PENGERTIAN AKUNTANSI
Menurut AICPA
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara dan
nilai uang yang signifikan, transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagain bersifat
keuangan dan penafsiran hasilnya
Menurut Soemarso S.R
Akuntansi adalah sebuah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.
BIDANG AKUNTANSI
1) akuntansi keuangan
2) auditing
3) akuntansi biaya
4) akuntansi perpajakan
5) akuntansi manajemen
Profesi akuntansi publik merupakan akuntan dengan izin dari Menteri Keuangan
dalam memberi jasa akuntan publik di Indonesia. Jasa-jasa ini terbagi menjadi dua,
2. Akuntan Intern
secara umum, seperti neraca, laba-rugi, perubahan modal, serta aliran kas suatu
perusahaan.
3. Akuntan Pemerintah
Tugas utama akuntan ini ialah menyusun laporan keuangan dan dapat pula
4. Akuntan Pendidik
setiap tingkat satuan pendidikan. Secara sederhana merupakan guru atau dosen
fleksibel. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi memiliki pekerjaan lain seperti praktik
keahliannya.
5. Akuntan Manajemen
Jenis profesi akuntansi berikutnya adalah akuntan manajemen yang bekerja dalam
6. Akuntan Investasi
Profesi ini mengemban tugas di bidang keuangan dan investasi yang gerakannya
cepat. Akuntan ini kerap bertugas untuk perusahaan pialang dan/atau manajemen
7. Akuntan Biaya
Akuntan biaya adalah profesi akuntansi berikutnya yang bertugas memeriksa tiap
Analisis dilakukan untuk tiap biaya terkait tenaga kerja, bahan, produksi,
Analisis biaya dan anggaran keuangan juga dapat dilakukan dengan mudah oleh
para akuntan melalui aplikasi rab otomatis. Aplikasi tersebut dapat memberikan
selanjutnya.
8. Akuntan Proyek
Profesi akuntansi ini bertugas berdasarkan proyek yang ada. Tanggung jawabnya
Banyak jenis proyek yang dapat diemban oleh akuntan proyek, seperti misalnya
pembangunan fasilitas baru dan peluncuran produk baru. Akuntan ini kerap bekerja
bersama manajer proyek serta kolega profesional lain dan dituntut memiliki
9. Akuntansi Keuangan
untuk dipakai dalam urusan eksternal perusahaan. Akuntan ini bekerja dengan
manajer dan kolega dalam menyusun strategi agar perusahaan dapat memperoleh
keuangan yang telah dicatat dalam buku besar. Mereka juga bertanggung jawab
10. Audit
Pada dasarnya, audit (internal dan eksternal) merupakan kategori dalam profesi
akuntansi publik. Eksternal berarti profesi dalam memberi audit laporan keuangan
Itu berarti pihak ketiga menjadi sumber andal dalam memberi gambaran mengenai
perusahaan tersebut.
Profesi akuntansi ini menolong dalam mendorong bisnis agar tetap patuh terhadap
kode pajak tahunan perusahaan. Akuntan pajak juga bertanggung jawab dalam
Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari beban pajak tertentu serta memahami
menyewa akuntan ini dalam mengelola catatan keuangan pajak organisasi atau
perusahaan tersebut.
Akuntan pajak juga perlu memahami tentang apa itu akuntansi perpajakan secara
SIA atau Sistem Informasi Akuntansi menjadi profesi akuntansi yang bertugas
waktu terbaik dalam memasang teknologi terbaru dan memantau kemajuan sistem
teknologi.
Profesi akuntansi ini merupakan tugas berupa prosedur dalam mempercayai suatu
individu dalam menangani akun keuangan. Mereka bertugas melayani klien untuk
proyek yang berhubungan dengan investasi, dana perwalian, real estate, dan
sebagainya.
