4205 8671 1 SM
4205 8671 1 SM
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto
Abstract
This study aimed to measure the influence of social and private cost to learning
implementation cost and academic quality of States High School in urban area of West
Sumatera province. The population of this study are state high schools in urban areas of West
Sumatra. Samples were purposive sampling reduced it to be 32 schools with criteria that had
the national exams score for one year and financing by social and individual. The research
proved that private and learning implementation cost influence on the academic quality with
0,64 determinant, but social costs are not. This study suggests to use the private cost as one
input to improve the quality of academic.
20
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto
Supriadi (2001) dan Irianto (2010:117) siswa adalah berupa biaya pribadi peserta
menyatakan bahwa proses pembelajaran didik dan pendanaan biaya investasi selain
yang berkualitas terjadi jika lahan untuk satuan pendidikan yang
pengkoordinasian dan penyerasian serta diperlukan untuk menutupi kekurangan
perpaduan input sekolah dilakukan secara pendanaan yang disediakan oleh
harmonis dan terpadu yang sangat penyelenggara atau satuan pendidikan untuk
bergantung dari tenaga pengajar, peralatan, mencapai standar nasional pendidikan.
dan sumber-sumber pembelajaran. Dalam konteks pembiayaan
Ketersediaan tenaga pengajar yang pendidikan, biaya-biaya yang dikeluarkan
berkualitas, peralatan dan sumber-sumber untuk keperluan penyelenggaraan
pembelajaran itu sendiri tergantung kepada pembelajaran berupa pembelian alat-alat
besaran pembiayaan atau dana yang dimiliki pelajaran, sarana belajar, perangkat
oleh entitas pendidikan untuk pembelajaran, biaya transportasi, gaji guru,
penyelenggaraan pembelajaran. dan peningkatan mutu guru baik yang
Biaya (cost) dalam pendidikan dikeluarkan oleh pemerintah, orangtua,
memiliki cakupan luas, yakni semua jenis maupun siswa sendiri disebut dengan biaya
pengeluaran yang berkenaan dengan langsung (direct cost). Biaya langsung
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam kemudian dipilah menjadi biaya sosial
bentuk uang maupun barang dan tenaga (social cost) berupa pembiayaan yang
(yang dapat dihargakan dengan uang). Biaya bersumber dari pemerintah dan masyarakat
merupakan elemen yang sangat penting dan biaya individu (private cost) berupa
walaupun bukan satu-satunya komponen pembiayaan yang bersumber dari pihak
yang paling penting. Bagaimanapun peserta didik.
bagusnya rancangan kurikulum, matangnya Biaya sosial berupa dana dari APBN,
perencanaan pendidikan, akan tetapi ketika APBD dan masyarakat didapatkan entitas
sampai pada tahap operasional dan terbentur pendidikan melalui anggaran yang diajukan
adanya keterbatasan biaya maka perencanaan kepada pemerintah melalui RKAS (Rencana
yang bagus tersebut kurang memiliki makna Kegiatan dan Anggaran Sekolah). RKAS ini
yang berarti, bahkan mungkin program direalisasikan dalam bentuk Bantuan
pendidikan yang direncanakan sulit Operasional Sekolah (BOS). Bantuan
terealisasikan. Operasional Sekolah adalah program
Di negara Indonesia, pembiayaan Pemerintah berupa pemberian dana langsung
pendidikan merupakan tanggung jawab ke sekolah dimana besaran dana bantuan
bersama antara pemerintah, pemerintah yang diterima sekolah dihitung berdasarkan
daerah dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan jumlah siswa masing-masing sekolah dan
Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 satuan biaya (unit cost) bantuan. Dana BOS
tentang pendanaan pendidikan yaitu digunakan untuk membantu sekolah
penyediaan sumberdaya keuangan yang memenuhi biaya operasional sekolah non
diperlukan untuk penyelenggaraan dan personalia. Ketika dana BOS tidak
pengelolaan pendidikan yang merupakan mencukupi pembiayaan penyelenggaraan
tanggungjawab jawab bersama antara 1) suatu entitas pendidikan maka terjadilah
pemerintah, 2) pemerintah daerah yang sharing biaya dengan pengguna jasa
digunakan untuk belanja pegawai, belanja pendidikan (siswa) dalam bentuk biaya
barang dan pemeliharaan serta dari daya dan individu.
jasa dan 3) masyarakat baik dalam arti Suhardan (2012: 24) dan Irianto
khusus yaitu orang tua siswa atau dalam arti (2011:152) menyatakan bahwa biaya
umum yaitu masyarakat yang peduli dengan individu (private cost) merupakan
pendidikan. Tanggung jawab dari pihak keseluruhan biaya yang dikeluarkan pihak
21
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto
peserta didik atau segala biaya yang harus pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa
ditanggung dan dikeluarkan keluarga anak pemerintahan provinsi Sumatera Barat
untuk keberhasilan belajar anaknya baik berkomitmen dalam meningkatkan pelayanan
berupa pungutan dari sekolah ataupun berupa dan mutu pendidikan menengah provinsi
biaya hidup dan biaya penunjang studi. Sumatera Barat.
