Anda di halaman 1dari 9

Lembar Kerja Kasus CBL

Dosen Tutor
Dwi Yati, M. Kep

Kelompok 6

20 Desember 2021

Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan


Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Ketika sedang ada masalahharus bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
Dapat diselesaikan melalui komunikasi dan kerja sama yang baik untuk mengambil
keputusan yang tepat. Karena permasalahan yang ada tidak hanya dari internal tetapi juga
ada yang dari eksternal.
Disini seorang individu harus mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah.
Karena dalam menyelesaikan masalah sangat dibutuhkan individu yang berpikir kritis
untuk dapat menganalisis masalah tersebut. Pengambilan keputusan juga tidak hanya
dipikirkan oleh satu individu saja tetapi juga bisa dalam berkelompok dengan
membangun komunikasi yang baik, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam setiap
pengambilan keputusan. Dengan ini diharapkan dapt mengambil keputusan secepatnya
tapi juga tepat.
II. TUJUAN
 Mahasiswa mampu menerapkan making decision dalam kasus
 Agar dapat memahami mengambil keputusan yang tepat
BAB II
Kasus CBL

Kelompok 6 Tanggal 20 Desember 2021 Kasus 1


1. Identifikasi Masalah:
Susi adalah gadis yang cantik dan manis. Ia memiliki wajah dan rambut yang indah, akan
tetapi Ia tidak begitu suka dengan bentuk tubuhnya. Ia merasa gemuk karena berat
adannya mencapai 65 kilo dengan tinggi 150 cm. Ia sering bilang bahwa “teman-teman
saya banyak yang lebih cantik dari saya karena mempunyai badan yang ramping. Saya
berharap bisa seramping mereka. Ia juga pernah menyebutkan bahwa “Sungguh, ini tidak
adil kenapa banyak cewek-cewek yang langsing sedangkan saya gemuk”.
Saat Susi pulang dari sekolah, Ia merasa kelaparan. Dia merupakan gadis yang pemilih
dalam hal makanan. Ia tidak suka dengan menu yang sering disediakan di rumah
sehingga Dia menghabiskan uang jajannya untuk membeli cokleat dan minuman bersoda
di sekolah dan saat pulang Dia membeli minuman milkshake dengan ukuran besar.
Pilihan apakah yang Susi buat terkait dengan penambahan beratnya yang berlebih?
Apakah ada pilihan lain yang dapat dia pertimbangkan agar Ia dapat memiliki tubuh
sesuai dengan yang dia inginkan?
2. Apakah pilihan/opsi yang dapat diambil?
a. Menghindari fast food
b. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
c. Rajin berolahraga
d. menghitung IMT dan dibandingkan dengan BB, kemudian dibagi dengan TB agar
Susi tahu apakah ia berada pada tingat obesitas yang berbahaya dan mengetahui
berapa jumlah kalori yang dibutuhkan.
e. Melakukan program diet

