Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................i


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL……………………………….………………………………..ii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Khusus Penelitian ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2
1.5 Keutamaan Penelitian ..................................................................................... 2
1.6 Temuan yang ditargetkan................................................................................ 2
1.7 Kontribusi penelitian terhadap ilmu pengetahuan .......................................... 2
1.8 Luaran Penelitian ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Bioplastik Compostable .................................................................................. 3
2.2 Poli Asam Laktat (PLA) ................................................................................. 3
2.3 Selulosa ........................................................................................................... 4
2.4 Limbah ampas pati aren .................................................................................. 4
2.5 Nutrien untuk Tumbuhan ................................................................................ 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 5
3.1 Jenis Riset, Waktu, dan Tempat Penelitian..................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................ 5
3.3 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 5
3.3.1 Polimerisasi Asam Laktat Menjadi PLA .................................................. 5
3.3.2 Isolasi Selulosa ......................................................................................... 5
3.3.3 Pembuatan Bioplastik ............................................................................... 6
3.3.4 Uji Mekanik .............................................................................................. 6
3.3.5 Uji laju transmisi uap air (WVTR) ........................................................... 6
3.3.6 Uji daya serap air ...................................................................................... 6
3.3.7 Efisiensi kandungan N, P, K dalam BiPlant ............................................. 7
3.3.8 Uji Ketahanan terhadap Mikroba ............................................................. 7

i
3.3.9 Penentuan kadar N, P, K dalam tanah ...................................................... 8
3.3.10 Analisis Gugus Fungsi FTIR .................................................................. 8
3.3.11 Analisis Morfologi (SEM)...................................................................... 8
3.4 Luaran dan Indikator Capaian yang terukur ................................................... 8
3.5 Analisis Data ................................................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya .............................................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan Dosen Pendamping .................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ....................................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................. 20
Lampiran 5. Bagan Alir Penelitian ..................................................................... 21

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya 8


Tabel 2. Jadwal Kegiatan 8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penggolongan plastik 3


Gambar 2. Struktur kimia asam laktat 4
Gambar 3. Struktur kimia selulosa 4

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengunaan plastik semakin hari semakin meningkat, menurut United Nation
Environment (2017) dalam kajian perihal manajemen sampah di ASEAN, Indonesia
diperkirakan memiliki laju pertumbuhan sampah setiap tahun mencapai 64 juta ton
dengan komposisi 60% limbah organik, 14% limbah plastik, dan 9% limbah kertas.
Menurut Jambeck et al., (2015), Indonesia merupakan negara terbesar kedua yang
berkontribusi mencemari lingkungan perairan dengan limbah plastik yang
mencapai 3,2 MMT setiap tahunnya. Oleh karena ini, limbah plastik menjadi
permasalahan yang tidak terselesaikan hingga saat ini, karena plastik konvensional
pada umumnya memiliki sifat sulit terurai dan pengolahan limbah plastik yang tidak
maksimal. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (2017), dari 2,7 juta ton berupa sampah plastik kemasan terdapat
sebanyak 61,5% sampah plastik yang didaur ulang dan sebanyak 38,5% sampah
plastik yang memiliki potensi dapat didaur ulang. Penggunaan plastik kemasan
yang terus meningkat dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengolah
sampah plastik menyebabkan pencemaran lingkungan.
Penggunaan plastik konvensional yang berdampak buruk bagi lingkungan,
menginisiasi terbentuknya bioplastik sebagai pengganti plastik konvensional.
Menurut Bruder (2019) bioplastik didefinisikan berdasarkan sumber dan waktu
terurainya. Bioplastik yang terbuat dari bahan alam seperi pati, PLA, dan PHA
memiliki sifat dapat terurai, sedangkan bioplastik berupa campuran dari bahan alam
dan sintetis seperti bio-PE, bio-PP, dan bio-PVC hanya dapat terurai secara parsial
sehingga terdapat sisa limbah plastik yang tidak dapat terurai. Sekitar setengah dari
seluruh penggunaan bioplastik menggunakan bahan campuran, sehingga
menyebabkan permasalahan baru untuk mengatasi material sisa yang sulit terurai
(Rahman & Bhoi, 2021).
Bioplastik yang dibutuhkan adalah bioplastic yang memiliki sifat mudah
terurai dan compostable. Salah satu bahan dasar yang bersifat mudah terurai dan
compostable adalah PLA (polylactic acid) (Byun & Kim, 2014). Penggunaan PLA
sebagai bahan dasar pembuatan bioplastik memiliki sifat mekanik yang cukup kuat,
sehingga ditambahkan bahan yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
bioplastik yaitu filler. Salah satu filler yang dapat ditambahkan adalah selulosa yang
bersasal dari limbah padat ampas pati aren. Menurut Purnavita dan Herman (2011),
limbah padat ampas pati aren memiliki kadar selulosa sebanyak 60,61%, sehingga
sangat berpotensi dijadikan filler. Selain itu, kecenderungan masyarakat yang
menggunakan plastik sekali pakai menginisiasi fungsi lain dari bioplastik yang
sudah tidak dimanfaatkan, yaitu dapat digunakan sebagai pupuk yang menutrisi
tumbuhan. Sehingga menginovasi terbentuknya BiPlant (bioplastik compostable
kaya nutrien) yang ditambahkan nutrisi untuk tumbuhan. Akibatnya limbah
2

