Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN REKAMAN KASET SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KIMIA LINGKUNGAN


DENGAN POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS XI SMA N. 14
PADANG
Jumriana Rahayuningsih1, Eliyarti2
Universitas Islam Kuantan Singingi
Jumrianarahayuningsih1378@gmail.com

Abstract
The teaching and learning process will be more effective and efficient if supported by the right media.
Research has been conducted to see the learning outcomes of students in class XI of SMA 14 by using
cassette recording media as an alternative learning media in environmental chemistry material with the
subject matter of the subject of environmental pollution. This research is a classroom action research
(CAR) which is carried out in class XI students. Data collection techniques used are observation, tests
and documentation. The data analysis technique is in the form of qualitative data and quantitative data.
The results of data analysis show that classical completeness in the first cycle is 70%. While classical
completeness in cycle II is 95%. This means that student learning outcomes from cycle I to cycle II
increased by 25%. Based on the results of these studies it can be concluded that the application of
cassette recordings as an alternative media can improve student learning outcomes in environmental
chemistry subject matter of environmental pollution in Padang 14 High School.

Keywords: Teaching Media, Cassette Records, Children's Learning Habits and Learning Outcomes and
Environmental Pollution.

1. PENDAHULUAN menerapkan metode ceramah dan tanya jawab


Proses belajar mengajar merupakan proses serta minimnya penggunaan media pembelajaran
interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran kimia di kelas XI
yang mendorong perubahan prilaku siswa. SMA N. 14 Padang. Ketiga, pada saat guru
Dalam proses belajar mengajar siswa dituntut memberikan soal latihan, hanya beberapa siswa
untuk aktif dan belajar mandiri sedangkan guru yang mampu mengerjakan soal yang diberikan.
hanya sebagai fasilisator, motivator dan Berdasarkan permasalahan – permasalahan
pembimbing. Tetapi kenyataan yang ada di diatas, maka harus ada tindakan yang dilakukan
lapangan siswa kurang aktif dan belum mengerti agar hasil belajar anak meningkat.
pentingnya belajar. Malahan sebagian dari siswa Padahal dalam belajar siswa dituntut untuk
tersebut disaat jam pelajaran kimia berlangsung, aktif sehingga dapat belajar mandiri dalam
mereka berada di luar kelas dan pada saat guru memanfaatkan waktu luang atau senggang.
tidak di tempat mereka sibuk dengan kegitan Namun semua itu tidak terlaksana sehingga
yang tidak bermanfaat. siswa tersebut belajar hanya saat tatap muka dan
Dan berdasarkan observasi yang telah akan ujian saja. Padahal dalam mempelajari
dilakukan siswa kelas XI di SMA N. 14 Padang, materi kimia sangat diharapkan keaktifan dan
terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut. kreatif siswa, karena ilmu kimia merupakan dari
Pertama, bahwa pelajaran kimia dengan materi ilmu pengetahuan alam yang berisikan konsep-
kimia lingkungan kurang menarik sehingga konsep yang bersifat abstrak. Untuk itu
ditemukan hasil belajar siswa rendah, dimana diperlukan media yang tepat dalam pengajaran,
dari 30 siswa tidak ada satupun siswa yang agar konsep yang disampaikan pada siswa dapat
nilainya mencapai batas Kriteria Ketuntasan diterima dan dimengerti siswa dengan baik,
Minimum (KKM), dimana nilai KKM adalah 70 sehingga dapat menghilangkan anggapan bahwa
artinya 100% siswa dinyatakan tidak tuntas pada materi kimia sulit. Oleh karena itu dilakukanlah
materi kimia lingkungan pokok bahasan pemilihan metoda dan media yang tepat agar
pencemaran lingkungan. Kedua, guru masih

JEDCHEM (Journal Education and Chemistry) Vol. 1 No. 1 Januari (2019) Page 36
JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

dapat mengaktifkan dan membangkitkan kimia lingkungan kurang diminati siswa, karena
motivasi siswa pada mata pelajaran kimia. dalam proses belajar mengajar yang bersifat
Media pembelajaran merupakan media monoton dan materinya yang padat. Bila ditinjau
yang dalam penggunaannya diintegrasikan dari ilmu kimia bahwa materi kimia lingkungan
dengan tujuan dan isi pengajaran yang dapat merupakan salah satu yang penting, karena
mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. menyangkut lingkungan. Disamping tujuan
Media pembelajaran yang lazim digunakan kurikuler kimia lingkungan dengan pokok
dalam mata pelajaran kimia adalah charta, bahasan pencemaran lingkungan dapat
molymod, infocus dan lain-lain. Dalam memberikan pendidikan moral yang akan
pemilihan media yang tepat haruslah membentuk kepribadian seseorang. Makanya
berdasarkan keefektifan dan keefisienan pada divariasikan proses belajar mengajar dengan
proses belajar mengajar serta mempunyai fungsi menggunakan rekaman kaset sebagai media
tepat guna. Untuk menumbuhkan perhatian dan alternative sehingga siswa menyenangi materi
motivasi siswa dalam mempelajari kimia dapat kimia.
dilakukan melalui penggunaan media yang dapat
menimbulkan minat dan ketertarikan siawa.
Media pengajaran dapat dikelompokkan atas tiga 2. Media Pengajaran
kelompok yaitu: media audio, media visual dan
media audio visual.(Soetomo: 1993;207). Kata media berasal dari bahasa latin medius
Media audio merupakan media yang bentuk yang secara harfiah berarti tengah, perantara
sarana penyimpanannya sebagai pembawa dan atau pengantar.dalam bahasa arab, media adalah
pengantar pesan yang ditangkap indera perantara atau pengantar pesan dari pengirim
pendengaran. Media audio dapat digunakan pada kepada penerima pesan. Heinich dan kawan-
semua tingkatan atau jenjang pendidikan untuk kawan (1982) mengemukakan istilah medium
kebutuhan kelompok maupun individual. Tape sebagai perantara yang mengantar informasi
recorder merupakan salah satu bentuk media antara sumber dan penerima, sperti TV, radio,
audio yang sering dan mudah digunakan. Tape rekaman kaset,film foto, gambar diproyeksikan,
recorder dapat menarik perhatian siswa untuk bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah
mendengarkan bunyi rekamannya seperti media komunikasi. Apabila media yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1989; membawa pesan-pesan atau informasi yang
94)”….Tape recorder disamping mampu bertujuan instruksional atau mengandung
menarik perhatian siswa juga merupakan media maksud-maksud pengajaran disebut media
yang sangat menyenangkan, karena pengajaran. Sebagian dari ahli ilmu pendidikan
pemakaiannya mudah dan dapat digunakan dan media pengajaran bahwa mereka
dimana saja dan kapan saja sekalipun sedang memberikan batasan media sebagai semua
beristirahat.” bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
Dari kenyataan yang ada di lapangan siawa untuk menyampaikan atau menyebar ide,
hanya memiliki buku sumber dalam belajar, gagasan atau pendapat sehingga idea tau
sedangkan kebanyakkan siswa lebih senang gagasan / pendapat yang dikemukakan itu
mendengarkan kaset di waktu istirahat. Dan sampai pada penerima pesan.
rekaman kaset ini dirancang dengan scenario Sering didengar media pendidikan disebut
yang bagus dan suara yang merdu sehingga juga alat bantu atau media komunikasi seperti
membangkitkan minat dan keinginan siswa yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik
untuk mempelajari kimia. Hal ini diharapkan (1989;10), dimana dia melihat bahwa hubungan
untuk menghilangkan anggapan siswa bahwa komunikasi akan berjalan baik dengan hasil
kimia mata pelajaran yang sulit dan yang maksimal apabila menggunakan alat bantu
membosankan. yang disebut media komunikasi. Gagne dan
Kimia lingkungan merupakan salah satu Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa
materi kimia yang diajarkan pada siswa kelas XI media pembelajaran meliputi alat yang secara
SMA. Dari hasil wawancara dengan beberapa fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
orang siswa SMA dan guru kimia bahwa materi