3. Mengumpulkan data/informasi: informasi apakah yang harus dikumpulkan yang dapat


membantu proses decision making?
a. (B) Bersikap Independent: Saat melakukan decision making bersama tim kamu harus
mampu berkolaborasi. Namun, hal ini bukan berarti kamu sepenuhnya
menggantungkan keputusan pada orang lain.
Contohnya, saat berdiskusi dengan tim ahli, jangan mengajukan pertanyaan seperti
“Apa yang harus saya lakukan?”, ganti dengan “Bagaimana pendapat Anda tentang
hal ABC?”.
b. (A) Analisis sesuatu: Semua pertanyaan di atas bisa kamu gunakan sebagai analisis
situasi dalam proses decision making. Jika kamu ragu-ragu, menurut UMass, cobalah
untuk mencari data yang dapat mendukung keputusan yang kamu buat. Namun,
perhatikan juga apakah sumber data tersebut kredibel. Terkadang suatu pihak hanya
memberikan informasi yang mereka inginkan untuk menyenangkanmu atau untuk
menguntungkan agenda mereka.
c. (P) Pikirkan tentang orang lain: Terkadang orang lupa bahwa sekecil apapun
keputusan yang diambil setelah melalui proses decision making akan mempengaruhi
orang lain baik langsung maupun tidak. Dengan kata lain, tidak ada keputusan yang
bersifat pribadi. Cepat atau lambat akibat dari keputusan yang kamu ambil akan
berdampak ke orang lain.
 Bagaimana perasaanmu jika keputusanmu terpampang di headline surat
kabar?
 Apa yang keluargamu akan pikirkan pada keputusan yang kamu ambil?
 Bagaimana perasaan klien dan karyawan perusahaanmu terhadap keputusan
yang kamu ambil setelah proses decision making?
 Apakah kamu telah berkonsultasi dan mencari feedback saat
melakukan decision making?
Hal ini perlu kamu tanyakan ke diri sendiri ketika membuat keputusan.
d. (L) Lakukkan analisis cost/benefit: Sebagai seorang pemimpin sebaiknya kamu
melakukan analisis cost/benefit saat proses decision making. Tujuannya, agar kamu
mendapat gambaran kemungkinan yang akan kamu dapat. Selain itu, kamu
pertimbangkan seberapa besar benefit yang kamu akan dapatkan serta perhitungkan
apakah sebanding dengan cost yang kamu keluarkan. Kamu juga harus memikirkan
kemungkinan terburuknya, yaitu jika cost melebihi perkiraan, serta benefit yang kamu
dapatkan kurang dari yang kamu telah proyeksikan.
e. (P) Pikirkan sekali lagi: Jangan ambil keputusan karena semata-mata hal tersebut
populer di mata banyak orang. Ambillah keputusan karena hal tersebut benar.
Pendapat populer belum tentu benar. Menjadi benar lebih berarti dibandingkan
menjadi terkenal. Buktikan bahwa keputusan yang kamu ambil memiliki dasar yang
kuat dan menguntungkan dalam jangka panjang. Dengan ini, kamu akan dihormati
sebagai seorang pemimpin yang jujur dan berkarakter.
f. (S) Segera putuskan sesuatu: Dari sini kamu bisa belajar bahwa jangan tunggu
segalanya menjadi sempurna. Dalam proses decision making, kamu tidak boleh
terlalu banyak memikirkan hal yang tidak mungkin. Para pengambil keputusan yang
handal biasanya mengambil keputusan dengan cepat dan percaya bahwa ia bisa
melengkapi ketidak sempurnaannya sembari berjalannya waktu.
g. (B) Buat rencana cadangan: Ujian yang nyata bagi seorang pemimpin adalah ketika ia
menyadari kesalahan yang dibuat setelah melakukan decision making. Jika hal ini
terjadi, jangan pernah menyalahkan orang lain atau situasi atas kesalahan yang telah
kamu lakukan. Sebagai seorang pemimpin yang profesional, kamu harus bersikap
legowo dan menghadapi situasi tersebut dengan percaya diri. Jadikan kesalahan
dalam mengambil keputusan tersebut sebagai kesempatan untuk belajar. Untuk
menghindari hal tersebut, cobalah untuk membuat rencana cadangan saat
melakukan decision making.

4. Pertimbangan hasil. Apakah hasil yang mungkin muncul (konsekuensi) dari keputusan
tersebut?
a. (M) Mengenali masalah
b. (M) Menamai masalah
c. (M) Menganalisis penyebab masalah
d. (M) Menjajaki pilihan pemecahan masalah
e. (M) Mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
f. (M) Menciptakan dan mengikuti rencana Tindakan

5. Membuat keputusan. Apakah yang harus dilakukan oleh orang tersebut dalam kasus?
Jawaban:
Yang harus dilakukan Susi adalah dengan menghindari fast food, mengkonsumsi makanan
yang sehat, rajin berolah raga, menghitung IMT dan melakukan diet.

6. Evaluasi keputusan yang diambil. Mengapa anda berpikir bahwa keputusan tersebut
merupakan keputusan terbaik?
Jawaban:
Keputusan yang dapat diterapkan dalam kasus 1 adalah Susi harus melakukan program diet,
rajin berolahraga, dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Jika Susi ingin mendapatkan
berat badan yang ideal, maka Susi harus melakukan hal tersebut. Mustahil jika dengan tidur
saja, Susi bisa mendapatkan berat badan yang ideal.

 Jawaban kelompok 6 berdasarkan diskusi


1. Ni putu rhosita dewinda
Obesitas merupakan salah satu penyakit yang banyak dari berbagai kalangan usia.
Obesitas ini disebabkan karena kita sering mengkonsumsi fast food, jarang
berolahraga, faktor genetik dan lain sebagainya. Berdasarkan kasus Susi, yang dapat
Susi lakukan ialah dengan melakukan diet kemudian menghitung BMI (Body Mass
Index) atau bisa juga dengan IMT atau indeks masa tubuh yang akan dibandingkan
dengan BB Susi dan dibagi dengan TB Susi.
Untuk program diet yang akan dilakukan Susi juga harus diimbangi dengan olahraga
yang teratur dan juga mengkonsumsi makanan sehat, serta menghindari fast food yang
tidak baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. Runtutan cara yang dapat
dilakukan oleh susi agar mendapat BB yang ideal:
1. menghindari fast food
2. mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
3. rajin berolahraga
4. menghitung IMT dan dibandingkan dengan BB, kemudian dibagi dengan TB agar
Susi tahu apakah ia berada pada tingat obesitas yang berbahaya dan mengetahui berapa
jumlah kalori yang dibutuhkan.
5. melakukan program diet.