bioplastik tidak akan mencemari lingkungan karena dapat terurai dan compostable
serta mendukung kesuburan tumbuhan dengan adanya nutrien yang ditambahkan.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah penggunaan bioplastik
berbahan campuran alam-sintetis memiliki sifat terurai secara parsial sangat banyak
digunakan. Sehingga diperlukan alternatif untuk menanggulangi pencemaran
lingkungan akibat sisa material yang tidak terurai. Oleh karena itu diperlukan
BiPlant (bioplastik compostable kaya nutrien) berbasis paduan PLA-selulosa
limbah ampas pati aren. BiPlant memiliki sifat mudah terurai dan compostable
karena terbuat dari bahan alam yaitu PLA yang ditambahkan dengan selulosa untuk
memperkuat bioplastik. Selulosa diperoleh dengan memanfaatkan limbah padat
ampas pati aren yang memiliki kadar 60,61%. Selain itu, BiPlant juga dapat
menutrisi tumbuhan karena ditambahkan nutiren didalam pembuatan bioplastik.
1.3 Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian ini bertujuan menciptakan bioplastik compostable kaya nutrien
(BiPlant) berbasis paduan PLA-selulosa limbah ampas pati aren.
1.4 Manfaat Penelitian
Memperoleh bioplastik compostable kaya nutrien (BiPlant) yang mudah
terurai dan berfungsi menutrisi tumbuhan. Memanfaatkan limbah ampas pati aren
sebagai filler. Mendukung program penggunaan plastik kemasan ramah lingkungan
yang berdampak baik bagi lingkungan.
1.5 Keutamaan Penelitian
Mendapatkan bioplastik compostable kaya nutrien (BiPlant) sebagai
alternatif plastik kemasan sekali pakai yang mudah terurai dan berfungsi untuk
menutrisi tumbuhan.
1.6 Temuan yang ditargetkan
Adanya BiPlant (bioplastik compostable kaya nutrien) sebagai plastik
kemasan yang dapat terurai dan menutrisi tumbuhan sebagai inovasi plastik masa
depan.
1.7 Kontribusi penelitian terhadap ilmu pengetahuan
Dapat digunakan sebagai referensi pengembangan bioplastik dimasa depan.
1.8 Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian adalah terciptanya bioplastik
compostable kaya nutrien (BiPlant) sebagai inovasi plastik ramah lingkungan yang
mudah terurai dan dapat menutrisi tumbuhan. Luaran lain yang diharapkan yaitu
laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel ilmiah terpublikasi pada jurnal ilmiah
bereputasi.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioplastik Compostable


Bioplastik dikenal sebagai plalstik ramah lingkungan yang dapat terurai
dengan mudah, namun menurut Bruder (2019) tidak semua jenis bioplastik dapat
terurai seperti yang diinformasikan pada Gambar 1. Terdapat bioplastik yang
terbuat dari bahan alam seperti pati, PHA, dan PLA sehingga memiliki sifat mudah
terurai. Selain itu terdapat bioplastik yang terbuat dari campuran bahan alam dan
sintetis seperti bio-PE, bio-PP, bio-PVC, dan bio-PET sehingga memiliki sifat
hanya terurai secara parsial. Bioplastik yang mudah terurai sangat dibutuhkan guna
mengurangi penggunaan plastik konvensional dan bioplastik berbahan campuran
(alam-sintetis) yang banyak beredar dipasaran.