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 37


JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape Education Research dalam Hamalik (1989;15)
recorder (rekaman kaset), video camera, video mengungkapkan manfaat media adalah :
recorder, film, slide (gambar bingkai), photo, mengurangi verbalitas, memperbesar perhatian
gambar, grafik, televise dan computer. siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting
Sedangkan menurut National Education untuk perkembangan belajar, membantu siswa
Association (NEA) dalam Azhar Arsyad dam memberikan pengertian sehingga siswa
memberikan definisi media sebagai bentuk dapat berkambang dalam bahasa dan lebih
komunikasi baik secara tercetak maupun secara efisien.
audio visual dan peralatannya.
3. Kebiasaan Belajar Anak
Maka disimpulkan media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk Jiwa seseorang bagaikan kertas putihakan
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. mendapat coretan atau tulisan dari luar, yang
Sehingga pesan tersebut dapat merangsang mana tergantung dari lingkungannya mau
fikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa menulis dengan tinta apa, apakah dengan tinta
sedemikian rupa sehingga memungkinkan hitam atau tinta merah. Dalam proses belajar
terjadinya proses belajar. Sumber pesan yaitu: mengajar guru senantiasa mendominasi
guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku. kegiatan, karena guru yang akan menentukan
Saluran pesan adalah media pendidikan yang bahan, metode dan media sedangkan siswa
diterima oleh penerima pesan yaitu siswa. menerima begitu saja materi yang disampaikan.
Namun sekarang siswa dituntut untuk aktif
Definisi media pengajaran menurut Danim, dalam PBM, guru hanya membimbing dan
Sudarwan (1995) adalah seperangkat alat bantu menyediakan kondisi agar siswa dapat
yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam mengembangkan bakat dan potensinya.
rangka berkomunikasi dengan siswa. Sedangkan
menurut Ali, Muhammad (1992;98), “Media 4. Pencemaran Lingkungan
pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, Pencemaran lingkungan adalah keadaan
merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan suatu lingkungan (udara, air dan tanah) yang
kemauan siswa sehingga mendorong proses kemasukkan zat-zat pencemar (polutan)
belajar”. sehingga terjadi suatu perubahan yang
menyebabkan lingkungan itu tidak dapat
digunakan lagi sesuai fungsinya semula.
Pencemaran dibedakan menjadi: pencemaran
Maksud dari media pengajaran adalah alat, udara, pencemaran air dan pencemaran tanah.
metode, dan teknik yang digunakan dalam Pencemaran udara atau polusi udara dapat
rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi terjadi jika ada zat asing bercampur dengan
antara guru dan siswa pada proses pendidikan udara bersih atau meningkatnya konsentrasi
dan pengajaran disekolah. Media pengajaran salah satu komponen udara diatas ambang batas.
merupakan dasar yang bersifat melengkapi dan Zat-zat yang dapat menyebabkan polusi udara
merupakan bagian integrasidemi berhasilnya disebut polutan. Sumbaer pencemaran udara:
proses pendidikan dan usaha pengajaran di pembakaran hutan, kendaraan bermotor, hasil
sekolah. Pemakaian media pengajaran dapat pembakaran industry atau limbah, penggunaan
membantu dalam mengembangkan kreatifitas bahan kimia dalam kegiatan pertanian,
guru dan siswa. Guru dapat memilih berbagai peternakan dan kesehatan.
cara untuk menyajikan pelajaran dan
menggunakan media yang bervariasi sehingga Pencemaran air terjadi apabila terdapat
lebih menarik. gangguan terhadap kualitas air sehingga air tidak
dapat digunakan sesuai fungsinya. Air tercemar
Media pengajaran sangat berperan dalam disebabkan karena masuknya makhluk hidup,
PBM karena dapat menentukan cara dan hasil zat (berupa gas, cairan ataupun padatan), atau
belajar yang diharapkan. Encyclopedia of energy ke dalam air, sehingga dapat

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 38


JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

menimbulkan gangguan atau bahaya kesehatan c. Menyiapkan lembar kerja peserta didik
terhadap makhluk hidup seperti manusia, hewan (LKPD).
dan tumbuhan. Sumber pencemaran air adalah d. Membuat lembaran observasi aktifitas
limbah industry, pertanian dan pemukiman. guru
e. Membuat lembar observasi aktifitas siswa
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh f. Membuat alat evaluasi berupa soal-soal
limbah rumah tangga dan industry, limbah yang akan di berikan setelah pelaksanaan
pertanian atau pembuangan bahan-bahan yang proses belajar mengajar pada masing-
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. masing siklus.
Penumpukan sampah plastik di tanah juga 2. Tindakan
merupakan sumber dari pencemaran tanah yang a. Melaksanakan proses belajar mengajar
dapat merusak humus tanah dan kesuburan sesuai dengan rancangan pelaksanaan
tanah. Namun sampah organik bila dijadikan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan.
kompos dapat sebagai pupuk bagi tanah. b. Melaksanakan tes akhir tindakan pada
masing-masing siklus untuk mengetahui
5. METODE PENELITIAN ada tidaknya peningkatan hasil belajar
Jenis Penelitian melalui penerapan media rekaman kaset
sebagai media alternatif.
Penelitian ini dilakukan penelitian 3. Pengamatan
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas Pengamatan merupakan tindakan
(PTK) merupakan suatu penelitian yang akar pengumpulan informasi yang akan dipakai
permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan untuk mengetahui apakah tindakan yang
langsung oleh guru yang bersangkutan. dilakukan telah berjalan sesuai dengan
rencana yang diharapkan. Pengamatan dapat
Waktu dan Tempat Penelitian berupa pengumpulan data melalui observasi.
Observasi berfungsi untuk
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mendokumentasikan pengaruh tindakan yang
Maret sampai dengan bulan Mei 2018 di SMA dilakukan. Pada tahap ini pengambilan data-
Negeri 14 Padang yang beralamat di Indarung data hasil pengukuran terhadap kegiatan guru
kota Padang. dan siswa dengan menggunakan instrumen
yang telah disiapkan. Tahapan pengamatan
Subjek Penelitian
ini dilakukan oleh observer yakni 2 orang
Subjek dari penelitian ini adalah satu guru bidang studi kimia yang ada di sekolah,
orang guru Kimia dan siswa kelas XI di SMA N yang diamati oleh observer berupa data
14 Padang yang berjumlah 20 orang. kegiatan guru dan data kegiatan siswa yang
Prosedur dijalankan selama proses belajar mengajar
dilaksanakan.
Dalam penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus pembelajaran. Penelitian tindakan kelas di 4. Refleksi
tandai dengan adanya tindakan. Tindakan Refleksi adalah suatu perbaikan mengenai
tersebut dilakukan tidak hanya sekali tetapi, pembelajaran yang telah dilaksanakan.
berulang – ulang sampai dengan tujuan PTK Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting
tercapai. Setiap tindakan terdiri dari rangkaian yaitu:
empat kegiatan sebagai berikut: a. Merenungkan kembali mengenai kekuatan
1. Perencanaan dan kelemahan dari tindakan yang telah
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan dilakukan.
yaitu tata nama senyawa. b. Menjawab tentang penyebab situasi dan
b. Menyusun rancangan pelaksanaan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan penggunaan tindakan berlangsung.
media rekaman kaset untuk masing- c. Memperkirakan solusi atas keluhan yang
masing siklus. muncul

