T ESIS
Oleh
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
T ESIS
Oleh
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.H.B.Tarmizi,SE,SU) (Ir.Supriadi,MS)
Ketua Anggota
Ketua : Prof.Dr.lic.rer.reg.Sirojuzilam,SE
Anggota : 1. Prof.Erlina,SE,M.Si.Ph.D.Ak.CA
2. Prof.Dr.H.B.Tarmizi,SE,SU
3. Dr.Rudjiman,MA
4. Ir.Supriadi, MS
ABSTRAK
ABSTRACT
ii
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
dan Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya, akhirnya penulis dapat
Pembangunan Antar Wilayah Kecamatan Pada Daerah Otonomi Baru Studi Kasus
Kota Gunungsitoli.”
bantuan, arahan dan bimbingan dari segenap pihak baik langsung maupun tidak
Sumatera Utara.
mengikuti perkuliahan.
iii
7. Seluruh Dosen yang mengajar mata kuliah pada Program Studi Magister
8. Orang tua yang saya muliakan, Bapak saya T.Harefa dan Ibu saya Y.Zebua
Filbert T.Z.Harefa dan Florensia E.Harefa atas do’a, perhatian dan dorongan
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari aspek pemadatan materi maupun teknik penyajiannya, oleh karena itu penulis
mendatang dan kiranya tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
iv
anak kedua dari lima bersaudara, putra dari Bapak T.Harefa dan Ibu Y.Zebua.
Penulis memiliki seorang isteri bernama dr. Beatrice Angela Bu’ulolo dan dua
orang anak bernama Filbert Timothy Zaro Harefa dan Florensia Evelyn Harefa.
1996 lulus Sekolah Dasar dari SD Negeri 070974 Gunungsitoli, tahun 1999 lulus
dari SLTPN 1 Gunungsitoli, dan tahun 2002 lulus dari SMU Swasta Kristen
Universitas HKBP Nommensen jurusan Ekonomi dan lulus tanggal 14 April 2007
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………............ . I
ABSTRACT………………………………………………………………............... II
KATA PENGANTAR……………………………………………………............... III
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………….. ............. V
DAFTAR ISI……………………………………………………………….............. VI
DAFTAR TABEL………………………………………………………… ............. VIII
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………................. IX
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… ............. X
vi
vii
viii
ix
No. Judul
PENDAHULUAN
dengan adanya sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang
primer yang merupakan sektor yang sangat tergantung pada alam akan tergeser
oleh sektor-sektor non primer seperti industri dan jasa yang menjadi sektor
unggulan.
memilih (freedom for survitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi
modal memilih daerah perkotaan atau daerah yang telah memiliki fasilitas seperti
Pada era Orde Baru pembangunan yang dilakukan oleh negara kita
di Indonesia tidak bisa berkembang secara merata. Hasil potensi daerah yang ada
selalu lari menuju pusat sehingga di daerah tidak bisa menikmati pencapaian
pembangunan dengan semestinya. Oleh sebab itu pada akhir tahun 1990an terjadi
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional. Dengan
adanya otonomi daerah ini diharapkan ketimpangan antara daerah pusat dengan
daerah lain tidak terlalu jauh. Setiap daerah dapat mengembangkan potensi
kota tertua dan terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Setelah ditingkatkan
daerah otonomi baru. Berbagai pencapaian telah dicapai oleh Kota Gunungsitoli
beberapa pengembangan potensi daerah. Hal itu terlihat dari mulai meningkatnya
Tahun
No Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Growth (%) 6,21 6,29 6,18 6,22 6,11
terus mengalami penurunan selama kurun waktu 2010 – 2014, walaupun kisaran
tersebut tidak membuat pembangunan ekonomi tiap kecamatan lebih merata. Hal
data laporan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Gunungsitoli dari kurun
ada terdapat juga kecamatan yang tingkat pendapatannya tinggi dan kecamatan
yang tingkat pendapatannya rendah seperti seperti dapat dilihat pada tabel 1.2.
berikut.
No Kecamatan Pendapatan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Gunungsitoli 50.945.435 86.896.934 54.687.946 172.823.649 118.699.088
2 Gunungsitoli Utara 8.729.444 18.137.444 28.306.674 28.127.500 32.628.750
3 Gunungsitoli Selatan 3.429.577 23.603.629 11.383.687 29.021.500 103.707.156
4 Gunungsitoli Barat 450.000 8.712.339 14.906.651 18.132.775 20.447.380
5 Gunungsitoli Alo’oa 2.135.980 7.400.819 4.485.650 11.173.920 13.886.184
6 Gunungsitoli Idanoi 18.037.653 34.894.026 14.175.679 53.928.380 52.247.172
Total 83.728.089 179.645.191 127.946.287 313.207.724 341.615.730
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsitoli
pada tahun 2012 regulasi/perda tentang pajak retribusi belum disahkan oleh
DPRD Kota Gunungsitoli. Seperti kita lihat pada tabel 1.2. diatas, Kecamatan
menjadi Rp. 118.699.088 pada tahun 2014, Kecamatan Gunungsitoli Utara pada
tahun 2010 pendapatannya sebesar Rp. 8.729.444 naik menjadi Rp. 32.628.750
Rp. 450.000 naik menjadi Rp. 20.447.380 pada tahun 2014, Kecamatan
Gunungsitoli Alo’oa pada tahun 2010 pendapatannya sebesar Rp. 2.135.980 naik
menjadi Rp. 13.886.184 pada tahun 2014, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi pada
tahun 2010 pendapatannya sebesar Rp. 18.037.653 naik menjadi Rp. 52.247.172
Selain dilihat dari pendapatan per kecamatan, indikasi lain dari adanya
jumlah penduduk. Seperti terlihat dari tabel 1.3. Jumlah penduduk Kota
sebanyak 134.196 jiwa, terdiri dari penduduk perempuan sebanyak 68.545 jiwa
dan penduduk laki-laki sebanyak 65.657 jiwa. Dari total penduduk Kota
berkurang.
