali/hari). Perlu juga diberi-
has been underestimated. BMJ 1996; 312:778
kan makanan tinggi kalori dan mikronutrien (beras, daging, buah- 18. Impallomeni M, Galletly NP, Wort SJ, Starr JM, Rogers TR. Increased risk of
98 buahan, dan sayur-mayur). Peningkatan kalori disesuaikan dengan diarrhoea caused by Clostridium difficile in elderly patients receiving cefo-
perbaikan episode diarenya. Perlu dihindari pemberian jus buah pekat taxime. BMJ 1995; 311:1345-6
19. Jones EM, Kirkpatrick BL, Feeney R, Reeves DS, MacGowan AP. Hospital ac-
karena hiperosmolar dan dapat memperberat diare.2,5,28 quired Clostridium difficile diarrhoea. Lancet 1997; 349: 1176-7
Malabsopsi laktosa sekunder sering terjadi sesudah enteritis in- 20. Dixit V, Sellers J. Management of Clostridium difficile diarrhoea in District
feksi dan dapat menetap selama beberapa minggu sampai bulan. Jadi, General Hospital, audit for 3 months and review of literature. Internet J Med
makanan yang mengandung laktosa sebaiknya dihindari untuk se- Update 2007; 2:1-4
21. Wanke CA. Approach to the patient with acute diarrhea. [cited 2008 October
mentara waktu.5,10,21 15]. Available from URL:http://www.uptodate.com
22. Savola KL, Baron EJ, Tompkins LS, Passaro DJ. Fecal leukocyte stain has
Terapi Khusus pada Pasien Immunocompromise diag-nostic value for outpatients but not inpatients. J Clin Microbiol 2001;
Terapi diare pada pasien dengan infeksi HIV stadium awal sama de- 39:266-9
23. Guerrant RL, Araujo V, Soares E, Kotlof f K, Lima AAM, Cooper WH, et al.
ngan terapi pada pasien non-immunocompromise.21 Enteritis bakterial Measurement of fecal lactoferrin as a marker of fecal leukocytes. J Clin
pada pasien HIV stadium lanjut dengan hitung CD4 absolut <200 sel/ Microbiol 1992; 30:1238-42
mm3 sebaiknya diobati dengan antimikrobial empiris dari golongan 24. Nachamkin I. Fecal lactoferrin screening assay for inflammatory bacterial
diarrhea. J Clin Microbiol 1996; 34:2337-8
quinolone.21
25. Guidelines and Protocols Advisory Committee. Investigation of suspected
Tidak ada terapi yang efektif untuk Cryptosporidium atau salah satu infectious diarrhea. [cited 2008 November 8]. Available from URL:http://
spesies dari Microsporidium (E. bieneusi) yang dapat menimbulkan diare www. healthservices.gov.bc.ca/msp/protoguides
kronik dengan morbiditas yang bermakna.21 Albendazole terlihat efektif 26. Rohner P, Pittet D, Pepey B, Nije-Kinge T, Auckenthaler R. Etiological agents
of infectious diarrhea: implications for requests for microbial culture. J Clin
untuk terapi infeksi E. intestinalis.21 Microbiol 1997; 35:1427-32
27. World Health Organization. The treatment of diarrhoea: a manual for physi-
Kesimpulan cians and other senior health workers. Publication WHO/CDD/SER/80.2 rev
4, 2005
Pemahaman akan etiologi dan patofisiologi amat diperlukan dalam
28. Centers for Disease Control and Prevention. Guidelines for the management
mendiagnosis diare akut. Rehidrasi merupakan terapi utama untuk of acute diarrhea. [cited 2008 October 20]. Available from URL: http://www.
pasien diare akut. bt.cdc. gov/disasters
29. Hickson M, D’Souza AL, Muthu N, Rogers TR, Want S, Rajkumar C, et al. Use
Kepustakaan of probiotic Lactobacillus preparation to prevent diarrhoea associated with
1. Carlos CC, Saniel MC. Etiology and epidemiology of diarrhea. Phil J Microbiol anti-biotics: randomized double blind placebo controlled trial. BMJ 2007;
Infect Dis 1990;19:51-3 335:80-4
2. Farthing M, Linberg D, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, Ramakhrisna BS, et 30. D’Souza AL, Rajkumar C, Cooke J, Bulpitt CJ. Probiotics in prevention of anti-
al. World Gastroenterology Organization Practice Guideline: Acute Diarrhea. biotic associated diarrhoea: meta-analysis. BMJ 2002; 324:1361-7
WGO, March 2008.p.1-28

Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai