Anda di halaman 1dari 25

REVIEW

JURNAL
Development of Codular-Based Mathbox Media to Improve Students'
Self-assessment and Understanding of The Pythagorean Teorm

Judul Development of Codular-Based Mathbox Media to


Improve Students' Self-assessment and Understanding of
The Pythagorean Teorm
Nama Jurnal Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Volume dan Volume 14, number 1. Halaman 111-122
Halaman
Tahun 2023
Penulis Siti Maria Ulfa, Moh. Mahfud Effendi, and Rizal Dian Azmi
Reviewer Thoriq Alfiansyah Efendi
Tanggal Reviewer 1 Maret 2024
Latar Belakang Latar belakang penelitian ini adalah untuk
mengembangkan media pembelajaran berbasis web yang
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam penilaian
diri dan pemahaman tentang teorema Pythagoras.
Penelitian ini dilakukan karena kesederhanaan,
kepraktisan, kelengkapan fitur yang mudah dipahami, dan
tersedianya perangkat pendukung, mampu membantu
meningkatkan penilaian diri dan pemahaman siswa
terhadap teorema Pythagoras. Selain itu, penelitian ini juga
dilatarbelakangi oleh perlunya peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi teorema Pythagoras berdasarkan
analisis kurikulum 2013 Revisi 2016 yang
digunakan di MTs Muhammadiyah 1 Malang.

Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal,


antara lain:
1. Banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, yang
membuat siswa merasa tertekan bagi siswa yang daya ingat
dan pemahamannya rendah.
2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap teorema
Pythagoras, disebabkan oleh beragamnya pemahaman
siswa pada tingkat sekolah dasar.
3. Siswa masih memerlukan penilaian diri, yang diketahui
dari hasil wawancara dengan salah satu guru matematika
MTs Muhammadiyah 1 Malang.
4. Kondisi pembelajaran yang digunakan mempunyai
kelemahan yaitu belum meratanya pemahaman setiap
siswa dan memerlukan banyak waktu bagi siswa untuk
memahami materi yang disampaikan, sehingga membuat
siswa kurang percaya diri dalam mempelajari teorema
Pythagoras.

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media


pembelajaran berbasis web yang efektif dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap teorema
Pythagoras serta meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan penilaian diri. Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan aplikasi
Mathbox berbasis Codular dalam meningkatkan
pemahaman siswa dan mendapatkan respon positif dari
siswa dan guru.

Sumber data Sumber data dari penelitian ini berasal dari beberapa
sumber, antara lain:
1. Analisis kurikulum yang digunakan di MTs
Muhammadiyah 1 Malang.
2. Pengembangan media Mathbox berbasis Codular yang
menggunakan model pengembangan ADDIE.
3. Implementasi dan pengujian aplikasi Mathbox di MTs
Muhammadiyah 1 Malang.
4. Respon positif siswa terhadap aplikasi Mathbox.

Metode penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode Research and


Development (R&D) yang merupakan langkah- langkah
untuk mengembangkan atau menyempurnakan
produk yang sudah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Objek penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan media
pembelajaran berbasis web yang disebut Mathbox berbasis
Codular untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
penilaian diri dan pemahaman tentang teorema
Pythagoras.

Hasil penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan


aplikasi Mathbox berbasis website Codular efektif dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap teorema
Pythagoras. Aplikasi ini mendapat respon positif dari siswa
dan guru, namun memiliki keterbatasan dalam
penggunaan jaringan internet dan masa aktif kuis.
Meskipun demikian, aplikasi ini diharapkan dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan
efektivitasnya.

Kelebihan penelitian Kelebihan dari penelitian ini antara lain:


1. Penggunaan metode Research and Development (R&D)
dengan model ADDIE yang terstruktur, memberikan
kerangka kerja yang jelas dalam pengembangan media
pembelajaran.
2. Pengembangan aplikasi Mathbox berbasis Codular
melalui model ADDIE yang meliputi analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi, menunjukkan
pendekatan yang komprehensif dalam pengembangan
media pembelajaran.
3. Hasil validasi menunjukkan bahwa aplikasi Mathbox
layak digunakan sebagai media pembelajaran, dengan
persentase rata-rata sebesar 95,45%, menunjukkan
kualitas yang baik dari aplikasi tersebut.
4. Evaluasi menunjukkan peningkatan yang hampir
konsisten pada setiap pertemuan mengenai indikator
pemahaman konsep teorema Pythagoras, menunjukkan
efektivitas aplikasi dalam meningkatkan pemahaman
siswa.
5. Respon positif dari siswa dan guru terhadap aplikasi
Mathbox, menunjukkan penerimaan yang baik terhadap
media pembelajaran ini.

Kelebihan lain yang dapat disebutkan adalah adanya


referensi yang mendukung temuan penelitian ini,
memberikan landasan teoritis yang kuat untuk penelitian
ini.

Kekurangan Keterbatasan dari penelitian ini antara lain adalah


penelitian ketergantungan pada jaringan internet untuk mengakses
materi dan kuis, serta keterbatasan dalam penggunaan
aplikasi hanya pada ponsel berbasis Android. Selain itu,
kuis di aplikasi Mathbox memiliki masa aktif terbatas
hanya satu bulan saja. Keterbatasan lainnya adalah
sulitnya mengatur waktu penelitian agar tidak mengganggu
waktu pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah,
serta keterbatasan waktu
penelitian.

Diskusi / Diskusi dari penelitian ini menunjukkan bahwa


Rekomendasi pengembangan aplikasi Mathbox berbasis website Codular
efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap
teorema Pythagoras. Aplikasi ini mendapat respon positif
dari siswa dan guru, namun memiliki keterbatasan dalam
penggunaan jaringan internet dan masa aktif kuis.
Meskipun demikian, aplikasi ini diharapkan dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan
efektivitasnya.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk mengatasi


keterbatasan dalam penggunaan jaringan internet dan
masa aktif kuis pada aplikasi Mathbox. Selain itu,
disarankan untuk memperluas aksesibilitas aplikasi ini
agar dapat digunakan pada berbagai platform selain ponsel
berbasis Android. Pengembangan lebih lanjut juga dapat
dilakukan untuk memperbaiki keterbatasan-
keterbatasan yang teridentifikasi dalam penelitian ini.
REVIEW JURNAL
A TRAJECTORYFOR PROBABILITY:A CASEOF
LEARNING
GAME-BASEDLEARNING

Judul A Learning Trajectory For Probability: A Case Of


Game-Based Learning
Nama Jurnal Jurnal On Mathematics Education
Volume dan Halaman Volume 12, nomor 1. Halaman 1-16
Tahun 2021
Penulis Ariyadi Wijaya, Elmaini, Michiel Doorman
Reviewer Thoriq Alfiansyah Efendi
Tanggal Reviewer 1 Maret 2024
Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk
mengembangkan lintasan pembelajaran yang mendukung
pengembangan pemahaman konseptual siswa terhadap
konsep matematika. Selain itu, penelitian ini juga didasari
oleh keinginan untuk mengatasi tantangan dalam
kompetensi guru dalam mengembangkan lintasan
pembelajaran yang sesuai dengan kelasnya. Aspek-aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain
pengetahuan guru tentang matematika, aktivitas
matematika, pengajaran matematika, pembelajaran siswa
pada suatu topik tertentu, dan juga kemampuan guru dalam
membuat hipotesis tentang pengetahuan siswa dan
hambatan belajar.

Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini meliputi kebutuhan


untuk mengembangkan lintasan pembelajaran yang
mendukung pengembangan pemahaman konseptual siswa
terhadap konsep matematika. Selain itu, penelitian ini juga
mencakup tantangan dalam kompetensi guru dalam
mengembangkan lintasan pembelajaran yang
sesuai dengan kelasnya, termasuk aspek-aspek penting
seperti pengetahuan guru tentang matematika, aktivitas
matematika, pengajaran matematika, pembelajaran siswa
pada suatu topik tertentu, dan kemampuan guru dalam
membuat hipotesis tentang pengetahuan siswa dan
hambatan belajar.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi


penggunaan permainan sebagai alat pembelajaran untuk
topik probabilitas dalam matematika, serta untuk menyoroti
pentingnya lintasan pembelajaran untuk probabilitas
pembelajaran dan potensi penggunaan pembelajaran
berbasis permainan. Selain itu, penelitian ini bertujuan
untuk menunjukkan bahwa siswa dapat mengembangkan
pemahaman mereka tentang konsep probabilitas melalui
kegiatan pembelajaran berbasis permainan, serta untuk
menyediakan lintasan pembelajaran yang dapat menjadi
acuan bagi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran
yang mendukung pengembangan pemahaman konseptual
siswa terhadap
konsep matematika.

