Anda di halaman 1dari 17

SIKLUS AKUNTANSI

Pencatatan (jurnal, buku besar)


Pengikhtisaran ( jp,NS)
Pelaporan (kk, laporan)
Jurnal penutup, NS setelah penutupan, jurnal pembalik

PENGERTIAN AKUNTANSI
Menurut AICPA
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara dan
nilai uang yang signifikan, transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagain bersifat
keuangan dan penafsiran hasilnya
Menurut Soemarso S.R
Akuntansi adalah sebuah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.

PEMAKAI INFORMASI AKUNTASI


Pihak Internal : Adalah pihak yang berhubungan langsung dengan operasional perusahaan,
seperti pimpinan perusahaan.
Pihak Eksternal : Adalah pihak yang tidak terlibat langsung dengan kegiatan operasional
perusahaan seperti pemilik perusahaan, kreditor, pelanggan, pemerintah, masyarakat

BIDANG AKUNTANSI
1) akuntansi keuangan
2) auditing
3) akuntansi biaya
4) akuntansi perpajakan
5) akuntansi manajemen

PRINSIP DASAR AKUNTANSI


KONSEP ENTITAS USAHA
Suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri terpisah dari
organisasi/individu lain
KONSEP BIAYA
Harta/jasa yang dibeli/di peroleh harus dicatat atas dasar biaya sesungguhnya
KONSEP OBJEKTIVITAS
Harus didasarkan pada data yang dapat dipercaya

JENIS JENIS AKUNTANSI


1. Akuntan Publik

Profesi akuntansi publik merupakan akuntan dengan izin dari Menteri Keuangan

dalam memberi jasa akuntan publik di Indonesia. Jasa-jasa ini terbagi menjadi dua,

yakni jasa atestasi dan jasa non-atestasi.


Jasa atestasi terdiri atas audit umum: laporan keuangan, pemeriksaan laporan

keuangan prospektif, pemeriksaan laporan informasi keuangan proforma, review

laporan keuangan, dan sebagainya.

Sementaara jasa non-atestasi meliputi jasa akuntansi, keuangan, manajemen,

kompilasi, perpajakan, serta konsultasi.

2. Akuntan Intern

Profesi akuntansi ini bertanggung jawab dalam proses mencatat transaksi

keuangan, menyusun laporan manajemen, serta menyusun laporan keuangan

secara umum, seperti neraca, laba-rugi, perubahan modal, serta aliran kas suatu

perusahaan.

3. Akuntan Pemerintah

Lembaga pemerintah memerlukan profesi ini dalam melaksanakan pelacakan uang.

Akuntan pemerintah bekerja di lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor

BPKP, Badan Pengawas Keuangan (BPK), perpajakan, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) kabupaten sampai kecamatan.

Tugas utama akuntan ini ialah menyusun laporan keuangan dan dapat pula

mengaudit tiap institusi pemerintahan di berbagai tingkat. Tugas lainnya adalah

membantu lembaga dalam membuat rencana kegiatan selama tahun fiskal.

4. Akuntan Pendidik

Profesi akuntansi ini bertugas mendidik dalam bidang akuntansi, melaksanakan

penelitian dan pengembangan di sektor akuntansi, serta menyusun kurikulum untuk

setiap tingkat satuan pendidikan. Secara sederhana merupakan guru atau dosen

dengan mata pelajaran atau mata kuliah akuntansi.


Tenaga pengajar ini umumnya bekerja di institusi pendidikan dengan jam kerja

fleksibel. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi memiliki pekerjaan lain seperti praktik

dalam melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak lain yang memerlukan

keahliannya.

5. Akuntan Manajemen

Jenis profesi akuntansi berikutnya adalah akuntan manajemen yang bekerja dalam

memberi informasi mengenai kesehatan keuangan sebuah perusahaan atau

organisasi agar pihak perusahaan dapat membuat keputusan terbaik mengenai

masa depan perusahaan.

Tugas umumnya berkaitan dengan penganggaran dan perencanaan, pelaporan

keuangan eksternal, manajemen risiko, analisis profitabilitas, dan tugas lainnya.

Akuntan manajemen harus mampu mengatur informasi dan menyajikan dengan

cara sederhana agar mudah dipahami oleh eksekutif bisnis.

6. Akuntan Investasi

Profesi ini mengemban tugas di bidang keuangan dan investasi yang gerakannya

cepat. Akuntan ini kerap bertugas untuk perusahaan pialang dan/atau manajemen

aset. Akuntan investasi mesti memiliki pengetahuan dalam mengenai saham,

obligasi, logam mulia, dan produk investasi lain.

