6 - RA - Modul III - Damianus Dinata Putra - 122430059 - M. Aliffheo Ramadhan
6 - RA - Modul III - Damianus Dinata Putra - 122430059 - M. Aliffheo Ramadhan
SISTEM PERSARAFAN
Damianus Dinata Putra (122430059)
Pengobatan Multiple Sclerosis dengan Transplantasi
Hematopoetic Stem Cells (HSCs)
Asisten: M. Aliffheo Ramadhan (NIM 120430046)
Tanggal Percobaan: 9/10/2023
RA_06_Praktikum_Teknik_Biomedis_1
Laboratorium Teknik Biomedis
Institut Teknologi Sumatera
Abstrak: Praktikum tentang modul Sistem Persarafan dilakukan dengan tujuan menganalisis setiap bagian anatomi fisiologi dari
sistem persarafan tersebut. Susunan saraf pada tubuh manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu susunan saraf pusat dan susunan
saraf parifer. Salah satu penyakit yang menyerang bagian dari saraf medula spinalis adalah Multiple Sclerosis penyakit ini
menyerang selaput pelindung saraf (mielin )pada saraf tulang belakang. Penyakit Multiple Sclerosis ini belum diketahui penyebab
pastinya namun banyak hipotesa yang menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan oleh beberapa factor seperti genetik, defisiensi
vitamin D, tempat tinggal jauh dari zona khatulistiwa (paparan sinar matahari), riwayat obesitas, infeksi virus Epstein-Barr, dan
merokok. Karena penyebab pastinya belum ditemukan maka akan sangat susah untuk menemukan obat yang tepat untuk penyakit
ini. Pengobatan menggunakan stem cells merupakan terobosan terbaru dari teknologi di bidang Kesehatan, sel punca yang
digunakan untuk pengobatan penyakit Multiple Sclerosis adalah Hematopoetik Stem Cells (HSCs). Jenis sel punca ini dapat
ditemukan pada tulang belakang manusia. Metode yang digunakan dalam pengobatan penyakit ini adalah dengan melakukan
transplantasi Hematopoetik Stem Cells pada bagian selaput pelindung saraf yang rusak, lalu membiarkan sel punca melakukan
diferensiasi yaitu berubah menjadi sel yang rusak secara bentuk dan fungsinya serta dan menggantikan sel-sel yang rusak. Sel yang
baru terbentuk itu lalu membangun ulang susunan bagian selaput pelindung saraf baru.
Kata Kunci: Multiple sclerosis, Stem cells, Hematopoetik Stem Cells, Mielin, Diferensiasi
1. PENDAHULUAN diperlukan untuk menemukan solusi dari penyakit
yang baru diidentifikasi juga tidak tentu.
Penyakit saraf mulai banyak diidentifikasi oleh
peneliti di bidang kesehatan. Bertambahnya
klasifikasi penyakit saraf juga mempengaruhi Meningkatnya kasus neuro, salah satunya yaitu
jumlah pengobatannya. Penyakit saraf pada stroke yang merupakan penyebab kematian dan
umumnya dapat diredakan hanya dengan meminum kecatatan utama di hampir seluruh RS Indonesia
obat atau melakukan berbagai macam terapi saraf. yaitu sebesar 15,4 %. Angka kejadian stroke
Pengobatan tersebut juga masih bersifat meredakan meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula
atau menghilangkan efek samping dari penyakitnya dengan penyakit neuro-degenaratif dan metabolik
saja, tidak sepenuhnya menghilangkan penyakit itu seperti demensia, gangguan fungsi eksekutif,
dari tubuh. Salah satu jenis obat yang harus keseimbangan, koordinasi, rasa tidak nyaman
memerlukan perhatian lebih karena dapat fungsi sensorik pada ektrimitas memperlihatkan
menimbulkan risiko atau masalah dalam pelayanan peningkatan. Masalah otak dan saraf yang cukup
kesehatan baik dirumah sakit maupun dimasyarakat memprihatinkan adalah semakin tingginya angka
apabila tidak diperhatikan kerasionalan dan kejadian trauma kepala dan tulang belakang akibat
ketepatan penggunaan adalah penggunaan obat kecelakaan lalu lintas. Prevalensi cedera kepala dan
pada penderita saraf, karena saraf adalah serat-serat tulang belakang mencapai 7,5% dari total populasi
yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan [2]. Salah satu penyakit yang menyerang saraf
system saraf pusat (yakni tak dan sumsum tulang spinalis adalah Multiple sclerosis (MS). Multiple
belakang) dan antara bagian system saraf dengan sclerosis (MS) adalah kelainan autoimun yang
lainnya [1] .Penyakit saraf yang lebih parah atau biasanya menyerang kaum muda selama tahun-
bahkan penyakit yang baru diidentifikasi tahun paling produktif mereka, menyebabkan
cenderung susah untuk diobati karena keterbatasan kerusakan permanen dan akumulasi
sumber daya dan pengetahuan serta waktu yang kecacatan. Perawatan dari waktu ke waktu hanya
Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul: Sistem Persarafan |
Damianus Dinata Putra. MODUL II. 2 Oktober 2023
memberikan sedikit efek dalam mengendalikan atau obesitas, infeksi virus Epstein-Barr, dan merokok.
menekan aktivitas penyakit, namun umumnya Beberapa pencetus antara lain kehamilan, infeksi
ditujukan untuk mengendalikan peradangan dini disertai demam persisten, stres emosional, dan cedera
yang mendominasi, yang seiring waktu, menumpuk atau trauma.Faktor genetik yang berkontribusi adalah
kerusakan dan menyebabkan kecacatan progresif perubahan antigen leukosit manusia (human leukocyte
[3]. antigen/ HLA) DRB1 [7].
d. Metode Autologus
3. METODOLOGI
1. Sketchbook ukuran 3A
2. Gambar/model jantung manusia
3. Alat tulis
4. Pewarna
b. Langkah Kerja
Gambar 3.1. Diagram alir percobaan bagian Sistem
Langkah percobaan meliputi tahap-tahap sebagai Saraf Pusat (SSP)
berikut.
2. Diagram alir percobaan bagian Sistem Saraf Perifer
1. Diagram alir percobaan bagian Sistem Saraf
Pusat (SSP)
a. Analisis
asimetris (satu turunan identik). Hal ini menunjukan (STAT3), sedangkan BMP menghambat melalui
bahwa setiap terjadi pembelahan sel punca secara aktifasi Small Mother Against Decapentaplegic
bersamaan juga akan terjadi aktivitas (SMAD) [8].
mempertahankan status non-diferensiasi.
b. Diskusi
5. SIMPULAN
Lampiran