Sumber Data Sumber data dari penelitian ini berasal dari wawancara,
observasi, dan dokumen. Wawancara dilakukan dengan
guru untuk mengeksplorasi praktik mengajar dan
mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mempelajari
probabilitas dan dugaan pembelajaran siswa. Wawancara
juga dilakukan dengan siswa untuk menggali potensi belajar
siswa dan hambatan belajar selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan untuk memfokuskan
pada proses belajar siswa yang sebenarnya, yang kemudian
dibandingkan dengan dugaan- dugaan pada Hipotesis
Lintasan Pembelajaran (HLT). Dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan hasil karya
siswa.

Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan desain


penelitian.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah penggunaan permainan sebagai
alat pembelajaran untuk topik probabilitas dalam
matematika, serta pengembangan dan pengujian Lintasan
Pembelajaran Hipotetis (HLT) untuk pembelajaran
probabilitas. Selain itu, objek penelitian ini juga mencakup
proses pengembangan teori pembelajaran berdasarkan
analisis retrospektif terhadap proses pembelajaran siswa
yang sebenarnya.

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran


probabilitas melalui permainan dapat membantu siswa
memahami konsep probabilitas secara bertahap melalui
empat tingkat pemodelan: situasional, referensial, umum,
dan formal. Penggunaan permainan dan alat-alatnya dapat
mendukung siswa mengembangkan pemahaman konsep
probabilitas. Lintasan pembelajaran ini dapat menjadi
acuan bagi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran
yang mendukung pengembangan pemahaman konseptual
siswa terhadap konsep matematika.

Kelebihan Penelitian Kelebihan penelitian ini adalah:


1. Penggunaan Metode Desain Penelitian: Penelitian ini
menggunakan pendekatan desain penelitian, yang
memungkinkan pengembangan dan pengujian Lintasan
Pembelajaran Hipotetis (HLT) untuk pembelajaran
probabilitas. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk
mengembangkan teori pembelajaran berdasarkan analisis
retrospektif terhadap proses pembelajaran siswa yang
sebenarnya.
2. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Permainan:
Penelitian ini menyoroti pentingnya penggunaan
pembelajaran berbasis permainan untuk membantu siswa
memahami konsep probabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa dapat mengembangkan
pemahaman mereka tentang konsep probabilitas melalui
kegiatan pembelajaran berbasis permainan.
3. Kontribusi terhadap Pengajaran Matematika: Penelitian
ini memberikan kontribusi dalam pengembangan lintasan
pembelajaran yang dapat menjadi acuan bagi guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung
pengembangan pemahaman konseptual siswa terhadap
konsep matematika.
4. Analisis Retrospektif: Penelitian ini menggunakan
analisis retrospektif untuk membandingkan proses
pembelajaran siswa yang sebenarnya dengan HLT, serta
untuk mengembangkan teori pembelajaran. Hal ini
memberikan wawasan mendalam tentang efektivitas
lintasan pembelajaran yang dikembangkan.
5. Kontribusi terhadap Literatur Pendidikan Matematika:
Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur
pendidikan matematika dengan menyoroti pentingnya
lintasan pembelajaran untuk probabilitas pembelajaran dan
potensi penggunaan pembelajaran berbasis permainan.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan yang


berharga dalam pengembangan lintasan pembelajaran
untuk probabilitas dan penggunaan pembelajaran berbasis
permainan dalam konteks pengajaran matematika.