2. Metri Julia
Pilihan yang dapat Susi ambil, dia harus belajar memakan makanan yang di masak di
rumah dengan menu yang di sediakan, belajar untuk tidak menjadi orang yang pemilih
mengenai makanan, dan belajar untuk mengurangi makan makanan di luar rumah
seperti cokelat,minuman bersoda, dan milksalke yang bisa membuat berat badannya
meningkat, kurangi makan banyak atau diet agar Susi bisa memiliki tubuh sesuai
dengan yang Susi inginkan.

3. Nur indah sari s hamir


Obesitas merupakan suatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang
meningkatkan risiko masalah kesehatan. Penyebab obesitas pada remaja adalah pola
makan atau asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba
instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji. Obesitas
dapat terjadi pada anak dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan yang
kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah
yang cukup sebagai sumber serat (Sartika, 2011). Keputusan yang harus dilakukan
oleh Susi untuk melakukan diet adalah menghindari makanan cepat saji, mengonsumsi
makanan yang sehat apalagi sayuran dan buah segar serta sering melakukan olahraga
teratur.

4. Novia kiki anggraeni


Susi bisa menjalankan program diet, kemudian susi bisa melakukan olahraga dan
menjaga pola makannya.

5. Maya lutfita sari


Susi bisa melakukan diet dengan cara makan makanan yang sehat seperti buah dan
sayur,porsi makan diubah,olahraga teratur dan juga memantau pertumbuhan berat
badan dengan cara menghitung dengan IMT.

6. Nisrina miftah nur’aini


Susi bisa mengurangi minuman manis/makanan manis serta hindari junk food/fast food
agar terhindar dari obesitas. Serta lakukan olahraga secara teratur agar tubuh tetap
bugar & langsing.

7. Lutvi nur avifah


Obesitas merupakan keadaan terjadinya penimbunan jaringan lemak tubuh secara
berlebihan. Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti
hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus. Obesitas juga mampu memberikan
risiko komorbiditas yang tinggi terhadap berbagai penyakit seperti hiperinsulinemia,
disfungsi sel beta pankreas, hipertensi, sleep apnea, gangguan fertilitas serta
abnormalisasi hormon reproduksi. The US Surgeon General pada tahun 2001 telah
menyatakan bahwa obesitas sebenarnya dapat dicegah, seperti halnya merokok.
Penyebab kelebihan berat badan dan obesitas sangatlah kompleks, antara lain
perubahan gaya hidup seperti pola makan dan aktifitas fisik, hubungan sosial,
kebiasaan, budaya, fisiologikal, metabolisme dan faktor genetik. Susi bisa melakukan
olahraga dan menjaga pola makan supaya bisa langsing seperti yang dia mau dan
menghindari junk food/fast food.
8. Nazihah
Susi bisa menjalankan program diet agar pola makannya teratur karena dengan diet dia
akan mengurangi dan membatasi makanan / minuman yang instan. Kemudian susi bisa
menjalankan program diet serta melakukan olahraga secara rutin untuk menurunkan
berat badannya.

9. Mirawati
Bisa menjalankan program diet agar pola makannya teratur karena dengan diet dapat
mengurangi makanan atau minuman yang instan, serta Susi juga bisa melakukan
olahraga dan menghindari makanan cepat saji seperti junk food.

BAB III
Daftar Pustaka

Rizaldi, Sigit,dkk. 2021. Sistem Informasi Panduan Diet Bagi Penderita Obesitas
Berbasis Website. Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika (JIKI), Volume 1 Nomor 1.
Dewita, E. 2021. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di
Sma Negeri 2 Tambang. Jurnal Kesehatan Tambusai. Volume 2. Nomor 1.
Pola makan dan obesitas Toto Sudargo, Harry Freitag, Nur Aini Kusmayanti, Felicia
Rosiyani UGM press, 2018.

Anda mungkin juga menyukai