Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lagi
Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lagi
PENDAHULUAN
pembayaran dengan kartu elektronik atau yang sering disebut dengan Electronic
pembayaran tunai ini berkembang dari Commodity money sampai flat money,
sedangkan sistem pembayaran non tunai berkembang dari yang berbasis warkat
(cek, bilyet giro, nota debet dan sebagainya) sampai kepada yang berbasis
pembayaran. Mobile payment diperkenalkan pertama kali pada tahun 2007 oleh
1
Tabel 1.1.
Beberapa Produk Mobile Payment dan Tahun Terbit
No Produk Tahun
1 T-CASH 2007
2 DOMPETKU 2008
3 XL TUNAI 2012
4 CIMB REKENING PONSEL 2012
5 BBM MONEY 2013
6 MANDIRI CASH 2014
7 UANGKU 2014
8 SAKUKU 2015
9 GOPAY 2016
10 OVO 2017
11 YAP 2018
telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia untuk melaksanakan layanan mobile
Tabel 1.2
Daftar Penerbit Uang Digital
No
Nama Penerbit No. Nama Penerbit
.
1 B.P.D. DKI JAKARTA 17 PT. NUSA SATU INTI ARTHA
2 B.P.D. SUMSEL BABEL 18 PT. SKYE SAB INDONESIA
3 BANK CENTRAL ASIA 19 PT. SMARTFREN TELECOM
4 BANK CIMB NIAGA 20 PT.TELEKOMUNIKASI
INDONESIA
5 BANK MANDIRI (PERSERO) 21 PT.TELEKOMUNIKASI
SELULAR
6 BANK MEGA 22 PT. WITAMI TUNAI
7 BANK NATIONALNOBU 23 MANDIRI
PT. XL AXIATA
8 BANK NEGARAINDONESIA 24 PT.BUANA MEDIA
1946 (PERSERO) TEKNOLOGI
9 BANK PERMATA 25 PT.BIMASAKTIMULTI
10 BANK QNB INDONESIA 26 SINERGI
PT.VISIONET
11 BANK RAKYAT INDONESIA 27 INTERNASIONAL
PT. INTI DUNIA SUKSES
12 PT. ARTAJASA 28 PT. VERITRA SENTOSA
PEMBAYARAN ELEKTRONIS INTERNASIONAL
13 PT. DOMPET ANAK BANGSA 29 PT. SOLUSI PASTI
INDONESIA
2
14 PT. ESPAY DEBIT 30 PT. EZEELINK INDONESIA
INDONESIA KOE
15 PT. FINNET INDONESIA 31 PT. BLUEPAY DIGITAL
INTERNASIONAL
16 PT. INDOSAT 32 PT. E2PAY GLOBAL UTAMA
Sumber: Bank Indonesia (2018)
YAP! (Your All Payment) milik PT. Bank BNI yang diperuntukkan bagi
nasabahnya. Aplikasi YAP! ini hanya tedapat di PT. Bank BNI saja dan tidak
smartphone yang belum lama muncul (26 Januari 2018) menghadapi persaingan
pembayaran lain harus melakukan top up uang elektronik yang menjadi sumber
dananya, sebaliknya pada aplikasi YAP! dananya berasal dari 3 (tiga) sumber
dana, yaitu kartu debit, kartu kredit, dan uang elektronik BNI (UnikQu) yang saat
dapat dengan mudah menggunakan YAP! dengan sumber dana uang elektronik
UnikQu atau LinkAja, sedangkan pengguna yang sudah menjadi nasabah BNI
pembayaran ini memerlukan media berupa aplikasi mobile yang dimiliki oleh
nasabah dan merchant. YAP! merupakan solusi metode pembayaran masa kini
Aplikasi YAP! telah disediakan dalam Android yang dapat di download melalui
3
Playstore & Appstore dan setiap device harus terkoneksi dengan jaringan internet
(https://yap.id)
Electronik Data Capture (EDC) yang dapat memenuhi kebutuhan pedagang dari
berbagai macam segmen, mulai dari pedagang kecil, UMKM, retail, toko jaringan
keamanan tinggi, dapat menghemat waktu, aplikasi sudah tersedia baik dalam
App Store & Play Store, tanpa biaya operasional, dapat memenuhi semua
promo lainnya.
proses registrasi tidak ribet, keamanan terjamin, bebas biaya operasional, dan
4
1. Kapan awal mulanya aplikasi YAP beroperasi di cafe/toko?
BNI?
rekening cafe?
8. Apakah ada biaya yang dibebankan oleh pihak BNI kepada pihak
toko/cafe?
YAP?
5
Aplikasi YAP! di Kota Palu sendiri masih sangat asing dikenali masyarakat,
lebih memilih melalui pembayaran tunai karena lebih mudah, dikarenakan mereka
belum mengetahui kalau YAP! ini lebih memudahkan. Oleh karena itu diharapkan
mudah hanya dengan menggunakan scanner barcode pada aplikasi yang tersedia.
antara lain adalah Aweng Durian, Warung Mas Rusdi, Next Door, Cafe & Resto
189, Warung Mama Dhafa, Palu Mitra Utama (PMU), Refresho Coffee.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis akan
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi banyak pihak antara lain
sebagai berikut:
6
1. Bagi Dunia Perbankan
Bank Indonesia kepada budaya less cash society (masyarakat non tunai) dan
2. Bagi Peneliti
Penjelasan lebih lanjut mengenai isi dari setiap bab dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan
7
Bab ini menjabarkan mengenai langkah-langkah yang digunakan untuk
berisi tentang jenis penelitian, objek penelitian, waktu penelitian, populasi dan
sampel, teknik penarikan sampel, ukuran sampel, jenis dan sumber data, teknik
Bab ini terbagi menjadi dua bagian yaitu hasil dan pembahasan. Hasil
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran peneliti atas penelitian yang akan
dilakukan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Internet Banking BCA”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi
oleh penggunanya dan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen bank untuk
bank BCA dan sebagai pengguna internet banking BCA yang berada di Pontianak.
menggunakan internet banking. Dengan faktor perceive ease of use sebagai faktor
(keamanan), sedangkan faktor manfaat baru dirasakan oleh nasabah jika fitur
banking, dan secara simultan ketiga faktor tersebut juga memiliki pengaruh yang
9
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ramadani (2016) mengenai
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dan data yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda. Sampel dalam penelitian ini adalah 150
Universitas Negeri Malang tahun 2014. Penggunaan kartu debit dan uang
disebabkan oleh pembayaran non tunai yang mudah digunakan. Secara psikologis,
siapa pun akan menghabiskan uang mereka lebih mudah dalam pembayaran non-
tunai daripada dalam bentuk tunai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
konsumtif.
10
yang menggunakan layanan mobile banking dengan menggunakan teknik
variabel dari Technology Acceptance Model (TAM) yang telah melalui proses
dua faktor baru yaitu Flexibility and Bank Image dengan nilai eigenvalues sebesar
4,752 dan memiliki varian sebesar 33,943%, dan Perceived Benefit dengan nilai
yang menempati urutan kedua adalah faktor perceived ease of use (kemudahan),
jika e-Money dilengkapi dengan PIN dan juga adanya jaminan keamanan selama
11
juga memiliki pengaruh yang positif terhadap minat konsumen menggunakan e-
pertumbuhan jumlah startup fintech mulai melamban, hal ini ditunjukkan dengan
tahun 2017 menjadi 39%. (2) Masyarakat Indonesia semakin mengenal istilah
fintech. Hal ini terbukti dari respon survei yang meningkat di tahun 2017 adalah
sebesar 67.20% dari total responden yang pernah mendengar istilah fintech,
dibandingkan tahun 2016 yang hanya sebesar 28.34% dari keseluruhan responden.
