Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN WAKTU DALAM QS.

AL-‘ASR: STUDI KOMPARATIF


TAFSIR MAFATIH AL-GAIB DAN TAFSIR AL-MISHBAH

(Proposal Skripsi)

Oleh

MUHAMMAD HAFI ZAKI (220103020192)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

BANJARMASIN

2024
OUTLINE ISI SEMENTARA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
D. Definisi Istilah
E. Penelitian Terdahulu
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM MANAJEMEN WAKTU

BAB III STUDI KITAB TAFSIR: MAFATIH AL-GAIB DAN AL-MISHBAH

BAB IV PENAFSIRAN QS. AL-‘ASR DAN ANALISA MANAJEMEN WAKTU

A. Penafsiran Q.S. al-‘Asr dalam Tafsir al-Mishbah dan Mafatih al-Gaib

B. Analisis Perbandingan

C. Implementasi Manajemen Waktu dalam Kehidupan Manusia

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

2
A. Latar Belakang
Al-Qur’an memberi perhatian yang begitu besar mengenai persoalan terhadap
waktu. Perhatian itu menyatakan bahwa pentingnya waktu dan menyingkap besarnya
nikmat Allah di dalamnya. Sehingga pernyataan mengenai waktu sudah diabadikan
dalam Al-Qur’an maupun Sunah. Pada abad pertama yang merupakan abad terbaik
dalam Islam dikarenakan terlihat pada semangat kaum muslim dalam memanfaatkan
waktu melebihi semangat generasi susudah mereka. Semangat tersebut terlihat ketika
berusaha dalam mencari harta, dirham dan dinar. Perhatian besar mereka terhadap
waktu telah membuahkan amal perbuatan yang baik, ilmu pengetahuan yang
bermanfaat, perjuangan yang sukses dan kemenangan yang nyata serta peradaban yang
terukir kokoh.1 Al-Qur’an mengatakan beberapa kata untuk menyatakan makna waktu
diantaranya Dahr, Ajal, Waqt, Hin, Amadan dan kata lainnya. Penyebutan kata waktu
sangat banyak dikatakan dalam Al-Qur’an, sehingga inilah alasan bahwa waktu harus
digunakan sebaik-baiknya dalam kehidupan.
Bukan hanya penyebutan kata waktu saja, di dalam Al-Qur’an juga disebutkan
beberapa kata sumpah waktu diantaranya 2 Q.S. al-Muddatsir [74]: 33-34, Q.S. at-
Takwir [81]: 17-18, Q.S. al-Fajr [89]: 1-2, Q.S. al-Syams [91]: 3-4, Q.S. al-Lail [92]:
1-2, Q.S. ad-Duḥa [93]: 1-2, Q.S. al-Insyiqaq [84]: 16-17 dan Q.S. al-‘Aṣr [103]: 1-2.
Beberapa penyebutan sumpah terhadap pentingnya waktu tersebut, terdapat pesan
penting bagi kehidupan manusia. Dalam penelitian ini penulis akan coba fokuskan pada
pembahasan Q.S. al-‘Asr [103]: 1-3, yang berbunyi:

1 Yusuf Al-Qardhawi, Waktu Kekuasaan Kekayaan Sebagai Amanah Allah, terj. M. Solihat.
(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 9-10.
2 Astri
Nihayah, “Siklus Waktu dalam Al-Qur‟an: Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat Tentang
Siklus Waktu.” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2012, 77-81.

3
َ ‫ص ْوا اِب ْْلَاق َوتَ َوا‬
‫ص ْوا‬ َ ‫ت َوتَ َوا‬ ّٰ ‫ااَّّل الَّ اذيْ َن اّٰ َمنُ ْوا َو َع املُوا‬. ‫سا َن ل اَف ْي ُخ ْسر‬
‫الصلا ّٰح ا‬ ‫وا ل َْع ْ ا ا‬
َ ْ‫ ا َّن ْاّل ن‬.‫ص ار‬ َ
َّ ‫اِب‬
‫لص ْاب‬
Artinya: "Demi masa." "Sungguh, manusia berada dalam kerugian," "kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Q.S. Al-'Asr/103: Ayat 1-3).
Unsur-unsur manajemen waktu dalam surah tersebut lebih koheren dan
komprehensif, maka akan coba difokuskan pada pembahasan ayat tersebut. Q.S. al-
‘Asr menerangkan bahwa Allah memperingatkan perihal pentingnya waktu dan
bagaimana seharusnya waktu tersebut di isi.3 Seperti yang diterangkan oleh Imam
Syafi’i, beliau mengatakan4 “kalaulah manusia benar-benar memperhatikan isi
kandungan surah ini, sesungguhnya cukuplah surah ini menjadi petunjuk bagi
kehidupan manusia.” Begitu pula dengan mufassir kontemporer Indonesia yaitu M.
Quraish Shihab, beliau mengungkapkan bahwa Q.S. al-‘Asr cukup menjadi petunjuk
bagi keberlangsungan hidup manusia. Dengan kata lain, seandainya manusia memiliki
kemampuan untuk menafakuri Q.S. al-‘Asr dengan baik, insya Allah, manusia dapat
mengelola hidup ini dengan baik. 5

Sayyid Qutub menerangkan di dalam kitab Tafsir Fi Zhilalil Qur’an bahwa


dalam surah ini tercermin manhaj yang lengkap bagi kehidupan manusia sebagaimana
yang dikehendaki Islam. Surah ini meletakkan dustur islami secara menyeluruh dalam
kalimat-kalimat pendek, juga mengedintifikasi umat Islam dengan hakikat dan
aktivitasnya dalam sebuah ayat, yaitu ayat ketiga dari surah ini. Hakikat besar yang
ditetapkan surah ini secara total adalah bahwa dalam semua rintangan zaman dan

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an (Jakarta:
3

Lenterea Hati, 2006), jilid 15, 584.


4
Ibnu Katsier, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, terj. H. Salim Bahreisy & H. Said
Bahreisy (Surabaya: Bina Ilmu, 1993), jilid 8, 388.
5
Cecep Darmawan, Kiat Sukses Manajemen Rasulullah: Manajemen Sumber Daya Insani
Berbasis Nilai-nilai Ilahiyah (Bandung: Khazanah Intelektual, 2006),. 24.

4
perkembangan manusia sepanjang masa, hanya satu manhaj yang menguntungkan dan
satu jalan yang menyelamatkan, yaitu manhaj yang telah dijabarkan batas-batasnya dan
diterangkan rambu-rambu jalannya oleh surah ini. 6

Mengingat begitu pentingnya memanfaatkan waktu, Al-Qur’an menyebutkan


beberapa keadaan maupun situasi saat manusia merasa menyesal karena kehilangan
waktunya selama hidup di dunia. Penjelasan tersebut terdapat dalam Q.S. Fatir [35]:
ayat 36-37, bahwasanya di dalam ayat tersebut terdapat percakapan Allah dengan
penduduk neraka. Pada saat itu penduduk neraka mengadu kepada Allah agar
dikembalikan ke dunia agar bisa memulai babak baru untuk mengerjakan amal saleh.
Akan tetapi, permohonan tersebut tidak dikabulkan oleh Allah karena masa untuk
beramal sudah lewat dan sudah datang masa untuk menerima balasan. 7

Selain itu, ayat-ayat yang menerangkan tentang keadaan manusia merasa


menyesal telah kehilangan waktunya juga terdapat pada Q.S. al-Munafiqun [63]: ayat
9-118 dan Q.S. as-Sajadah [32]: ayat 12.9 Penafsiran surah al-‘Asr memerlukan
pemahaman lebih mendalam terkait dengan unsur-unsur manajemen waktu. Dengan
demikian, penelitian ini berfokus pada pemikiran mufasir Fakhruddin al-Razi dan M.
Quraish Shihab yang notabenenya hidup di zaman berbeda dan mempunyai pemikiran
yang berbeda pula.

