Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TBP MK.

KEPEMIMPINAN PRODI S1 PTE-


FT

SKOR NILAI:

KRITERIA PEMIMPIN NASIONAL

Syahara ayu r. Ahmad hariri

NAMA MAHASISWA:

SYAHARA AYU RAMADHANI NIM: 5233131011

AHMAD HARIRI NIM: 5232431007

DOSEN PENGAMPU : Drs. Dadang Mulyana M.Pd.

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

NOVEMBER - 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas projek untuk memenuhi tugas mata kuliah
kepemimpinan. Tak lupa pula kami ucapkan banyak Terima Kasih kepada bapak
Drs.Dadang Mulyana,M.Pd. Selaku dosen pengampuh mata kuliah
kepemimpinan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Tugas projek ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan


dan wawasan kita semua mengenai kepemimpinan. Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,penulis mohon maaf karna
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena
itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna untuk menyempurnakan tugas ini.

Semoga tugas projek ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih
mengerti tentang materi yang telah kami berikan. Akhir kata kami ucapkan Terima
Kasih. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar belakang masalah .........................................................................1


B. Identifikasi masalah ................................................................................1
C. Batasan masalah ....................................................................................2
D. Rumusan masalah ..................................................................................2
E. Tujuan survey ......................................................................................... 2
F. Manfaat survey .......................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................3

A. Teori kepemimpinan..................................................................................3
1. Definisi kepemimpinan ..................................................................3
2. Karakteristik kepemimpinan ..........................................................3
3. Kepemimpinan formal dan informal ..............................................4
B. Konsep dan nilai-nilai kepemimpinan.......................................................6
C. Kerangka berfikir.......................................................................................8
BAB III METODE SURVEY ................................................................................9
A. Tempat dan waktu survey.........................................................................9
B. Subject survey..........................................................................................9
C. Teknik pengambilan data .........................................................................9
D. Instrument survey ....................................................................................9
E. Teknik analisis data ...............................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................12
A. Gambaran hasil survey...........................................................................12
B. Pembahasan ......................................................................................... 13
C. Temuan lapangan ..................................................................................18
BAB V PENUTUP ............................................................................................19
A. Kesimpulan ............................................................................................19
B. Saran .....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kepemimpinan sangat berperan penting dalam suatu organisasi baik itu
organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba. Peran pemimpin yang besar
ini ditunjang oleh kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi kelompok
untuk menuju pencapaian sasaran, memotivasi para pengikut menuju
sasaran yang telah ditetapkan dengan memperjelas peran, tugas dan
memberikan dorongan sehingga mampu melampaui kepentingan pribadi
mereka (Zuh dan A. Hudaya, Sigit W.D Nuhgoho, 2014).Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam Upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam era yang
modern ini kita wajib mempunyai sifat kepemimpinan untuk menjadi lulusan
terbaik.Dalam kepemimpinan ada banyak gaya-gaya kepemimpinan yang
dapat kita implementasikan dalam memecahkan masalah di dalam
organisasi.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam Upaya mencapai tujuan organisasi.
Dalam era yang modern ini kita wajib mempunyai sifat kepemimpinan untuk
menjadi lulusan terbaik.Dalam kepemimpinan ada banyak gaya-gaya
kepemimpinan yang dapat kita implementasikan dalam memecahkan
masalah di dalam organisasi.

B. Identifikasi masalah
1. Krisis Kepemimpinan : Adanya perbincangan hangat mengenai krisis
kepemimpinan nasional menunjukkan bahwa masyarakat merasa
kepemimpinan saat ini mengalami tantangan dan ketidakpuasan.
2. Komunikasi yang Tidak Efektif : Kurangnya komunikasi langsung antara
pemimpin dan rakyat, serta komunikasi yang terlalu banyak melalui
media, dapat menciptakan kesenjangan dan ketidakpahaman antara
pemerintah dan masyarakat.
3. Persepsi Negatif terhadap Komunikasi Media : Komunikasi yang terlalu
banyak terjadi di media bisa menciptakan persepsi negatif, dan mungkin
mencerminkan kurangnya keterbukaan dan transparansi dalam
kepemimpinan.
4. Ketidakmampuan Pemimpin untuk Memuaskan dan Mendapatkan
Kepercayaan Masyarakat : Terdapat pandangan bahwa pemimpin yang
mampu memuaskan dan mendapatkan kepercayaan masyarakat masih