Dari latar belakang diatas bisa diketahui bahwa ada indikasi adanya
Kota Gunungsitoli.
di Kota Gunungsitoli.
Kota Gunungsitoli.
faktor penyebabnya.
TINJAUAN PUSTAKA
pembangunan antar wilayah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti antara
lain;
yang berbentuk U terbalik berlaku di Kabupaten Banyumas. Hal ini terbukti dari
adanya perbedaan dan ketimpangan diantara wilayah barat dan wilayah timur
Provinsi Sumatera Utara akibat adanya perbedaan potensi sumber daya wilayah,
tergolong rendah (IW < 0,3). Berdasarkan analisis tipologi klassen, kedua
kabupaten ini termasuk daerah relatif tertinggal (kuadran IV). Hipotesis Kuznets
ketimpangan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dalam pola pergerakan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan dibarengi dengan peningkatan nilai indeks
Gini.
Provinsi Papua Barat selama 2005-2008 lebih banyak dipengaruhi oleh disparitas
Kabupaten Sorong Selatan, dan Kabupaten Raja Ampat. (2) secara simultan,
dengan tahun 2009 (0,19). Hal ini menggambarkan bahwa berdasarkan hasil
data time series dari tahun 1996-2010 dan menggunakan alat analisis Indeks
Williamson, Indeks Entropi Theil, Tipologi Klassen dan Korelasi Pearson. Hasil
yang berbeda. Terdapat banyak defenisi perencanaan, yang terlihat berbeda antara
buku teks yang satu dengan buku teks lainnya. Perbedaan defenisi terutama
terdapat antara buku teks pada satu cabang ilmu dengan buku teks cabang ilmu
10
perhatian, dan perbedaan luasnya bidang yang tercakup dalam perencanaan itu
sendiri.
pengertian dalam ilmu-ilmu sosial, ”regional planning” berarti hal yang berbeda
bagi orang yang berbeda dan dalam tempat yang berbeda (Conyers, 1984:340).
dan program yang menyeluruh. Bilamana cara berpikir ini diterapkan, maka dapat
11
hampir merupakan suatu upaya dalam membuat suatu formula bagi pusat-pusat
memahami dan perencanaan dunia sosial. Padahal menurut Gore yang menjadi
yang disengaja` dimana populasi lokal akan membangun diri mereka sendiri.
dengan orientasi yang berbeda diberikan oleh Profesor Kosta Mihailovic dalam
12
yang dinamis dan faktor-faktor relevan yang memiliki keterkaitan dengan tujuan
dan hasil dari pembangunan.” Defenisi ini menurut Faridad memiliki kelemahan
kurang detail penjelasan secara ilmiah dan terlalu luas serta tidak menyentuh
rujukan yang sangat jelas dalam dimensi ruang bagi proses pembangunan. Sebagai
alternatif, hal ini dapat ditunjukkan sebagai persiapan action plan pemerintah
industri yang kompleks. Pada fase pertama memperlihatkan wilayah formal, yaitu
koherensi fungsional.
13
industri atau tipe pertanian dan malahan juga kriteria sosial dan politik.
dinamakan daerah nodal atau “polarised region” dan terdiri dari satuan-satuan
yang heterogen, seperti kota dan desa, yang secara fungsional saling berkaitan.
secara geografi yang mempunyai tempat tertentu tanpa terlalu memperhatikan soal
fungsional (functional region) yaitu suatu konsep wilayah yang lebih luas, dimana
konsep wilayah nodal adalah salah satu bagian dari konsep wilayah fungsional.
14
memandang konsep wilayah sebagai ruang yang saling berkaitan atau “nodal”.
Dan menurut mereka wilayah nodal memiliki dua karakteristik yaitu (1) secara
fungsional terintegrasi secara internal pada tingkat tenaga kerja, modal, atau aliran
komoditas yang lebih umum terjadi di dalam wilayah daripada daerah lain, dan (2)
dalam suatu wilayah, aktivitas terkonsentrasi pada satu titik, atau inti, yang
tipe yaitu :
• Wilayah Homogen.