(3) Di antara berbagai perusahaan fintech yang telah telusuri, segmen terbesar
financial technology dibagi menjadi 6 produk utama, yaitu: (1) deposit and
lending, (2) payment, (3) capital raising, (4) insurance, (5) market provisioning,
TABEL 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian/Peneliti Perbedaan
1. Fitriana (2015)meneliti 1. Objek Penelitian
tentang “Analisis TAM
Terhadap Faktor-faktor yang 2. Jumlah Responden
Mempengaruhi Nasabah yang diteliti 100
Menggunakan Layanan Responden
Internet Banking BCA” 3. Alat Analisis yang
12
No Penelitian/Peneliti Perbedaan
digunakan Regresi
Linear Berganda
2. Ramadani (2016)meneliti 1. Objek yang diteliti
tentang “Pengaruh
Penggunan Kartu Debit dan 2. Jumlah Responden
Uang Elektronik (E-Money) yang diteliti 240
Terhadap Pengeluaran Responden
Konsumsi Mahasiswa” 3. Teknik Analisis yaitu
Menggunakan Analisis
Regresi Linear
Berganda
3. Wulandari dan Moeliono 1. Objek yang diteliti
(2017) meneliti tentang
“Analisis Faktor-faktor 2. Teknik Pengambilan
Penggunaan Layanan Mobile SampelNonprobability
Banking di Bandung” Sampling
3. Jumlah Responden
yang diteliti 273
Responden
4. Fitriana dan Wingdes 1. Objek penelitian
(2017)meneliti tentang
“Analisis TAM Terhadap 2. Alat Analisis yang
Faktor-faktor yang digunakan yaitu
Mempengaruhi Konsumen Regresi Linear
Menggunakan E-money Berganda
Indomaret Card di 3. Jumlah Responden
Pontianak” sebanyak 50 Orang
5. Intensi UKM dalam adopsi Analisis trianggulasi sumber
financial technology di jawa menggunakan metode kualitatif
timur. deskriptif dengan wawancara
Setiobudi,A&Wiradinata,T semiterstruktur kepada
(2018) responden.
Sumber Data diolah kembali 2019
13
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Fintech
Teknologi finansial (Financial Technology) disingkat atau disebut dengan
TekFin atau Fintech. Teknologi Finansial dalam peraturan Bank Indonesia Nomor
menghasilkan produk, layanan, teknologi, atau model bisnis baru serta dapat
melainkan model bisnis baru yang saat ini sangat membantu kebutuhan
rekening seperti yang ada pada perbankan pada umumnya, sehingga masyarakat
perbankan, namun fintech tetap diatur oleh Bank Indonesia agar konsumen atau
Keuangan.
14
resmi terdaftar dan mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Hingga maret
dalam pemanfaatan jasa fintech di beberapa perusahaan yang telah resmi terdaftar
tersebut.
penyedian modal, dan jasa financial lainnya. Data di atas menujukkan bahwa
kategori fintech yang paling banyak yaitu payment (sistem pembayaran) sebesar
Salah satu fintech yang sudah dinikmati oleh masyarakat yakni perusahaan
starup berupa ojek online yang pembayarannya berupa go-pay maupun grab-pay.