1
dianggap sebagai fenomena langka, menunjukkan adanya tantangan
dalam memenuhi harapan publik.
C. Batasan masalah
Batasan masalahnya ini adalah untuk mengidentifikasi konsep pemimpin
nasional yang baik di kalangan Masyarakat Indonesia. Hasilnya menunjukkan
bahwa terdapat sembilan ciri utama yang dianggap penting dalam seorang
pemimpin nasional yang baik, yaitu ketegasan, kepedulian, amanah, kejujuran,
kebijaksanaan, moralitas, menjadi panutan, kecerdasan, dan integritas. Selain itu,
penelitian ini juga menyoroti bahwa kecerdasan emosional dan spiritual lebih
diutamakan daripada kecerdasan kognitif dalam persepsi mengenai karakter
pemimpin yang baik.

D. Rumusan masalah
1. Bagaimana kriteria-kriteria pemimpin nasional dapat didefenisikan dan
diukur secara objektif.
2. Bagaimana karakteristik kepemimpinan yang efektif dapat memengaruhi
stabilitas politik dalam Masyarakat di suatu negara.
3. Apa dampak integritas dan etika seorang pemimpin nasional terhadap
kepercayaan masyarakat.

E. Tujuan survey
1. Tujuan survei dalam ini adalah untuk mengidentifikasi kriteria pemimpin
nasional yang baik di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya daerah
ibukota jakarta.
2. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penilaian
subjektif mengenai pemimpin nasional yang baik dan implikasinya terhadap
kepemimpinan yang efektif.

F. Manfaat survey
1. Mengetahui karakteristik pemimpin nasional yang baik bagi Masyarakat
Indonesia.
2. Mengetahui konsep dan nilai-nilai kepemimpinan nasional.
3. Mengetahui apa itu kepemimpinan formal dan informal.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori kepemimpinan
1. Definisi kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal
pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai
objek. Kata pimipin mengandung pengertian mengarahkan,
membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan atau
mempengaruhi.Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara
fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan
setiap orang mempunyai kesamaan didalam menjalankan
kepemimpinannya.Seorang pemimpin adalah seorang yang
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang
tanpa menanyakan alasan-alasannya.
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin
pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(Shared Goal, Hemhiel& Coons, 1957,7). Kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984,46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau teknik untuk membuat
sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala
keinginannya. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi
arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan
dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990,281).

2. Karakteristik kepemimpinan
Siagian dalam Martoyo (1998)mengemukakan sejumlah
persyaratanyang pada dasarnya sekaligus suatukriteria
kepemimpinan, sebagai berikut:
a. Pendidikan umum yang luas.

3
b. Seorang pemimpin yang baik adalah seorang generalis yang
mampu mengembangkan manajerial skill yang dituntut oleh
tugasnya dan tidak perlu menjadi seorang specialist.
c. Kemampuan berkembang secara mental.
d. Memiliki rasa ingin tahu,inovatif dan kreatif.
e. Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti,
matang dan mantap.
f. Memiliki daya ingat yang kuat.
g. Kapabilitas, integratif yaitu kemampuan yang menyangkut
berbagai aspek.
h. Keterampilan berkomunikasi.
i. Keterampilan mendidik
j. Rasionalitas dan objektif dalam berpikir dan pengambilan
keputusan.
k. Pragmatis yaitu membuat keputusan yang dilaksanakan.
l. Sense of Urgency atau adanya rasa sesuatu itu lebih
pentingdaripada yang lain.
m. Sense of Timing atau mengetahui saat tetap / tidak tepat untuk
bertindak.
n. Sense of Cohersiveness artinya merasa satu dengan yang
dipimpin, kolega setingkat dan atasannya.
o. Sense of Relevance menyangkut keterkaitan keputusan yang
diambil dengan tujuan yang hendak dicapai.
p. Kesederhanaan dalam cara hidup cara bekerja,cara bertindak.
q. Keberanian dalam mengambil keputusan.
r. Kemampuan mendengar pendapat / saran orang lain.
s. Adaptif, fleksibel dalam menghadapi perubahan.
t. Ketegasan dalam menghapi bawahan dan ketidaktentuan.