Nominal biaya individu yang dipungut oleh Namun, jika dilihat dari sisi mutu
sekolah adalah hasil perhitungan dari selisih akademik berdasarkan akreditasi sekolah,
biaya langsung dengan biaya rutin langsung mutu pendidikan SMA di daerah perkotaan
yang dibagi secara merata terhadap setiap provinsi Sumatera Barat variatif sekali yaitu
siswa (Bastian, 2007:142). Dengan adanya dari 97 SMA di provinsi Sumatera Barat
PP No 47 Tahun 2008 pasal 9 dinyatakan terdapat 27 SMA terakreditasi A, 29 SMA
bahwa “pemerintah menanggung sepenuhnya terakreditasi B, 19 SMA terakreditasi C dan
pembiayaan pendidikan untuk jenjang 22 SMA yang tidak terakreditasi (www.ban-
pendidikan dasar (SD dan SMP) sebagai sm.or.id). Kondisi yang lebih miris lagi jika
salah satu implikasi dari program wajib melihat dari sudut pandang keberhasilan
belajar 9 tahun”. Maka biaya individu berupa siswa dalam Ujian Nasional (UN) 2 tahun
iuran yang dipungut oleh sekolah baru mulai terakhir yang juga bervariasi dan mengalami
dapat dilihat pada jenjang pendidikan penurunan. Jika ditelusuri perkembangan per
menengah. Dengan adanya sharing SMA yang mengikuti UN, maka dapat dilihat
pembiayaan pendidikan diharapkan bahwa variasi nilai antar sekolah sangat besar
penyelenggaraan pembelajaran akan lebih sekali. Sebagai contoh, hasil UN 2010/2011
maksimal sehingga menghasilkan menunjukkan peringkat kota Padang untuk
peningkatan mutu akademik secara nasional. UN adalah peringkat 6, padahal SMA Negeri
Dalam konteks analisis pembiayaan 1 kota Padang pada saat itu menduduki nilai
pendidikan berupa biaya sosial dan biaya tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
individu terhadap biaya penyelenggaraan terdapat perbedaan mutu yang cukup besar
pembelajaran dan peningkatan mutu antar sekolah.
akademik tersebut, peneliti memilih daerah Perkembangan mutu akademik
perkotaan provinsi Sumatera Barat sebagai berdasarkan kota untuk 2 tahun terakhir
daerah penelitian. Berdasarkan data Susenas menunjukkan bahwa 6 dari 7 kota di
2012, daerah perkotaan provinsi Sumatera Sumatera Barat pendidikan menengahnya
Barat memiliki komitmen yang tinggi dalam mengalami penurunan berdasarkan hasil UN
meningkatkan mutu pendidikan secara dengan rata-rata penurunan sebesar 0,38
berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari profil (5,14%). Salah satu faktor yang membuat
pendidikan secara umum di daerah perkotaan peningkatan mutu akademik agak lemah dan
provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa memiliki variasi yang besar adalah kualitas
motivasi mengikuti pendidikan penduduk penyelenggaraan pembelajarannya yang
Sumatera Barat dari tahun ke tahun masih rendah.