Gambar 1. Penggolongan plastik

Selain mudah terurai, sifat yang diharapkan ada pada bioplastik adalah sifat
compostable. Compostable merupakan proses perubahan bahan organik menjadi
CO2 dan bahan lain seperti humus akibat adanya kelompok mikroorganisme
campuran (Emedian et al., 2017). Menurut American Society fot Testing and
Materials (ASTM) D6400-04 (2004), plastik yang bersifat compostable merupakan
plastik yang mengalami degradasi oleh mikroorganisme serta tidak meninggalkan
residu dan racun. Sifat compostable pada bioplastik memiliki dampak positif bagi
tumbuhan apabila di dalam bioplastik ditambahkan nutrien untuk menutrisi
tumbuhan. Sehingga penggunaan bioplastik tidak akan menyebabkan dampak
negatif bagi lingkungan, karena bioplastik mudah terurai dan nutrien dalam
bioplastik dapat dimanfaatkan untuk menutrisi tumbuhan.
2.2 Poli Asam Laktat (PLA)
Asam laktat merupakan asam organik yang memiliki banyak fungsi dan telah
diproduksi dalam skala besar. Asam laktat yang berada pada alam umumnya
memiliki dua bentuk isomer yaitu D(-)asam laktat dan L(+)asam laktat seperti pada
4

Gambar 2. Isomer L(+)asam laktat banyak digunakan sebagai bahan baku


pembuatan poli asam laktat (PLA) yang memiliki sifat mudah terurai, compostable,
dan biocompatible.

Gambar 2. Struktur kimia asam laktat

Selama ini PLA digunakan sebagai bahan terbaharukan untuk biokomposit


salah satunya bioplastik, yang dapat ditambahkan material lain seperti filler untuk
memperkuat sifat mekanik. Penambahan material lain yang berasal dari bahan alam
seperti selulosa tidak menyebabkan biokomposit sulit terurai. Menurut penelitian
Luzi et al., (2015), film nanokomposit yang terbuat dari PLA dan CNC mengalami
degradasi enzimatik yang menyebabkan film dapat terurai kurang dari 14 hari.
2.3 Selulosa
Selulosa merupakan polimer yang tersusun dari rantai linear dengan ikatan
β,1-4 glikosida seperti pada Gambar 3. Selulosa dapat berfungsi sebagai filler dalam
biokomposit yang dapat diperoleh dari tumbuhan atau limbah pertanian dengan
kadar selulosa yang tinggi. Seperti tandan kosong kelapa sawit (Cherlina et al.,
2017), kulit jagung (Styaningsih et al., 2020), dan jerami padi (Prasetia et al., 2018)
sebagai bahan dasar pembuatan selulosa. Menurut Intandiana et al., (2019) Filler
berupa selulosa yang diaplikasikan pada bioplastik dapat meningkatkan kekuatan
bioplastik.

Gambar 3. Struktur kimia selulosa


2.4 Limbah ampas pati aren
Limbah ampas pati aren merupakan hasil samping dari proses pengolahan
aren menjadi pati aren. Pengolahan pati aren hanya memerlukan 10% dari
keseluruhan batang aren (Firdayanti dan Handajani, 2005). Akibatnya, terdapat
penumpukan limbah hasil samping pengolahan pati aren. Limbah ampas pati aren
yang dihasilkan yaitu limbah padat berupa ampas atau serat dari parutan batang aren
dan limbah cair berupa sisa pengendapan pati aren. Limbah padat pati aren memiliki
60,61% selulosa, 15,74% hemiselulosa, 14,21% lignin, 7,78% air, 0,57% gula
reduksi, dan 1% zat lain (Purnavita dan Herman, 2011). Tingginya kandungan
selulosa pada limbah padat pati aren dapat dimanfaatkan sebagai filler dalam
pembuatan bioplastik.
5

