Anda di halaman 1dari 5

A.

Konjungtivitis Seasonal atau Perennial

Merupakan bentuk konjungtivitis alergi yang paling umum, dengan lebih dari

95% kasus alergi okular di Amerika Serikat disebabkan oleh Seasonal Allergic

Conjunctivitis (SAC) dan Perennial Allergic Conjunctivitis (PAC).

Seasonal Allergic Conjunctivitis, adalah penyakit akut bilateral yang biasanya

disebabkan oleh alergen luar ruangan seperti serbuk sari rumput dan dengan

demikian hanya muncul pada periode tertentu dalam setahun yang dapat

bervariasi sesuai musim dan iklim. Perennial Allergic Conjunctivitis, juga bersifat

bilateral, tetapi bersifat kronis, dengan periode eksaserbasi dan remisi, dan

biasanya disebabkan oleh antigen udara dalam ruangan, seperti tungau debu atau

bulu hewan peliharaan. Perbedaan antara kedua kondisi tersebut hanyalah

periodisitas gejala; SAC biasanya lebih buruk selama musim semi hingga musim

gugur, mereda pada bulan-bulan dengan cuaca dingin, sedangkan PAC terjadi

sepanjang tahun dan umumnya tidak terlalu parah. Kedua bentuk tersebut juga

bisa ringan, sedang, atau berat tergantung pada intensitas gejala dan dampaknya

terhadap kualitas hidup.

SAC dan PAC adalah bentuk okular dari kelainan alergi sistemik

(hipersensitivitas yang bergantung pada IgE tipe 1) yang biasanya bermanifestasi

juga pada sistem pernapasan dalam bentuk rinitis alergi dan/atau asma. Rinitis

alergi mempengaruhi sekitar 20% populasi dan sekitar 57% pasien dengan rinitis

alergi menderita gejala okular, tetapi rinitis alergi bukanlah prasyarat untuk

konjungtivitis alergi.

Asma alergi, rinitis, dan konjungtivitis memiliki patofisiologi yang sama, yaitu

ekspresi alergi yang diperantarai IgE terhadap antigen di udara. Pada individu
yang peka, IgE spesifik alergen terikat pada permukaan sel mast. Ketika antigen

berikatan dengan reseptor yang ada di membran sel mast ini, mereka memicu

pelepasan histamin dan mediator inflamasi lain yang terbentuk sebelumnya

seperti leukotrien, prostaglandin, dan mediator inflamasi lainnya. Respon

inflamasi kemudian diaktifkan, dan dalam 30 menit terjadi reaksi simtomatik akut

yang diikuti oleh fase tertunda kedua dengan perekrutan sel mast tambahan,

eosinofil, dan sel inflamasi lainnya ke konjungtiva yang mempertahankan gejala.

Pasien mengalami periode gejala akut/subakut saat kontak dengan alergen, yang

hilang sepenuhnya di antara serangan. Gejala utamanya adalah sensasi benda

asing, gatal, kemerahan, dan edema, tetapi mungkin juga terdapat fotofobia,

reaksi papiler ringan, kemosis (Gambar 2), dan edema palpebral. Keterlibatan

kornea jarang terjadi pada SAC dan PAC, meskipun dapat terjadi dalam bentuk

yang parah.

Gambar 2. Kemosis pada penyakit hipersensitivitas okular

Tatalaksana mencakup adalah penghindaran alergen, pengurangan gejala, dan

pencegahan komplikasi. Mengantisipasi paparan alergen seperti serbuk sari

musiman, dapat menghambat peradangan sebelum menjadi kronis dan dapat

menimbulkan gejala sisa seperti mata kering atau perkembangan AKC.


B. Konjungtivitis Vernal

Konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I dan IV). Merupakan

penyakit yang dapat rekuren dan bilateral terutama pada musim panas. Mengenai

pasien usia muda antara 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin sama. Biasanya

pada laki-laki mulai pada usia di bawah 10 tahun. Penderita konjungtivitis vernal

sering menunjukkan gejala-gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.

Penyakit ini dapat berkembang menjadi keratokonjungtivitis atopik. Diagnosis

ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan biasanya tidak dibutuhkan

pemeriksaan penunjang.

Etiopatogenesis dari konjungtivitis vernal masih belum jelas. Namun, proses

yang termediasi oleh IgE dan sel mast berperan penting pada konjungtivitis

vernal.

Faktor-faktor yang berperan dalam konjungtivitis vernal antara lain faktor

lingkungan, faktor imunologi, faktor genetik dan riwayat keluarga, dan faktor

lain.

Penyebab utama konjungtivitis verna; adalah reaksi alergi, hal ini didasarkan

pada beberapa pemikiran:

a. Konjungtivitis yang kambuh secara musiman.

b. Pada pemeriksaan kerakan getah mata didapatkan eosinofil.

c. Lebih sering diderita oleh anak dan usia muda.

Konjungtivitis vernal dapat muncul dalam dua bentuk utama, namun dapat

terjadi bersamaan, yaitu:

 Bentuk palpebra. Pada tipe palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal

superior. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (Cobblestone) yang


diliputi sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal inferior hiperemi, edema

terdapat papil halus dengan kelainan kornea lebih berat dibanding bentuk

limbal. Secara klinik papil besar ini tampak sebagai tonjolan berbentuk

poligonal dengan permukaan yang tale dan dengan kapiler di tengahnya.

 Bentuk limbal, hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk

jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan

degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epile limbus kornea,

terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.

Gambar 4. Cobblestone
Keratokonjungtivitis vernal biasanya dapat sembuh sendiri tapa diobati.

Kombinasi antihistamin sebagai profilaksis dan pengobatan pada kasus sedang

hingga berat. Pemakaian steroid topikal tau sistemik akan dapat menyembuhkan,

tetapi pada pemakaian jangka panjang sangat merugikan. Dapat diberikan

kompres dingin, vasokonstriktor, natrium karbonat membuat pasien rasa

nyaman pada mata. Pada fase akut dapat diberikan kortikosteroid mata tiap 2

jam selama 4 hari. Obat lain dapat berupa Sodium cromaglycate 2%: 4-6 x 1

tetes/hari, Iodoxamide tromethamie 0,1%, Levocabastin, Cyclosporin. Pada

kasus berat dapat juga diberikan anti histamin dan steroid oral.

Perlu disampaikan agar penderita:


1. Tidak menggunakan obat tetes mata steroid secara terus menerus.

2. Obat harus dengan indikasi dokter.

3. Pemakaian steroid dapat terjadi infeksi bakteri, jamur, glaukoma dan

sebagainya.

Kelainan kornea dan konjungtiva dapat diobati dengan natrium cromolyn

topikal. Bila terdapat tukak maka diberi antibiotik untuk mencegah infeks

sekunder disertai dengan sikloplegik.

Anda mungkin juga menyukai