Wilayah dilihat dari segi kesamaan karakteristik serta dimana perbedaan internal
dan interaksi regional dianggap bukan suatu yang penting. Wilayah homogen
regional yang didasari oleh ekonomi lebih penting dari pada perbedaan
intraregional.
konsep ini dipahami bahwa ruang ekonomi sangatlah heterogen. Penduduk dan
15
spesifik. Pada tingkat regional, wilayah disusun oleh titik-titik yang heterogen
dengan ukuran berbeda-beda (kota besar, kota kecil, desa) yang berkaitan secara
fungsional.
• Wilayah Perencanaan.
Dalam konsep ini kesatuan diperoleh dari kontrol politik atau administratif
dan kualitas keputusan yang lebih tinggi. Selain itu keuntungan utama dari
16
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dan terdiri atas satu atau lebih kota-kota
dengan daerah inti (core regions) dan mempunyai kapasitas sumber daya.
dengan pengembangan khusus karena kekayaan sumber daya atau lokasi yang
memberi nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup.
kekayaan. Tetapi bukan berarti bahwa kekayaan itu tidak relevan. Pengembangan
17
sumber daya yang ada didalamnya dapat optimal mendukung kegiatan kehidupan
diharapkan. Optimal berarti dapat dicapai tingkat kemakmuran yang sesuai dan
selaras dengan aspek sosial budaya dan dalam alam lingkungan yang
Nomor 47 Tahun 1997 wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
18
Perraoux seorang ahli ekonomi Perancis yang berpendapat bahwa fakta dasar dari
adalah bahwa pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak
terjadi secara serentak, pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub
menyebar sepanjang saluran saluran yang beraneka ragam dan dengan efek yang
19
3. Konsep spread effect. Konsep ini mengemukakan bahwa pada suatu waktu
effect atau trickling down effect merupakan lawan dari back wash effect atau
gambar 2.1.
menerima konsep kutub pertumbuhan sebagai alat tranformasi ekonomi dan sosial
pada skala regional. Namun demikian konsep ini banyak mendapat kritik para
20
antara daerah pusat atau kutub dengan daerah pengaruhnya. Gejala ini disebabkan
sebagai pusat konsentrasi penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
adalah cukup kuat, sehingga terjadi tarikan urbanisasi dari desa-desa wilayah
pengaruh ke pusat pertumbuhan (kota besar), atau terjadi dampak polarisasi yaitu
daerah pusat atau kutub cenderung lebih banyak menarik sumber daya dari daerah
yang lebih maju akan bertambah maju, sedangkan daerah belakang akan semakin
tertinggal.
oleh Walter Christaller seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman. Teori ini
tersebut kadang bergerombol atau berkelompok, kadang juga terpisah jauh antara
berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu akan terjadi secara jelas di
wilayah yang mempunyai syarat : (1) topografi yang seragam sehingga tidak ada
bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain
21
berkembang hierarki jenjang ketiga, yaitu salah satu kampung akan tumbuh
menjadi kota yang dikelilingi oleh enam kampung yang dilayaninya. Pada hierarki
jenjang keempat terdapat kota besar yang dikelilingi oleh enam kota yang
biaya-biaya transportasi dan skala ekonomi. Jika pengaruh skala ekonomi relatif
lebih besar dari biaya transportasi maka seluruh produksi akan terkumpul pada
22
berikut :
• Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama.
• Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh
wilayah.
sehingga muncul lima asumsi dari Christaller (F.M. Dieleman dikutip dari
tempat pusat yang dinyatakan dalam biaya dan waktu sangatlah penting.
suatu barang ditentukan oleh jarak yang dinyatakan dalam biaya dan waktu.
c) Semua konsumen dalam usaha mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan,
ada hubungan antara besarnya tempat pusat dan besarnya (luasnya) wilayah
bersangkutan.
23
a) Suatu barang yang ditawarkan dari suatu tempat pusat berdasarkan kelima
asumsi diatas, suatu tempat akan membentuk suatu wilayah lingkaran di sekitar
tempat pusat.
b) Adanya tawaran berupa barang yang berasal dari banyak tempat pusat akan
lingkaran.
c) Pola tersebut akan membuat orang keluar wilayah pelayanan. Jika terdapat
masyarakat. Selain itu kadang akses untuk mencapai pusat pelayanan sulit,
24
pelayanan yang terdekat. Di dalam sistem pelayanan yang baik harus memiliki
peningkatan kebutuhan akan diikuti dengan jasa pelayanan yang semakin besar.
melebihi ambang batas dan terus meningkat hingga mencapai jumlah tertentu,
kemungkinan penduduk yang berada jauh dari pusat telah melebihi jarak ekonomi,
kesenjangan wilayah.
saling menguntungkan.
25
adalah :
terhadap jalur hubungan sehingga jalur yang paling penting dan kemampuan
secara optimal.
c) Mengurangi panjang jalan yang harus ditingkatkan karena sudah diketahui jalur
yang paling penting bagi setiap desa sehingga dapat ditentukan prioritas dalam
pengembangan jalan.
bersamasama.
berhubungan.
(hinterland).
memiliki pusat dan sub pusat sebagai wilayah pengaruhnya. Pusat dapat diartikan
26
yang belum menerima pelayanan, akan dilayani oleh pusat lainnya sehingga
hubungan antar pusat tersebut akan membentuk pola heksagonal dimana masing
modal dan sumber daya lainnya oleh perkotaan atas nama kepentingan
27
28
dicapai dengan adanya interaksi fisik, ekonomi, sosial dan kelembagaan serta
teknologi desa-kota melalui ’transfer surplus” dari sektor atau kawasan pertanian
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
29
Sementara itu dalam kerangka yang lebih empiris, dua teori besar yang
berpendapat bahwa salah satu prinsip yang perlu dilaksanakan dalam tahapan ini
adalah mobilisasi tabungan domestik dan luar negeri agar dapat menghasilkan
bahwa agar tumbuh suatu perekonomian harus memiliki tabungan dan investasi
dalam proporsi tertentu terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Semakin banyak
yang alami dalam suatu pembangunan ekonomi. Dalam ekonomi, proses tersebut
30
(technical change), yang pada gilirannya akan meningkatkan taraf hidup pelaku
erat dengan peran serta masyarakat. Secara historis, pendekatan people oriented,
menigkat.
pembangunan merupakan masalah regional yang tidak merata. Disparitas ini pada
31
negara-negara terbelakang.
erat dengan sistem kapitalis yang dikendalikan oleh motif laba. Penyebab gejala
ini menurut Myrdal ialah peranan bebas kekuatan pasar, yang cenderung
segala sesuatu diserahkan pada kekuatan pasar tanpa dirintangi oleh intervensi
32
”lembaga feodal yang kokoh dan lembaga lainnya yang tidak egaliter dan struktur
tumbuh dan berkembang akan tetapi dapat juga mengalami kemunduran dalam
masih kurang, maka dalam sistem wilayah tersebut akan terjadi disparitas
bahwa secara umum beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya
33
1. Migrasi penduduk yang produktif (usia kerja) dan memiliki keahlian (terdidik)
besar.
keuntungannya relatif besar, demikian pula resiko kerugian relatif kecil pada
umumnya. Disamping itu, terjadi pula pengaliran modal dari daerah miskin
telah berkembang – karena adanya kebutuhan yang lebih besar. Hal ini justru
telah mendorong perkembangan industri yang lebih pesat didaerah yang lebih
maju.
di daerah yang telah berkembang. Industri di daerah yang kaya telah menjadi
daerah yang lebih maju menjadi lebih serius lagi keadaannya sebagai akibat
34
b. Alokasi investasi.
Indikator lain yang juga menunjukan pola serupa adalah distribusi investasi
langsung, baik yang bersumber dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
korelasi positif antara tingkat investasi dan laju pertumbuhan ekonomi, dapat
industri manufaktur.
35
dan pasar input. Dasar teorinya adalah sebagai berikut. Perbedaa laju
output dan input bebas (tanpa distorsi yang direkayasa, misalnya sebagai akibat
produksi antarwilayah. Sesuai teori penawaran yang tak terbatas dari A. Lewis,
jika perpindahan faktor produksi antarwilayah tidak ada hambatan, maka pada
semua wilayah akan lebih baik (dalam pengertian optimal Pareto:semua daerah
daerah yang kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur
modal utama. Dan untuk maksud ini diperlukan faktor-faktor lain diantaranya
ekonomi lewat sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi permintaan jumlah
penduduk yang besar merupakan potensi besar bagi pertumbuhan pasar, yang
36
sisi penawaran, jumlah populasi yang besar dengan pendidikan dan kesehatan
yang baik, disiplin yang tinggi merupakan aset penting bagi produksi.
spasial. Dalam konteks ini, suatu pengembangan wilayah selain ditujukan pada
sosial ekonomi wilayah tersebut, maka dalam lingkup yang lebih luas
1995:4).
sependapat bahwa pembangunan harus terjadi secara serentak di segala sektor dan
terjadi karena ada sektor yang berkembang lebih pesat dari sektor lainnya. Sektor
lainnya. Sektor yang baru ini, dengan harapan dapat memenuhi permintaan sektor
37
berantai. Dalam perkembangan selalu ada sektor yang memimpin (leading), yang
ekonomi ke tipe ekonomi lainnya. Negara berkembang adalah negara dengan ciri
ekonomi yang stagnant dan selfcontained. Apabila pada tipe ekonomi seperti ini
dibangun industri/sektor maju yang merupakan ciri tipe ekonomi maju secara
serentak, maka sukar sekali terjadi kaitan antara kedua tipe ekonomi dengan ciri
yang berbeda tersebut. Dan yang terjadi bukanlah perubahan, akan tetapi dualisme
begitu banyak sektor sekaligus. Andai negara berkembang mampu melakukan hal
tersebut, maka sudah tentu negara tersebut tidak tergolong kedalam negara
Menurut Glasson salah satu alasannya adalah dari segi anggaran belanja negara,
38
bagian awal studi ini digunakan teori-teori dan konsep pengembangan wilayah
sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak, pertumbuhan itu
39
pembangunan ekonomi.