6 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur‟an: Dibawah Naungan Al-Qur‟an, terj. As‟ad Yasin, dkk.
(Jakarta: Gema Insani, 2000), jilid 12,. 334.
7 Yusuf Al-Qardhawi, Waktu Kekuasaan Kekayaan Sebagai Amanah Allah, 24-25.
8 QS. al-Munafiqun: 9-11, menjelaskan situasi pada saat manusia menghadapi sakaratul maut.
Lihat di Yusuf Al-Qardhawi, Waktu Kekuasaan Kekayaan Sebagai Amanah Allah, 23-24.
9 QS. as-Sajdah: 12, menjelaskan penyesalan manusia karena tidak mengisi lembaran
memorinya dengan hal-hal yang bermanfaat. Lihat di Jasiem M. Badr al-Muthowi‟, Efisiensi Waktu:
Konsep Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1993), 108.

5
Perbedaan tersebut terlihat bahwa al-Razi merupakan tokoh mufasir di era
pertengahan yang hidup pada masa 1148 M- 1210 M.10 Beliau ahli di bidang ilmu
kalam, ilmu filsafat, ilmu kedokteran, ilmu tafsir dan ilmu lainnya. Sehingga beliau
dipandang sebagai ulama terkenal pada zamannya dan banyak mengeluarkan karya-
karyanya. Karya tafsir beliau yang berjudul Mafatih al-Gaib atau lebih dikenal dengan
tafsir al-Kabir, mempunyai nuansa filsafat. Kitab ini merupakan kitab tafsir terpenting
dari sejumlah tafsir bi al-ra’y, keluasan bahasanya memberikan keluasan wawasan
dalam memahami makna-makna kata dalam artian yang sebenarnya, juga memahami
antar ayat dengan surah. Adapun corak penafsiran al-Razi dapat dikategorikan sebagai
corak tafsir teologi, falsafi dan ilmi. 11

Sedangkan M. Quraish Shihab ialah seorang tokoh mufasir Indonesia yang


hidup pada masa 1944 M sampais sekarang. Beliau merupakan mufasir terkenal
bergelar profesor dan ahli di bidang tafsir. Dalam konteks Indonesia, karya-karya
beliau yang ditulis bukan hanya untuk kaum pelajar, namun juga masyarakat awam.
Hal ini menjadikan beliau sebagai ulama yang mumpuni dalam bidang tafsir dan hadis,
karya-karyanya banyak menjadi rujukan ulama-ulama Indonesia di bidang tafsir, juga
menjadi standar baru bagi pendidikan Al-Qur’an di Indonesia. Karya yang berjudul
tafsir al-Mishbah menjadi karya masterpiecenya di bidang tafsir, penulisannya
memberi warna yang khas dan sangat relevan untuk memperkaya khazanah
pemahaman terhadap rahasia ayat-ayat Al-Qur’an, penyajiannya yang lengkap (kajian
kosakata, asbab an-nuzul, munasabat, menampilkan riwayat-riwayat baik dari hadis
maupun sahabat atau tabi’in bahkan tidak menolak pendapat dari pakar luar selagi itu

10 Aswadi, Konsep Syifa dalam Al-Qur‟an: Kajian Tafsir Mafatih al-Ghaib Karya Fakhruddin
ar-Razi (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), 27.
11 Nujaimatul Adzkiya‟ Biminnatil Udhma, “Tafsir Surat Ar-Rahman Menurut Imam
Fakhruddin Ar-Razi dalam Kitab Mafatih Al-Ghaib,” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015, 3-4.

6
berkaitam apalagi membantu pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Metode yang
beliau gunakan yaitu metode tahlili.