mengalami peningkatan (berdasarkan APS). Hasil diskusi dengan kepala dinas
Dilihat dari ketersediaan sumberdaya sekolah pendidikan provinsi Sumatera Barat dan juga
berupa jumlah ruang kelas, provinsi pengawas SMA di beberapa daerah
Sumatera Barat menunjukan peningkatan perkotaan provinsi Sumatera Barat
yang cukup tinggi yaitu 65,64%. Rincian menunjukkan bahwa penyelenggaraan
data survey Susenas 2012 menunjukkan pembelajaran masih belum memenuhi
bahwa rasio siswa dan guru sebesar 1: 9 dan standar pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari
rasio siswa dan kelas sebesar 1:25. Angka ini 1) perangkat pembelajaran; masih terdapat
sudah sesuai dengan Standar Pelayanan guru yang belum mampu membuat RPP yang
Minimal Pendidikan yang ditetapkan oleh sesuai dengan standar proses, memilih dan
22
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto
menggunakan metode dan media yang sesuai variasi mutu yang cukup besar antar Sekolah
dengan kondisi siswa atau materi yang akan yang ada. Sedangkan, dari sisi pembiayaan
diajarkan, dan masih terdapat guru yang pendidikan sebagai salah satu faktor penentu
belum mampu menyusun alat evaluasi yang penyelenggaraan pembelajaran dan mutu
baik 2) peningkatan mutu tenaga pengajar; akademik terus mengalami peningkatan dari
masih minimnya pelatihan atau pendidikan tahun ke tahun. Oleh karena itu, tujuan
yang diikuti guru untuk meningkatkan penelitian ini adalah untuk mengukur besaran
wawasan dan keterampilan guru. pengaruh biaya sosial dan biaya individu
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap biaya penyelenggaraan
dengan beberapa guru didapatkan bahwa pembelajaran dan mutu akademik pada
salah satu faktor yang menyebabkan jenjang pendidikan SMA di daerah perkotaan
rendahnya kualitas penyelenggaraan provinsi Sumatera Barat.
pembelajaran adalah 1) keterbatasan waktu
yang dimiliki guru dalam mempersiapkan METODE PENELITIAN
perangkat pembelajaran, karena guru lebih Jenis penelitian ini adalah penelitian
fokus kepada jumlah jam mengajar kausal yaitu untuk menganalisis hubungan
dibandingkan kualitas sebagai dampak antara satu variabel terhadap variabel lainnya.
sertifikasi guru yang mengharuskan mengajar Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
sejumlah 24 jam pelajaran dalam seminggu, adalah 1) biaya sosial yang diukur dengan
2) ketersediaan fasilitas pembelajaran yang Anggaran penerimaan sekolah yang
kurang memadai atau masih kurangnya bersumber dari masyarakat secara langsung
sumber pembelajaran, 3) terbatasnya dana ataupun dari pemerintah untuk membiayai
untuk mengikuti pelatihan peningkatan kegiatan operasioanal sekolah 2) biaya
kompetensi guru. individu yang diukur dalam bentuk jumlah
Dilihat dari sisi pembiayaan pungutan biaya dari sekolah terhadap siswa,
pendidikan, dengan adanya kebijakan 3) variabel mutu akademik sebagai variabel
otonomi daerah, pemerintah kota telah eksogen diukur dengan Nilai Ujian Nasional
berusaha menerapkan PP No. 48 Tahun 2008 Siswa SMA Negeri, dan 4) variabel
yaitu adanya sharing pembiayaan untuk penyelenggaraan pembelajaran sebagai
penyelenggaraan pendidikan sehingga variabel intervening yang diukur dalam
memunculkan biaya sosial dengan biaya bentuk anggaran yang dialokasikan sekolah
individu. selama satu tahun ajaran pendidikan untuk: 1)
Perkembangan biaya sosial dan biaya perencanaan dan pengadaan perangkat dan
individu di daerah perkotaan provinsi sumber pembelajaran, seperti silabus, RPP,
Sumater Barat 2 tahun terakhir malah alat dan teknologi untuk media pembelajaran,
menimbulkan kerancuan karena untuk kota dan buku referensi 2) Program peningkatan
yang mengalami kenaikan anggaran sosial kompetensi guru, seperti keikutsertaan dalam
malah mengalami kenaikan untuk SPP, pelatihan dan workshop.Data merupakan data
sedangkan untuk kota yang mengalami sekunder kuantitatif dan kontinum berupa
penurunan anggaran malah free SPP. Padahal dokumentasi Rencana Kegiatan dan
SPP merupakan hasil perhitungan total biaya Anggaran Sekolah (RKAS) dan hasil Ujian
penyelenggaraan pendidikan dikurangi social Nasional Tahun Ajaran 2012/2013. Data ini
cost dan dibagi dengan jumlah siswa. diperoleh dari kepala sekolah, kepala dinas
Berdasarkan uraian masalah di atas pendidikan kota dan provinsi, serta kepala
dapat dilihat bahwa mutu akademik jenjang DPKD provinsi Sumatera Barat.
pendidikan SMA di daerah perkotaan Penelitian ini dilaksanakan pada
provinsi Sumatera Barat mengalami Sekolah Menengah Atas Negeri di daerah
penurunan dari tahun ke tahun dan terdapat perkotaan provinsi Sumatera Barat dengan
23
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto
25
Pengaruh Biaya Sosial dan Individu terhadap Penyelenggaraan Pembelajaran dan Mutu Akademik SMA Negeri
di daerah Perkotaan Provinsi Sumatera Barat - Oleh: Efni Cerya dan Agus Irianto
27