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 39


JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

Apabila kemampuan guru mengelola tersebut dikatakan valid maka tes tersebut
pembelajaran dan aktivitas siswa selama dapat digunakan dalam suatu penelitian.
pembelajaran belum mencapai hasil yang
maksimal dan terdapat banyak kelemahan,
maka pembelajaran tersebut harus 3. Dokumentasi
dilanjutkan kepada siklus selanjutnya. Pada Dokumentasi adalah berupa
pertemuan selanjutnya, guru perlu dokumen – dokumen yang menunjang
memperbaiki kelemahan yang terdapat pada proses pembelajaran di kelas.
siklus I tersebut agar proses pembelajaran Dokumentasi yaitu mencari data
lebih baik. mengenai hal – hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku dan
Jika hasil ketuntasan belajar siswa sebagainya. Dokumen dalam penelitian
kurang dari 85% maka pembelajaran tersebut ini berupa nilai postest pada materi kimia
harus dilanjutkan kepada siklus selanjutnya lingkungan siswa kelas XI di SMA N. 14
dan jika ketuntasan belajar siswa 85% Padang.
maka pembelajaran tersebut dapat tercapai
dan siklus dapat dihentikan. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian
Teknik Pengumpulan Data tindakan kelas, ada dua jenis data yakni data
1. Observasi kuantitatif dan data kualitatif.
Observasi adalah proses pengambilan
1. Data Kualitatif
data dalam penelitian dimana peneliti atau
Data kualitatif berupa lembar obsevasi
pengamat melihat situasi penelitian. Obervasi
aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas
ini dilakukan oleh observer dengan mengisi
siswa. Adapun rumus untuk menganalisis
lembar observasi aktivitas guru dan lembar
data kualitatif adalah sebagai berikut :
observasi aktivitas siswa dengan cara
memberikan tanda ceklis pada kolom yang
disediakan yang sesuai dengan gambaran
yang diamati.
Keterangan :
2. Tes
= Persentase
Tes adalah seperangkat rangsangan
= Frekuensi
(stimulus) yang diberikan kepada seseorang
= Jumlah Aktivitas Keseluruhan
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban
Adapun kriteria untuk aktivitas guru
– jawaban yang dijadikan penetapan skor
dan siswa dalam melaksanakan proses belajar
angka. Tes di sini memberikan soal atau
mengajar dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui
berikut:
bagaimana hasil belajar siswa tersebut. Tes
Tabel 1. Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
diberikan kepada siswa kelas XI di SMA N.
14 Padang. Tes tersebut berupa soal uraian Skor Kategori
yang terdiri dari 15 soal pada setiap Sangat Baik
86 % 100 %
siklusnya. Tes tersebut di analisis butir soal
76 % 85 % Baik
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah tes
tersebut layak digunakan atau tidak. Untuk 60 % 75 % Cukup
mengetahui kelayakan tes tersebut digunakan 55 % 59 % Kurang
teknik validitas isi. Validitas isi dilakukan 54% Sangat Kurang
judgment oleh tiga orang validator yang
diberikan butir – butir soal untuk 2 Data Kuantitatif
pengumpulan data. Tes tersebut dikatakan Data kuantitatif berupa hasil belajar
valid apabila persentase dari ketiga validator pada setiap siklusnya. Apabila hasil belajar
lebih dari 53%. Kemudian setelah butir soal siswa belum mencapai tujuan dengan kriteria
85% dari target yang diharapkan, dengan

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 40


JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

demikian pengajaran tersebut gagal dan harus Berdasarkan hasil penelitian yang
diulang kembali. Adapun analisis datanya diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru
menggunakan rumus: dan lembar observasi aktivitas siswa, dapat
dilihat presentase aktivitas guru dan aktivitas
siswa sebagai berikut:

Keterangan: Tabel 2. Persentase Aktivitas Guru dan


KI : Ketuntasan Individu Aktivitas Siswa
T : Jumlah skor yang diperoleh siswa
Siklus Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tt : Jumlah skor total
Sedangkan rumus yang digunakan I 80% 78,57%
untuk melihat ketuntasan belajar siswa secara
klasikal adalah: II 100% 100%

Untuk hasil belajar siswa dilihat dari nilai


posttest yang diberikan pada saat pembelajaran
Keterangan: siklus I telah dilaksanakan adapun kriteria
KS : Ketuntasan Klasikal ketuntasan minimum yang digunakan adalah 70
ST : Jumlah siswa yang tuntas dengan standar ketuntasan klasikalnya 95%.
N : Jumlah siswa dalam kelas Berikut disajikan tabel ketuntasan belajar siswa
Ketuntasan individu akan tercapai pada tabel 3 di bawah ini:
apabila setiap siswa nilainya mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimun) yang Tabel 3. Persentase Hasil Belajar
ditetapkan pada materi kimia lingkungan
yakni 70 dan ketuntasan klasikal akan Pencapaian Siklus I Siklus II Peningkatan
No
tercapai apabila suatu kelas dikatakan tuntas Aspek (%) (%) (%)
belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat
85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Hasil
Adapun nilai KKM (kriteria ketuntasan 1 70 95 25
Belajar
minimum).

6. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian Pembahasan

Uji coba instrumen soal dilakukan oleh Berdasarkan lembar observasi guru,
tiga orang validator dimana ada soal yang di uji diperoleh aktivitas guru pada siklus I sebesar
cobakan ada 46 soal yang terdiri dari soal siklus 80%. Hal ini berarti bahwa guru masih
I dan soal siklus II. Tes tersebut dikatakan valid mempunyai kelemahan terhadap pembelajaran
apabila persentase dari ketiga validator lebih yang di laksanakan dan memperbaiki kelemahan
dari 53%. Berdasarkan analisis instrumen yang terjadi pada siklus I pada siklus
diperoleh bahwa ada 3 soal yang tidak layak selanjutnya. Berdasarkan lembar observasi
untuk digunakan dan ada 43 soal yang layak aktivitas siswa, diperoleh aktivitas siswa pada
untuk digunakan. Pada penelitian yang akan siklus I sebesar 78,57%. Hal ini berarti aktivitas
dilaksanakan pada siklus I ada 15 soal dan pada siswa belum terlaksana sepenuhnya dan masih
siklus II ada 15 soal. Jadi, ada 30 soal yang akan terdapat kelemahan dalam pembelajaran. Pada
digunakan sebagai instrumen dari 43 soal yang siklus I persentase ketuntasan klasikal siswa
dapat digunakan. Hal ini berarti ada 13 soal sebesar 70% dan belum mencapai nilai
yang dikatakan layak dan tidak dipakai dalam ketuntasan klasikal yakni 85%.
instrumen. Soal tersebut di simpan dan dapat Berdasarkan hal tersebut di peroleh bahwa
digunakan jika ada yang memerlukannya. ada beberapa kelemahan yang terdapat pada
siklus I yakni pertama ada siswa yang kurang

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 41


JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

aktif dalam kelompoknya. Kedua ada siswa yang rata 82,8, ketuntasan klasikal 95%. Hal ini
membawa buku ketika mempresentasikan hasil berarti bahwa hasil belajar siswa dari siklus I ke
diskusi kelompoknya dan ketiga hasil belajar siklus II dinyatakan meningkat, yakni sebesar
siswa rendah. Sehingga di harapkan pada 25%.
pertemuan selanjutnya guru lebih memfokuskan
kepada siswa yang kurang aktif dan meminta Saran
siswa tidak membawa buku ketika Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan disimpulkan di atas, maka ada beberapa saran
kelas serta mengingatkan siswa untuk belajar yang dikemukakan sebagai berikut:
dengan sungguh – sungguh baik di sekolah
maupun di rumah. Untuk itu pembelajaran akan 1. Dalam memilih media pembelajaran
dilanjutkan ke siklus selanjutnya. rekaman kaset sebagai media alternatif
Pada siklus II lembar observasi guru merupakan salah satu media pembelajaran
diperoleh persentase sebesar 100%. Hal ini yang dapat digunakan oleh guru untuk
berarti pada siklus II guru sudah memperbaiki membuat pembelajaran agar lebih
kelemahan yang terjadi pada siklus I. Pada menyenangkan dan mudah untuk dipahami.
siklus II lembar aktivitas siswa diperoleh 2. Diharapkan kepada guru agar dapat
persentase 100%. Hal ini berarti aktivitas siswa menerapkan media pembelajaran rekaman
sudah terlaksana semuanya. Pada siklus II kaset sebagai media alternatif merupakan
persentase ketuntasan klasikan siswa sebesar salah satu media pembelajaran dalam proses
95%. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil pembelajaran karena melalui media
belajar dari siklus I ke siklus II yakni sebesar pembelaran ini terbukti dapat meningkatkan
25%. hasil belajar siswa.
3. Dalam penelitian ini penerapan media
Sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar pembelajaran rekaman kaset sebagai media
secara klasikal di sekolah dinyatakan tuntas alternatif merupakan salah satu media
apabila 95% siswa tuntas secara klasikal. pembelajaran yang hanya pada materi kimia
Sehingga dapat dikatakan ketuntasan belajar lingkungan pokok bahasan pencemaran
secara klasikal pada siklus II tercapai dan lingkungan. Oleh karena itu, diharapkan pada
pembelajaran tidak perlu dilanjutkan pada siklus penelitian serupa untuk menggunakan materi
selajutnya. Hal ini menunjukkan bahwa lain untuk melihat bagaimana keefektifan
penerapan rekaman kaset sebagai media dari penerapan media pembelajaran rekaman
alternatif dapat meningkatkan hasil belajar pada kaset sebagai media alternatif dalam
materi kimia lingkungan pokok bahasan pembelajaran kimia lingkungan khususnya
pencenaran lingkungan kelas XI di SMA Negeri pencemaran lingkungan.
14 Padang.
8. DAFTAR PUSTAKA
7. SIMPULAN DAN SARAN
Amien, Moh.”Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam
Simpulan Dengan Metode Discovery dan Ingury”.
P2LPTK. Jakarta. 2012.
Berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa penerapan rekaman kaset Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
sebagai media alternatif dapat meningkatkan Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
hasil belajar siswa pada materi kimia lingkungan Cipta
pokok bahasan pencemaran lingkungan unuk
siswa kelas XI SMA N. 14 Padang. Hal ini dapat Arikunto, S., Suhardjono. dan Supardi. (2016).
dilihat dari hasil tes yang dilakukan pada setiap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.
siklusnya dimana pada siklus I hasil belajar Bumi Aksara
siswa memperoleh nilai rata – rata 75,
ketuntasan klasikal 70%. Sedangkan pada siklus
II hasil belajar siswa memperoleh nilai rata –

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 42


JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari (2019)

Ardhana, W. “Bacaan Pilihan Dalam Metode Purba, Michael.”Buku Pelajaran Ilmu Kimia
Penelitian Pendidikan”. P2LPTK. Jakarta. Untuk SMA kelas Dua”. Erlangga.
1987 Jakarta. 2000

Arsyad, Azhar. “Media Pengajaran”. PT. Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar.
Grafindo Persada. Jakarta. 2013 Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danim, Sudarwan.”Media Komunikasi Sardiman, A.M. “Interaksi dan Motivasi Belajar


Pendidikan”. Bumi Aksara. 1995. Mengajar”. PT. Grafindo Persada. Jakarta.
1996.
Dimiyati dan Drs Mudjiono.”Belajar dan
Pembelajaran”. Rineka Cipta. Jakarta. Soetomo.”Media Pengajaran”. Erlangga. Jakarta.
1999. 1993.

Hamalik, Oemar. “Media Pendidikan”. PT. Sudiman.”Ilmu Pendidikan”. PT. Remaja Rusda
Citra Aditya Bakti. Bandung. 1989. Karya. Bandung. 1992.

Paizaludin dan Ermalina. (2014). Penelitian


Tindakan Kelas.Bandung: Alfabeta

Jumriana rahayuningsih, Eliyarti Page 43

Anda mungkin juga menyukai