Anda di halaman 1dari 2

ABSES SEPTUM

I. Definisi
Abses septum nasi didefinisikan sebagai terkumpulnya nanah di antara
kartilago atau septum tulang. Kebanyakan abses septum disebabkan oleh trauma
yang terkadang tidak disadari oleh pasien. Abses septum nasi spontan jarang
terjadi. Abses septum seringkali didahului oleh hematoma septum yang kemudian
terinfeksi kuman dan menjadi abses.1,2
II. Epidemiologi
Abses septum merupakan kasus yang jarang ditemukan. Dikutip dari
Jalaludin, Eavei mendapatkan 3 kasus abses septum nasi dalam waktu 10 tahun
terakhir di Children’s hospital Los Angeles. Fearon mendapatkan 43 kasus abses
septum nasi dalam periode 8 tahun di Hospital for Sick Children di Toronto.
Dikutip oleh Jalaluddin, Ambrus menyatakan pada dekade terakhir ini didapatkan
hanya 14 kasus abses septum nasi, termasuk 16 kasus yang terjadi lebih dari
periode 10 tahun di Massachusetts Eye and Ear Infirmary. Di Rumah Sakit
M.DJamil Padang didapatkan 3 kasus abses septum nasi dalam waktu 2 tahun
terakhir. Usia yang paling sering terkena adalah di bawah 15 tahun diikuti usia 16-
31 tahun dan jarang usia lanjut. Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. Hal
ini dihubungkan dengan agresivitas dan aktivitas mereka sehingga insidens
trauma mudah terjadi.3
III. Fisiologi
Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner dan teori fungsional, maka
fungsi fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah : 1) fungsi respirasi untuk
mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara, humidifikasi,
penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal ; 2)
fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius (penciuman) dan reservoir
udara untuk menampung stimulus penghidu ; 3) fungsi fonetik yang berguna
untuk resonansi suara, membantu proses berbicara dan mencegah hantaran suara
sendiri melalui konduksi tulang ; 4) fungsi statistik dan mekanik untuk
meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; 5)
refleks nasal. 4,5
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi Arsyad, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher, edisi 6. FKUI: Jakarta. Hal 126-7
2. Pang, Kenny Peter; Sethi, Dharambir. 2002. Nasal septal abscess: an unusual
complication of acute spheno-ethmoiditis. The Journal of Laryngology &
otology; vol 116: page 543-6
3. Budiman BJ, Prijadi Jon. Diagnosis dan Penatalaksanaan Abses Septum Nasi.
Jurnal FK UNAND. 2013;2(1)

4. Baker, Shan R. 2002. Principles of Nasal Reconstruction. Mosby inc:


Missouri. Page 22.
5. Moore, K. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. Hal 397-400.

Anda mungkin juga menyukai