3. Kepemimpinan formal dan informal


Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan yang dikemukakan
oleh para pakar kepemimpinan. Misalnya saja Gardner(1990)
mendefinisikan “leadership is the process of persuasion or example

4
by which an individu(or leadership team) induces a group to pursue
objectives held by the leader or shared by the leader and his
followers”. Dalam hal ini gardner menjadikan proses persuasive dan
keteladanan menjadi kunci dari sebuah kepemimpinan. Sementara
Gary Yuki (2010) mengemukakan definisi kepemimpinan sebagai
berikut”leadership is the process of influencing others to understand
and agree about what needs to be done and how to do it, and the
process of facilitating individual and collective effortsto accomplish
share objective”. Definisi mencerminkan asumsu bahwa
kepemimpinan adalah proses yang disengaja dari seseorang untuk
menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain.
Ilmu kepemimpinan membedakan antara kepemimpinan formal
dan kepemimpinan informal. Kepemimpinan formal ialah
kepemimpinan yang memimpin organisasi formal seperti
Perusahaan, Lembaga pemerintahan (ekslutif, legislative, yudikatif),
organisasi militer dan sebagainya. Pemimpi formal ialah seseorang
yang oleh organisasi tertentu dipilih sebagai pemimpin, berdasarkan
keputusan dan pengangkatan resmi untuk memegang suatu
jabatandalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban
yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi yang
telah ditetapkan. Pemimpin formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berstatus sebagai pemimpin formal atau resmi (disahkan dan
diangkat) selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas
formal oleh penunjukan pihak yang berwenang,ada legitimitas.
b. Sebelum pengangkatan, harus memenuhi beberapa
persyaratan formal terlebih dahulu.
c. Diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan
tugas kewajibannya.
d. Bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal, dan
dapat dimutasikan.
e. Bila melakukan kesalahan-kesalahan, akan dikenai sanksi dan
hukuman.

5
B. Konsep dan nilai-nilai kepemimpinan
Suksesi presiden tahun 2014 menjadi penting bagi bangsa ini untuk
memasuki era baru. Indonesia terus menjalani proses konsolidasi
demokrasi, yaitu membangun institusi demokrasi yang kokoh dan
menyelesaikan sejumlah masalah dalam beragam bidang kehidupan. Pada
era baru, Indonesia mesti menjadi negara yang makin kuat, berdaulat dan
bermartabat. Dalam konteks itu, Indonesia memerlukan pemimpin baru.
Faktor kepemimpinan yang penting adalah memiliki wibawa moral
yang ditopang dengan wawasan global dan mendasar apa saja yang
menjadi tantangan utama bangsa ini, lalu memilih jajaran pembantunya
yang berintegritas dan handal kemampuan teknokratiknya. Memimpin
adalah menginspirasi. Memimpin adalah menggerakkan. Untuk itu, tanpa
wibawa moral dan visi yang jelas, sulit menggerakkan anak buah, terlebih
lagi menginspirasi dan menggerakkan rakyat Indonesia.
Dalam sepuluh tahun terakhir paling tidak bisa diurai beberapa
keberhasilan dan kegagalan dari seorang pemipin, presiden
Indonesia.Namun demikian justru pada akhir-akhir ini suara-suara
ketidakpuasan, kekecewaan terhadap Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono makin kencang berhembus. Hal ini diwarnai oleh berbagai
konflik kekerasan atas nama agama sebagaimana yang terjadi di Madura,
berbagai kasus korupsi tidak hanya dikalangan eksekutif (kepala daerah
hinggra menteri), legislatif, bahkan lembaga yudikatif juga melakukan
skandal ‘mega’ korupsi yang mencengangkan.
Kerangka berfikir

Salah satu peneliti yang secara resmi mengakui pentingnya pemimpin,


pengikut dan situasi dalam proses kepemimpinan adalah fred fielder. Namun kita
berhutang kepada pendekatan transaksional tentang kepemimpinan yang digagas
oleh Hollander yang pendekatannya disebut kerangka berfikir interaksional.