Tanggung jawab utamanya adalah mempertahankan investasi klien perusahaan

sembari terus tunduk di bawah peraturan negara.

7. Akuntan Biaya
Akuntan biaya adalah profesi akuntansi berikutnya yang bertugas memeriksa tiap

pengeluaran yang berhubungan dengan rantai pasokan perusahaan dalam

menganalisis profitabilitas dan persiapan anggaran.

Analisis dilakukan untuk tiap biaya terkait tenaga kerja, bahan, produksi,

pengiriman, administrasi, dan sebagainya. Informasi yang dikumpulkan akan

disusun dan disampaikan kepada para atasan dalam mengidentifikasi dan

mengefisiensikan kondisi keuangan.

Analisis biaya dan anggaran keuangan juga dapat dilakukan dengan mudah oleh

para akuntan melalui aplikasi rab otomatis. Aplikasi tersebut dapat memberikan

analisa pengeluaran yang mudah hingga keputusan alokasi anggaran bulan

selanjutnya.

8. Akuntan Proyek

Profesi akuntansi ini bertugas berdasarkan proyek yang ada. Tanggung jawabnya

adalah mengawasi seluruh aspek dalam proyek, yang barangkali berpengaruh

terhadap biaya keseluruhan, juga menyiapkan dan mengumpulkan faktur,

menyetujui biaya, memverifikasikan jam kerja pegawai, dan sebagainya.

Banyak jenis proyek yang dapat diemban oleh akuntan proyek, seperti misalnya

pembangunan fasilitas baru dan peluncuran produk baru. Akuntan ini kerap bekerja

bersama manajer proyek serta kolega profesional lain dan dituntut memiliki

kemampuan komunikasi dan interpersonal yang kokoh.

9. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan merupakan profesi dengan tugas menyusun laporan keuangan

untuk dipakai dalam urusan eksternal perusahaan. Akuntan ini bekerja dengan
manajer dan kolega dalam menyusun strategi agar perusahaan dapat memperoleh

untung yang lebih besar.

Di samping itu, akuntansi keuangan juga bertugas melacak seluruh aktivitas

keuangan yang telah dicatat dalam buku besar. Mereka juga bertanggung jawab

dalam memastikan bahwa prosedur internal dilaksanakan dan seluruh aktivitas

keuangan tercatat dalam laporan keuangan.

10. Audit

Pada dasarnya, audit (internal dan eksternal) merupakan kategori dalam profesi

akuntansi publik. Eksternal berarti profesi dalam memberi audit laporan keuangan

untuk pihak ketiga agar umpan balik keuangan dapat diperoleh.

Itu berarti pihak ketiga menjadi sumber andal dalam memberi gambaran mengenai

laporan keuangan perusahaan tersebut adalah representasi GAAP. Sementara audit

internal akan menentukan efektivitas proses akuntansi internal organisasi atau

perusahaan tersebut.

11. Akuntan Pajak

Profesi akuntansi ini menolong dalam mendorong bisnis agar tetap patuh terhadap

kode pajak tahunan perusahaan. Akuntan pajak juga bertanggung jawab dalam

membantu perusahaan dalam perencanaan pengembalian pajak di masa depan.

Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari beban pajak tertentu serta memahami

implikasi mengenai suatu keputusan pajak. Umumnya, organisasi besar akan

menyewa akuntan ini dalam mengelola catatan keuangan pajak organisasi atau

perusahaan tersebut.
Akuntan pajak juga perlu memahami tentang apa itu akuntansi perpajakan secara

detail agar lebih memahami esensi dari perpajakan.

12. Sistem Informasi Akuntansi

SIA atau Sistem Informasi Akuntansi menjadi profesi akuntansi yang bertugas

mengelola peningkatan prosedur suatu perusahaan. Akuntan ini akan menentukan

waktu terbaik dalam memasang teknologi terbaru dan memantau kemajuan sistem

apakah ada produktivitas selama masa tertentu.

Para akuntan ini dapat memberi keputusan untuk hubungannya bersama

Departemen IT dalam memberi kesinambungan mengenai proses akuntansi dan

teknologi.

13. Akuntan Fidusia

Profesi akuntansi ini merupakan tugas berupa prosedur dalam mempercayai suatu

individu dalam menangani akun keuangan. Mereka bertugas melayani klien untuk

proyek yang berhubungan dengan investasi, dana perwalian, real estate, dan

sebagainya.

Di samping itu, akuntan ini wajib memberi informasi keuangan yang relevan untuk

klien satu kali setiap tahun. Informasi ini berupa ringkasan seluruh akun, jadwal

penerimaan, keuntungan, kerugian, serta aset yang dimiliki oleh perusahaan.

