ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. A DENGAN RESPIRATORY FAILURE ET CAUSE SEVERE
SEPSIS + EMPYEMA SINISTRA ET CAUSE STREPTOCOCCUS
PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIAE
DI RUANG PICU RSHS
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk IGD RSHS : 21 November 2012
Tanggal Masuk PICU RSHS : 27 November 2012 pukul 10.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 05 Desember 2012 pukul 08.00 WIB
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cibon
Dg. Medis saat masuk: Efusi Parapneumonia ec staphylococcus aureus
+ bronkopneumonia + anemia defisiensi Fe +
malnutrisi sedang
No. Register : 1xxx
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 29 Tahun
Alamat : Jl. Cibon
Hubungan : Ayah dari klien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama Sekarang
Klien terlihat sesak napas dan ada secret di ETT serta mulut
2. Riwayat Penyakit Sekarang
± 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien tampak sesak napas yang
semakin lama semakin bertambah sesak. Sesak napas tidak disertai
dengan mengi dan ngorok. Tidak ada bengkak pada kelopak mata
dan tungkai serta kebiruan pada ujung jari atau sekitar mulut.
Keluhan sesak napasnya didahului oleh panas badan yang mendadak
tinggi. Keluhan disertai dengan batuk pilek sejak 7 hari sebelum
masuk rumah sakit. Tidak disertai dengan muntah, kejang atau
penurunan kesadaran. Karena keluhannya tersebut akhirnya klien
dibawa ke klinik 24 jam untuk foto rontgen dan dirujuk ke RSHS. Di
IGD klien didiagnosa Efusi Parapneumonia ec staphylococcus
aureus + anemia defisiensi Fe+bronkopneumonia+malnutrisi sedang.
Klien dipindah di PICU tanggal 27 November 2012 pukul 10.30
WIB dengan diagnosa medis respiratory failure et cause severe
sepsis + empyema sinistra et cause streptococcus pneumonia dan
bronkopneumoniae. Saat pengkajian kondisi klien masih lemas
dengan tingkat kesadaran GCS E4M6VETT. Klien terpasang
ventilator dengan ETT, mode pressure control dengan IPL 20
cmH2O dan PEEP 5 cmH2O. perbandingan I:E rationya 1:1.9, dan
FiO2 nya 70%.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Tidak
ada riwayat tersedak, riwayat kontak dengan penderita yang batuk
atau berdarah. Klien juga tidak pernah ada riwayat batuk dan panas
badan > 2 minggu. Klien sering kontak dengan perokok aktif yaitu
ayah dan pamannya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami penyakit seperti
klien. Keluarga klien juga tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit TBC, pneumonia atau penyakit pernapasan yang lainnya.
5. Riwayat Imunisasi dan ASI
Klien sudah imunisai lengkap DPT, Polio, Hepatitis B, Morbili,
termasuk BCG dan BCG scar. Klien umur 0-6 bulan mendapatkan
ASI dan susu formula (SF), 6-9 bulan ASI, SF dan bubur susu, 9-12
bulan ASI, SF dan bubur nasi, 12 bulan sampai sekarang menu
keluarga.
C. Riwayat Sosial
Klien tinggal bersama dengan 4 orang aggota keluarga dalam satu
rumah. Kebiasaan ayahnya dan pamannya yaitu selalu merokok aktif
didalam rumah. Kondisi rumah berdasarkan keterangan dari Ibu klien
bahwa rumahnya ventilasi dan tempat masuknya cahaya cukup baik.
D. Pengkajian Primer
1. Airway
Terdengar suara gargling, ada secret di ETT dan mulut klien, peak
airway pressure ventilator naik.
2. Breathing
RR klien 43x/mnt, terlihat sesak napas, pengembangan dada simetris
kanan dan kiri, ada retraksi supra sterna dan intercosta, tidak ada
penggunaan otot bantu napas dan napas cuping hidung (-).
Terpasang ventilator dengan ETT. Mode pressure control, IPL 20
cmH20, PEEP 5 cmH20, I:E ratio 1:1.9, dan FiO2 70%.
3. Circulation
TD 102/79 mmHg, MAP 86,67 mmHg, dan HR 170x/menit dan
SpO2 92%. Konjungtiva tidak anemis, kulit tidak pucat, akral hangat
dan CRT < 2 detik. Gambaran EKG monitor menunjukkan sinus
takhikardia.
