Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri

di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

PENGARUH BIAYA SOSIAL DAN INDIVIDU TERHADAP PENYELENGGARAAN


PEMBELAJARAN DAN MUTU AKADEMIK SMA NEGERI DI DAERAH
PERKOTAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

Abstract

This study aimed to measure the influence of social and private cost to learning
implementation cost and academic quality of States High School in urban area of West
Sumatera province. The population of this study are state high schools in urban areas of West
Sumatra. Samples were purposive sampling reduced it to be 32 schools with criteria that had
the national exams score for one year and financing by social and individual. The research
proved that private and learning implementation cost influence on the academic quality with
0,64 determinant, but social costs are not. This study suggests to use the private cost as one
input to improve the quality of academic.

Keyword: social cost,private cost,learning implementation cost, academic quality

PENDAHULUAN kuantitatif dan dari sudut kualitatif.


Peningkatan mutu pendidikan Dari segi kuantitatif dapat dilihat dari
merupakan sasaran pembangunan pendidikan sisi indeks prestasi hasil belajar,
secara nasional dan merupakan bagian yudicium, jumlah lulusan, banyaknya
integral dari upaya peningkatan kualitas siswa/mahasiswa diterima di
manusia Indonesia secara menyeluruh. Telah perguruan tinggi lanjutan, atau yang
menjadi keyakinan semua bangsa di dunia diterima bekerja di
bahwa pendidikan merupakan investasi yang instansi/perusahaan, banyaknya
bernilai tinggi untuk kemajuan sebuah alumni menjadi pejabat dan
bangsa, oleh sebab jika sebuah pemerintahan sebagainya. Sedangkan mutu
tidak memiliki komitmen yang kuat dalam akademik secara kualitatif dilihat dari
pembangunan sektor pendidikan secara kemampuan akademis aplikatif dari
serius dan berkelanjutan, dapat diprediksikan siswa/mahasiswa tersebut”.
bahwa pemerintahan negara tersebut dalam
jangka panjang justru akan menjebak Mutu akademik baik secara kualitatif
mayoritas rakyatnya memasuki dunia ataupun kuantitatif merupakan sebuah fungsi
keterbelakangan dalam berbagai aspek dari sejumlah faktor input, proses, dan output.
kehidupan. Dengan kata lain, sebuah mutu akademik
Sowiyah (2010:24) menyatakan merupakan target khusus dari tujuan
bahwa “mutu dalam konteks hasil pendidikan pendidikan berupa kualitas output dan
mengacu pada prestasi yang dicapai oleh outcome dari siswa selaku stakeholder utama
sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. pendidikan yang ditentukan oleh beberapa
Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan faktor yaitu kualitas input (jumlah guru,
(student achivement) dapat berupa hasil tes jumlah guru yang mengikuti pelatihan, dan
kemampuan akademis ataupun bersifat jumlah buku teks yang tersedia), kualitas
intangible berupa perubahan perilaku ke arah proses (jumlah waktu pembelajaran langsung
yang lebih baik. Sejalan dengan itu, dan tingkat pembelajaran aktif), dan kualitas
Suhardan (2012: 75), menyatakan bahwa kurikulum. Faktor-faktor inilah nantinya
“mutu satuan pendidikan atau mutu yang akan berkolaborasi dalam bentuk proses
akademik dapat dilihat dari sudut pembelajaran yang berkualitas.