Jasa pembayaran yang dikenal dengan paytren, ovo, dll. Dilihat dari
perkembangan data bahwa semakin banyak fintech yang hadir di Indonesia dan
sesuatu yakni berupa sikap, motivasi, minat, pengalaman dan harapan. Untuk itu,
15
penulis bertujuan untuk melihat persepsi masyarakat terhadap penggunaan
Menengah (UKM) merupakan salah satu pilar dan kekuatan yang berkontribusi
(Fintech) adalah usaha untuk memfasilitasi inovasi dalam layanan jasa keuangan
bahwa fintech akan memainkan peran penting sebagai disruptive innovation dalam
jasa keuangan. Salah satu perkembangan teknologi yang menjadi bahan kajian
National Digital Research Centre (NDRC), teknologi finansial adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial, di mana istilah
tersebut berasal dari kata “financial” dan “technology” (Fintech) yang mengacu
pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern (Sukma, 2016). Konsep
proses transaksi keuangan yang lebih praktis, aman serta modern, meliputi
layanan keuangan berbasis digital yang saat ini telah berkembang di Indonesia,
16
Peer (P2P) Lending, serta crowd funding (Siregar 2016). Gambar berikut
Data menarik justru hadir dari penetrasi pengguna yang ada saat ini.Dua
layanan dengan pengguna tertinggi (sekitar 10 juta pengguna) ialah GO-PAY dan
T-Cash, dua layanan dengan tahun kelahiran paling awal dan akhir. Layanan lain
OVO. Jika mengamati lebih dalam, layanan tersebut dapat memiliki pengguna
Layanan mobile payment akan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh,
secara khusus pada vertikal fintech dan secara umum pada lanskap keuangan. Hal
yang sejak dulu ada ialah mengedukasi masyarakat sebagai nasabah untuk
17
sendirinya. Hal yang ditawarkan aplikasi adalah pengalaman pengguna secara
pengguna terhadap layanan mobile payment. Hal ini berkaitan dengan cara dalam
bahwa teknologi tertentu tidak serta-merta cocok digunakan untuk semua layanan.
Dari yang ada saat ini, rata-rata mobile payment memanfaatkan tiga platform
(Setiobudi,A&Wiradinata,T ,2018)
18
Berdasarkan kegunaannya, MDI Ventures & Mandiri Sekuritas Research
Pembagian dan jenis kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Wiradinata,T ,2018.
DOMPETKU PAYPRO
XL TUNAI
MANDIRI ECASH
UANGKU
SAKUKU
GOPAY
OVO
YAP
Sumber: Daily Social.id
Klasifikasi Produk Financial Technology
19
2.2.2 Pengertian layanan
Pelayanan adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu
pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak terwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun. (Kotler dan Keller, 2009:65). Pelayanan adalah aspek yang
akan loyal kepada pemberi layanan tersebut. Hingga tak jarang para pebisnis
yaitu kualitas memberikan suatu dorongan khusus bagi para pelanggan untuk
menjalin hubungan kerja atau partner yang saling menguntungkan dalam jangka
kualitas memuaskan.
20
2.2.4 Sistem Pembayaran
berbagai aspek pembayaran perlu selalu dikembangkan, diatur dan diawasi oleh
paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk sebagian besar transaksi
sistem pembayaran tunai dapat dengan mudah ditransferkan secara instan tanpa
ada biaya lain seperti waktu, transaksi dan sebagainya (Lisfield dan Montes-
Negret,1994).
1. Tunai (cash)
dengan alasan kemudahan, karena dengan menggunakan uang tunai pada saat
seseorang melakukan jual beli barang atau jasa maka pada saat itu juga uang tunai
pembelian barang atau jasa menggunakan uang tunai maka semua pelaku ekonomi
akan menyimpan persediaan uang tunai dalam jumlah relatif besar untuk
21
memenuhi semua kewajiban pembayarannya. Agar lebih efisien dan lebih aman,
2. Non-Tunai (cashless)
Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat pada
umumnya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran bagi nasabahnya. Jasa
dalam lalu lintas pembayaran yang diberikan oleh bank tersebut antara lain
melalui penelitian cek/bilyet giro untuk penarikan simpanan giro, transfer dana
dari satu rekening simpanan kepada rekening simpanan lainnya pada bank yang
sama atau pada bank yang berbeda, penerbitan kartu debet, penerbitan kartu
Pembayaran antar bank dengan cek dan bilyer giro diproses melalui SKNBI
(Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia). SKNBI adalah sistem net settlement
pembayaran berbasis kartu (kredit dan kartu kredit/ATM), penyelesaian pada level
antar bank juga dilakukan secara net multilateral melalui sistem BI-RTGS (Bank
Indonesia- Real Time Gross Settlement) atau bank komersial melalui rekening di
Indonesia,2018)
Dalam hal transaksi keuangan, beberapa tahun lalu pembayaran tunai masih
menjadi pilihan utama tetapi kini masyarakat mulai melakukan transaksi secara
22
non-tunai dengan alasan kecepatan dan kepraktisan. Teknologi finansial (financial
perubahan. Selain itu, adanya smartphone yang semakin canggih dengan harga
yang dapat dilihat pada Gambar berikut ini mengenai survei yang dilakukan oleh
responden melakukan transaksi non-tunai untuk melakukan isi ulang pulsa atau
beli paket data, membayar jasa pesan antar makanan dan membayar transportasi
umum
23
2.2.6 Aspek Teknologi
peralatan dan proses. Konteks ini juga mendeskripsikan baik teknologi baru
maupun teknologi lama yang relevan dengan organisasi tersebut. Hasil penelitian
a. Relative advantage
b. Compability
c. Complexity
struktur, sumber daya ( Human Capital), dan otonomi yang juga meliputi
pengukuran organisasi seperti daya jangkau, jumlah sumber daya, jumlah sumber
daya yang belum optimal, dan sebagainya. Beberapa temuan variabel dalam
24
a. Organizational Competency
mengadopsi TI.