Kekurangan Kekurangan penelitian ini adalah bahwa generalisasi temuan


Penelitian penelitian ini mungkin perlu dilakukan dengan hati- hati
karena permainan yang berbeda mungkin memberikan hasil
yang berbeda. Selain itu, aspek budaya juga dapat
mempengaruhi permainan dan interaksi selama permainan,
sehingga tantangan untuk penelitian lebih lanjut adalah
mengembangkan lintasan pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam situasi yang lebih umum.
Diskusi/Rekomendasi Diskusi dari penelitian ini menyoroti pentingnya
penggunaan pembelajaran berbasis permainan untuk
membantu siswa memahami konsep probabilitas secara
bertahap melalui empat tingkat pemodelan: situasional,
referensial, umum, dan formal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lintasan pembelajaran hipotetis (HLT)
yang dikembangkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung
pengembangan pemahaman konseptual siswa terhadap
konsep matematika. Namun, penelitian ini juga menyoroti
bahwa generalisasi temuan penelitian ini mungkin perlu
dilakukan dengan hati-hati karena permainan yang berbeda
mungkin memberikan hasil yang berbeda, dan aspek budaya
juga dapat mempengaruhi permainan dan interaksi selama
permainan.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk


mengembangkan lintasan pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam situasi yang lebih umum, serta untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan
lintasan pembelajaran yang sesuai dengan kelasnya. Selain
itu, penelitian ini juga merekomendasikan untuk
memperhatikan aspek-aspek penting seperti pengetahuan
guru tentang matematika, pengetahuan guru tentang
aktivitas matematika, pengetahuan guru tentang pengajaran
matematika, pengetahuan guru tentang pembelajaran siswa
pada suatu topik tertentu, dan kemampuan guru dalam
membuat hipotesis, pengetahuan siswa, dan hambatan
belajar. Dengan demikian, penelitian ini memberikan
rekomendasi yang dapat membantu dalam pengembangan
lintasan pembelajaran yang efektif dan relevan dalam
konteks pengajaran matematika.
REVIEW JURNAL
MATHEMATICA CRITICAL THINKING
ABILITY BASEDON STUDENT’S
L SELF-
USING PHENOMENOLOGICAL STUDY APPROACH
EFFICACY

Judul Mathematical Critical Thinking Ability Based On Students'


Self-Efficacy Using Phenomenological Study Approach
Nama Jurnal AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Volume 12, No. 2, Halaman 2676-2687
Tahun 2023
Penulis Irfa Ul Umam, Elah Nurlaelah, Suhendra
Reviewer Thoriq Alfiansyah Efendi
Tanggal Reviewer 1 Maret 2024
Latar Belakang Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian
sebelumnya yang bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan efikasi
diri siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian fenomenologi untuk menjelaskan makna
pengalaman hidup beberapa orang tentang suatu konsep
atau gejala, termasuk konsep diri atau pandangan hidup
mereka. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester
genap tahun ajaran 2021/2022 di salah satu SMA di Kota
Bandung. Kriteria subjek penelitian yang akan dilakukan
adalah 3 orang siswa dengan efikasi diri tinggi,
sedang, dan rendah.

Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya


kemampuan berpikir kritis matematis pada siswa dengan
efikasi diri sedang, yang terlihat dari kesulitan dalam
menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan,
kesulitan dalam membuat model matematika, serta
kesulitan dalam menerapkan strategi dan perhitungan
penyelesaian yang tepat.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan


hubungan antara efikasi diri siswa dan kemampuan
berpikir kritis matematis, dengan fokus pada siswa kelas X
di salah satu SMA di Kota Bandung. Penelitian ini
bertujuan untuk menunjukkan bahwa siswa dengan efikasi
diri tinggi cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis
matematis yang tinggi, sementara siswa dengan efikasi diri
rendah cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis
matematis yang rendah. Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk memberikan rekomendasi untuk upaya
meningkatkan efikasi diri siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang memerlukan kemampuan berpikir
kritis.

Sumber Data Sumber data dari penelitian ini berasal dari hasil penelitian
sebelumnya yang bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan efikasi
diri siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian fenomenologi untuk menjelaskan makna
pengalaman hidup beberapa orang tentang suatu konsep
atau gejala, termasuk konsep diri atau pandangan hidup
mereka. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester
genap tahun ajaran 2021/2022 di salah satu SMA di Kota
Bandung. Kriteria subjek penelitian yang akan dilakukan
adalah 3 orang siswa dengan efikasi diri tinggi,
sedang, dan rendah.

Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian


fenomenologi untuk menjelaskan makna pengalaman hidup
beberapa orang tentang suatu konsep atau gejala, termasuk
konsep diri atau pandangan hidup mereka. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun
ajaran 2021/2022 di salah satu SMA di Kota Bandung.
Kriteria subjek penelitian yang akan dilakukan adalah 3
orang siswa dengan efikasi diri tinggi, sedang,
dan rendah.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah hubungan antara efikasi diri
siswa dan kemampuan berpikir kritis matematis, dengan
fokus pada siswa kelas X di salah satu SMA di Kota
Bandung.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan
efikasi diri tinggi cenderung memiliki kemampuan berpikir
kritis matematis yang tinggi, sementara siswa dengan efikasi
diri rendah cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis
matematis yang rendah. Siswa dengan efikasi diri tinggi
mampu memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat inferensi dalam menjawab soal matematika,
sementara siswa dengan efikasi diri rendah masih perlu
meningkatkan kemampuan dalam merumuskan masalah,
analisis, evaluasi, dan inferensi. Dengan demikian,
kemampuan berpikir kritis matematis siswa bergantung
pada efikasi diri mereka. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah upaya untuk meningkatkan efikasi diri siswa dalam
menyelesaikan permasalahan
yang memerlukan kemampuan berpikir kritis.

Kelebihan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:


1. Pendekatan Fenomenologis: Penggunaan pendekatan
fenomenologis memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
pemahaman mendalam tentang hubungan antara efikasi
diri dan kemampuan berpikir kritis matematis dari
perspektif siswa.
2. Fokus pada Siswa Kelas X: Penelitian ini difokuskan
pada siswa kelas X di salah satu SMA di Kota Bandung,
sehingga hasilnya dapat memberikan wawasan yang relevan
untuk konteks pendidikan menengah di Indonesia.
3. Relevansi dengan Penelitian Sebelumnya: Penelitian ini
merupakan tindak lanjut dari penelitian sebelumnya, yang
dapat memberikan kelanjutan dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang topik yang sama.
Kekurangan Kekurangan penelitian ini adalah kurangnya variasi subjek
Penelitian penelitian, di mana hanya melibatkan 3 orang siswa dengan
efikasi diri tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini mungkin
tidak mencakup seluruh spektrum efikasi diri siswa dan
kemampuan berpikir kritis matematis. Selain itu, penelitian
ini juga tidak melibatkan faktor-faktor lain yang dapat
memengaruhi kemampuan berpikir kritis matematis,
seperti faktor lingkungan belajar, motivasi,
atau gaya belajar siswa.

Diskusi/Rekomendasi Diskusi dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat


hubungan antara efikasi diri siswa dan kemampuan
berpikir kritis matematis. Siswa dengan efikasi diri tinggi
cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis matematis
yang lebih baik, sementara siswa dengan efikasi diri rendah
cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis matematis
yang rendah. Hal ini menunjukkan pentingnya
memperhatikan efikasi diri siswa dalam upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
mereka.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya upaya


untuk meningkatkan efikasi diri siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang memerlukan kemampuan berpikir
kritis. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan
pembelajaran yang memperhatikan pengembangan efikasi
diri siswa, serta pemberian dukungan dan pembinaan yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa.
REVIEW JURNAL

The Reflective and Impulsive Graduate Student’s Creativity Problem


Solving of Three Variables of Linear Equations System

Judul The Reflective and Impulsive Graduate Student’s Creativity


Problem Solving of Three Variables of Linear Equations
System

Nama Jurnal Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif


Volume dan Halaman Volume 14, number 1, Halaman 42-60
Tahun 2023
Penulis Demitra, Sarjoko, Desti Haryani, Maulida Yunita, Leyli
Yustarina Pebriani
Reviewer Thoriq Alfiansyah Efendi
Tanggal Reviewer 1 Maret 2024
Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk
memahami kemampuan pemecahan masalah matematis dan
kreativitas dalam konteks TVLES (Three Variable Linear
Equation System) pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika. Hal ini penting karena TVLES
merupakan topik yang penting dalam pembelajaran
matematika dan memerlukan pemecahan masalah yang
kreatif. Selain itu, penelitian ini juga didasari oleh keinginan
untuk menggali lebih dalam tentang gaya kognitif
mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
matematika, khususnya dalam konteks TVLES.

Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk memahami


kemampuan pemecahan masalah matematis dan kreativitas
dalam konteks TVLES (Three Variable Linear Equation
System) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika. Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang gaya
kognitif mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
matematika, khususnya dalam konteks TVLES.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
perbedaan dalam kemampuan berpikir kreatif antara
mahasiswa dengan gaya kognitif reflektif dan impulsif
dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear tiga
variabel. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mendeskripsikan kreativitas berpikir reflektif dan impulsif
siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Penelitian ini juga ingin menunjukkan bagaimana gaya
kognitif reflektif dan impulsif mempengaruhi kreativitas
dalam memecahkan masalah matematika.

Sumber Data Sumber data dari penelitian ini berasal dari tes gaya
kognitif menggunakan Matching Familiar Figure Test
(MFFT), tes kemampuan pemecahan masalah TVLES, dan
instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan tentang
kemampuan pemecahan masalah matematis dan kreativitas.
Selain itu, subyek penelitian ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling, dimana subjek
penelitian dipilih sesuai dengan tujuan penelitian.

Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode


campuran kualitatif-kuantitatif yang fokus
mendeskripsikan kreativitas berpikir reflektif dan impulsif
siswa dalam menyelesaikan permasalahan TVLES. Metode
deskriptif kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan
kreativitas subjek reflektif dan impulsif dalam
menyelesaikan permasalahan TVLES. Sedangkan metode
deskriptif kuantitatif digunakan untuk
mengklasifikasikan subjek menurut gaya kognitifnya.

Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi


Pendidikan Matematika yang sedang menempuh mata
kuliah Matematika Sekolah III. Mereka dipilih sebagai
subjek penelitian menggunakan teknik purposive
sampling.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
dalam kemampuan berpikir kreatif antara mahasiswa
dengan gaya kognitif reflektif dan impulsif dalam
menyelesaikan masalah sistem persamaan linear tiga
variabel. Gaya kognitif reflektif dan impulsif mempengaruhi
kreativitas dalam memecahkan masalah matematika. Siswa
dengan gaya kognitif reflektif cenderung memiliki
kreativitas dalam menyelesaikan masalah matematika,
sementara siswa dengan gaya kognitif impulsif perlu
bimbingan ekstra untuk meningkatkan kemampuan
mereka. Subjek reflektif mampu menggunakan simbolisasi
variabel, membuat analogi, memberikan contoh dengan
menyebutkan nama variabel secara detail, dan melakukan
perhitungan dengan substitusi nilai variabel. Mereka juga
mampu membuat model matematika yang benar dan
menyelesaikannya dengan metode eliminasi dan substitusi.
Siswa dengan gaya kognitif impulsif, di sisi lain, tidak
mampu membangun model matematika yang benar dan
melakukan kesalahan dalam tahap penyelesaian.
Wawancara juga menunjukkan inkonsistensi dalam
jawaban subjek dengan gaya kognitif impulsif. Dalam
pembelajaran, perlu diperhatikan karakteristik gaya
kognitif siswa dan memberikan perlakuan yang berbeda
sesuai dengan gaya kognitif mereka. Siswa reflektif dan
impulsif perlu pendekatan pembelajaran yang berbeda,
baik dalam pembelajaran individu maupun kolaboratif.

Kelebihan Penelitian Kelebihan penelitian ini adalah penggunaan metode


campuran kualitatif-kuantitatif yang memungkinkan untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
kreativitas berpikir reflektif dan impulsif siswa dalam
menyelesaikan permasalahan matematika. Selain itu,
penelitian ini juga memberikan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana gaya kognitif reflektif dan
impulsif mempengaruhi kreativitas dalam memecahkan
masalah matematika. Hasil penelitian ini juga memberikan
rekomendasi untuk pendekatan pembelajaran yang berbeda
sesuai dengan gaya kognitif siswa, baik dalam pembelajaran
individu maupun kolaboratif. Referensi yang digunakan
dalam penelitian ini mencakup berbagai aspek terkait gaya
kognitif dan kreativitas dalam pembelajaran matematika,
memberikan landasan teoritis yang kuat
untuk penelitian ini.