14. Akuntan Forensik

Akuntan ini merupakan profesi yang mengharuskan mereka mengkonfigurasi ulang

seluruh informasi keuangan perusahaan saat sejumlah data tidak tersedia untuk

ditinjau. Tujuannya ialah mengumpulkan dokumen kembali secara akurat dan

komprehensif.
Dokumen yang telah terkumpul akan ditinjau dengan mencatat seluruh transaksi

kredit, tunai, dan debit ke dalam laporan keuangan perusahaan. Akuntan forensik

kerap pula berurusan dengan kasus hukum terkait klaim, penipuan, serta

perselisihan.

15. Akuntan Syariah

Profesi ini masih termasuk baru dan belum sering dijumpai di Indonesia. Akuntan ini

umumnya bekerja di perusahaan dengan penerapan hukum syariat Islam dalam

mengelola keuangannya. Mereka bekerja sesuai Standar Akuntansi Syariah dan

berpusat pada keputusan MUI.

ASUMSI DASAR

1. Konsep kesatuan khusus (seperate entity)

Konsep ini menganggap bahwa Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang
berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit
akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan
akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka
transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh
karenanya maka semua pencataan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.

2. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus atau diharapkan
tidak akan terjadi likuiditas di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah
terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk
menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat
berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada
konsep ini. Sebagai contoh adalah

3. Penggunaan Unit Moneter Dalam Pencatatan

Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa
menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan
didalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka
semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan didalam catatan dalam bentuk unit
moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang dipergunakan adalah mata
uang dari Negara dimana perusahaan itu berdiri.

Pencatatan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjdinya suatu
transaksi disebut pecatatan yang didasarkan pada biaya historis. Dasar ini digunakan
dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang dipakai adalah stabil dan
perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan
penyesuaian-penyesuaian. Tetapi jika terjadi perubahan daya beli yang mencolok (terutama
dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya
historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan, dan dengan
demikian kegunaannya akan berkurang.

4. Periode Waktu (Time period/Periodicity)

Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan
volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian
ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi
manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk
transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan
taksiran-taksiran.

Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak
cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak
cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan
dilakukan penyesuaian terhadap laporan-laporan keuangan periode itu.

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan
adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi
pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Penjelasan tentang
kelangsungan usaha dapat dilihat pada penjelasan dari kontinuitas usaha.

1. Entitas Ekonomi

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan adalah sebuah entitas mandiri atau
suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik atau pemegang saham.
Dengan begitu semua transaksi perusahaan terpisah dari pemilik.

2. Kontinuitas Usaha

Asumsi ini menyebutkan bahwa perusahaan akan abadi. Artinya diharapkan tidak
terjadi likuidasi di masa mendatang. Prinsip kontinuitas usaha ini mempengaruhi
prosedur akuntansi lainnya, seperti valuasi aset berdasarkan arus kas mendatang
dan penyusutan.

3. Satuan Moneter
Maksudnya adalah semua transaksi usaha mesti memakai satuan uang tertentu
sesuai dengan lokasi berdirinya perusahaan. Pencatatan cuma dilakukan pada
segala sesuatu yang dapat diukur dan dinilai dengan satuan uang tertentu. Kualitas
dan prestasi yang termasuk transaksi non kualitatif tidak bisa dilaporkan.

4. Periode Akuntansi

Asumsi dasar akuntansi ini menunjukkan bahwa penilaian dan pelaporan keuangan
perusahaan dilakukan pada periode waktu tertentu yang sudah ditetapkan.

5. Biaya Historis

Prinsip ini mengharuskan Anda untuk mencatat semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan setiap barang atau jasa.

6. Akuntansi Akrual

Intinya adalah pendapatan dan biaya dilaporkan pada saat kejadian. Misal
perusahaan sudah menganggap sebagai pendapatan jika ada pembelian barang
atau jasa dari konsumen yang membayar dengan cara dicicil. Pun bila perusahaan
membeli barang dengan cara kredit, maka pengeluaran itu dianggap biaya.

7. Pengakuan Pendapatan

Asumsi dasar akuntansi lainnya yakni pengakuan pendapatan. Prinsip ini


menyatakan bahwa pendapatan mesti diakui saat periode pendapatan terjadi.
Pendapatan bisa diakui saat terdapat kepastian jumlah atau nominal yang bisa
diukur secara tepat dengan harta yang didapat dari penjualan barang atau jasa.