Di samping itu, akuntan ini wajib memberi informasi keuangan yang relevan untuk
klien satu kali setiap tahun. Informasi ini berupa ringkasan seluruh akun, jadwal
seluruh informasi keuangan perusahaan saat sejumlah data tidak tersedia untuk
komprehensif.
Dokumen yang telah terkumpul akan ditinjau dengan mencatat seluruh transaksi
kredit, tunai, dan debit ke dalam laporan keuangan perusahaan. Akuntan forensik
kerap pula berurusan dengan kasus hukum terkait klaim, penipuan, serta
perselisihan.
Profesi ini masih termasuk baru dan belum sering dijumpai di Indonesia. Akuntan ini
ASUMSI DASAR
Konsep ini menganggap bahwa Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang
berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit
akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan
akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka
transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh
karenanya maka semua pencataan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus atau diharapkan
tidak akan terjadi likuiditas di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah
terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk
menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat
berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada
konsep ini. Sebagai contoh adalah
Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa
menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan
didalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka
semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan didalam catatan dalam bentuk unit
moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang dipergunakan adalah mata
uang dari Negara dimana perusahaan itu berdiri.
Pencatatan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjdinya suatu
transaksi disebut pecatatan yang didasarkan pada biaya historis. Dasar ini digunakan
dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang dipakai adalah stabil dan
perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan
penyesuaian-penyesuaian. Tetapi jika terjadi perubahan daya beli yang mencolok (terutama
dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya
historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan, dan dengan
demikian kegunaannya akan berkurang.
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan
volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian
ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi
manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk
transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan
taksiran-taksiran.
Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak
cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak
cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan
dilakukan penyesuaian terhadap laporan-laporan keuangan periode itu.
IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan
adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi
pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Penjelasan tentang
kelangsungan usaha dapat dilihat pada penjelasan dari kontinuitas usaha.
1. Entitas Ekonomi
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan adalah sebuah entitas mandiri atau
suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik atau pemegang saham.
Dengan begitu semua transaksi perusahaan terpisah dari pemilik.
2. Kontinuitas Usaha
Asumsi ini menyebutkan bahwa perusahaan akan abadi. Artinya diharapkan tidak
terjadi likuidasi di masa mendatang. Prinsip kontinuitas usaha ini mempengaruhi
prosedur akuntansi lainnya, seperti valuasi aset berdasarkan arus kas mendatang
dan penyusutan.
3. Satuan Moneter
Maksudnya adalah semua transaksi usaha mesti memakai satuan uang tertentu
sesuai dengan lokasi berdirinya perusahaan. Pencatatan cuma dilakukan pada
segala sesuatu yang dapat diukur dan dinilai dengan satuan uang tertentu. Kualitas
dan prestasi yang termasuk transaksi non kualitatif tidak bisa dilaporkan.
4. Periode Akuntansi
Asumsi dasar akuntansi ini menunjukkan bahwa penilaian dan pelaporan keuangan
perusahaan dilakukan pada periode waktu tertentu yang sudah ditetapkan.
5. Biaya Historis
Prinsip ini mengharuskan Anda untuk mencatat semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan setiap barang atau jasa.
6. Akuntansi Akrual
Intinya adalah pendapatan dan biaya dilaporkan pada saat kejadian. Misal
perusahaan sudah menganggap sebagai pendapatan jika ada pembelian barang
atau jasa dari konsumen yang membayar dengan cara dicicil. Pun bila perusahaan
membeli barang dengan cara kredit, maka pengeluaran itu dianggap biaya.
7. Pengakuan Pendapatan
8. Mempertemukan
9. Konsistensi
Memberikan informasi dalam bentuk pembukuan usaha atau laporan keuangan yang
akurat dan bertanggung jawab kepada setiap pihak yang berkepentingan adalah
salah satu tujuan akuntansi. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memilih
cara atau sistem pembukuan usaha yang baik.