20
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

Supriadi (2001) dan Irianto (2010:117) siswa adalah berupa biaya pribadi peserta
menyatakan bahwa proses pembelajaran didik dan pendanaan biaya investasi selain
yang berkualitas terjadi jika lahan untuk satuan pendidikan yang
pengkoordinasian dan penyerasian serta diperlukan untuk menutupi kekurangan
perpaduan input sekolah dilakukan secara pendanaan yang disediakan oleh
harmonis dan terpadu yang sangat penyelenggara atau satuan pendidikan untuk
bergantung dari tenaga pengajar, peralatan, mencapai standar nasional pendidikan.
dan sumber-sumber pembelajaran. Dalam konteks pembiayaan
Ketersediaan tenaga pengajar yang pendidikan, biaya-biaya yang dikeluarkan
berkualitas, peralatan dan sumber-sumber untuk keperluan penyelenggaraan
pembelajaran itu sendiri tergantung kepada pembelajaran berupa pembelian alat-alat
besaran pembiayaan atau dana yang dimiliki pelajaran, sarana belajar, perangkat
oleh entitas pendidikan untuk pembelajaran, biaya transportasi, gaji guru,
penyelenggaraan pembelajaran. dan peningkatan mutu guru baik yang
Biaya (cost) dalam pendidikan dikeluarkan oleh pemerintah, orangtua,
memiliki cakupan luas, yakni semua jenis maupun siswa sendiri disebut dengan biaya
pengeluaran yang berkenaan dengan langsung (direct cost). Biaya langsung
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam kemudian dipilah menjadi biaya sosial
bentuk uang maupun barang dan tenaga (social cost) berupa pembiayaan yang
(yang dapat dihargakan dengan uang). Biaya bersumber dari pemerintah dan masyarakat
merupakan elemen yang sangat penting dan biaya individu (private cost) berupa
walaupun bukan satu-satunya komponen pembiayaan yang bersumber dari pihak
yang paling penting. Bagaimanapun peserta didik.
bagusnya rancangan kurikulum, matangnya Biaya sosial berupa dana dari APBN,
perencanaan pendidikan, akan tetapi ketika APBD dan masyarakat didapatkan entitas
sampai pada tahap operasional dan terbentur pendidikan melalui anggaran yang diajukan
adanya keterbatasan biaya maka perencanaan kepada pemerintah melalui RKAS (Rencana
yang bagus tersebut kurang memiliki makna Kegiatan dan Anggaran Sekolah). RKAS ini
yang berarti, bahkan mungkin program direalisasikan dalam bentuk Bantuan
pendidikan yang direncanakan sulit Operasional Sekolah (BOS). Bantuan
terealisasikan. Operasional Sekolah adalah program
Di negara Indonesia, pembiayaan Pemerintah berupa pemberian dana langsung
pendidikan merupakan tanggung jawab ke sekolah dimana besaran dana bantuan
bersama antara pemerintah, pemerintah yang diterima sekolah dihitung berdasarkan
daerah dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan jumlah siswa masing-masing sekolah dan
Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 satuan biaya (unit cost) bantuan. Dana BOS
tentang pendanaan pendidikan yaitu digunakan untuk membantu sekolah
penyediaan sumberdaya keuangan yang memenuhi biaya operasional sekolah non
diperlukan untuk penyelenggaraan dan personalia. Ketika dana BOS tidak
pengelolaan pendidikan yang merupakan mencukupi pembiayaan penyelenggaraan
tanggungjawab jawab bersama antara 1) suatu entitas pendidikan maka terjadilah
pemerintah, 2) pemerintah daerah yang sharing biaya dengan pengguna jasa
digunakan untuk belanja pegawai, belanja pendidikan (siswa) dalam bentuk biaya
barang dan pemeliharaan serta dari daya dan individu.
jasa dan 3) masyarakat baik dalam arti Suhardan (2012: 24) dan Irianto
khusus yaitu orang tua siswa atau dalam arti (2011:152) menyatakan bahwa biaya
umum yaitu masyarakat yang peduli dengan individu (private cost) merupakan
pendidikan. Tanggung jawab dari pihak keseluruhan biaya yang dikeluarkan pihak
21
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