Pertama:kepemimpinan sebagai sebuah fungsi dari tiga tiga elemen yaitu


pemimpin,pengikut dan situasi.

Kedua:sebuah skenario kepemimpinan tertentu dapat ditelaah menggunakan


masing-masing tingkat analisis secara terpisah. Walaupun cara ini berguna untuk

6
memahami proses kepemimpinan, kita akan dapat lebih memahami proses
tersebut apabila kita juga menelaah interaksi yang terjadi antara tiga elemen ini.

7
BAB III

METODE SURVEY

A. Tempat dan Waktu Survey


Tempat survey dilakukan di Mandailing Natal, indonesia . namun, waktu
survey tidak disebutkan didalam sumber yang kami dapatkan.

B. Subject Survey

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 432 responden yang merupakan warga
Jakarta yang terdiri dari 268 responden laki-laki dan 164 responden perempuan.
Usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 17-61 tahun. Pendidikan
responden dalam penelitian ini terdiri dari tidak sekolah (2 responden), lulusan SD
(34 responden), lulusan SMP (28 responden), lulusan SMA (273 responden),
lulusan D1 (1 responden), lulusan D3 (7 responden), lulusan S1 (73 responden),
lulusan S2 (10 responden) dan lulusan S3 (4 responden).

C. Teknik Pengambilan Data


Metode Penelitian, alat pengumpul data, sampling dan analisis data:
Penelitian dilakukan dengan pendekatan surveI merupakan penelitian yang
tergolong dalam desain penelitian yang berorientasi kuantitatif.

D. Instrument survey
Penelitian survei merupakan Pertanyaan kuisioner terbuka ini berupa
pandangan responden mengenai seorang pemimpin nasional yang baik di
Indonesia. Pertanyaan terbuka dibangun atas pertanyaan bagaimanakah seorang
pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin nasional yang baik?. Cara
pengambilan sampel yang digunakan dalam hal ini adalah convenience sampling.
E. Teknik analisis data
Analisis konten ini merupakan salah satu analisis yang dapat digunakan di
dalam penelitian yang menggunakan pertanyaan terbuka (Berelson dalam
Webber, 1990). Analisis ini nantinya menghasilkan kategori-kategori respon
berdasar pada proses koding terhadap jawaban bebas yang diberikan oleh

8
responden terkait dengan pertanyaan yang telah diajukan (Webber, 1990). Elo
dan Kyngäs (2008) menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam analisis konten induktif
ini peneliti tidak mengarahkan pada upaya pembuktian teori yang sudah ada
berdasar pada hasil yang diperoleh. Peneliti dalam hal ini membangun kesimpulan
berdasarkan pada jawaban yang diberikan oleh para responden. Dalam
penggunaan analisis konten yang bersifat induktif ini merupakan upaya peneliti
untuk menganalisis data melalui 3 tahap yaitu open coding, membuat kategorisasi
dan membuat abstraksi.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran hasil survey

Berdasarkan pada hasil analisis terhadap jawaban responden, terlihat


bahwa ketegasan berada pada posisi paling tinggi sebagai salah satu ciri
pemimpin yang baik yaitu sebesar 24,07%. Untuk kategori selanjutnya,
seorang pemimpin yang baik haruslah peduli dengan nilai persentase
sebesar 19,44%. Kategori ketiga didalam kriteria seorang pemimpin yang
baik adalah amanah dengan persentase sebesar 16,20%. Kategori
keempat digambarkan dengan pribadi yang jujur untuk bisa dikatakan
sebagai pemimpin yang baik dengan persentase sebesar 12,50%. Untuk
kategori kelima didalam kriteria pemimpin yang baik adalah bijaksana
dengan persentase sebesar 7,64%. Kategori keenam berkaitan dengan
pribadi yang memiliki standar moral yang tinggi dengan persentase sebesar
6,25%. Kategori ketujuh berupa individu yang dapat dijadikan panutan
dengan persentase sebesar 5,56%. Kategori kedelapan untuk seorang
pemimpin yang baik adalah memiliki kecerdasan dengan persentase
sebesar 2,31%. Untuk kategori terakhir untuk menjadi pemimpin yang baik
terkait dengan integritas dengan persentase sebesar 1,62%. Dua kategori
yang tidak terkait dengan gambaran pemimpin yang baik adalah others
(jawaban responden tidak sesuai dengan pertanyaan dan tidak menjawab
pertanyaan) sebesar 4,40%.

A. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang ada maka pemimpin nasional yang
baik menurut para responden haruslah memiliki 9 ciri yaitu tegas (24,07%), peduli
(19,44%), amanah (16,20%), jujur (12,50), bijaksana (7,64%), bermoral (6,25%),
panutan (5,56%), cerdas (2,31%), integritas (1,62%). 9 ciri pemimpin yang baik
tersebut menurut para ahli digambarkan sebagai berikut:
10
Ketegasan

Ketegasan merupakan salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Hal ini dijelaskan oleh Suggerman, Scullard dan Wilhelm (2011)
bahwa ketegasan ini sangat erat kaitannya dengan penggambaran
kepercayaan diri seorang pemimpin. Pemimpin yang tegas dipersepsikan
memiliki kepercayaan diri yang baik.

Peduli

Perhatian merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.


Menurut Saros, Coper dan Santora (2005) kepedulian harus menjadi salah satu
karakter yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin dan nyata
diimplementasikan dalam bentuk perilaku. Perhatian ini digambarkan dengan
selalu memperhatikan kesejahteraan yang ada pada anggotanya dalam hal ini
pemimpin harus memiliki peran di dalamnya.

Amanah

Amanah pada dasarnya mengarah pada suatu konteks titipan. Supriadi


(Handoyo, 2010) menjelaskan bahwa keberadaan seseorang pemimpin yang
amanah diarahkan pada suatu bentuk tanggung jawab seorang pemimpin yang
harus dilakukan secara baik dan benar. Kondisi pemimpin yang amanah
tersebut mengarahkan pribadi yang berusaha melakukan pemenuhan tugasnya
sesuai dengan perannya.

Jujur

Kejujuran merupakan salah satu karakter yang dipertimbangkan untuk bisa


diberikan penilaian apakah pemimpin tersebut dapat dipercaya maupun tidak.
Pemimpin yang sukses merupakan pemimpin yang terbuka dengan para
pengikutnya tetapi juga dapat secara bijak serta tidak melanggar kepercayaan
atau sembarangan membocorkan informasi yang memiliki potensi
membahayakan.

Bijak

11
Keberadaan pemimpin yang bijaksana menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan. Menurut Sternberg (2007), kebijaksanaan ini pada dasarnya tidak
terlepas dari suatu kosep kearifan. Pemimpin yang bijaksana memiliki
keterampilan yang baik didalam menyeimbangkan kepentingan seluruh elemen
termasuk kepentingan diri sendiri, para pengikut maupun organisasi itu sendiri.

B. Temuan lapangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Adityawarman. (2019). Kriteria kepemimpinan dalam meningkatkan kualitas


demokrasi. Jurnal moderat.

Chrisharyanto, H., Rahmania, T., & Kertamuda, F. E. (2019). Konsep pemimpin


nasional yang baik: Survey pada masyarakat Jakarta. Jurnal
SosioHumaniora, 5(1).

F. Tofa,dan N.R. Siti.(2021). Kriteria calon pemimpin negara dan mekanisme


pencalonannya di negara republik Indonesia dalam fiqih siyasah. Jurnal
sosial dan budaya syar-i.

R.W. Irma .(2022) .syarat kriteria pemimpin di Indonesia berdasarkan undang-


undang nomor 7 tahun 2017 pasal 169 dan relevansinya dengan pandangan
imam almawardi. IAIN batusangkar.

S. Ryan.(2013). Karakteristik pemimpin nasional ideal menurut pemilih pemula


Yogyakarta. jurnal islamic review.

12

Anda mungkin juga menyukai