JENIS AKUN
Riil
Harta :
harta lancar : surat berharga, kas, piutang dagang, piutang wesel, beban dibayar dimuka,
piutang pendapatan, perlengkapan, persediaan barang dagang
investasi jangka panjang : reksadana, saham, obligasi, emas, properti, tabungan berjangka
harta tetap : tanah, gedung, mesin, pendapatan toko dan kantor, alat angkut, dan lain
harta tetap tidak berwujud : hak cipta, paten, franchise, merek dagang, good Will, leasehold
harta lain-lain : uang muka, biaya pra operasi, biaya emisi saham, mesin yang tidak dipakai
Utang :
Utang lancar : utang usaha, utang wesel, utang bunga, utang beban, pendapatan yang
sudah diterima dimuka, hutang dividen, utang gaji dan upah,
utang jangka panjang : utang hipotek (jaminan aktiva tetap), utang obligasi, kredit investasi
utang lain-lain : utang pada direksi dan jaminan yang diterima dari pelanggan
Nominal
Pendapatan : pendapatan usaha, pendapatan di luar usaha
Beban : beban usaha, beban lain-lain
BUKTI TRANSAKSI
Eksternal : Faktur penjualan, nota kontan
Internal : memo, bukti kas masuk
FUNGSI JURNAL
1) Fungsi Historis
Dalam jurnal umum, semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan tanggal transaksi.
Dalam hal ini jurnal umum menggambarkan aktivitas suatu perusahaan setiap hari secara
berurutan dan terus-menerus. Dengan kata lain, jurnal umum disebut memiliki fungsi historis
karena dilakukan secara kronologis dan sistematis
2) Fungsi Mencatat
Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal umum. Dengan begitu,
maka perubahan modal, biaya, kekayaan, dan pendapatan, harus dicatat terlebih dahulu ke
dalam jurnal umum agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
baik.
3) Fungsi Analisis
Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum adalah hasil analisis
transaksi berupa kredit dan debit yang terpengaruh. Proses analisis ini meliputi
penggolongan nama akun, pencatatan kredit atau debit, serta jumlah/ besar transaksi.
4) Fungsi Instruksi
Jurnal umum mempunyai fungsi instruktif dalam proses memasukkan data ke general
journal. Proses pencatatan dalam jurnal ini tidak hanya sebatas dokumen transaksi,
namun bersifat perintah atau petunjuk kredit atau debit.
5) Fungsi informatif
Di dalam jurnal umum juga terdapat informasi dan penjelasan bukti pencatatan transaksi
yang terjadi pada perusahaan.
JENIS JURNAL
1) Jurnal Umum
Jurnal umum merupakan salah satu jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
perusahaan secara keseluruhan yang urut berdasarkan tanggal dilakukannya suatu
transaksi.
2. Jurnal Pembelian. Jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk
mencatatkan semua transaksi pembelian barang dagang atau barang lain secara kredit.
3. Jurnal Penjualan. Jurnal penjualan merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi penjualan barang yang dilakukan secara kredit.
4. Jurnal Penerimaan. Jurnal pemasukan adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat
transaksi berupa penerimaan dana dari berbagai sumber di suatu perusahaan.
5) Jurnal Khusus
PENCATATAN JURNAL
1. Pendapatan. Jurnal :
Pendapatan Rpxx
2. Beban-beban. Jurnal :
Beban …… Rpxx
3. Laba/rugi
Modal Rpxx
Modal Rpxx
4. Prive. Jurnal :
Modal Rpxx
Prive Rpxx
Jurnal Penyesuaian :
Beban sewa
Jurnal Pembalik :
Beban sewa
Jurnal Penyesuaian :
Beban gaji
Utang gaji
Jurnal Pembalik
Utang gaji
Beban Gaji
Jurnal penyesuaian :
Piutang sewa
Pendapatan sewa
Jurnal pembalik :
Pendapatan sewa Rp xx
Piutang sewa Rp xx
Pendapatan sewa Rp xx
Jurnal pembalik :