Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

(DEMOKRASI)

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen: Annisa Istiqomah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Usman Adi Prabowo (19604221080)
Fahmi Mahmud Arrowi (19604224026)
Theresa Andyka (19604224032)
Afilia Hayuning Sekti (19604224038)

PROGRAM STUDI PGSD PENJAS


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Demokrasi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Inu Annisa
Istiqomah, S.Pd., M.Pd. pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang demokrasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Yogyakarta, 06 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. (Sub BAB Pembahasan 1).....................................................................................
B. ----..........................................................................................................................
C. Dst..........................................................................................................................

BAB III SIMPULAN.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat wilayah,
masyarakat, dan pemerintah. Negara dikatakan
Sedangkan kutipan dari internet cukup mencantumkan Nama, Tahun contoh (Winarti,
2005)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah pengertian demokrasi?
2. Apakah pilar demokrasi?
3. Apakah budaya demokrasi?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan tersebut, maka makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian demokrasi
2. Mengetahui pilar demokrasi
3. Mengetahui budaya demokrasi

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Demokrasi
Definisi demokrasi menurut kamus adalah pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan teringgi
berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang
mereka pilih dalam system pemilihan yang bebas. Demokrasi adalah suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Abraham Lincoln).
1. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan. Hal itu sesuai dengan akar kata
demokrasi itu sendiri (demos: rakyat; cratein: memerintah). Maka, secara harfiah
demokrasi berarti “rakyat memerintah”. Sebagai bentuk pemerintahan, demokrasi
meliputi unsur-unsur sebagai berikut
a. Adanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Adanya pengakuan akan supremasi hokum (daulat hokum).
c. Adanya kebebasan, di antaranya: kebebasan berekspresi dan berbicara atau
berpendapat, kebebasan untuk berkumpul dan berorganisasi, kebebasan beragama
dan berkeyakinan, kebebasan untuk menggugat pemerintah, kebebasan untuk
memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, dan kebebasan untuk mengurus
nasib sendiri.
d. Adanya pengakuan supremasi sipil atas militer.
2. Demokrasi sebagai Nilai atau Pandangan Hidup
Demokrasi sebagai sebuah nilai tidak hanya berkaitan dengan urusan kenegaraan saja,
tetapi juga bisa dipraktikkan dalam keluarga maupun dalam masyarakat, di antaranya:
a. Penghargaan atas kesamaan (kesederajatan);
b. Penghargaan atas kebebasan;
c. Penghargaan atas partisipasi dalam kehidupan bersama (musyawarah untuk
mencapai mufakat);
d. Penghargaan atas perbedaan (pluralitas).

Itu semua adalah nilai-nilai demokrasi yang patut kita praktikkan dalam kehidupan
bersama dan dalam kehidupan bermasyarakat.

2
Demokrasi merupakan struktur kelembagaan yang rumit. Mereka harus menyesuaikan
dengan kondisi structural pemerintahan modern baik secara internal dalm bentuk
masyarakat yang kompleks maupun secara eksternal berupa lingkungan yang penuh
dengan tantangan. Mereka harus mengembangkan struktur-struktur tertentu agar mampu
menjalankan fungsi-fungsinya.
Konsep demokrasi yang mengakar mengikuti pemikiran bahwa demokrasi konstitusional
yang stabil berakar dalam dengan du acara. Secara internal, interdependensi/independensi
spesifik dari rezim parsial demokrasi menjamin eksistensi normative dan fungsional.
Secara eksternal, rezim parsial ini berakar pada ranah kondisi yang memampukan bagi
demokrasi untuk melindunginya dari gangguan dari dalam maupun dari luar serta
kecenderungan yang menggoyahkan. (Buku Demokrasi Indonesia oleh Bob Sugeng
Hadiwinata dan Christoph Schuck halaman 21-22)
B. Pilar Demokrasi
1. Demokrasi Konstitusoinal Abad 19 (Negara Hukum Klasik)
Abad 19 dan permulaan abad 20 gagasan mengenai perlunya pembatasan kekuasaan
mendapat landasan yuridis. Sejak ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti
Immanuel Kant (1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah rechsstaat,
sedangkan ahli Anglo Saxon seperti AV Dicey memakai istilah rule of law. Empat
pilar demokrasi yang didasarkan rechtsstaat dan rule of law dalam arti klasik adalah:
a. Hak-hak manusia.
b. Pemisahan dan pembagian kekuasaan yang populer dengan “trias politica”.
c. Pemerintah berdasarkan undang-undang.
d. Peradilan (Miriam Budiardjo, 1983:57).