Kekurangan Kekurangan penelitian ini adalah kurangnya generalisasi


Penelitian hasil penelitian karena penelitian ini hanya dilakukan pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika di satu
universitas tertentu. Hal ini dapat membatasi kemampuan
untuk menggeneralisasi hasil penelitian ke populasi yang
lebih luas. Selain itu, penelitian ini juga tidak
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin
memengaruhi kreativitas dalam memecahkan masalah
matematika, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman
belajar, atau faktor lingkungan. Oleh karena itu, hasil
penelitian ini perlu diinterpretasikan dengan hati- hati dan
tidak dapat langsung diterapkan secara umum
tanpa pertimbangan lebih lanjut.

Diskusi/Rekomendasi Diskusi dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya


kognitif reflektif dan impulsif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kreativitas dalam menyelesaikan
masalah matematika, khususnya dalam konteks sistem
persamaan linear tiga variabel (TVLES). Subjek dengan
gaya kognitif reflektif cenderung memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang lebih baik dan menunjukkan
kreativitas dalam menyelesaikan masalah matematika.
Mereka mampu menggunakan simbolisasi variabel,
membuat analogi, memberikan contoh dengan
menyebutkan nama variabel secara detail, dan melakukan
perhitungan dengan substitusi nilai variabel. Di sisi lain,
subjek dengan gaya kognitif impulsif cenderung kurang
teliti dalam membaca dan memahami kalimat pada soal,
sehingga mereka sering membuat kesalahan dalam tahap
penyelesaian. Mereka juga kurang cermat dalam
memahami maksud kalimat pada soal dan sering membuat
kesalahan yang baru disadari setelah beberapa waktu.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya


pendekatan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan gaya
kognitif siswa. Siswa dengan gaya kognitif reflektif dapat
diberikan pendekatan pembelajaran yang lebih
menekankan pada pemahaman masalah, membuat rencana,
menyelesaikan rencana, dan memeriksa hasilnya. Sementara
itu, siswa dengan gaya kognitif impulsif memerlukan
bimbingan ekstra untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam memahami masalah dengan lebih teliti, menyusun
dan menyelesaikan model matematika dengan benar, serta
melakukan pengecekan hasil dengan lebih cermat.

Selain itu, rekomendasi juga mencakup perlunya penelitian


lebih lanjut yang melibatkan populasi yang lebih luas untuk
menggeneralisasi hasil penelitian ini. Penelitian lebih lanjut
juga dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
mungkin memengaruhi kreativitas dalam
memecahkan masalah matematika, seperti latar belakang
pendidikan, pengalaman belajar, atau faktor lingkungan.
REVIEW JURNAL
Pengaruh Model Problem Based Learning

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Ditinjau Dari Self Confidence Siswa

Judul Pengaruh Model Problem Based Learning


Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Self Confidence Siswa
Nama Jurnal AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Volume 12, No. 1, Halaman 1178-1187
Tahun 2023
Penulis Relji Brahim, Nizlel Huda, Evita Anggereini
Reviewer Thoriq Alfiansyah Efendi
Tanggal Reviewer 1 Maret 2024
Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk
mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui penerapan model Problem Based
Learning (PBL). PBL dianggap sebagai solusi bagi guru
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Selain itu, penelitian ini juga didasari
oleh keinginan untuk mengetahui pengaruh self confidence
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh model PBL dan self confidence
terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa.

Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini antara lain adalah


kesulitan siswa dalam menemukan permasalahan dan
pemecahannya, serta kurangnya kemampuan siswa dalam
berdiskusi secara maksimal. Selain itu, terdapat
permasalahan dalam pembelajaran konvensional di mana
siswa tidak terlalu aktif dan kurangnya kemampuan siswa
dalam menyimak serta berkolaborasi dalam pemecahan
masalah. Masalah lainnya adalah variasi kemampuan siswa
yang berbeda-beda, sehingga tidak semua siswa memiliki
cara belajar terbaik. Temuan lain juga menunjukkan bahwa
model PBL lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika dibandingkan dengan
pembelajaran
konvensional.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi


pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL)
dan self confidence terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Penelitian ini juga bertujuan
untuk mengeksplorasi efektivitas model PBL dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional, serta untuk mengetahui sejauh mana self
confidence siswa mempengaruhi kemampuan pemecahan
masalah matematika.