2.5 Nutrien untuk Tumbuhan


Tumbuhan memerlukan nutrisi seperti unsur N, P, maupun K untuk
meningkatkan kesuburannya. Salah satu metode yang digunakan untuk
meningkatkan kesuburan adalah pemberian nutrien berupa pupuk organik granul
(POG). POG merupakan pupuk yang sudah diolah dengan serangkain proses hingga
berbentuk butiran atau granul. Pupuk organik yang diberikan pada tumbuhan akan
meningkatkan penyerapan unsur hara, memperbaiki pertumbuhan, dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Mufriah
& Sulistiani, 2020). Penambahan POG dalam pembuatan bioplastik dapat
menambah fungsi dari bioplastik. Bioplastik yang sudah tidak digunakan dapat
dijadikan pupuk untuk tumbuhan, sehingga dapat menutrisi tumbuhan.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Riset, Waktu, dan Tempat Penelitian


Riset dilaksanakan secara empirik, yaitu riset laboratorium dengan
mengumpulkan data baru yang diperoleh dari hasil penelitian. Riset dilaksankan
dengan menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker,
menjaga jarak, mejauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas. Riset dilaksanakan
pada Laboratorium Penelitian Kimia IPB University selama 3 bulan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain gelas piala, batang pengaduk, cawan
petri, hot plate, oven, saringan, piknometer, biuret, Erlenmeyer, alat uji tarik Torsee
PA-104-30, tabung reaksi, cawan porselen, spektrofotometer UV-VIS, FTIR, dan
SEM. Bahan-bahan yang digunakan antara lain asam laktat, limbah padat pati aren,
nutrien pupuk organik granul (POG), H2SO4, CuSO4·5H2O, HNO3, HClO4,
ammonium molibdat, asam askorbat, kalium antimoniltatrat, akuades, gliserol,
NaOH, NaOCl, dan silika gel.
3.3 Prosedur Penelitian
Diagram alir pembuatan BiPlant (bioplastik compostable kaya nutrien)
dapat dilihat pada Gambar 4 (Lampiran 5). Berikut ini merupakan prosedur
pembuatan BiPlant (bioplastik compostable kaya nutrien).
3.3.1 Polimerisasi Asam Laktat Menjadi PLA
Larutan asam laktat sebanyak 100 ml dimasukan kedalam beaker glass dan
dipanaskan dengan hot plate pada suhu 120 oC selama 1 jam. Setelah 1 jam
dipanaskan kembali kedalam oven dengan suhu 150 oC selama 24 jam sehingga di
hasilkan PLA. PLA yang diperoleh didinginkan dan ditimbang.
3.3.2 Isolasi Selulosa
Isolasi selulosa merujuk pada Jeevahan et al., (2019). Limbah padat ampas
pati aren yang kering diblender dan diayak dengan saringan. Lalu dimasukan
6

kedalam NaOH 3 M dan dipanaskan 4 jam pada suhu 80˚C. Hasil pemanasan
disaring dan dicuci menggunakan akuades hingga pH netral. Residu dipanaskan
kembali dalam larutan NaOCl pada 45 ˚C selama 2 jam untuk. Hasil disaring dan
dicuci dengan akuades hingga pH netral, residu dikeringkan dalam oven. Selulosa
yang diperoleh dihaluskan dan disaring dengan saringan berukuran 100 mesh.
3.3.3 Pembuatan Bioplastik
Bioplastik dibuat dengan menggabungkan PLA dan selulosa limbah padat
ampas pati aren. Perbandingan antara PLA dan selulosa (%) masing-masing 100:0,
95:5, 80:10, 85:15, dan 80:20. Setiap campuran ditambahkan gliserol dengan
jumlah yang sama dan pupuk organik granul (POG) dengan variasi 0,5 g; 1 g; dan
1,5 g yang kemudian ditambahkan akuades dan diaduk hingga homogen pada suhu
70oC menggunakan hot plate. Setelah mengental, gas dihilangkan pada campuran
tersebut dan dicetak pada pelat kaca yang sudah disiapkkan.
3.3.4 Uji Mekanik
Uji mekanik menggunakan alat Tensile Strenght ZP recorder 50 N Imada
yang menggunakan standart ASTM D882. Pengujian dilakukan dengan cara ujung
sampel dijepit oleh alat yang akan menarik sampel tersebut hingga putus. Informasi
mengenai kuat tarik dan elongasi diperoleh dari proses analisis menggunakan
persamaan:
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑁) 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑐𝑚)
Kuat tarik = Elongasi = × 100%
𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝑚2 ) 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑐𝑚)