peserta didik atau segala biaya yang harus pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa
ditanggung dan dikeluarkan keluarga anak pemerintahan provinsi Sumatera Barat
untuk keberhasilan belajar anaknya baik berkomitmen dalam meningkatkan pelayanan
berupa pungutan dari sekolah ataupun berupa dan mutu pendidikan menengah provinsi
biaya hidup dan biaya penunjang studi. Sumatera Barat.
Nominal biaya individu yang dipungut oleh Namun, jika dilihat dari sisi mutu
sekolah adalah hasil perhitungan dari selisih akademik berdasarkan akreditasi sekolah,
biaya langsung dengan biaya rutin langsung mutu pendidikan SMA di daerah perkotaan
yang dibagi secara merata terhadap setiap provinsi Sumatera Barat variatif sekali yaitu
siswa (Bastian, 2007:142). Dengan adanya dari 97 SMA di provinsi Sumatera Barat
PP No 47 Tahun 2008 pasal 9 dinyatakan terdapat 27 SMA terakreditasi A, 29 SMA
bahwa “pemerintah menanggung sepenuhnya terakreditasi B, 19 SMA terakreditasi C dan
pembiayaan pendidikan untuk jenjang 22 SMA yang tidak terakreditasi (www.ban-
pendidikan dasar (SD dan SMP) sebagai sm.or.id). Kondisi yang lebih miris lagi jika
salah satu implikasi dari program wajib melihat dari sudut pandang keberhasilan
belajar 9 tahun”. Maka biaya individu berupa siswa dalam Ujian Nasional (UN) 2 tahun
iuran yang dipungut oleh sekolah baru mulai terakhir yang juga bervariasi dan mengalami
dapat dilihat pada jenjang pendidikan penurunan. Jika ditelusuri perkembangan per
menengah. Dengan adanya sharing SMA yang mengikuti UN, maka dapat dilihat
pembiayaan pendidikan diharapkan bahwa variasi nilai antar sekolah sangat besar
penyelenggaraan pembelajaran akan lebih sekali. Sebagai contoh, hasil UN 2010/2011
maksimal sehingga menghasilkan menunjukkan peringkat kota Padang untuk
peningkatan mutu akademik secara nasional. UN adalah peringkat 6, padahal SMA Negeri
Dalam konteks analisis pembiayaan 1 kota Padang pada saat itu menduduki nilai
pendidikan berupa biaya sosial dan biaya tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
individu terhadap biaya penyelenggaraan terdapat perbedaan mutu yang cukup besar
pembelajaran dan peningkatan mutu antar sekolah.
akademik tersebut, peneliti memilih daerah Perkembangan mutu akademik
perkotaan provinsi Sumatera Barat sebagai berdasarkan kota untuk 2 tahun terakhir
daerah penelitian. Berdasarkan data Susenas menunjukkan bahwa 6 dari 7 kota di
2012, daerah perkotaan provinsi Sumatera Sumatera Barat pendidikan menengahnya
Barat memiliki komitmen yang tinggi dalam mengalami penurunan berdasarkan hasil UN
meningkatkan mutu pendidikan secara dengan rata-rata penurunan sebesar 0,38
berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari profil (5,14%). Salah satu faktor yang membuat
pendidikan secara umum di daerah perkotaan peningkatan mutu akademik agak lemah dan
provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa memiliki variasi yang besar adalah kualitas
motivasi mengikuti pendidikan penduduk penyelenggaraan pembelajarannya yang
Sumatera Barat dari tahun ke tahun masih rendah.
mengalami peningkatan (berdasarkan APS). Hasil diskusi dengan kepala dinas
Dilihat dari ketersediaan sumberdaya sekolah pendidikan provinsi Sumatera Barat dan juga
berupa jumlah ruang kelas, provinsi pengawas SMA di beberapa daerah
Sumatera Barat menunjukan peningkatan perkotaan provinsi Sumatera Barat
yang cukup tinggi yaitu 65,64%. Rincian menunjukkan bahwa penyelenggaraan
data survey Susenas 2012 menunjukkan pembelajaran masih belum memenuhi
bahwa rasio siswa dan guru sebesar 1: 9 dan standar pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari
rasio siswa dan kelas sebesar 1:25. Angka ini 1) perangkat pembelajaran; masih terdapat
sudah sesuai dengan Standar Pelayanan guru yang belum mampu membuat RPP yang
Minimal Pendidikan yang ditetapkan oleh sesuai dengan standar proses, memilih dan
22
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