4. Disability
GCS klien E4M6VETT. Pupil isokor (kanan dan kiri 2 mm), reflek
cahaya kanan dan kiri: +/+, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
5 5/5 5
5. Exposure
Suhu pasien 38ºC. Lengan kiri klien ada memar, di sekitar anus klien
ada luka lecet kemerahan dan terpasang CTT di dada kiri. Di bibir
bawah kanan klien ada sedikit luka lecet tapi sudah kering
E. Pengkajian Sekunder
1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TD: 102/79 mmHg, MAP 86,67 mmHg, HR 170x/menit, RR
43x/menit, EKG monitor sinus takhikardia dan SpO2 92%.
b. Kepala
Kepala bentuk Mesochepal, tidak ada luka dan jejas, rambut
hitam, tidak ada oedem
c. Mata
Mata simetris kanan dan kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis, kedua pupil isokor kanan dan kiri 2 mm, dan
reflek cahaya +/+.
d. Telinga
Kedua telinga simetris, tidak ada jejas, bersih, dan tidak ada
serumen
e. Hidung
Terpasang NGT di lubang hidung kiri, tidak ada sekret di
hidung, dan tidak ada napas cuping hidung
f. Mulut
Mulut kotor, ada luka lecet di bibir kanan bawah tetapi sudah
kering. Terpasang ETT. Terlihat ada muntahan klien
g. Leher
Arteri karotis teraba kuat
h. Thorax
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tak nampak
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V LMCS
Perkusi: pekak
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II normal dan tidak ada suara
tambahan jantung
Pulmonal
Inspeksi: Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, ada
retraksi supra sterna dan intercosta, tidak ada penggunaan
otot bantu napas, RR 43 x/menit
Palpasi: vocal fremitus belum terkaji
Perkusi: sonor dan semakin ke lobus bawah meredup
Auskultasi: suara napas normal vesikuler, ronkhi (+) di paru
kanan dan kiri, wheezing (-)
i. Abdomen
Inspeksi: Datar
Auskultasi: BU(+)Normal
Perkusi: Timpani
Palpasi: Lembek tidak distensi
j. Ekstremitas
Akral ekstremitas atas dan bawah hangat, arteri radialis teraba
kuat dan regular, tidak ada edema pada ekstremitas atas dan
bawah. Kekuatan otot ekstremitas 5 5 / 5 5. Ada memar di
ekstremitas atas kiri dan terpasang IV line di ekstremitas bawah
kanan
2. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Urin
BAK klien lancar dengan urin kateter, klien BAK jam 13.00
WIB sebanyak 120 cc (BB 9 kg) dengan warna kuning jernih,
hematuri (-), dan pekat (-)
b. Eliminasi Fekal
BAB klien lancar dengan konsistensi lembek.
3. Status Nutrisi
Antopometri
BB 9 kg, TB 89 cm
WAZ = Nilai riil – nilai median = 9-11,9 = - 2,42 (BB rendah)
SD lower 1,2
HAZ = Nilai riil – nilai median = 89-86,5 = 0,75 (TB normal)
SD Upper 3,3
WHZ = Nilai riil – nilai median = 9-12,7 = - 3,36
SD lower 1,1 (BB sangat rendah)
Biochemical
Tidak ada pemeriksaan
Clinical
Klien terlihat lemas, terpasang NGT, muntah, turgor kulit baik,
konjungtiva tidak anemis dan mukosa lembab
Diet
Klien mendapatkan diet cair SF 100 cc per 3 jam, tidak ada
residu
Kebutuhan kalori klien:
Untuk umur 1-7 tahun (75-90 kkal/kgBB/hari) sehingga pada
An. A = 90 x 9 = 810 kkal/hari
Karbohidrat: 45% x total kalori = 45% x 810 = 364,5 kkal/hari
( 1 gram=3,4 kkaljadi kebutuhan KH = 107,2 gram/hari)
Protein = 2,5 g/kgBB/hari = 2,5 x 9 = 22,5 gr/hari
Lemak = 15% x total kalori = 15% x 810 = 121,5 kkal/hari = 13,5
gr/hari
Mineral dan elektrolit:
Na = 2-4 Meq/kg/hari = 18-32 Meq/L /hari
K = 2-3 Meq/kg/hari = 18-27 Meq/L /hari
Cl = 2-3 Meq/kg/hari = 18-27 Meq/L /hari
Kalori yang didapat klien berasal dari SF dan Cairan D5% (Cairan
infuse D5%+1/4 NS) dengan rincian sebagai berikut:
a. 1 cc = 1 kkal SF (8x100 cc) = 8 x 100 kkal = 800 kkal/hari
b. Perbandingan D5% dengan NS dalam larutan D5%1/4 NS
adalah 1:4, sedangkan 100 cc D5% mengandung 5 gram kalori
(1 gram = 3,4 kkal). Klien mendapatkan cairan D5%1/4NS
sebanyak 4 cc/jam. Sehingga dalam satu hari mendapatkan 96
cc/hari. Oleh karena itu klien mendapatkan kalori dari D5%
sebanyak = (1/5 x 96 cc = 19,2dibulatkan menjadi 20 cc,
padahal 100 cc D5% mengandung 5 gram, sehingga 20 cc nya
klien mendapatkan 1 gram atau 3,4 kkal)
Total kalori yang didapatkan klien= 800+3,4 = 803,4 kkal
4. Status Cairan
BB 9 kg jadi kebutuhan cairan klien adalah 100 cc/kgBB/hari = 100
cc x 9 = 900 ml/hari. Rinciannya sebagai berikut: SF (8x100 cc =
800 cc) dan N4 sebanyak 96 cc/hari, jadi total cairan yang didapat
klien adalah 896 cc
Status cairan klien baik dan tidak menunjukkan adanya kelebihan
ataupun kekurangan cairan yang significant: turgor kulit elastis baik,
kulit tidak kering, tidak ada edema, mulut kotor dan sedikit kering.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Satuan 5/12/12
Nilai
Na 136 - 145 Meq/ L 134
K 3.6 - 5.5 Meql/ L 4.6
Cl 98 - 108 Meq/ L 98
Analisa gas darah
pH 7,35 - 7,45 7.445
pCO2 35 - 45 mmHg 37.9
pO2 83 - 103 mmHg 63.7 (L)
HCO3 22 - 26 Mmol/L 26
SaO2 > 95 91.8%
FiO2 70%
b. Foto Thorax
Tanggal 29/11/2012
Kesan: Efusi pleura kanan, pneumothorax kiri,
bronkopneumonia kanan dan tak tampak kardiomegali
Tanggal 30/11/2012
Kesan: Tidak jelas adanya pneumothorax, efusi pleura bilateral,
dan kardiomegali
c. Mikrobiologi
Tanggal 22/11/2012
Sampel: Cairan pleura
Ditemukan adanya streptococcus pneumoniae
G. Penatalaksanaan Terapi
1. Ventilator mode pressure control, IPL 20 cmH20, PEEP 5 cmH20,
I:E ratio 1:1.9, FiO2 70%
2. Cairan D5% ¼ NS
3. Diet nutrisinya SF 8 x 100 cc
4. Ceftriaxone 1x450 mg IV
5. Metronidazole 3x75 mg IV
6. Zinc tab 1x20 mg PS
7. Kcl pulv 3x225 mg PS
8. Tamuliv 90 mg tiap 8 jam
II. ANALISA DATA
Nama : An. A Ruang : PICU RSHS
No Reg : 12036149
TGL/
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
JAM
1 5/12/12 DS: - Terpapar mikroorganisme (MO) Bersihan jalan
pathogen merangsang respon
08.00 DO: napas tidak
inflammatory sistem pertahanan
- Klien terpasang ETT tubuh gagal melawan MO invasi ke efektif
sistemik masuk alveoli Eksudat
- Terdengar suara gargling
dan serous masuk alveoli melalui
- Nampak ada sekret di ETT dan mulut, ada sisa pembuluh darah Lekosit PMN
mengisi alveoli PMN meningkat
muntah di mulut
mucus mengental kemampuan
- HR 170 x/menit dan RR 43x/menit mukosiliaris mengeluarkan mucus
berkurang
- Terdengar suara ronkhi di lobus kanan atas dan
kiri atas Bersihan jalan napas tidak efektif
- SpO2 92%
Respiratory failure terpasang ETT
- Terjadi peningkatan peak airway pressure merangsang aktivasi sel goblet
produksi mucus berlebih dan fungsi
silia turun akumulasi mucus di jalan
napas
invasi ke alveoli
3 S: -
O:
- Diet cair SF 100 cc via NGT, residu (-)
- Klien masih muntah
- Turgor kulit baik
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelegasian pada perawat sore untuk tetap memantau muntahan
klien karena bisa menyebabkan aspirasi serta perhatikan adanya residu saat akan memberikan SF via
NGT
4 S: -
O:
- Kondisi luka CTT baik, tidak ada pus, tidak bengkak
- Kondisi luka lecet di sekitar anus kemerahan, dan tidak ada pus
- Tidak ada bengkak dan kemerahan disekitar IV line dan kateter urine
- Vital sign TD 102/63 mmHg, MAP 74 mmHg, HR 173 x/menit, RR 51 x/menit dan suhu 36,5ºC
A: Klien tidak ada tanda-tanda infeksi tapi tetap masih beresiko infeksi
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelegasian pada perawat sore untuk tetap memperhatikan prinsip
aseptic dan steril dalam memberikan perawatan pada klien
6/12/2012
14.00 1 S: -
O:
- Kondisi umum klien nampak menurun dengan GCS E3M6VETT
- Sekret masih ada di ETT dan mulut
- Klien masih terkadang muntah sehingga ada sisa muntahan di mulut
- Suara gargling berkurang
- Suara ronkhi masih ada di paru kanan dan kiri
- RR 31 x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelegasian pada perawat jaga sore untuk tetap memantau
bersihan jalan napas dan dipastikan jalan napas clear. Pastikan kembali untuk kolaborasikan dengan
dokter untuk pemberian nebulizer
2 S: -
O:
- Kondisi umum klien nampak menurun dengan GCS E3M6VETT
- Klien masih terlihat sesak napas dengan RR 31 x/menit
- Retraksi dada (+)
- SpO2 90% dengan pemakaian ventilator via ETT mode pressure control, IPL 22 cmH20, PEEP 5
cmH20, I:E ratio 1:1.9, dan FiO2 70%
- Hasil AGD PH 7,151 pCO2 73,3 mmHg, pO2 57,9 mmHg, HCO3 26,2 mmHg, BE -3,1 SaO2
82,8% dan hasil thorax masih efusi pleura bilateral, belum jelas adanya perbaikan efusi
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelagasian pada perawat sore untuk tetap memantau karakteristik
pernapasan klien dan setting ventilatornya. Pantau pertukaran gas klien dengan analisa gas darah
3 S: -
O:
- Residu NGT (+) warna keruh kecoklatan
- Klien masih muntah
- Diet SF ditunda, sementara klien dipuasakan. Nilai Hb 11,5 gr/dl dan Ht 33%
- GCS E3M6VETT
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelegasian pada perawat sore untuk tetap memantau dan
mengalirkan sementara residu dari lambung via NGT dan klien sementara dipuasakan.
Kolaborasikan untuk pemberian nutrisi secara parenteral jika masih tetap ada residu dari lambung
yang keruh
4 S: -
O:
- Kondisi luka CTT baik, tidak ada pus, tidak bengkak
- Kondisi luka lecet di sekitar anus kemerahan, dan tidak ada pus
- Tidak ada bengkak dan kemerahan disekitar IV line dan kateter urine
- Vital sign TD 124/73 mmHg, MAP 95 mmHg, HR 146 x/menit, RR 31 x/menit dan suhu 36ºC
- Hb 11,5 g/dl, Ht 33%, leukosit 21,1 rb/mmk, trombosit 88 rb/mmk
A: Ada tanda-tanda infeksi karena ada kenaikan leukosit
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelegasian pada perawat sore untuk tetap memperhatikan prinsip
aseptic dan steril dalam memberikan perawatan pada klien. Pastikan dan kaji apakah infeksi yang
terjadi merupakan infeksi sebelumnya atau infeksi nosokomial
PEMBAHASAN
Aryono & Sri. 2002. Aspek Praktis Nutrisi Parenteral pada Anak. Salemba:
Subbagian Gizi & Metabolik. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
John D Zoidis MD. Isues stories of new techniques are being tested to stop
nosocomial infections in hospitalized. Posted tanggal 2 April 2004. Diakses
tanggal 3 Juni 2010. URL : http://www.ajcconline.org
Lisa et al. 2010. Oral Hygiene Care in the Pediatric Intensive Care Unit: Practice
Recommendations. New Zealand: pediatric nursing/March-April 2010/Vol.
36/No. 2