Sebagai perbandingan pilar-pilar demokrasi yang didasarkan konsep rule of law


menurut AV Dicey adalah:

a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.


b. Kedudukan yang sama dalam hukum (dalil ini berlaku baik untuk orang biasa
maupun untuk pejabat).
c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang.

3
Konsep demokrasi berdasarkan rule of law lahir dari paham liberalisme yang
menganut dalil “negara sebagai penjaga malam”. Pemerintahan hendaknya tidak
terlalu banyak mencampuri urusan warga negaranya, kecuali dalam hal yang
menyangkut kepentingan umum seperti bencana alam, hubungan luar negeri dan
pertahanan serta keamanan.

2. Demokrasi Konstitusional Abad 20 (Rule of Law yang Dinamis)


Dalam abad ke-20 terutama sesudah Perang Dunia II telah terjadi perubahan-
perubahan sosial dan ekonomi yang sangat besar. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya kecaman terhadap ekses-
ekses dalam industrialisasi dan sistem kapitalis. Tersebarnya faham sosialisme yang
menginginkan pembagian kekayaan secara merata serta kemenangan dari beberapa
partai sosialis di Eropa.
Gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga negara, baik
dibidang sosial maupun di bidang ekonomi, lambat laun berubah menjadi gagasan
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karenanya harus
aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial. Pada dewasa ini dianggap bahwa
demokrasi harus meluas mencakup dimensi ekonomi dengan suatu sistem yang
menguasai kekuatan-kekuatan ekonomi dan yang berusaha memperkecil perbedaan
sosial dan ekonomi, terutama perbedaan-perbedaan yang timbul dari distribusi
kekayaan yang tidak merata. Negara semacam ini dinamakan welfare state (negara
kesejahteraan) atau social service state (negara yang memberi pelayanan kepada
masyarakat).
Negara-negara modern dewasa ini mengatur soal-soal pajak, upah minimum, pensiun,
pendidikan umum, asuransi, mencegah atau mengurangi pengangguran dan
kemelaratan serta timbulnya perusahaan-perusahaan raksasa (anti trust), dan
mengatur ekonomi sedemikian rupa sehingga tidak diganggu oleh depresi dan krisis
ekonomi. Karena itu pemerintah dewasa ini mempunyai kecenderungan untuk
memperluas aktivitasnya. Sesuai perkembangan jaman, maka dirumuskan kembali
konsep rule of law (negara hukum) versi abad 20, terutama setelah Perang Dunia II.
International Commission of Jurists yang merupakan ahli hukum internasional dalam

4
konferensinya di Bangkok tahun 1965, merumuskan pemerintah yang demokratis
adalah sbb:
a. Perlindungan konstitusional, konstitusi selain menjamin hak-hak individu, harus
menentukan pula prosedur untuk perlindungan hak-hak yang dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c. Pemilihan umum yang bebas.
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
e. Kebebasan untuk berserikat, berorganisasi dan beroposisi.
f. Pendidikan kewarganegaraan (Miriam Budiardjo, 1983:61).

Henri B. Mayo memberi definisi “sistem politik demokratis” ialah bila kebijaksanaan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif
oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas kesamaan dan kebebasan
politik. Selanjutnya nilai-nilai demokrasi menurut Mayo adalah sebagaiu berikut:

a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga,


b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam masyarakat yang
sedang berubah,
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur,
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum,
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat,
f. Menjamin tegaknya keadilan.

Sebagai perbandingan berikut ini dikemukakan sepuluh pilar demokrasi menurut


Amin Rais:

a. Partisipasi rakyat dalam pembuatan keputusan. Di dalam demokrasi perwakilan


partisipasi rakyat untuk untuk membuat keputusan diwakili oleh wakil-wakil
rakyat. Oleh karena itu diperlukan pemilu yang Luber dan Jurdil, agar wakil-
wakil rakyat representatif.
b. Persamaan kedudukan di depan hukum. Hukum diperlakukan sama bagi seluruh
warga negara, baik pejabat, rakyat dan penjahat terlepas dari kalibernya masing-
masing harus berada dibawah jangkauan hukum positif yang berlaku

5
c. Distribusi pendapatan secara adil. Keadilan ekonomi yang diwujudkan dalam
upaya pembagian pendapatan secara adil.
d. Kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan merupakan
faktor penentu bagi seseorang untuk memperoleh pelayanan dan penghasilan yang
layak. Kesempatan umtuk memperoleh pendidikan secara sama antar sesama
warga negara harus dijadikan salah satu perhatian utama oleh penyelenggara
negara.
e. Kebebasan. Kebebasan yang sangat penting yang dapat menunjukkan derajat
demokrasi suatu negara ada empat yaitu kebebasan mengemukakan pendapat,
kebebasan pers, kebebasan berkumpul, dan kebebasann beragama. Empat
kebebasan tersebut dianggap sebagai hak-hak terpenting dari hak asasi manusia.
f. Keterbukaan informasi. Informasi harus disediakan secara terbuka bagi rakyat
agar selain mengetahui kualitas pemimpinnya, rakyat mengetahui perkembangan
situasi yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintahnya.
g. Tata krama (etika) politik. Maksudnya adalah tata krama politik yang mungkin
tidak tertulis tetapi jelas dirasakan baik buruknya oleh hati nurani. Kesediaan
mengundurkan diri harus dianggap sebagai hal yang wajar oleh pejabat yang
mengotori jabatannya dengan tindakan-tindakan korup.
h. Kebebasan individu. Setiap individu supaya diberi hak untuk hidup secara bebas
dan memiliki privacy seperti diinginkan. Sejauh tidak merugikan orang lain,
setiap individu dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri.
i. Semangat kerjasama. Untuk mempertahankan eksistensi masyarakat berdasarkan
jiwa kemasyarakatan yang mendorong saling menghargai antar sesama warga,
maka semangat kerja sama perlu ditumbuh kembangkan.
j. Hak untuk protes. Demokrasi harus membuka pintu bagi koreksi atas terjadinya
penyelewengan yang untuk keadaan tertentu, meskipun pendekatan institusional
dan legalistik tidak lagi memadai, tindakan protes harus ditolerir agar jalannya
pemerintahan yang menyimpang dapat diluruskan lagi (dalam Udin Saparudin
Winataputra, 2002)

6
Dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu
diselenggarakan berbagai lembaga sebagai berikut:

a. Pemerintah yang bertanggungjawab,


b. Dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan kepentingan-
kepentingan dalam masyarakat dan dipilih dalam pemilu yang bebas,
c. Perlu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik,
d. Pers yang bebas yang menyatakan pendapat,
e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan keadilan.
C. Budaya Demokrasi
Budaya demokrasi sesungguhnya sudah berkembang sejak zaman purba, yaitu zaman
berburu. Bayangkan sekelompok laki-laki purba berkumpul di malam hari
mengelilingi api unggun sambal berdiskusi untuk memastikan apakah mereka akan
berburu keesokan harinya atau tidak. Mereka adalah pemburu yang berpengalaman
di sukunya dan merasa sama-sama pantas untuk mengemukakan pandangannya
masing-masing dan ingin didengarkan. Di sekeliling api unggun, para lelaki itu
sedang mengambil bagian dalam proses demokrasi.
Secara perlahan berbagai kelompok kecil dan mandiri ini mulai menghilang.
Demikian pula halnya dengan kesadaran akan kesamaan yang tumbuh di antara
mereka. Menghilangnya berbagai kelompok kecil dan kesadaranakan kesamaan ini
disebabkan oleh munculnya komunitas-komunitas yang lebih besar yang muncul
bersamaan dengan teknologi pertanian dan adanya tempat tinggal yang tetap. Juga
tidak ada tempat untuk demokrasi. Selama ribuan tahun, sebagian besar masyarakat
diperintah oleh raja/ratu, dictator, tiran, atau sekelompok kecil individu (oligarki)
yang tidak mengindahkan demokrasi.

7
BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:


1. ………………………………………………………………………………………………..
2. Dst

8
DAFTAR PUSTAKA

Contoh daftar pustaka buku :

Bercovith, J., Kremenyuk.,V., & Zartman, I.W. (2009). The sage handbook of conflict resolution.
London: Sage.

Contoh daftar pustaka jurnal:

Harinck, F., & Druckman, D. (2015). Do negotiation interventions matter? resolving conflicting
interests and values. Journal of Conflict Resolution, 61 (1), 1-27.
http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0022002715569774

Contoh daftar pustaka internet:


Abrori, F. (2017). Kisah di balik perseteruan panjang Keraton Solo. Diakses dari
(http://regional.liputan6.com/read/2894147/kisah-di-balik-perseteruan-panjang-keraton-
solo// tanggal 15 November 2017 jam 08.59 WIB)

Anda mungkin juga menyukai