menggunakan metode dan media yang sesuai variasi mutu yang cukup besar antar Sekolah
dengan kondisi siswa atau materi yang akan yang ada. Sedangkan, dari sisi pembiayaan
diajarkan, dan masih terdapat guru yang pendidikan sebagai salah satu faktor penentu
belum mampu menyusun alat evaluasi yang penyelenggaraan pembelajaran dan mutu
baik 2) peningkatan mutu tenaga pengajar; akademik terus mengalami peningkatan dari
masih minimnya pelatihan atau pendidikan tahun ke tahun. Oleh karena itu, tujuan
yang diikuti guru untuk meningkatkan penelitian ini adalah untuk mengukur besaran
wawasan dan keterampilan guru. pengaruh biaya sosial dan biaya individu
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap biaya penyelenggaraan
dengan beberapa guru didapatkan bahwa pembelajaran dan mutu akademik pada
salah satu faktor yang menyebabkan jenjang pendidikan SMA di daerah perkotaan
rendahnya kualitas penyelenggaraan provinsi Sumatera Barat.
pembelajaran adalah 1) keterbatasan waktu
yang dimiliki guru dalam mempersiapkan METODE PENELITIAN
perangkat pembelajaran, karena guru lebih Jenis penelitian ini adalah penelitian
fokus kepada jumlah jam mengajar kausal yaitu untuk menganalisis hubungan
dibandingkan kualitas sebagai dampak antara satu variabel terhadap variabel lainnya.
sertifikasi guru yang mengharuskan mengajar Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
sejumlah 24 jam pelajaran dalam seminggu, adalah 1) biaya sosial yang diukur dengan
2) ketersediaan fasilitas pembelajaran yang Anggaran penerimaan sekolah yang
kurang memadai atau masih kurangnya bersumber dari masyarakat secara langsung
sumber pembelajaran, 3) terbatasnya dana ataupun dari pemerintah untuk membiayai
untuk mengikuti pelatihan peningkatan kegiatan operasioanal sekolah 2) biaya
kompetensi guru. individu yang diukur dalam bentuk jumlah
Dilihat dari sisi pembiayaan pungutan biaya dari sekolah terhadap siswa,
pendidikan, dengan adanya kebijakan 3) variabel mutu akademik sebagai variabel
otonomi daerah, pemerintah kota telah eksogen diukur dengan Nilai Ujian Nasional
berusaha menerapkan PP No. 48 Tahun 2008 Siswa SMA Negeri, dan 4) variabel
yaitu adanya sharing pembiayaan untuk penyelenggaraan pembelajaran sebagai
penyelenggaraan pendidikan sehingga variabel intervening yang diukur dalam
memunculkan biaya sosial dengan biaya bentuk anggaran yang dialokasikan sekolah
individu. selama satu tahun ajaran pendidikan untuk: 1)
Perkembangan biaya sosial dan biaya perencanaan dan pengadaan perangkat dan
individu di daerah perkotaan provinsi sumber pembelajaran, seperti silabus, RPP,
Sumater Barat 2 tahun terakhir malah alat dan teknologi untuk media pembelajaran,
menimbulkan kerancuan karena untuk kota dan buku referensi 2) Program peningkatan
yang mengalami kenaikan anggaran sosial kompetensi guru, seperti keikutsertaan dalam
malah mengalami kenaikan untuk SPP, pelatihan dan workshop.Data merupakan data
sedangkan untuk kota yang mengalami sekunder kuantitatif dan kontinum berupa
penurunan anggaran malah free SPP. Padahal dokumentasi Rencana Kegiatan dan
SPP merupakan hasil perhitungan total biaya Anggaran Sekolah (RKAS) dan hasil Ujian
penyelenggaraan pendidikan dikurangi social Nasional Tahun Ajaran 2012/2013. Data ini
cost dan dibagi dengan jumlah siswa. diperoleh dari kepala sekolah, kepala dinas
Berdasarkan uraian masalah di atas pendidikan kota dan provinsi, serta kepala
dapat dilihat bahwa mutu akademik jenjang DPKD provinsi Sumatera Barat.
pendidikan SMA di daerah perkotaan Penelitian ini dilaksanakan pada
provinsi Sumatera Barat mengalami Sekolah Menengah Atas Negeri di daerah
penurunan dari tahun ke tahun dan terdapat perkotaan provinsi Sumatera Barat dengan