8. Mempertemukan

Asumsi Mempertemukan dalam akuntansimengandung makna bahwa biaya yang


dipertemukan dengan pendapatan difungsikan untuk menentukan jumlah laba bersih
setiap periode. Pembebanan pada biaya tidak bisa dilakukan bila pengakuan
pendapatan ditunda.

9. Konsistensi

Konsistensi menekankan bahwa laporan keuangan sebaiknya menggunakan


metode dan prosedur yang sama dalam pencatatannya. Bila perusahaan Anda
menerapkan sistem akrual, maka seterusnya itu yang dipakai dalam pembuatan
laporan keuangan. Gonta-ganti sistem sangat tidak disarankan karena dapat
membingungkan para pengguna informasi akuntansi untuk mengambil keputusan
penting.

10. Pengungkapan Penuh

Berdasarkan prinsip ini maka produk akuntansiseperti laporan keuangan mesti


memasukkan semua informasi yang memadai dan lengkap, tanpa ada yang
disembunyikan. Dengan begitu para pengguna laporan keuangan dapat mengambil
keputusan strategis.

Memberikan informasi dalam bentuk pembukuan usaha atau laporan keuangan yang
akurat dan bertanggung jawab kepada setiap pihak yang berkepentingan adalah
salah satu tujuan akuntansi. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memilih
cara atau sistem pembukuan usaha yang baik.

KONSEP DASAR PDA


H=U+M
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Harta = Utang + Modal + Pendapatan - Beban - Prive

JENIS AKUN
Riil
Harta :
harta lancar : surat berharga, kas, piutang dagang, piutang wesel, beban dibayar dimuka,
piutang pendapatan, perlengkapan, persediaan barang dagang
investasi jangka panjang : reksadana, saham, obligasi, emas, properti, tabungan berjangka
harta tetap : tanah, gedung, mesin, pendapatan toko dan kantor, alat angkut, dan lain
harta tetap tidak berwujud : hak cipta, paten, franchise, merek dagang, good Will, leasehold
harta lain-lain : uang muka, biaya pra operasi, biaya emisi saham, mesin yang tidak dipakai

Utang :
Utang lancar : utang usaha, utang wesel, utang bunga, utang beban, pendapatan yang
sudah diterima dimuka, hutang dividen, utang gaji dan upah,
utang jangka panjang : utang hipotek (jaminan aktiva tetap), utang obligasi, kredit investasi
utang lain-lain : utang pada direksi dan jaminan yang diterima dari pelanggan

Modal : perseorangan, perseroan terbatas (PT), Persekutuan komanditer (CV)

Nominal
Pendapatan : pendapatan usaha, pendapatan di luar usaha
Beban : beban usaha, beban lain-lain
BUKTI TRANSAKSI
Eksternal : Faktur penjualan, nota kontan
Internal : memo, bukti kas masuk

SIKLUS AKUNTANSI Per. Jasa


Bukti Transaksi, Jurnal Umum, Buku Besar, Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Buku Besar,
Kertas Kerja, Lap Laba Rugi, Lap Perubahan Modal, Lap Neraca, Jurnal Penutup, Buku
Besar, Neraca saldo setelah penutupan, Jurnal Pembalik

PENGERTIAN BUKU BESAR


Alat yang digunakan untuk mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun
yang disebabkan karena adanya transaksi keuangan.

FUNGSI BUKU BESAR


1) MERINGKAS DATA TRANSAKSI YANG SUDAH TERTULIS DALAM JURNAL UMUM
2) SEBAGAI ALAT UNTUK MENGGOLONGKAN DATA KEUANGAN DARI JUMLAH
TERBESAR SAMPAI TERKECIL
3) SEBAGAI BAHAN KELENGKAPAN DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN

BENTUK BUKU BESAR


PENGERTIAN JURNAL
Jurnal adalah buku untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis (menurut urutan
tanggal) ke dalam kelompok akun debit dan akun kredit

FUNGSI JURNAL
1) Fungsi Historis
Dalam jurnal umum, semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan tanggal transaksi.
Dalam hal ini jurnal umum menggambarkan aktivitas suatu perusahaan setiap hari secara
berurutan dan terus-menerus. Dengan kata lain, jurnal umum disebut memiliki fungsi historis
karena dilakukan secara kronologis dan sistematis

2) Fungsi Mencatat
Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal umum. Dengan begitu,
maka perubahan modal, biaya, kekayaan, dan pendapatan, harus dicatat terlebih dahulu ke
dalam jurnal umum agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
baik.

3) Fungsi Analisis
Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum adalah hasil analisis
transaksi berupa kredit dan debit yang terpengaruh. Proses analisis ini meliputi
penggolongan nama akun, pencatatan kredit atau debit, serta jumlah/ besar transaksi.
4) Fungsi Instruksi
Jurnal umum mempunyai fungsi instruktif dalam proses memasukkan data ke general
journal. Proses pencatatan dalam jurnal ini tidak hanya sebatas dokumen transaksi,
namun bersifat perintah atau petunjuk kredit atau debit.

5) Fungsi informatif
Di dalam jurnal umum juga terdapat informasi dan penjelasan bukti pencatatan transaksi
yang terjadi pada perusahaan.

JENIS JURNAL
1) Jurnal Umum
Jurnal umum merupakan salah satu jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
perusahaan secara keseluruhan yang urut berdasarkan tanggal dilakukannya suatu
transaksi.

2. Jurnal Pembelian. Jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk
mencatatkan semua transaksi pembelian barang dagang atau barang lain secara kredit.

3. Jurnal Penjualan. Jurnal penjualan merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi penjualan barang yang dilakukan secara kredit.

4. Jurnal Penerimaan. Jurnal pemasukan adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat
transaksi berupa penerimaan dana dari berbagai sumber di suatu perusahaan.

5) Jurnal Khusus

PENCATATAN JURNAL

PENGERTIAN JURNAL PENYESUAIAN


Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang disusun dengan tujuan untuk menyesuaikan saldo di
buku besar guna kepentingan pelaporan keuangan di akhir periode.

FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN


1) Menentukan saldo akun buku besar pada akhir transaksi yang ada sehingga setiap
perkiraan sesuai atau rill, terutama menentukan harta dan kewajiban
2) Menentukan jumlah hitungan setiap perkiraan yang sifatnya nominal, yakni pendapatan
dan beban yang sesuai dengan kenyataan transaksi

AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN


1) Perlengkapan
Beban perlengkapan (D), Perlengkapan (K)
2) Beban dibayar dimuka
a. Dicatat sebagai harta/neraca (sudah), Beban Sewa (D), Sewa dibayar dimuka (K)
b. Dicatat sebagai beban/Laba rugi (belum) : Sewa dibayar di muka (D), beban sewa (K)
3) Beban yang masih harus dibayar, Beban Gaji (D), Utang Gaji (K)
4) Pendapatan yang masih harus diterima Piutang Gaji (D), Pendapatan Gaji (K)
5) Pendapatan Diterima Dimuka
a. Dicatat sebagai pendapatan/LR (sudah), Pendapatan Bunga (D), Piutang Bunga (K)
b. Dicatat sebagai utang/neraca (belum)
Utang Bunga (D), Pendapatan Bunga (K)
6) Penyusutan Aktiva Tetap
beban Penyusutan (D), Akm. Penyusutan (K)
7) Kerugian Piutang
beban Kerugian Piutang (D), Cadangan Kerugian Piutang (K)

PENGERTIAN JURNAL PENUTUP


Jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun nominal
sementara.
Akibat penutupan ini, saldo akun-akun tersebut akan menjadi 0 (nol) pada awal periode
akuntansi.

AKUN AKUN JURNAL PENUTUP

1. Pendapatan. Jurnal :

Pendapatan Rpxx

Ikhtisar laba rugi Rpxx

2. Beban-beban. Jurnal :

Ikhtisar laba rugi Rpxx

Beban …… Rpxx

Beban ….. Rpxx

3. Laba/rugi

Jika laba. Jurnal :

Ikhtisar laba rugi Rpxx

Modal Rpxx

Jika rugi. Jurnal :

Modal Rpxx

Ikhtisar laba rugi Rpxx

4. Prive. Jurnal :
Modal Rpxx

Prive Rpxx

AKUN JURNAL PEMBALIK

1. Beban dibayar dimuka (dicatat sebagai beban)

Jurnal Penyesuaian :

sewa dibayar dimuka

Beban sewa

Jurnal Pembalik :

Beban sewa

Sewa dibayar dimuka

2. Beban yang masih harus dibayar :

Jurnal Penyesuaian :

Beban gaji

Utang gaji

Jurnal Pembalik

Utang gaji

Beban Gaji

3. Pendapatan yang masih harus diterima

Jurnal penyesuaian :

Piutang sewa

Pendapatan sewa

Jurnal pembalik :

Pendapatan sewa Rp xx

Piutang sewa Rp xx

4. Pendapatan diterima dimuka


Jurnal penyesuaian :

Pendapatan sewa Rp xx

Sewa diterima dimuka Rpxx

Jurnal pembalik :

Sewa diterima dimuka Rp xx

Pendapatan sewa Rpxx

Anda mungkin juga menyukai