• Menurut Myrdal dalam Jhingan (1996:272), faktor lain yang menjadi penyebab
”lembaga feodal yang kokoh dan lembaga lainnya yang tidak egaliter dan
• Namun tidak semua ahli sependapat bahwa pembangunan harus terjadi secara
serentak di segala sektor dan seluruh wilayah harus tumbuh dan berkembang
40
serentak atau tidak menjadi suatu telaah yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Namun tentu saja hal ini tidak dapat diterapkan di Indonesia, karena
41
Otonomi Daerah
Pemekaran
Kota Gunungsitoli
Kecamatan
Ketimpangan
Pembangunan
42
METODE PENELITIAN
meliputi semua informasi dan data-data yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran
penelitian. Selanjutnya dari kompilasi data yang dihasilkan akan dianalisis untuk
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
43
akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
(Somodiningrat, 2001;52).
sampling, yaitu pemilihan sampel bertujuan atau target tertentu dalam memilih
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Metode ini merupakan
131). Metode pemilihan sampel dengan metode purposive sampling ini didasarkan
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).
pendahuluan.
Oleh karena survei data primer yang akan dilakukan bertujuan untuk
penelitian ini adalah dibatasi hanya pada tokoh-tokoh kunci pengambil kebijakan.
44
merupakan ciri-ciri pokok populasi dan sesuai dengan butir (a) sampai (c) diatas.
random (Arikunto, 2002: 117). Oleh sebab itulah teknik analisis dalam penelitian
banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata tidak sama. Untuk memperoleh
Jumlah populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa, yang ciri-
cirinya akan diduga. Populasi penelitian ini meliputi jumlah penduduk di Kota
N
n=
1 + Ne2
dimana :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Tingkat Kesalahan
45
adalah :
134.196
n=
1+134.196 (0,1)2
46
sumber – sumber lain dari instansi/lembaga yang berkompeten antara lain : Badan
dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Gunungsitoli dan dinas/instansi lainnya.
kuesioner dan melalui interview guide dan schedule. Data hasil kuesioner diolah
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
berwujud angka-angka dan sumber data terdiri dari data sekunder dan primer.
47
48
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara garis
besar terbagi dalam dua kelompok analisis, yaitu analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif. Peneltian ini diukur dengan alat analisis Indeks Williamson, Analisis
√∑(𝑌𝑖 − 𝑌)2 𝑓𝑖
𝑛
𝐼𝑊 =
𝑌
Dimana :
Yi = Pendapatan Perkapita di kecamatan i
Y = Pendapatan Perkapita rata-rata kabupaten/kota
fi = Jumlah penduduk di kecamatan i
n = Jumlah penduduk kabupaten/kota
49
hal ini disebabkan karena tidak adanya data PDRB perkecamatan Kota
Gunungsitoli.
menjadi empat (4) klasifikasi yaitu (1) daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu
daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang tinggi dari
rata-rata kabupaten/kota yang diamati; (2) daerah maju tapi tertekan, daerah yang
cepat, adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat
daerah relatif tertinggal yaitu daerah yang memiliki tingkat pendapatan dan
50
Alat analisis ini digunakan untuk mereduksi satu set data dalam jumlah
besar kepada dimensi dasar namun dengan relevansi statistik yang tetap terjaga.
faktor ini dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya
disparitas antar wilayah. Keunggulan metoda ini adalah faktor yang diolah
merupakan faktor yang independen yang tidak memiliki keterkaitan satu dengan
yang lain. Analisis faktor juga bermanfaat untuk mencari faktor tersamar yang
Prinsip kerja analisis faktor adalah dari n variabel yang diamati, dimana
memiliki p faktor umum (common faktor) yang mendasari korelasi antar variabel
faktor unik (unique faktor) yang membedakan tiap variabel. Model matematis
dasar analisis faktor yang digunakan seperti yang dikutip dari Maholtra (1993)
Dimana :
juga tidak ada korelasinya dengan faktor-faktor umum itu sendiri dapat
dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel yang dapat diamati dengan
51
Dimana :
52
yang dikenal dengan nama Kepulauan Nias terletak disebelah barat Pulau
Sumatera, yang secara geografis terletak antara 00012’-1032’ Lintang Utara (LU)
dan 970000'-9800’0' Bujur Timur (BT). Dengan ketinggian rata-rata 0 – 600 meter
diatas permukaan laut. Kota Gunungsitoli merupakan salah satu daerah kota di
Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai jarak ± 85 mil laut dari Sibolga.
Kota Gunungsitoli memiliki luas wilayah 469,36 km2 atau 0,38 persen
dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, terdiri dari 6 (enam) kecamatan, 98
(sembilan puluh delapan) desa dan 3 (tiga) kelurahan. Dari 101 ( seratus satu)
persen terletak di daerah pesisir pantai, dan 74 (tujuh puluh empat) desa atau 73
53
(Kabupaten Nias).
Utara).
otonom baru, memiliki ragam potensi sumber daya ekonomi lokal yan belum
dikelola secara optimal. Posisi strategis Kota Gunungsitoli sebagai pintu gerbang
1. Visi
2. Misi
54
Gunungsitoli.
4.1.3. Administrasi
Nomor 47 tahun 2008 terdiri atas enam wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan
proyeksi BPS Kota Gunungsitoli sebanyak 134.196 jiwa, terdiri dari penduduk
55
penduduk menurut kelompok umur, penduduk yang paling banyak berada pada
kelompok umur 0-4 tahun sebanyak 16.332 jiwa, sementara yang paling sedikit
56
Dari data diatas menunjukkan bahwa usia responden 21-30 tahun sebanyak
57
responden (1%).
terlihat bahwa sebanyak 18 responden atau 18% dinyatakan lulus/tidak lulus SD,
responden atau 35%, tamat Diploma (D3) sebanyak 3 responden atau 3% dan
58
59
60
dimana hasil dari nilai tanggapan responden untuk tiap-tiap variabel dapat dilihat
sebagai berikut :
61
dengan didasari dari data pendapatan asli daerah (PAD) perkecamatan, terlihat
Williamson yang fluktuatif, hal ini dapat dilihat dari nilai Indeks Williamson
pada tahun 2014 naik menjadi 0,1917. Kecamatan Gunungsitoli Utara pada tahun
2010 sebesar 0,0673 mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 0,0917.
kenaikan pada tahun 2014 sebesar 0,5876, Kecamatan Gunungsitoli Barat pada
tahun 2010 sebesar 0,2188 naik menjadi 0,3845 pada tahun 2014. Kecamatan
Gunungsitoli Alo’oa pada tahun 2010 sebesar 0,1197 menurun menjadi 0,0541
pada tahun 2014. Kecamatan Gunungsitoli Idanoi pada tahun 2010 sebesar 0,1095
sampai dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari
nilai Indeks Williamson Kota Gunungsitoli dimana pada tahun 2010 sebesar
0,9071, pada tahun 2011 menurun menjadi 0,7791, kemudian meningkat lagi pada
tahun 2012 sebesar 0,8521, pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
tinggi sebesar 1,9439, dan pada tahun 2014 sebesar 1,3514. hal ini disebabkan
seimbang, tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar wilayah, perbedaan
sumber daya alam antar wilayah, perbedaan demografi antar wilayah, kurang
62
Untuk PDRB Gunungsitoli atas dasar harga konstan 2010 tahun 2014
adalah sebesar Rp. 2565,47 (miliar), meningkat bila dibandingkan dengan tiga
tahun sebelumnya dimana pada tahun 2010 berjumlah Rp. 2016,68 (miliar), tahun
2011 sebesar Rp. 2143,60 (miliar), tahun 2012 sebesar Rp. 2276,15 (miliar) dan
tahun 2013 sebesar Rp. 2417,75 (miliar). Pendapatan riil per kapita atas dasar
harga konstan 2010 pada tahun 2010 sebesar Rp. 15.931,55. Tahun 2011 sebesar
Rp. 16.669,67. Tahun 2012 sebesar Rp. 17.445,89. Tahun 2013 sebesar Rp.
18.262,05. Dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 19.117,33. PDRB atas harga konstan
63
tahun.
adalah sebesar 6,11 persen, mengalami penurunan sebesar 0,11 persen bila
persen.
daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu
sumbu horizontal, daerah yang diamati dalam penelitian ini adalah kecamatan
64
(high income and high growth), daerah maju tapi tertekan (high income and low
growth) daerah berkembang cepat (hihg growth but low income) dan daerah
65
Tabel 4.13. Gabungan Hasil Analisis Indeks Williamson dan Hasil Analisis
Tipologi Klassen
Hasil Analisis
No Kecamatan Indeks Williamson Tipologi Klassen
1 Gunungsitoli Meningkat I
2 Gunungsitoli Utara Meningkat II
3 Gunungsitoli Selatan Meningkat I
4 Gunungsitoli Barat Meningkat III
5 Gunungsitoli Alo’oa Menurun IV
6 Gunungsitoli Idanoi Menurun I
Sumber : Hasil Analisis
66
daerah paling baik diantara keenam wilayah kecamatan yang berada di Kota
Gunungsitoli dimana kecamatan ini masuk dalam kategori daerah cepat maju dan
dalam kategori daerah cepat maju dan cepat tumbuh tingkat ketidakmerataannya
sumberdaya alam yang dimiliki antar daerah yang didasari pemikiran klasik yang
telah dianalisis pada sub bab sebelumnya. Tetapi untuk mengetahui dan mengkaji
lebih dalam faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan bagaimana terjadinya
disparitas antar sub wilayah tidak cukup hanya melalui data sekunder.
(14) variabel (lihat lampiran). Pada tahap awal akan dihitung koefesien korelasi
antar variabel yang selanjutnya disusun dalam matrik korelasi. Matrik ini
variansi yang sama (mengukur sesuatu hal yang sama). Nilai elemen matriks
korelasi dihitung dengan menggunakan program SPSS 2.0 for Windows, dan harus
memenuhi besaran nilai KMO and Bartlett’s Test. Berdasarkan angka K-M O
bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam analisis faktor ini dapat diproses
lebih lanjut. Dan ini juga ditunjukkan dengan signifikansi angka Barlett’s Test
diproses.
dapat diproses lebih lanjut dan mana yang tidak dapat dproses (harus dikeluarkan)
dengan didasarkan pada besaran MSA yang membentuk diagonal yang bertanda
’a’. Variabel yang dapat diproses adalah yang memiliki besaran MSA>0,5. Dari
tabel anti image matrices khususnya pada bagian bawah (anti image correlation)
terlihat bahwa tidak ada variabel yang MSAnya <0,5, ini berarti seluruh variabel
Tahap selanjutnya yaitu proses ekstraksi. Pada tahap ini akan dilakukan
tidak berkorelasi satu sama lain. Secara umum hasil pengoperasian akan
68
masing, sehingga faktor pertama akan menjadi faktor terpenting pertama, faktor
kedua akan menjadi faktor terpenting kedua dan demikian seterusnya. Pada tabel
varians dari variabel yang ada dapat dijelaskan oleh faktor yang nanti terbentuk,
Hasil variance explained menunjukan bahwa dari total empat belas (14)
komponen variabel diekstrak menjadi empat (4) faktor, dengan nilai tingkat
terbesar sampai yang terkecil dengan ketentuan bahwa angka eigenvalue dibawah
satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Pada tabel
komponen matrik dapat dilihat faktor loading (bobot faktor) yaitu besar korelasi
antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Namun hasil yang diperoleh
pada tahap ekstraksi masih memberikan hasil yang agak sulit diinterpretasikan
sehingga belum optimum, untuk itu perlu dilakukan proses rotasi faktor dengan
variabel kedalam faktor-faktor yang terbentuk menjadi lebih jelas dan nyata. Dari
69
dikeluarkan karena tidak ada satupun korelasi yang melewati ”cut off point”
sebesar 0,50.
faktor kedua oleh 3 variabel, faktor ketiga dengan 2 variabel, faktor keempat oleh
(eigenvalue) terhadap disparitas antar sub wilayah faktor pertama yaitu kebijakan
70
sub wilayah, kemudian diikuti oleh faktor kondisi perekonomian, faktor kondisi
71
5.1. Kesimpulan
dapat dilihat dari nilai Indeks Williamson tiap-tiap kecamatan yang dari
yang termasuk wilayah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu Kecamatan
Alo’oa.
Kota Gunungsitoli diperoleh temuan studi yaitu dari hasil ekstraksi faktor
72
5.2. Saran
73
Faridad, A. 1981. The Nature & Scope of Regional Planning & Development.
Prantilla (ed) National Development & Regional Policy, Nagoya: Maruzen
Asia, pp. 85-99.
Friedman, John & Weaver, Clyde. 1979. Territory & Function - The Evolution of
Regional Planning. London: Edward Arnold.
Hirschman, Albert O. 1968. The Strategy of Economic Development. New Haven and
London: Yale University Press.
74
Jhingan, M.L. 1996. Ekonomi Pembangunan & Perencanaan. Edisi 16. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kota Gunungsitoli Dalam Angka Tahun 2014. Badan Pusat Statistik Kota
Gunungsitoli, 2014.
Meier, Gerald M. 1989. Leading Issues Economic Development. 5th. Edition. New
York.: Oxford University Press.
Ridwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Jakarta: Alfa Beta.
Singgih, Santoso & Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran – Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
75
No Kecamatan Pendapatan Yi - Y (Yi – Y)2 Jlh Pi (fi/n) (Yi – Y)2 x Pi √(Yi – Y)2 x IW
Perkapita Penduduk Pi
1 Gunungsitoli 840,33 176,89 31290,07 60.625 0,480 15019,23 122,55 0,1847
2 Gunungsitoli Utara 538,45 -124,99 15622,50 16.212 0,128 1999,68 44,71 0,0673
3 Gunungsitoli Selatan 247,19 -416,25 173264,06 13.874 0,109 18885,78 137,42 0,2071
4 Gunungsitoli Barat 60,51 -602,93 363524,58 7.436 0,058 21084,42 145,20 0,2188
5 Gunungsitoli Alo’oa 318,42 -345,02 119038,80 6.708 0,053 6309,05 79,42 0,1197
6 Gunungsitoli Idanoi 839,66 176,22 31053,48 21.482 0,170 5279,09 72,65 0,1095
Jumlah 2844,56 126.202 68577,25 601,95 0,9071
Kota Gunungsitoli 663,44 126.202
No Kecamatan Pendapatan Yi - Y (Yi – Y)2 Jlh Pi (fi/n) (Yi – Y)2 x Pi √(Yi – Y)2 x IW
Perkapita Penduduk Pi
1 Gunungsitoli 1420,11 9,83 96,62 61.190 0,480 46,37 6,80 0,4821
2 Gunungsitoli Utara 1108,23 -302,05 91234,20 16.366 0,128 11677,97 108,06 0,0766
3 Gunungsitoli Selatan 1701,28 291 84681 13.874 0,108 9145,54 95,63 0,0678
4 Gunungsitoli Barat 1159,94 -250,34 62670,11 7.511 0,058 3634,86 60,28 0,0427
5 Gunungsitoli Alo’oa 1093,82 -316,46 100146,93 6.766 0,053 5307,78 72.85 0,0516
6 Gunungsitoli Idanoi 1609,87 199,59 39836,16 21.675 0,170 6772,14 82,29 0,0583
Jumlah 8093,25 127.382 36584,66 353,06 0,7791
Kota Gunungsitoli 1410,28 127.382
No Kecamatan Pendapatan Yi - Y (Yi – Y)2 Jlh Pi (fi/n) (Yi – Y)2 x Pi √(Yi – Y)2 x IW
Perkapita Penduduk Pi
1 Gunungsitoli 887,07 -109,88 12073,61 61.650 0,480 5795,33 76,12 0,0763
2 Gunungsitoli Utara 1717,01 720,06 518486,40 16.486 0,128 66366,25 257,61 0,2583
3 Gunungsitoli Selatan 814,86 -182,09 33156,76 13.970 0,108 3580,93 59,84 0,0600
4 Gunungsitoli Barat 1970,99 974,04 948753,92 7.563 0,058 55027,72 234,57 0,2352
5 Gunungsitoli Alo’oa 657,23 -339,72 115409,67 6.825 0,053 6116,71 78,20 0,0784
6 Gunungsitoli Idanoi 648,98 -347,97 121083,12 21.843 0,170 20584,13 143,47 0,1439
Jumlah 6696,14 128.337 157471,07 849,81 0,8521
Kota Gunungsitoli 996,95 128.337
No Kecamatan Pendapatan Yi - Y (Yi – Y)2 Jlh Pi (fi/n) (Yi – Y)2 x Pi √(Yi – Y)2 x IW
Perkapita Penduduk Pi
1 Gunungsitoli 2780,21 359,81 129463,23 62.162 0,480 62142,35 249,28 0,1029
2 Gunungsitoli Utara 1692,08 -728,32 530450,02 16.623 0,128 67897,60 260,57 0,1076
3 Gunungsitoli Selatan 2060,01 -360,39 129880,95 14.088 0,108 14027,14 118,43 0,7614
4 Gunungsitoli Barat 2378,69 -41,71 1739,72 7.623 0,061 106,12 10,30 0,4255
5 Gunungsitoli Alo’oa 1624,58 -795,82 633329.47 6.878 0,053 33566,46 183,21 0,0756
6 Gunungsitoli Idanoi 2448,06 27,66 765,07 22.029 0,170 130,06 11,40 0,4709
Jumlah 12983,63 129.403 177869,73 833,19 1,9439
Kota Gunungsitoli 2420,40 129.403
No Kecamatan Pendapatan Yi - Y (Yi – Y)2 Jlh Pi (fi/n) (Yi – Y)2 x Pi √(Yi – Y)2 x IW
Perkapita Penduduk Pi
1 Gunungsitoli 1841,23 -704,41 496193,44 64.467 0,480 238172,85 488,02 0,1917
2 Gunungsitoli Utara 1892,83 -652,81 426160,89 17.238 0,128 54548,59 233,55 0,0917
3 Gunungsitoli Selatan 7097,88 4552,24 20722889,02 14.611 0,108 2238072,01 1496,01 0,5876
4 Gunungsitoli Barat 2586,31 40,67 1654,04 7.906 0,058 95,93 9,79 0,3845
5 Gunungsitoli Alo’oa 1947,29 -598,35 358022,72 7.131 0,053 18975,20 137,75 0,0541
6 Gunungsitoli Idanoi 2287,22 -258,42 66780,89 22.843 0,170 11352,75 106,54 0,0418
Jumlah 17652,76 134.196 2561217,33 2471,66 1,3514
Kota Gunungsitoli 2545,64 134.196
Hormat Saya,
A. Identitas Responden
1. Nama : ........................................
2. Umur : ........................................
3. Jenis Kelamin : ........................................
4. Pendidikan : ........................................
5. Pekerjaan : ........................................
6. Kelurahan/Desa : ........................................
7. Kecamatan : ........................................
Petunjuk pengisian
Berilah tanda cek ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai
menurut anda dengan keterangan :
B. Daftar Pernyataan
Masyarakat
4 Tingkat Pendidikan
6 Investasi Masyarakat/Swasta
Umum
Daerah
14 Kegiatan Perekonomian
Gunungsitoli, 2015
(..........................................................)