23
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

populasi berjumlah 42 sekolah. Sampel memuaskan. (Mulyasa, 2004c:7 dan PP No.


diambil dengan menggunakan purposive 19/2005).
sampling dengan kriteria yaitu telah Pengaruh biaya sosial terhadap biaya
mengikuti Ujian Nasional pada tahun ajaran individumenunjukkan hasil yang lemah dan
2012/2013 dan memiliki sharing pembiayaan tidak signifikan, dengan kontribusi (R²)
antara pihak sosial dan individu. Jumlah variabel adalah sebesar 0,029 (2,9%) yang
sampel sebanyak 32 sekolah. Metode analisis berarti sumbangan biaya sosial terhadap
yang digunakan terdiri dari 1) analisis perubahan biaya individu relatif kecil.
deskriptif untuk menggambarkan data per Dengan kata lain, bahwa besaran biaya sosial
variabel, 2) analisis induktif berupa uji yang bersumber dari masyarakat baik secara
prasyarat (normalitas, heterokedastisitas dan langsung ataupun melalui pemerintah tidak
multikolineritas) dan analisis jalur, dan 3) uji berpengaruh pada jumlah biaya individu
hipotesis dengan uji t dan uji F. yang dibebankan pada siswa SMA Negeri di
daerah perkotaan provinsi Sumatera Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah
Hasil dan pembahasan mengacu pada penerimaan sekolah yang bersumber dari
tujuan penelitian dan hipotesis yang pemerintah tidak menjadi patokan dalam
dikemukakan dalam penelitian yaitu melalui menentukan biaya individu.
uji analisis dengan menggunakan path Hasil diskusi dengan beberapa kepala
analysis. Secara simultan, hasil analisis sekolah menyatakan bahwa jumlah biaya
menunjukkan pengaruh antar variabel bebas individu ditentukan melalui musyawarah
dengan variabel terikat adalah signifikan bersama komite sekolah (orang tua siswa)
dengan sebesar 16,416 lebih besar dari dengan pihak sekolah dan merupakan
sebesar 2.95 yang membuktikan bahwa kesepakatan bersama setelah setelah rencana
semua variabel bebas (eksogen) kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu
mempengaruhi variabel konstruk (endogen) tahun ajaran. Selanjutnya, hasil diskusi
secara signifikan. Disamping itu juga dengan kepala dinas pendidikan menyatakan
dibuktikan dengan nilai signifikansi hitung bahwa faktor lokasi dan favorit atau tidaknya
0,000 kecil dari tingkat signifikansi yang sekolah menjadi pemicu dalam penentuan
dipakai (5%) (tabel 4.8). Kontribusi variabel jumlah biaya individu siswa. Trend yang ada
bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar dalam pendidikan saat ini adalah sekolah
R square (R²) 0,638 atau dengan kontribusi favorit atau memiliki popularitas yang tinggi
sebesar 63,8% sedangkan sisanya 36,2% di tengah masyarakat dan sekolah yang dekat
disumbangkan oleh variabel lain yang tidak dengan pusat kota cenderung menetapkan
diteliti. Hal ini berarti pembiayaan biaya individu yang lebih tinggi dan sekolah
pendidikan baik yang bersumber dari tersebut memiliki posisi yang cukup kuat
masyarakat ataupun individu yang dikelola dalam menawarkan opsi biaya kepada pihak
dengan baik untuk penyelenggaraan komite sekolah. Kesepakatan komite sekolah
pembelajaran akan mampu meningkatkan atas biaya individu ini merupakan wujud
mutu akademik pendidikan SMA Negeri di keingininan pihak siswa agar anaknya
daerah perkotaan provinsi Sumatera Barat. mendapatkan pendidikan yang lebih
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pendapat
diharapkan oleh standar proses pendidikan Suhardan dkk (2011:4) dan Elfindri (2010)
yaitu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yaitu besar kecilnya biaya yang menjadi
oleh sekolah dengan menggunaka standar- beban orang tua siswa atas pendidikan
standar yang telah ditentukan sebagai tergantung pada pelayanan dan kualitas
patokan, maka tujuan pembelajaran akan pendidikan yang mampu diberikan oleh
dapat dicapai dengan hasil yang baik dan
24
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