3.3.5 Uji laju transmisi uap air (WVTR)


Uji laju transmisi uap air atau dikenal dengan Water Vapour Transmission
Rate (WVTR) merujuk pada Setiani et al., (2013). Bioplastik setiap perbandingan
dipotong dan dihitung luasnya yang menyesuaikan cawan porselen. Silika gel yang
sudah ditimbang dimasukan kedalam cawan porselen lalu ditutup menggunakan
bioplastik hingga tidak ada lubang. Gelas piala yang sudah diisi dengan air
diletakkan disebelah cawan porselen, dan keduanya diletakkan pada wadah tertutup
selama 24 jam. Setelah 24 jam, silika gel ditimbang massanya dan dihitung
transmisi uap air dengan menggunakan persamaan:
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔)
WVTR = 𝑙𝑢𝑎𝑠 (𝑐𝑚2 )× 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢(𝑠)
3.3.6 Uji daya serap air
Uji daya serap air (water uptake) merujuk pada Setiani et al., (2013).
Bioplastik setiap perbandingan ditimbang berat awalnya, kemudian dimasukan
dalam gelas yang berisikan akuades selama 10 detik. Sampel diangkat dari wadah
yang berisi akuades dan air yang ada dipermukaan sampel dibersihkan
menggunakan tisu dan dilakukan penimbangan. Prosedur tersebut dilakukan hingga
diperoleh berat akhir sampel yang konstan. Daya serap air dihitung menggunakan
persamaan:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑔)−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔)
Daya serap air = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔)
7

3.3.7 Efisiensi kandungan N, P, K dalam BiPlant


Sebanyak 1 g bioplastik yang sudah dihaluskan dan dimasukkan ke gelas piala
50 mL. Lalu ditambahkan 1 campuran selen dan 3 mL H2SO4 pekat, kemudian
dipanaskan selama 15 menit dan didinginkan. Setelah dingin ditambahkan 10 mL
akuades, pindahkan ke dalam labu Kjedahl dan encerkan dengan akuades 100 mL
dan menambahkan 20 mL NaOH 30%. Selanjutnya labu Kjedahl dihubungkan pada
alat pendingin dan didestilasi. Hasilnya dipindahkan ke Erlenmeyer 100 mL yang
diisi 15 mL asam borat 1% dan 3 tetes indikator BCG + MR. Setelah 10 menit
dihitung sejak tetes pertama destilasi dihentikan. Ammonia yang tersuling dititrasi
dengan H2SO4 0,05 N dari warna hijau sampai warna mulai menjadi merah muda.
Penentuan kadar fospor dilakukan dengan menimbang sampel 0,5 gram, lalu
ke pengabuan dengan penambahan H2SO4 pekat dan HNO3 pekat dipanaskan di atas
hot plate. 2,5 mL H2SO4 pekat ditambahkan, terjadi perubahan menjadi hitam
seperti abu, HNO3 pekat ditambahkan sampai asap dari sampel tidak berwarna
hitam. Penambahan HNO3 ini bertahap sampai sampel tidak mengeluarkan asap
hitam setelah ditambahkan HNO3. Setelah selesai 50 mL akuades ditambahkan dan
dikocok. Selanjutnya disaring dan ditambahkan 2,5 mL vanadat molibdat berubah
menjadi warna kuning. Kadar fosfor ditentukan dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 400 nm.
Penentuan kadar kalium ditentukan dengan menimbang 0,5 g sampel dan
dilakukan pengabuan dengan penambahan H2SO4 pekat dan HNO3 pekat
dipanaskan diatas hot plate. 2,5 mL H2SO4 pekat ditambahkan dan mengubah warna
menjadi hitam seperti abu, HNO3 pekat ditambahkan sampai asap dari sampel tidak
berwarna hitam. Setelah pengabuan, sampel ditambahkan 50 mL akuades dan
dikocok, kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam wadah. Selanjutnya kadar
kalium ditentukan langsung dengan Inductively Coupled Plasma (ICP). N, P, K
efisiensinya ditentukan dengan persamaan :
kadar N, P, K akhir bioplastik (g)
% Efisiensi N,P,K bioplastik= ×100%
kadar N, P, K awal (g)
3.3.8 Uji Ketahanan terhadap Mikroba
Uji ketahanan terhadap mikroba merujuk pada Hartatik et al., (2014). Diuji
tingkat kerusakan bioplastik akibat adanya mirkoba dengan melihat pengurangan
bobot bioplastik saat dikubur dalam tanah. Sampel ditimbang terlebih dahulu
sebagai bobot awal. Kemudian dikubur dalam tanah dengan variasi waktu 5 hari,
10 hari, dan 15 hari. Sampel bioplastik yang telah dikubur di keringkan dan
ditimbang sehingga di peroleh bobot bioplastik akhir. Nilai persentase pengurangan
bobot rata-rata dari bioplastik dihitung menggunakan persamaan:

bobot awal-bobot akhir


% Ketahanan bioplastik= ×100%
bobot awal
8

3.3.9 Penentuan kadar N, P, K dalam tanah


Penentuan kadar N, P, dan K dalam tanah merujuk pada Makiyah et al.,
(2015). Uji Penentuan kadar N dilakukan dengan mengambil sampel tanah dan
didestruksi menggunakan H2SO4 dan CuSO4·5H2O, dilanjutkan dengan proses
destilasi menggunakan NaOH dan H3BO3, lalu dititrasi menggunakan H2SO4.
Penentuan kadar P dilakukan dengan proses destruksi menggunakan HNO3 dan
HClO4 yang dilanjutkan dengan pengenceran serta dilakukan pengukuran
absorbans menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Penentuan kadar K dilakukan
secara visual dengan melihat perubahan berat daun pada tumbuhan selama 4, 8, dan
12 hari.
3.3.10 Analisis Gugus Fungsi FTIR
Sampel terbaik dari semua perbandingan lalu dihaluskan dan dicampurkan
dengan KBr hingga halus dan homogen. Campuran tersebut dipanaskan dalam oven
selama 24 jam, dan dimasukan kedalam desikator. Kemudian sampel diukur dengan
spektofotometer FTIR pada suhu ruang, sehingga dihasilkan difraktogram
hubungan antara bilangan gelombang dengan intensitas.
3.3.11 Analisis Morfologi (SEM)
Sampel terbaik dipilih dari semua perbandingan lalu ditempelkan pada set
holder dengan perekat ganda dan dilapisi dengan logam emas dalam keadaan
vakum. Sampel dimasukan pada SEM dan diamati gambar sembari dilakukan
perbesaran hingga menghasilkan gambar yang jelas.
3.4 Luaran dan Indikator Capaian yang terukur
BiPlant (Bioplastik compostable kaya nutrisi) dengan perbandingan PLA-
selulosa limbah padat pati aren yang berbeda diharapkan membuat bioplastik yang
dihasilkan memiliki sifat mekanik yang baik dan penambahan POG yang bervariasi
diharapkan membuat BiPlant yang sudah tidak terpakai dapat menutrisi tumbuhan.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah, dianalisis, dan dibandingan dengan SNI
(Standart Nasional Indonesia) atau dengan literatur lainnya. Ketepatan yang tinggi
dari analisis data diharapkan mampu menciptakan potensi yang besar dengan
menggantikan plastik konvensional menggunakan BiPlant yang ramah lingkungan.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Perlengkapan yang diperlukan Rp1.857.000,00
2. Bahan Habis Pakai Rp6.607.000,00
3. Perjalanan dalam kota Rp60.000,00
4. Lain-lain Rp1.425.000,00
Jumlah Rp9.949.000,00
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
Bulan
Penanggung
No Jenis Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembelian
1 bahan dan Anggota 3
persiapan
2 Sintesis PLA Anggota 2
Sintesis
3 Anggota 1
selulosa
Pembuatan
4 Anggota 1
bioplastik
Uji
5 Ketua
karakteristik
Pengolahan
6 Anggota 3
data
Pembuatan
7 Ketua
laporan

DAFTAR PUSTAKA

ASTM D6400-04. 2004


Bruder, U. 2019. Bioplastics and Biocomposite. Hansen Library. Munich. GE
Byun, Y. dan Kim, Y.T. 2014. Bioplastics for food packaging: chemistry and
physics. Innovations in food packaging. Academic Press. London. UK
Cherlina, D.I. Gea, S. dan Nainggolan, H. 2017. Pembuatan nanokomposit polivinil
alkohol/nanoserat selulosa yang diisolasi dari tandan kosong kelapa sawit (elaeis
guineensis jack) dengan metode ledak uap. Jurnal Kimia Mulawarman. 14(2): 120-
126.
10

Emedian, S.M. Onay, T.T. dan Demirel, B. 2017. Biodegradation of bioplastics in


natural environtments. Waste Management. 59: 526-536.
doi.org/10.1016/j.wasman.2016.10.006
Firdayanti, M. dan Handajani, M. 2005. Studi karakteristik dasar limbah industri
tepung aren. Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan. 1(1): 22-29.
Hartatik, Y.D. Nuriyah, L. dan Iswarin, S.J. 2014. Pengaruh komposisi kitosan
terhadap sifat mekanik dan biodegradable bioplastik. Disertasi. Brawijaya
University
Jambeck, J.R. Geyer, R. Wilcox, C. Theodore, R. Perryman, M. Andrady, A.
Narayan, R. dan Law, K.L. 2015. Plastic waster inputs from land into the ocean.
Science. 347(6223): 768-770. doi.org/10.1126/science.1260352
Jeevahan, J. Chandrasekaran, M. dan Sethu, A. 2019. Influence of nanocellulose
addition on the fil properties of the bionanocomposite edible films prepared from
maize, rice, wheat, and potato starches. AIP Proceedinggs. 1-9.
doi.org/10.1063/1.5130283
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK]. 2017
Luzi, F. Fortunati, E. Puglia, D. Petrucci, R. Kenny, dan J.M. Torre, L. 2015. Study
of disintegrability in compost and enzymatic degradation of PLA and PLA
nanocomposites reinforced with cellulose nanocrystals extracted from Posidonia
Oceanica. Polymer degradation and stability. 121: 105-115.
Makiyah, M. Sunarto, W. dan Prasetya, A.T. 2015. Analisis kadar npk pupuk cair
limbah tahu dengan penambahan tanaman thitonia diversivolia. Indonesian Journal
Of Chemical Science. 4(1):1-10
Mufriah, D. dan Sulistiani, R. 2020. Pengaruh berbagai pupuk organik padat dan
pupuk hayati bioneensis terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame (Glycine
Max L. Merill) di dataran rendah. Al Ulum. 8(1): 12-19.
Prasetia, P. dan Putra, I.G.D. 2018. Studi karakteristik farmasetis mikro kristalin
selulosa dari jerami padi varietas lokal bali. Jurnal Sains Materi Indonesia. 17(3):
119-123.
Purnavita, S. dan Herman, Y.S. 2011. Produksi bioetanol dari limbah amapas pati
aren secara enzimatik dengan menggunakan mikrobia selulotik ekstrak rayap.
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. 2(8): 54 - 60.
Rahman, M.H. dan Bhoi, P.R. 2021. An overview of non-biodegradable
bioplastics. Journal of Cleaner Production. 294: 126218.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.126218
Setiani, W. Sudiarti, T. dan Rahmidar, L. 2013. Preparasi dan karakterisasi edible
film dari poliblend pati sukun-kitosan. Valensi. 3(2):100-109. ISSN: 1978-8193
Setyaningsih, L.W.N. Mutiara, T. Hapsari, C.Y. Kusumaningtyas, N. Munandar, H.
dan Pranata, R.J. 2020. Karakteristik dan aplikasi selulosa kulit jagung pada
pengembangan hidrogel. Journal of Science and Applicative Technology. 4(2):61-
66.
United Nation Environment [UNE]. 2017
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan Dosen Pendamping


Biodata Ketua
12

Biodata Anggota 1
13

Biodata Anggota 2
14

Biodata Anggota 3
15

Biodata Dosen Pendamping


16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan
Jenis Pengeluaran Volume Nilai (Rp)
(Rp)
1. Kebutuhan kegiatan
virtual
a. Kuota Internet 1× 4 orang Rp100.000,00 Rp1.200.00,00
× 3 bulan
b. Lisensi zoom 1× 3 bulan Rp219.000,00 Rp657.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp1.857.000,0
0
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
a. Limbah padat pati 2 kg Rp5.000,00 Rp10.000,00
aren
b. Akuades 10 liter Rp40.000,00 Rp400.000,00
c. Gliserol 500 ml Rp15.000,00 Rp15.000,00
d. NaOH 1 kg Rp30.000,00 Rp30.000,00
e. NaOCl 500 ml Rp63.000,00 Rp63.000,00
f. Silika gel 100 gram Rp7.500,00 Rp7.500,00
g. Pupuk organik 1 kg Rp35.000,00 Rp35.000,00
granul (POG)
h. H2SO4 250 ml Rp300.000,00 Rp300.000,00
i. CuSO4·5H2O 100 gram Rp65.000,00 Rp65.000,00
j. HNO3 500 ml Rp75.000,00 Rp75.000,00
k. HClO4 500 ml Rp800.000,00 Rp800.000,00
l. Ammonium 100 gram Rp457.000,00 Rp457.000,00
molibdat
m. Kalium 100 gram Rp471.500,00 Rp471.500,00
antimoniltatrat
n. Alumunium foil 1 roll Rp25.000,00 Rp25.000,00
o. Kertas saring 1 box Rp15.000,00 Rp15.000,00
p. Masker 3 ply 2 box Rp56.000,00 Rp94.000,00
Softies
q. Hand sinitizer 4 orang × 3 Rp12.000,00 Rp144.000,00
bulan
r. Rapid test anti- 4 orang × 3 Rp300.000,00 Rp3.600.000
gen bulan
SUB TOTAL (Rp) Rp6.607.000,0
0
3. Perjalanan dalam Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
kota (Rp)
18

a. Transportasi 3 kali Rp20.000,00 Rp60.000,00


pembelian bahan perjalanan
kimia
SUB TOTAL (Rp) Rp60.000,00
4. Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
a. Analisis SEM 2 Rp350.000,00 Rp700.000,00
b. Analisis Uji 15 Rp35.000,00 Rp525.000,00
Mekanik
c. Analisis FTIR 2 Rp100.000,00 Rp200.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp1.425.000,0
0
TOTAL Rp9.949.000,0
0
Terbilang sembilan juta sembilan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu (jam Uraian Tugas
Studi Ilmu
/minggu)
1 Wouda Fiorendita Kimia Kimia 24 Mengkoordinasi
Karim jam/minggu seluruh kegiatan
penelitian
2 Muslim Arfansah Kimia Kimia 24 Penanggung
Harahap jam/minggu jawab keuangan
3 Mohamad Galih Kimia Kimia 24 Penanggung
Prakoso jam/minggu jawab tempat
penelitian
4 Rohmat Kimia Kimia 24 Penanggung
Hidayatullah jam/minggu jawab
kelengkapan
bahan dan
pengolahan data
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


21

Lampiran 5. Bagan Alir

Limbah padat
Asam Laktat ampas pati
aren
polimerisas Isolasi
i

Poli asam
POG Selulosa
laktat (PLA)

Pembuatan PLA :
bioplastik Selulosa
95%: 5%
80%:10%
85%:15%
80%:20%.

Uji Water Uji Uji kadar N,


Uji mekanik Uji WVTR
Uptek ketahanan P, K
mikroba

FTIR SEM

Anda mungkin juga menyukai