Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yoga Mahmud Saputra

NIM : 051111244

Mohon izin menjawab.


Sumber hukum formil dan sumber hukum materiil adalah dua konsep penting dalam sistem
hukum. Korelasi antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Hukum Formil adalah sumber hukum formil adalah tempat dimana kekuatan
pengaturan hukum muncul, perubahan, dan pelaksanaan hukum. Sumber hukum
formil mencakup undang-undang, peraturan perundang-undangan, keputusan
pengadilan, dan kebiasaan hukum. Sumber hukum formil menentukan bagaimana
hukum dibuat, diterapkan, dan ditegakkan. Hal ini berkaitan dengan mengapa
undang-undang bersifat formal.
Contoh:
a. Undang-undang, contohnya UUD 1945, peraturan presiden, peraturan daerah
provinsi, dan peraturan daerah kabupaten/kota.
b. Kebiasaan, menjadi hukum ketika berlangsung secara konsisten dan terus-
menerus dalam waktu yang lama
c. Traktat, merupakan perjanjian yang dibuat antarnegara yang dituangkan dalam
bentuk hukum tertentu.
d. Yurisprudensi adalah putusan hakim terdahulu yang mempunyai kekuatan tetap,
yang kemudian diikuti hakim lainnya, lalu dibenarkan oleh Mahkamah Agung.
e. Doktrin adalah putusan yang berasal dari pernyataan ahli-ahli hukum, yang
kemudian disepakati oleh seluruh pihak
2. Sumber Hukum Materiil adalah Sumber hukum materiil merujuk pada substansi atau
isi dari hukum itu sendiri. Sumber hukum materiil mencakup prinsip-prinsip hukum,
doktrin hukum, putusan pengadilan, dan kebiasaan hukum. Sumber hukum materiil
menentukan apa yang diatur oleh hukum, hak dan kewajiban individu, serta norma-
norma yang harus diikuti.
Contoh:
a. kitab undang-undang hukum (KUH) pidana adalah pidana umum, kejahatan dan
pelanggaran.
b. KUH perdata yaitu mengatur masalah individu sebagai subjek hukum, benda
sebagai objek, perikatan, perjanjian dan pembuktian sebagaimana hukum
berfungsi menurut para ahli.
Korelasi antara sumber hukum formil dengan sumber hukum materil sangatlah erat dimana
sumber hukum formil merupakan kelanjutan daripada sumber hukum materil sebab,
sumber hukum formil memberi kekuatan berlakunya sumber hukum materil, artinya isi
(materi) hukum yang memuat kaidah-kaidah hukum itu berlaku setelah dituangkan dalam
bentuk formal tertentu, dibuat oleh pejabat yang berwenang serta dilakukan sesuai
tatacara yang telah ditentukan.
Contohnya adalah jika terjadi kasus perceraian dalam rumah tangga maka sumber hukum
materil/ mengikuti kaidah hukum perdata dimana antar individu pembuatan ikatan ingin
bercerai dituangkan dalam Pasal 199KUH Perdata tentang putusnya perkawinan dan
selanjutnya untuk sumber hukum formil berlaku maka individu harus menjalani prosedur
secara formal yang ditungkan dalam melalui Pasal 831 KUHA Perdata tentang pengajuan
gugatan cerai pada pengadilan.
Referensi
ISIP4130 / MODUL 06

Referensi: materi sesi 4 dan https://amp.tirto.id/sumber-hukum-tata-negara-


indonesia-materiil-dan-formil-gmmd

1. Wati suka membeli bika Ambon


2. Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen
3. Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya
HAMKA
4. Ibu Nana dari mana? tanya Wati.
5. Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan
6. Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo

Kalimat-kalimat yang menggunakan huruf kapital yang benar adalah:

1. Wati suka membeli bika Ambon - Huruf kapital digunakan pada awal
kalimat.
2. Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen - Huruf kapital
digunakan untuk kata ganti orang pertama Kita dan untuk gelar Ibu dan
Bapak yang merujuk pada orang tua atau dosen.
3. Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya
HAMKA - Huruf kapital digunakan untuk judul novel Tenggelamnya
Kapal van Der wijck dan untuk inisial penulis HAMKA.
4. Ibu Nana dari mana? kata Wati (Salah).
Yang benar adalah Ibu Nana dari mana? kata Wati. Karena yang harus
diberi tanda petik adalah dialog yang dikatakan Wati.
5. Yang benar adalah Pada tahun 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen
sudah diresmikan. Karena Undang-Undang harus diawali dengan huruf
kapital.
6. Yang benar adalah Saksi bisu pertemuan kita adalah Sungai Bengawan
Solo. Karena penulisan nama tempat pada Bengawan Solo sudah benar
diawali dengan huruf kapital, tetapi penulisan pada kata Sungai salah
karena menggunakan huruf kecil pada awal kata.

Kalimat-kalimat yang menggunakan huruf kapital yang salah adalah:

1. Ibu Nana dari mana? tanya Wati. - Huruf kapital digunakan pada kata Ibu
yang seharusnya tidak perlu kapital karena bukan awal kalimat.
2. Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan -
Huruf kapital digunakan pada kata Guru dan Dosen yang seharusnya tidak
perlu kapital karena bukan nama khusus.
3. Ibu Nana dari mana? kata Wati (Salah).
4. Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan
(Salah).
5. Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo (Salah).
Referensi teori pendukung dapat ditemukan dalam buku tata bahasa atau kamus
yang menjelaskan penggunaan huruf kapital. Secara umum, huruf kapital
digunakan pada awal kalimat, nama orang, tempat, judul, dan inisial penulis.

1. Wati suka membeli bika Ambon (Salah).


Yang benar adalah Wati suka membeli bika ambon. Karena bika ambon merupakan nama
makanan, bukan nama sebuah kota.

2. Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen (Salah).


Yang benar adalah Kita harus menghormati ibu dan bapak dosen. Karena kata ibu, bapak,
dan dosen terletak diakhir kalimat, bukan diawal kalimat, maka harus ditulis dengan
huruf kecil saja.

3. Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA
(Salah).
Yang benar adalah Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya
Hamka. Karena judul novel harus diberikan tanda petik dan nama penulis cukup huruf
depannya saja yang menggunakan huruf kapital .

4. Ibu Nana dari mana? kata Wati (Salah).


Yang benar adalah Ibu Nana dari mana? kata Wati. Karena yang harus diberi tanda petik
adalah dialog yang dikatakan Wati.

5. Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan (Salah).
Yang benar adalah Pada tahun 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.
Karena Undang-Undang harus diawali dengan huruf kapital.

6. Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo (Salah).


Yang benar adalah Saksi bisu pertemuan kita adalah Sungai Bengawan Solo. Karena
penulisan nama tempat pada Bengawan Solo sudah benar diawali dengan huruf kapital,
tetapi penulisan pada kata Sungai salah karena menggunakan huruf kecil pada awal kata.

Anda mungkin juga menyukai