sekolah, sehingga pendidikan menjadi barang penyelenggaraan pembelajaran sekitar 12-


ekonomi. 26%.
Untuk pengaruh antara biaya sosial Hal ini mengindikasikan bahwa
dan individu menunjukkan pengaruh yang jumlah penerimaan yang diterima sekolah
besar dan signifikan secara statistik terhadap dalam satu tahun ajaran akan menjadi faktor
Z (Biaya penyelenggaraan pembelajaran) penting bagi sekolah dalam menetapkan
sedangkan kontribusinya (R²) sebesar 53,9% porsi biaya bagi penyelenggaran
atau 54%. Hal ini berarti bahwa peningkatan pembelajaran. Namun, tentu saja persentase
biaya sosial dan biaya individu akan mampu biaya pada setiap sekolah berbeda-beda
meningkatkan alokasi anggaran untuk sesuai dengan visi dan misi sekolah serta
membiayai penyelenggaraan pembelajaran. skala prioritas sekolah. Untuk itu dibutuhkan
Hal ini mengindikasikan bahwa biaya kemampuan manajemen keuangan dan
pendidikan merupakan salah satu komponen strategi yang bagus dari pihak sekolah dalam
masukan instrumental (instrumental input) mengalokasikan dana yang ada sehingga bisa
yang sangat penting dalam penyelenggaraan lebih efisien dan mampu menunjang untuk
pembelajaran. Dalam setiap upaya pencapaian pembelajaran yang berkualitas
pencapaian tujuan pembelajaran baik untuk meningkatkan mutu pendidikan
kuantitatif maupun kualitatif biaya sekolah tersebut.(Fattah,2000:26)
pendidikan memiliki peranan yang
menentukan. Dengan adanya biaya Untuk pengaruh antara biaya sosial,
pendidikan yang cukup maka sekolah biaya individu dan biaya penyelenggaraan
memiliki kesempatan untuk pembelajaran menunjukkan pengaruh yang
menyelenggarakan pembelajaran berkualitas besar dan signifikan secara statistik terhadap
dengan perencanaan pembelajaran yang Mutu Akademikdengan kontribusinya (R²)
lengkap dan sesuai dengan tuntutan sebesar 63,8% atau 64%. Hal ini berarti
kurikulum, sumber ajar siswa yang cukup bahwa peningkatan biaya sosial, biaya
dan melakukan kegiatan untuk meningkatkan individu dan biaya penyelenggaran secara
kompetensi guru. bersama akan mampu meningkatkan mutu
Penelitian ini menunjukkan rata-rata akademik pendidikan SMA Negeri di daerah
biaya penyelenggaraan pembelajaran perkotaan provinsi Sumatera Barat. Dalam
pendidikan SMA Negeri di daerah perkotaan upaya menyelenggarakan dan meningkatkan
provinsi Sumatera Barat memiliki persentase sistem pendidikan yang berkualitas, biaya
28% dari seluruh total pembiayaan. merupakan komponen yang sangat penting,
Persentase ini cukup kecil jika dibandingkan dan dapat dikatakan bahwa proses
dengan jenis biaya yang lainnya seperti biaya pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya
untuk gaji guru/pegawai, biaya pembangunan dukungan biaya. Dilihat dari sudut pandang
fisik, dan biaya pemeliharaan. Padahal ekonomi, tidak ada kegiatan pendidikan
menurut Fattah (2000:56), alokasi biaya tanpa biaya. Biaya itu diperlukan untuk
yang harusnya diprioritaskan adalah biaya memenuhi beragam kebutuhan yang
yang berkenaan dengan penyelenggaraan berkenaan dengan kelangsungan proses
kegiatan belajar mengajar yaitu kemampuan pendidikan. Hal ini sejalan pernyataan
guru, sarana kelas, dan buku-buku pelajaran. Suhardan (2012:69) bahwa peningkatan mutu
Namun, jumlah ini sudah lebih besar jika selalu diikuti oleh ketersediaan biaya untuk
dibandingkan dengan temuan Supriadi mencapainya, baik yang bersumber dari
(2001:217) yaitu alokasi biaya pendidikan sosial ataupun individu selaku beneficieries.
sangat dominan untuk honorarium Namun, bila dilihat secara parsial
guru/pegawai yaitu 74-78% sedangkan untuk masing-masing variabel ini memberikan

25
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

kontribusi yang berbeda-beda. Untuk lebih menyerap model pengajaran yang


jelasnya dibahas sebagai berikut: disampaikan oleh para gurunya sebagai
pendidik dan pengajar yang profesional.
Pengaruh biaya sosial terhadap mutu
akademik pendididikan SMAN di daerah Pengaruh biaya individu terhadap mutu
perkotaan provinsi Sumatera Barat akademik pendididikan SMAN di daerah
perkotaan provinsi Sumatera Barat
Hasil uji statistik secara parsial
menunjukkan biaya sosialmemiliki pengaruh Hasil uji statistik secara parsial menunjukkan
yang lemah dan tidak signifikan terhadap biaya individumemiliki pengaruh yang kuat
mutu akademik, dengan koefisien jalur - dan signifikan terhadap mutu akademik,
0,045. Kontribusi ini dikategorikan kecil dengan koefisien jalur 0,602. Kontribusi ini
sehingga pengaruh variabel ini dihilangkan dapat dikategorikan besar dan dapat
(trimmming) dalam model yang dimaknai bahwa peningkatan biaya individu
dikemukakan, namun pembahasan terhadap akan mampu meningkatkan mutu akademik
variabel tetap dilakukan. pendidikan SMA Negeri di daerah perkotaan
Pengaruh yang tidak signifikan ini provinsi Sumatera Barat.
menunjukkan bahwa peningkatan mutu Pengaruh biaya individu terhadap
pendidikan tidak akan tercapai jika hanya mutu akademik yang signifikan ini
mengandalkan biaya dari sosial. Hal ini menunjukkan bahwa pihak peserta didik
disebabkan oleh beberapa kondisi yaitu 1) sebagai konsumen pendidikan dan juga
sebagian besar biaya sosial SMA negeri di sebagai input pendidikan juga harus
daerah perkotaan provinsi Sumatera Barat bertanggungjawab dalam menyukseskan
masih bersumber dari anggaran pemerintah tujuan pendidikan. Partisipasi orang tua
saja, 2) proporsi struktur anggaran yang siswa dikelola melalui dewan komite sekolah.
bersumber dari pemerintah sebagian besar Melalui komite sekolah pihak orang tua
diperuntukkan untuk membayar gaji guru siswa juga ikut dalam memberikan
dan pegawai yaitu sekitar 74%-78% dari total sumbangan pendidikan, masukan,
RKAS, hal ini menyebabkan persentase pertimbangan (advisory agency), dan
anggaran untuk non gaji semakin kecil rekomendasi pada satuan pendidikan dengan
sehingga seluruh pembiayaan tidak tercover. prinsip mendorong peningkatan mutu
3) peningkatan jumlah biaya sosial pada akademik dan mutu layanan belajar di mana
SMA Negeri terjadi lebih dikarenakan komite sekolah itu berada.
adanya peningkatan pada gaji guru. Hal ini
mendukung pernyataan Supriadi (2010: 218) SIMPULAN DAN SARAN
yang mengatakan bahwa “sesungguhnya Berdasarkan hasil penelitian yang
tidak banyak yang dapat dilakukan oleh telah dikemukakan untuk menjawab rumusan
sekolah untuk meningkatkan mutu masalah, kesimpulan yang diperoleh dalam
penyelenggaraan sekolah bila hanya penelitian adalah 1) biaya sosial tidak
menggantungkan diri pada dana yang berpengaruh signifikan terhadap biaya
bersumber dari subsidi pemerintah”. Jika individu pendidikan SMA Negeri di daerah
sarana dan fasilitas belajar yang disediakan perkotaan provinsi Sumatera Barat. Kondisi
oleh pemerintah dibantu oleh masyarakat ini menunjukkan bahwa jumlah penerimaan
terpenuhi sesuai kebutuhan untuk digunakan sekolah yang bersumber dari
para peserta didik, dengan penyediaan tenaga sosial/pemerintah tidak menjadi patokan
pengajar yang memenuhi kualifikasi dan dalam menentukan biaya individu. 2) biaya
penyediaan fasilitas belajar yang demikian sosial dan biaya individu berpengaruh
baik, maka peserta didik akan mampu signifikan terhadap biaya penyelenggaraan
26
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto

pembelajaran. Hal ini mengindikasikan Fattah, N . 2004. Ekonomi dan Pembiayaan


bahwa biaya pendidikan merupakan salah Pendidikan. Bandung:
satu komponen masukan instrumental Rosdakarya.
(instrumental input) yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Hallak,J. 1985. Analisis Biaya dan
Dengan demikian perubahan biaya Pengeluaran untuk
penyelenggaraan pembelajaran SMA Negeri Pendidikan.Jakarta: Bhratara
di daerah perkotaan provinsi Sumatera Barat Karya Aksara
disumbangkan dan dijelaskan oleh perubahan
Irianto, Agus. 2011. Pendidikan Sebagai
biaya sosial dan biaya individu, sedangkan
Investasi Dalam Pembangunan
untuk persentasenya tergantung pada visi dan
Suatu Bangsa. Jakarta: Kencana.
misi sekolah serta skala prioritas di sekolah
tersebut, 3)biaya sosial, individu dan Mc Ewan, P. J. 1999. Private Costs and The
penyelenggaraan pembelajaran berpengaruh Rate Of Return to Primary
signifikan pada mutu akademik pendidikan Education. Applied Economics
SMA Negeri di daerah perkotaan provinsi Letters , 759-760.
Sumatera Barat dengan kontribusi sebesar
64% Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis
Sesuai dengan kesimpulan di atas, Sekolah. Bandung: Rosdakarya.
maka akhirnya dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:1) Kepala sekolah selaku Onsomu, Eldah N et all. 2007. Financing
menejer dan pengelola sekolah disaran agar Secondary Education In Kenya:
mampu menyusun sebuah perencanaan biaya Cost Reduction and Financing
yang efektif dan efisien untuk dapat Option. Education Policy
meningkatkan kualitas sumber pembelajaran, Analysis Archives , 24.
kualitas guru, sarana dan prasarana Orsnstein, L. a. 2000. Educational
pendidikan untuk mewujudkan peningkatan Administration (Concepts and
mutu akademik dan tujuan pendidikan, 2) Practices). London: Thomson
Sekolah harus menjalin kerjasama dengan Learning Berkshire House.
masyarakat dalam memberikan dukungan
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas Riduwan dan Kuncoro. 2007. Cara
sehingga peningkatan mutu akademik bisa Menggunakan dan Memaknai
tercapai. Analisis Jalur (Path Analysis).
Bandung: Alfabeta.

Daftar Pustaka Sowiyah. 2010. Pengembangan Kompetensi


Guru SD. Lampung: Lemlit
Akpotu, N. E. 2008. SocialCost Analysis of UNILA.
Secondary Education in South
West Nigeria (1996-2001). Suhardan, D., Riduwan, & Enas. 2012.
Journal Social Science , 27-33. Ekonomi dan Pembiayaan
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Bastian, I. 2007. Akuntansi Pendidikan.
Jakarta: Erlangga. Supriadi, Dedi. 2010. Satuan Biaya
Pendidikan; Dasar dan
Elfindri. 2010. Pendidikan Sebagai Barang Menengah. Bandung: Remaja
Ekonomi. Bandung: Lubuk Rosdakarya.
Agung

27

Anda mungkin juga menyukai