dan kuantitas.
a. Competitive pressure
25
Trading partnet support (Gangwar, 2014) terkait dengan
Sesuai dengan latar belakang permasalahan dan definisi konsep yang telah
BNI.
Adopsi Layanan
Financial
Techologi oleh
Merchant
26
BAB III
METODE PENELITIAN
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penelitian
permasalahan yang diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga data yang
diperoleh dari para narasumber tersebut dijaring dengan metode yang lebih
jawaban yang alamiah. Selain itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi
sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan teori yang sesuai dengan
mana perkembangan metode pembayaran YAP! BNI di Kota Palu. Penelitian ini
27
menjelaskan sifat suatu keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian
YAP! Seperti Refresho Coffee, Aweng Durian, Warung Mas Rusdi, Warung
Mama Dhafa, Next Door, Cafe dan Resto 189, Palu Mitra Utama (PMU) yang
berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui sesuatu
secara langsung, dengan kata lain untuk mendapatkan data kualitatif lebih
b. Kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya
28
pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber atau
b. Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari pihak
ketiga yang tidak terkait langsung dengan penelitian yaitu data seperti
3.5.1 Populasi
yang menggunakan aplikasi YAP! tidak diketahui dengan pasti, karena tidak
tersedia data merchant pengguna aplikasi YAP! yang diterbitkan oleh PT. Bank
29
3.5.2 Sampel dan Informan
langsung pada objek penelitian untuk mengetahui sejauh mana pelayanan yang
Tanya jawab terhadap responden secara lisan baik terhadap konsumen yang
halberupa catatan yang tersimpan baik itu berupa catatan transkip, buku, surat
30
3.6.1 Alat Pengumpulan Data
b. Peneliti dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
fenomena dan respon yang aneh dan menyimpang atau bahkan bertentangan
dengan penelitian.
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
31
permasalahan yang lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta
subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui apa maksud
teks, persepsi, dan bahan-bahan tertulis lain untuk mengetahui hal-hal yang tidak
terukur dengan pasti (intangible). Analisis data secara kualitatif bersifat hasil
(Istijanto, 2008).Jadi, penelitan kualitatif tidak memiliki rumus atau aturan absolut
beberapa alasan. Pertama, proses induktif dapat lebih bisa menemukan kenyataan-
kenyataan jamak yang terdapat pada data. Kedua, analisis induktif lebih bisa
akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh
suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh
32
Sugiyono (2008), analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif melalui proses
a. Coding
b. Klasifikasi data
c. Kategorisasi
Data yang telah diklasifikasi kemudian dibuat kategori. Jika dalam suatu
laporan penelitian.
dengan fakta di lapangan, maka validasi internal data penelitian dilakukan melalui
33
teknik memberchek oleh responden setelah peneliti menuliskan hasil wawancara
pengecekan data oleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan memberchek adalah
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
34