Sumber Data Sumber data dari penelitian ini berasal dari kelas VII SMP
Negeri 7 Muaro Jambi, dengan populasi sebanyak 248 siswa
yang terbagi menjadi 8 kelas. Sampel penelitian ini terdiri
dari 64 siswa yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
eksperimen (menggunakan model PBL) dan kelas kontrol
(menggunakan pembelajaran konvensional). Data self
confidence diperoleh melalui angket, sedangkan data
kemampuan pemecahan masalah matematis diperoleh
melalui tes.

Metode Penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen


dengan desain posttest only control design. Tahapan
penelitian dimulai dengan pembuatan dan pengisian angket
self confidence peserta didik, kemudian pada proses
pembelajaran diberi perlakuan dengan menerapkan
model PBL dengan total 4 kali pertemuan. Kemudian pada
akhir pertemuan diberikan soal posttest mengenai
kemampuan pemecahan masalah matematis.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7
Muaro Jambi, yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
eksperimen (menggunakan model PBL) dan kelas kontrol
(menggunakan pembelajaran konvensional). Penelitian ini
melibatkan 64 siswa sebagai sampel, dengan 32 siswa dalam
kelas eksperimen dan 32 siswa dalam kelas kontrol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
model PBL dan self confidence terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model


Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Selain
itu, self confidence siswa juga mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah matematika. Ditemukan bahwa siswa
dengan tingkat self confidence tinggi dan sedang memiliki
performa yang lebih baik dalam pemecahan masalah
matematika dibandingkan dengan siswa yang memiliki
tingkat self confidence rendah. Temuan ini menunjukkan
bahwa PBL lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika, dan terdapat interaksi
antara PBL dan self confidence siswa dalam mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah matematika mereka. Oleh
karena itu, penting bagi guru untuk mempertimbangkan
dan mengembangkan self confidence
siswa dalam pendidikan matematika.

Kelebihan Penelitian Kelebihan penelitian ini adalah penggunaan desain


eksperimen yang memungkinkan peneliti untuk menguji
pengaruh langsung dari penerapan model Problem Based
Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Selain itu, penelitian ini juga
menggabungkan faktor self confidence siswa dalam
analisisnya, sehingga memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam
pengembangan pendidikan matematika yang lebih efektif
dan inklusif.

Kekurangan Kekurangan penelitian ini adalah penggunaan sampel yang


Penelitian terbatas hanya pada satu sekolah, sehingga generalisasi hasil
penelitian ini terhadap populasi yang lebih luas mungkin
terbatas. Selain itu, penelitian ini hanya fokus pada satu
materi pelajaran matematika, yaitu sistem persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel, sehingga hasilnya
mungkin tidak dapat diterapkan secara umum pada materi
pelajaran matematika lainnya. Selain itu, penelitian ini juga
tidak mempertimbangkan faktor- faktor lain yang dapat
memengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa, seperti faktor lingkungan dan faktor personal
lainnya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
memperluas cakupan sampel dan materi pelajaran, serta
mempertimbangkan faktor- faktor lain yang dapat
memengaruhi kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.

Diskusi/Rekomendasi Diskusi dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan


model Problem Based Learning (PBL) memiliki dampak
positif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Selain itu, temuan ini juga
menyoroti pentingnya self confidence siswa dalam
mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah
matematika. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi
penting dalam pengembangan pendidikan matematika
yang lebih efektif dan inklusif.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan dan
mengembangkan self confidence siswa dalam memecahkan
masalah matematika. Guru dapat mempertimbangkan
strategi untuk meningkatkan self confidence siswa, seperti
memberikan umpan balik positif, memberikan kesempatan
untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dan
memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Selain itu, rekomendasi juga mencakup
perlunya pengembangan kurikulum yang memperhatikan
penerapan model PBL dalam pembelajaran matematika,
serta perlunya penelitian lebih lanjut yang melibatkan
sampel yang lebih luas dan materi pelajaran yang beragam
untuk memperluas generalisasi hasil penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai