Anda di halaman 1dari 21

PENENTUAN SIFAT ASAM BASA BEBERAPA LARUTAN

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU LAKMUS


MERAH-BIRU DAN INDIKATOR UNIVERSAL

Karya Tulis Ini Disusun Dalam Rangka Melengkapi Tugas Kimia Semester Genap
Tahun Ajaran 2022/2023

Disusun oleh:

Altis Nadine Sahanaya

10229

XI MIPA 6

SMAN 1 KAWEDANAN

Jln. Raya Genengan-Goranggareng, Magetan Telp.(0351)439255


E-mail : sman1kawedanan@yahoo.com, Website : www.sman1kawedanan.sch.id
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkah dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “PENENTUAN SIFAT
ASAM BASA BEBERAPA LARUTAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU LAKMUS
MERAH-BIRU DAN INDIKATOR UNIVERSAL” dengan lancar.

Laporan ini disusun dalam rangka melengkapi tugas semester genap. Akan tetapi,
banyaknya keterbatasan yang ada pada diri peneliti, maka wajar apabila dalam
penyelesaiannya banyak pihak yang membantu peneliti. Oleh karena itu pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang dimaksud, utamanya :

1. Bapak Drs.H Agus Harianto, M.MPd., selaku kepala sekolah dan pemberi fasilitas
pada semua kegiatan di SMAN 1 Kawedanan.
2. Bapak Agung Dwijo Purwono, S.Pd., M.Pd., selaku guru pembimbing penulisan
karya tulis ilmiah ini sehingga karya tulis ini dapat terselesai dengan lancar.
3. Petugas perpustakaan yang telah membantu meminjamkan buku-buku demi
terselesaikannya karyatulis.
4. Kedua orangtua penulis, yang telah memberi dukungan moral maupun material
kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Tak lupa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang belum
tersebut namanya, yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan


dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya. Untuk itu saran dan masukan
dari semua pihak peneliti sangat diharapkan demi kesempurnaannya. Mudah-mudahan karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pembaca umumnya.

Kawedanan, 11 April 2023

Penulis
Altis Nadine Sahanaya
Nisn : 10229

ABSTRAK
Selama di SMP belum pernah melakukan praktikum sifat asam basa. Jadi ini
praktikum sifat asam basa pertama yang dilakukan di SMA. Zat asam memiliki rasa masam
dan pHnya kirang dari 7 . Zat basa memiliki rasa pahit dan pHnya lebih dari 7. Sedangkan
netral memiliki pH sama dengan 7. Maka pada kesempatan kali ini, praktikum sifat asam
basa menggunakan alat bantu lakmus merah biru dan indikator universal. Yang bertujuan
untuk menentukan sifat asam basa dan perubahan warna indikator pada beberapa larutan.

Dari percobaan tersebut diperoleh hasil, ternyata lakmus merah akan berubah menjadi
biru ketika dimasukkan kedalam larutan basa dan lakmus biru akan berubah menjadi merah
jika dimasukkan ke dalam larutan asam. Indikator yang digunakan adalah metil merah, metil
biru, dan idikator universal. Begitu pula dengan indikator yang diteteskan akan terjadi
perubahan warna jika diteteskan ke dalamnya larutan asam atau basa.

Berdasarkan praktikum diatas, menggunakan alat bantu lakmus merah biru dan
indikator universal ternyata mudah untuk menentukan sifat asam basa beberapa larutan.

Kata kunci : larutan, lakmus merah biru, indikator universal,dan asam basa.

BAB I

DASAR TEORI

A. LATAR BELAKANG
Asam dan basa merupakan larutan elektrolit. Asam merupakan senyawa yang
memiliki sifat korosif dan bila dicicipi terasa asam. Sedangkan basa merupakan senyawa
yang mempunyai sifat licin, jenis basa tertentu bersifat membakar atau caustic, dan bila
dicicipi terasa pahit. Contoh asam misalkan cuka, air jeruk, asam jawa dan belimbing.
Sedangkan contoh basa misalkan daun pepaya, kopi, irisan pare, sabun, dan sambirata
yang ditumbuk. Cara menyicipi itu disebut cara tradisional karena menggunakan alat
bantu lidah. Apabila bertemu dengan asam basa yang bersifat dekruktif (iritasi) tidak
boleh dicicipi tetapi menggunakan alat bantu selain lidah. Alat bantu yang dimaksud
berupa lakmus merah-biru, indikator universal dan beberapa indikator alami seperti
ekstrak bunga kembang sepatu, buah naga, daun pandan, dan kunyit. Dengan mengukur
pH suatu larutan dapat menentukan sifat asam basa suatu larutan tersebut. Suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan disebut pH.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,
sedangkan netral pHnya 7. Dengan mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan
dapat mengetahui apakah larutan itu asam atapun basa. Untuk menentukan sifat dan pH
larutan adalah dengan menggunakan indikator. Suatu senyawa yang dapat memberikan
warna berbeda dalam suasana yang berbeda dimaksud indikator. Dengan indikator, kita
dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral serta dengan indikator
universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Campuran dari beberapa macam
indikator yang telah distandarisasi warnanya pada pH 0-14 dinamakan indikator
universal. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal dalam suatu
larutan dengan warna standart, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut. Indikator
tersebut antara lain kertas lakmus larutan fenolftalein,brom timol biru metil merah serta
metil orange. Selanjutnya menentukan sifat asam basa menggunakan alat bantu lakmus
merah-biru. Jika lakmus merah ditetesi atau di celupkan ke suatu larutan tetap berwarna
merah dan lakmus biru berubah warna menjadi merah (semua kertas lakmus berwarna
merah) larutan tersebut bersifat asam. Sebaliknya jika lakmus merah ditetesi atau di
celupkan ke suatu larutan berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap
berwarna biru (semua kertas lakmus berwarna biru) larutan tersebut bersifat basa. Lakmus
merah-biru dapat menunjukkan perubahan warnanya yang bersifat kualitatif. Sedangkan
indikator universal selain ada perubahan warna ada nilai pH-nya. Jadi indikator universal
selain bersifat kualitatif juga memiliki sifat kuantitatif.

Penetuan sifat asam basa dapat diketahui saat praktikum di kelas atau
laboratorium kimia sekolah. Praktikum dilakukan pada saat pembelajaran kimia tepatnya
pada jam pembelajaran hari Kamis. Untuk lebih baiknya praktikum sifat asam basa
beberapa larutan dilaksanakan di laboratorium kimia sekolah sebab disana terdapat alat-
alat kimia dan bahan-bahan kimia.

Di laboratorium kimia sekolah yang terlibat dalam penentuan sifat asam basa
tidak lain adalah praktikan. Setiap 2 praktikan bergabung dalam satu kelompok untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Apabila ada masalah tentang langkah-langkah praktikum
maka akan dibimbing oleh pembimbing praktikum yaitu guru kimia.
Sebagian besar praktikan tidak faham tentang zat-zat asam basa didapur. Untuk
mengatasi perlu dilakukan praktikum atau percobaan. Nanti dilakukan bersama-sama
dalam kelompok, yang setiap kelompok terdiri 2 praktikan /siswa. Dalam pelaksanaan
praktikum, praktikan akan menggunakan alat bantu bukan lidah melainkan lakmus
merah-biru dan indikator universal. Kedua indikator itu dapat menampilkan perubahan
warna.

Untuk melakukan percobaan perlu menggunakan langkah-langkah atau tahapan-


tahapan sebagai berikut: (1) Sediakan larutan A, (2) Ambil lakmus merah dan celupkan
kelarutan A, (3) Amati perubahannya, (4) Tuliskan hasil perubahan itu dalam tabel
pengamatan, (5) Ulangi untuk larutan yang lain menggunakan lakmus merah-biru dan
indikator universal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penentuan sifat asam basa bisa menggunakan alat bantu lakmus merah-
biru?
2. Apakah penentuan sifat asam basa bisa dengan menggunakan alat bantu indikator
universal?
C. TUJUAN
Menentukan sifat asam basa beberapa larutan dengan menggunakan alat bantu lakmus
merah-biru dan indikator universal.
D. KEGUNAAN
 Untuk diri praktikan, percobaan ini untuk memperkuat wawasan berpikir
praktikan tentang sifat asam basa larutan.
 Untuk pembaca, memberikan wawasan tentang sifat asam basa menggunakan
lakmus merah-biru dan indikator universal.
BAB III

DASAR TEORI
A. Larutan
1. Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zaf
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat zat lain dalam larutan disebut pelarut
atau solven.
Zat pelarut adalah zat yang melarutkan zat lainnya. Umumnya pelarut
jumlahnya akan lebih banyak daripada zat terlarutnya. Hal itu supaya zat terlarut bisa
tercampur secara homogen. Contoh zat pelarut adalah air.
Zat terlarut adalah zat yang dilarutkan ke dalam pelarut. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut atau solut. Contoh zat pelarut yaitu
gula pasir.
2. Jenis-jenis Larutan
a. Berdasarkan tingkat kelarutannya :
 Larutan Tak Jenuh merupakan larutan yang bisa melarutkan sempurna jika
ditambahkan zat pelarut tanpa melalui pemanasan. Larutan ini memiliki
kandungan zat terlarut yang lebih sedikit dari yang diperlukan untuk membuat
larutan jenuh di suhu tertentu.
 Larutan Jenuh merupakan larutan yang pelarutnya tidak bisa melarutkan zat
terlarut kecuali harus dipanaskan. Pelarut memiliki batas maksimal untuk bisa
melarutkan di suhu tertentu. Contohnya larutan garam jenuh, yakni air masih
bisa melarutkan asal dilakukan pemanasan.
 Larutan Lewat Jenuh merupakan larutan yang pelarutnya sudah tidak mampu
melarutkan meskipun sudah dilakukan pemanasan. Jumlah zat terlarut lebih
banyak jumlahnya dari yang dimiliki larutan jenuh di suhu tertentu.
b. Berdasarkan konsentrasi :
 Larutan Encer yaitu larutan yang memiliki pelarut lebih banyak ketimbang zat
terlarutnya. Contohnya face tonic, air mawar, dan lain sebagainya.
 Larutan Pekat yaitu larutan dengan zat terlarut yang jumlahnya relatif lebih
banyak namun tidak sampai melebihi pelarutnya. Contohnya kopi hitam
kental.
c. Berdasarkan saya hantar listrik :
 Larutan Elektrolit: ialah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik karena
zat bisa terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Larutan ini dibagi menjadi
larutan elektrolit kuat dan lemah. Contoh larutan elektrolit kuat ialah HCI,
KCI, dll. Sedangkan larutan elektrolit lemah contohnya ialah asam cuka dan
amonium hidroksida.
 Larutan Non-Elektrolit: ialah larutan yang tidak bisa menghantarkan arus
listrik karena zat tidak bisa terionisasi atau menghasilkan ion. Contohnya
larutan alkohol maupun larutan gula.
d. Berdasarkan wujud pelarut dan zat terlarutnya.
 Pada kategori ini, maka larutan dibedakan menjadi padat, cair, dan gas.
Larutan bisa dipadukan dari jenis yang sama atau berbeda. Misalnya zat
terlarut gas dengan pelarut gas, akan menghasilkan larutan gas. Zat terlarut gas
yang dipadu pada pelarut padat akan menghasilkan larutan padat.
3. Cara Membuat Larutan
a. Cara membuat larutan jika zat awal padat.
Langkah-langkah yang kita lakukan yaitu:
1. Pertama, Kita Menghitung massa zat yang harus kita larutkan dengan rumus
Gr=M x V' / 1000 x Mr
2. Lalu kita timbang massa zat pada neraca.
3. Setelah itu, Kita masukan ke dalam bekker gelas, lalu kita tambahkan air. Dan
kita aduk sampai larut.
4. Setelah kita aduk, kita masukan ke dalam labu ukur agar tidak tumpah kita
gunakan corong.
5. Setelah itu, kita tambahkan air sampai yang kita inginkan agar air pas sesuai
yang kita inginkan kita dapat menggunakan botol semprot.
6. Lalu kita goyangkan labu ukur.
7. Terakhir kita masukan larutan itu ke dalam botol reager.

b. Cara membuat larutan jika zat awal zat cair.


Langkah-langkah yang kita lakukan yaitu:
1. Langkah pertama yaitu kita mencari Volume dengan menggunakan rumus
pengenceran. V₁ = V₂M₂ / M₁
2. Setelah itu, kita masukan ke dalam bekker gelas, lalu kita tambahkan air. Dan
kita aduk sampai larut.
3. Setelah kita aduk, kita masukan ke dalam labu ukur agar tidak tumpah kita
gunakan corong.
4. Setelah itu, kita tambahkan air sampal yang kita inginkan agar air pas sesuai
yang kita inginkan kita dapat menggunakan botol semprot.
5. Lalu kita goyangkan labu ukur.
6. Terakhir kita masukan larutan itu ke dalam botol reager.
4. Contoh Larutan
a. Contoh Larutan Asam:
 Asam Asetat (CH3COOH) terdapat pada cuka.
 Asam Sulfat (H2SO4) terdapat pada larutan elektrolit aki.
 Asam Karbonat (H2CO3) terdapat pada minuman berkarbonasi (soft drink).
 Asam Hidroklorat (HCl) terdapat pada asam lambung atau pembersih kamar
mandi.
 Asam Borat (H3BO3) terdapat pada antiseptik dan obat tetes mata.
 Asam Asetilsalisilat (C9H8O4) terdapat pada aspirin atau obat sakit kepala.
b. Contoh Larutan Basa:
 Amonium Hidroksida (NH4OH) berfungsi sebagai pembersih perabotan
rumah tangga,dan obat pembasmi ketombe.
 Alumunium Hidroksida (Al(OH)3) berfungsi sebagai deodorant dan obat sakit
maag.
 Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)berfungsi sebagai plester.
 Natrium Hidroksida (NaOH) berfungsi sebagai pembuatan pupuk, sabun, dan
pembersih pipa atau saluran air.
 Kalium Hidroksida (KOH) berfungsi sebagai pembuatan sabun dan elektrolit
pada baterai.
 Magnesu6 Hidroksida (Mg(OH)2) berfungsi sebagai obat pencahar (antacid).
c. Contoh Larutan Netral :
 Magnesium Bromida ( MgBr).
 Natrium Klorida (NaCl).
 Kalium Sulfat (K2SO4).
 Kalium Klorida (KCl).
 Natrium Bromida (NaBr).
5. Pengelompokan Asam Basa dan Reaksi Ionisasi.
a. Asam

Rumus Asam Nama Asam Reaksi Ionisasi


HNO3 Asam nitrat HNO3 (aq) →H+ (aq) + NO3-(aq)
HBr Asam bromida HBr (aq) →H+ (aq) + Br-(aq)
H2SO4 Asam sulfida H2SO(aq) → 2H+ (aq) + SO42-(aq)
6. Kegunaan Larutan
a. Kegunaan larutan dalam rumah tangga:
 Menghilangkan noda atau membersihkan peralatan rumah tangga salah
satunya adalah dengan menggunakan larutan Hidrogen Peroksida.
 Untuk membunuh jamut menggunakan Hidrogen Peroksida,cuka maupun soda
kue yang dicampur dengan air.
 Menghilangkan sisa sabun,noda air sadah,endapan kalsium dan karat
menggunakan asam sitrat ( air lemon).
b. Kegunaan larutan dalam restoran:
 Penggunaan Nitrogen cair dalam makanan seperti cikbul karena mengeluarkan
asap dari mulut dan terasa dingin.
 Baking soda untuk mengempukkan daging yang akan djmasak panggang atau
bakar.
c. Kegunaan larutan dalam industri:
 Larutan penyangga dalam bidang industri yaitu campuran Asam Benzoat dan
Natrium Benzoat.
d. Kegunaan Larutan Asam dan Basa:
 Asam Asetat: dibuat berbagai jenis makanan asinan.
 Asam Sitrat :dibuat minuman jus yang rasanya asam/masam.
 Asam Benzoat : dibuat menyimpan jenis makanan awetan.
 Asam Laknat: susu fermentasian.
 Aluminium Hidroksida: membunuh bakteri penyebab bau badan.
 Kalsium Hidroksida: menyembuhkan luka.
 Natrium Hidroksida : sabun mandi membersihkan keringat dan kotoran.
 Magnesium Hidroksida: Obat gejala asam lambung.

B. Asam Basa Menurut Arrhenius


Kimiawan asal Swedia bernama Svante Arrhenius merupakan pencetus pertama
teori asam basa. Arrhenius mencetuskan teori asam basa pada tahun 1884. Arrhenius
menjelaskan bahwa ketika asam yang merupakan suatu zat, kemudian dimasukkan ke
dalam air akan menghasilkan suatu ion hydronium atau H+. Asam itu juga disebut
dengan kovalen polar yang bisa larut ketika dicampurkan dengan air. Asam yang
menghasilkan ion hidroksida sempurna disebut dengan asam kuat, sementara asam yang
tidak sempurna dalam proses ionisasinya sehingga menghasilkan ion hidroksida yang
kecil disebut dengan asam lemah. Kemudian Arrhenius mendefinisikan basa sebagai
suatu zat mampu menghasilkan ion hidroksida (OH-) saat dicampurkan ke dalam air.
Namun, meskipun juga larut ke dalam air, basa ini berbeda dengan asam karena ion yang
dihasilkan berbeda.
Disimpulkan bahwa teori Arhenius menyatakan bahwa asam adalah senyawa yang
bisa menghasilkan satu H+ tiap molekulnya dan disebut dengan asam monoptotic.
Sementara asam yang menghasilkan dua H+ disebut denfan asal diprotic. Sedangkan
asam yang menghasilkan tiga H+ per molekul disebut dengan tripotik.

C. Alat Bantu yang Digunakan Dalam Menentukan Sifat Asam Basa


1. Cara yang paling sederhana untuk mengidentifikasi sifat asam, basa dan netral adalah
dengan menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus adalah kertas indikator yang
dapat berubah warna ketika di basahi dengan atau dicelupkan pada larutan asam atau
basa. Kertas lakmus terdiri dari 2 (dua) jenis, yakni lakmus biru dan lakmus merah.

 Lakmus biru adalah kertas lakmus yang apabila dicelupkan kedalam larutan asam
akan berubah warna menjadi merah sedangkan dalam larutan basa dan netral tetap
berwarna biru.
 Lakmus merah adalah kertas lakmus yang apabila dimasukkan kedalam larutan
basa akan berubah warna menjadi biru sedangkan apabila dalam larutan asam dan
netral tetap berwarna merah.
2. pH meter merupakan alat yang dapat mengukur derajat keasamaan atau kebasaan
suatu larutan. Identifikasi asam basa dengan pH meter dapat dilakukan dengan
membaca nilai pH larutan menggunakan alat. Nilai pH yang terbaca akan
menunjukkan larutan tersebut bersifat asam atau basa.
 Jika nilai pH yang terbaca dibawah 7, artinya larutan tersebut bersifat asam.
 Sebaliknya, jika nilai pH yang terbaca oleh alat di atas 7, artinya larutan bersifat
basa.
 Sedangkan jika nilainya 7, artinya larutan tersebut bersifat netral.
3. Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa yang
menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14
untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan.

4. Cara Tradisional adalah larutan yang terdapat di alam, misalnya adalah sari tanaman
seperti bunga sepatu dan bunga mawar. Bunga bunga ini mengandung senyawa aktif
aktosianin yang berubah warnanya seiring perubahan pH larutan. Kelemahannya
adalah memerlukan persiapan terlebih dahulu , misalnya harus menggerus dan
mendidihkan bunga sepatu untuk mendapatkan sarinya,tidak presisi hasil pengukuran
pH tidak bisa diketahui secara tepat karena sulit mengatur kadar zat aktif dalam bahan
alami yang kita gunakan.
D. Hubungan Nilai pH dengan Sifat Larutan
Pada dasarnya, pH digunakan untuk untuk menyatakan konsentrasi ion H+ dalam
larutan encer. Hubungan antara konsentrasi ion H+ dalam larutan dengan nilai pH pada
suhu 25°C adalah sebagai berikut.
Larutan asam : [H+]> 1 x 10-7 M dan nilai pH < 7
Larutan basa [H+] < 1 x 10-7 M dan nilai pH > 7
Larutan netral: [H+] = 1 x 10-7 M dan nilai pH = 7
Nilai pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan suatu asam atau basa.
Untuk konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam, semakin besar konsentrasi ion
H+ dalam larutan, dan nilai pH-nya semakin kecil. Semakin kuat suatu asam, smakin
kecil nilai pH-nya. Sebaliknya, semakin kuat suatu basa, semakin besar konsentrasi ion
OH dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion OH, semakin kecil konsentrasi ion H+
dalam larutan. Akibatnya, nilai pH menjadi semakin besar. Semakin kuat suatu basa,
semakin besar nilai pH-nya.

BAB III

LANGKAH KERJA DAN DATA HASIL PENGAMATAN


A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Lakmus merah dan lakmus biru
b. Indikator universal
c. Gelas beker 50 ml dan 250 ml
d. Selembar kertas
e. Polpen
f. Penggaris
2. Bahan
a. Air jeruk
b. Air tanah
c. Cuka
d. Air belimbing
e. Larutan soda api
f. Larutan kapur
g. Air sungai
h. Air apel
i. Larutan sabun
j. Larutan urea
k. Air jambu
l. Larutan gula
m. Larutan micin
n. Air sumber
o. Larutan garam
p. Air selokan
q. Air hujan
r. Air seni
s. Air sumur
t. Air PDAM
B. Langkah-Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Sediakan 2 gelas beker ukuran 50 ml dan 250 ml.
3. Masukkan larutan ke dalam gelas beker 50ml sekitar 20ml.
4. Isi gelas beker 250 ml dengan air bersih.
5. Kemudian celupkan kertas lakmus merah-biru dan indikator universal secara
bergantian. Kertas lakmus merah berubah menjadi biru adalah basa. Kertas lakmus
biru berubah menjadi merah, adalah asam. Kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, maka sifat larutan tersebut adalah netral. Dan jika menggunakan indikator
universal, larutan asam nilai pH < 7, sedangkan larutan basa nilai pH > 7, dan larutan
netral nilai pH = 7.
6. Catatlah perubahan warna pada masing-masing larutan setelah dicelupkan dan
letakkan di atas kertas dan diberi keterangan.
7. Cuci gelas yang telah digunakan dan keringkan dengan tisu
8. Lakukan kembali dengan larutan yang lainnya.
C. Data Hasil Pengamatan
Tabel.1 . Data tentang hasil pengamatan sifat asam basa beberapa larutan
menggunakan indicator lakmus merah-biru.

No Nama Larutan Lakmus Keterangan


Merah Biru
1. Larutan jeruk x √ Asam
2. Larutan tanah x x Asam
3. Larutan cuka x √ Asam
4. Larutan belimbing x √ Asam
5. Larutan soda api √ x Basa
6. Larutan kapur x x Netral
7. Larutan air sungai x x Netral
8. Larutan apel √ x Asam
9. Larutan sabun x x Basa
10. Larutan urea x x Netral
11. Larutan jambu x √ Asam
12. Larutan gula x x Asam
13. Larutan micin x x Basa
14. Larutan air sumber x x Netral
15. Larutan garam x √ Asam
16. Larutan selokan x √ Basa
17. Larutan hujan x x Asam
18. Larutan air seni x √ Asam
19. Larutan sumur x x Asam
20. Larutan PDAM x x Netral

Tabel.2 . Data tentang hasil pengamatan sifat asam dan basa beberapa larutan
menggunakan indicator universal.

No Nama Larutan Indikator Universal Keterangan


Perubahan Nilai pH
Warna
1. Larutan jeruk √ 2 Asam
No Nama Larutan Indikator Universal Keterangan
Perubahan Nilai pH
Warna

2. Larutan tanah √ 5 Asam


3. Larutan cuka √ 3 Asam
4. Larutan belimbing √ 4 Asam
5. Larutan soda api √ 12 Basa
6. Larutan kapur √ 7 Netral
7. Larutan air sungai √ 7 Netral
8. Larutan apel √ 6 Asam
9. Larutan sabun x 7 Netral
10. Larutan urea x 7 Netral
11. Larutan jambu √ 4 Asam
12. Larutan gula x 5 Asam
13. Larutan micin x 8 Basa
14. Larutan air sumber x 7 Netral
15. Larutan garam √ 4 Asam
16. Larutan selokan √ 9 Basa
17. Larutan hujan x 5 Asam
18. Larutan air seni x 6 Asam
19. Larutan sumur x 6 Asam
20. Larutan PDAM x 7 Netral

D. Catatan Pada Saat Percobaan


Saat praktikan melakukan kegiatan praktikum untuk menentukan sifat asam basa
beberapa larutan menggunakan alat indikator universal dan lakmus merah-biru, semua
berjalan dengan baik dan tidak ada kendala apapun.
BAB IV
PEMBAHASAN

Campuran homogen antara dua zat atau lebih disebut larutan. Zat terlarut adalah
zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan , sedangkat zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut zat pelarut dan dipakai untuk melarutkan zat terlarut. Beberapa contoh
larutan yaitu, larutan asam, larutan basa, dan larutan netral. Larutan asam dapat kita
jumpai di sayur dan buah-buahan seperti jeruk, lemon, dan tomat. Larutan basa terdapat
dalam sabun mandi, sabun cuci, sampo, pasta gigi, obat maag, dan pupuk. Sedangkan
larutan netral contohnya garam dapur dan cuka dapur.
Setelah kami melakukan percobaan menggunakan kertas lakmus merah-biru dan
indikator universal, dapat diperoleh hasil pengamatan larutan asam basa. Berdasarkan
hasil praktikum dari larutan yang pertama yaitu air jeruk adalah kertas merah tidak
berubah warna namun kertas biru berubah warna menjadi merah. Jadi dapat disimpulkan
bahwa air jeruk merupakan larutan asam dengan pH < 7 saat diuji menggunakan indikator
universal.
Jadi kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil percobaan larutan asam basa yaitu
larutan asam memiliki pH. >7 (lebih), mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Basa
memiliki pH. <7 (kurang), mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Netral memiliki
pH. 7 (seimbang), ciri ciri zat netral yaitu :tidak memiliki rasa, tidak mengubah warna
kertas lakmus(biru tetap biru dan merah tetap merah).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara menentukan
asam, basa dan netral suatu larutan menggunakan alat bantu kertas lakmus, yaitu dengan
melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus yang telah dicelupkan. Apabila
kertas lakmus merah berubah menjadi biru, maka sifat larutan tersebut adalah basa.
Apabila kertas lakmus biru berubah menjadi merah, maka sifat larutan tersebut adalah
asam. Apabila kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna, maka sifat larutan
tersebut adalah netral. Dari praktikum tersebut, penentuan sifat asam basa larutan juga
dilakukan menggunakan alat bantu indikator universal dengan cara dicelupkan. Penentuan
sifat asam basa larutan dengan indikator universal bisa ditentukan melalui nilai pH yang
terdapat dalam larutan tersebut. Asam memiliki pH. >7 (lebih), mengubah kertas lakmus
biru menjadi merah. Basa memiliki pH. <7 (kurang), mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru. Netral memiliki pH. 7.
B. Saran
1. Saran untuk praktikan
Apabila praktikan ingin mengetahui tentang sifat asam basa dalam larutan
maka sebaiknya melakukan praktikum dengan menggunakan alat bantu lakmus
merah-biru dan indikator universal. Dan dalam praktikum, praktikan harus teliti agar
mendapatkan hasil yang sesuai. Namun, dapat diketahui bahwa kelemahan pH meter
tidak ada perubahan warna.
2. Saran untuk sekolah
Ketika para siswa akan melakukan praktikum untuk menentukan sifat asam
basa dalam larutan, maka pihak sekolah sebaiknya menyediakan alat lakmus merah-
biru dan indicator universal. Untuk sementara ini, di laboratorium sekolah belum
menyediakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarmono Unggul, Nanik Mitayani. 2016. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Surakarta:
Penerbit Erlangga
https://www.epanrita.com/2018/04/nilai-ph-dan-sifat-larutan.html?m=1
https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/modul-praktek-kimia/28-matakuliahkimiadasar/
kimia-dasar/850-identifikasi-asam-basa
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/teori-asam-basa/
https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-104215850/konsep-larutan-definisi-dan-
jenis-jenisnya
https://id.scribd.com/doc/216237858/Cara-Membuat-Larutan
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/asam-dan-basa/

LAMPIRAN
BIODATA
A. Data Pribadi
Nama : Altis Nadine Sahanaya
TTL : Magetan, 21 Agustus 2005
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Tawangrejo, Kec. Takeran, Kab. Magetan
No. Telepon : 08819899543
Email : nadinesahanaya7168@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SDN 2 Tawangrejo 2012 - 2018
SMPN 1 Takeran 2018 - 2021

Anda mungkin juga menyukai