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, terdapat
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana Penafsiran Q.S. al-‘Asr tentang manajemen waktu dalam kitab
Tafsir Mafatih al-Gaib karya Fakhruddin al-Razi dan kitab Tafsir al-
Mishbah karya M. Quraish Shihab?
2. Bagaimana perbedaan dan persamaan serta kelebihan dan kekurangan
penafsiran Fakhruddin al-Razi dan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan
surah al-‘Asr?
3. Bagaimana implementasi manajemen waktu dalam kehidupan manusia?
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Penelitian ini bertujuan sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan
sebelumnya. Pertama, untuk mengetahui penafsiran Q.S. al-‘Asr mengenai manajemen
waktu dalam kitab Tafsir Mafatih al-Gaib karya Fakhruddin al-Razi dan kitab Tafsir
al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Kedua, untuk mengetahui secara khusus
perbedaan dan persamaan penafsiran serta kelebihan dan kekurangan kedua ulama
tersebut dalam menafsirkan Q.S. al-‘Asr. Ketiga, untuk mengetahui implementasi
manajemen waktu dalam kehidupan manusia.
Sedangkan signifikansi penelitian ini agar kiranya bisa mengembangkan
cakrawala pengetahuan yang berwawasan dan menambah khazanah pengetahuan bagi
penulis khususnya dan bagi siapa saja yang nantinya membaca ini umumnya.
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan Islam pada umumnya dan bagi studi al-Qur’an dan tafsir pada khususnya.

D. Devinisi Istilah
1. Manajemen Waktu

7
Manajemen waktu merupakan sebuah proses merencanakan,
mengontrol, dan menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan tugas tertentu. Menurut Forsyth, manajemen waktu dapat
diartikan sebagai cara mengendalikan waktu untuk menciptakan efektivitas dan
produktivitas. Manajemen waktu juga dapat diartikan sebagai ilmu dimana
manusia dapat menggunakan waktu secara efektif dan efisien untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.
Sedangkan manajemen waktu dalam Al-Qur'an ialah pengaturan waktu
dengan sebaik-baiknya. Islam memerintahkan umatnya agar menggunakan
waktu dengan sebaik-baiknya. Dalam Al-Qur'an, Allah bersumpah
menggunakan waktu pada beberapa surah, menunjukkan bahwa waktu sangat
penting dan berharga. Konsep manajemen waktu dalam Islam didasarkan atas
empat prinsip dasar, yaitu pemahaman yang benar, memvariasikan aktivitas dan
kegiatan secara seimbang, mendistribusikan waktu sesuai dengan fungsi dan
kegiatan yang cocok, serta fleksibel dan tidak kaku.
2. Tafsir Al-Qur'an
Tafsir Al-Qur'an adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan
menafsirkan Al-Qur'an dan isinya, khususnya ayat-ayat yang tidak dipahami
dan samar artinya. Tafsir Al-Qur'an berfungsi sebagai pemberi penjelasan
tentang arti dan kandungan Al-Qur'an. Dalam memahami dan menafsirkan Al-
Qur'an diperlukan bukan hanya pengetahuan bahasa Arab, tetapi juga berbagai
macam ilmu pengetahuan yang menyangkut Al-Qur'an dan isinya. Ilmu untuk
memahami Al-Qur'an ini disebut dengan Ushul Tafsir atau biasa dikenal
dengan Ulumul Qur'an. Terdapat berbagai bentuk, metode maupun corak dalam
sebuah penafsiran sehingga dicoba untuk menemukan penjelasan dari
kandungan ayat-ayat Al-Qur'an.
3. Studi Komparatif Tafsir
Studi komparatif tafsir merupakan suatu pembahasan yang merujuk
pada metode analisis dalam membandingkan berbagai penafsiran Al-Qur'an

8
untuk memahami persamaan, perbedaan, kelebihan, dan kekurangannya.
Metode ini melibatkan perbandingan antara penafsiran dari berbagai tokoh atau
kitab tafsir guna mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
Contohnya, dalam penelitian "makna waktu dalam al-Qur'an," dilakukan studi
komparatif terhadap penafsiran Fakhruddin al-Razi dan M. Quraish Shihab
untuk memahami perbedaan dan persamaan penafsiran keduanya. Metode ini
membantu dalam memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur'an melalui
analisis perbandingan antara berbagai sumber tafsir.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sebelum penelitian ini akan coba dibagi empat kategori
yaitu manajemen waktu, Q.S. al-‘Asr, tafsir Mafatih al-Gaib dan tafsir al-Mishbah.
Diantara karya ilmiah yang membahas empat tema tersebut sebagai berikut.
Pertama, mengenai manajemen waktu. Skripsi yang berjudul “Analisis
Manajemen Waktu Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Bahasa
Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2012 yang bekerja di Luar Jam
Perkuliahan” karya Ria Cahyawati, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. 12 Penelitian ini memakai metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Membuahkan kesimpulan bahwa manajemen belajar
responden dalam studinya adalah ada yang mendapat dukungan dari orang tua, kerabat
dan lainnya. Ada pula yang tidak mendapatkan dukungan sama sekali. Tetapi, dalam
belajarnya responden tetap memanfaatkan waktunya untuk belajar.

Kedua, mengenai Q.S. al-‘Asr ditelaah dari skripsi yang berjudul “Penafsiran
Q.S. al-‘Asr dalam kitab Tafsir Al-Ibriz menurut KH. Bisri Mustofa” karya Ali
Mustajab, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

12 Ria Cahyawati, “Analisis Manajemen Waktu Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 2012 yang Bekerja di Luar Jam
Perkuliahan.” Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

9
tahun 2019.13 Penelitian ini ditinjau dari unsur relevansi dan orisinalitas yang terdapat
dalam tafsir al-Ibriz dalam menafsirkan Q.S. al-‘Asr. Kesimpulannya menghasilkan
bahwa metode Ijmali masih menjadi ciri dari penafsiran Q.S. al-‘Asr ayat 1-3 dan
bahkan masih sekedar melakukan terjemah dari bahasa Arab ke bahasa Jawa.

Ketiga, mengenai kitab tafsir Mafatih al-Gaib karya Fakhruddin al-Razi. Buku
yang berjudul “Konsep Syifa dalam Al-Qur’an: Kajian Tafsir Mafatih al-Gaib karya
Fakhruddin al-Razi” karyan Aswadi. Buku ini membahas tentang seputar ayat-ayat
syifa didalam Al-Qur’an dengan menggunakan penafsiran al-Razi dalam tafsir Mafatih
al-Gaib, kemudian relevansi syifa dalam kehidupan manusia. 14

Keempat, mengenai kitab tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Skripsi


yang berjudul “Waktu dalam Al-Qur’an: Studi Analisis Penafsiran M. Quraish Shihab
Terhadap Term Waktu dalam Tafsir al-Mishbah” karya Ahmad Wajiz Zamany,
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Walisongo Semarang tahun 2018.
Penelitian ini berfokus pada term-term waktu dalam Al-Qur’an, diantaranya term
Dahr, Ajal, Waqt, Sa’ah Amadan, Ummatan dan Hin. Menurut beliau, terdapat
perbedaan waktu yang ditujukan pada term-term tersebut, perbedaan itu terletak pada
lamanya waktu itu berlangsung. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa waktu
adalah masa yang ada sejak diciptakannya alam semesta dan akan berakhir hingga hari
kiamat.15

Demikian beberapa karya penelitian yang berhubungan dengan variabel yang


memiliki kaitan dengan tema yang akan diteliti dan masih banyak karya lainnya yang

13Ali Mustajab, “Penafsiran Surah Al-„Ashr dalam Kitab Tafsir Al-Ibriz Menurut KH. Bisri
Mustofa.” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.
14 Aswadi, Konsep Syifa‟ dalam al-Qur‟an: Kajian Tafsir Mafatih al-Ghaib Karya Fakhruddin
ar-Razi (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia: 2012).
15Barokatus Sholikhah, “Waktu dalam Al-Qur‟an: Studi Analisis Penafsiran Quraish Shihab
Terhadap Term Waktu dalam Tafsir Al-Misbah.” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN
Walisongo Semarang, 2018.

10
tidak bisa diungkapkan. Peneliti akan coba memfokuskan pada sudut pandang ilmu
tafsir khususnya memakai metode komparatif dua kitab tafsir, yaitu tafsir Mafatih al-
Gaib dan tafsir al-Mishbah. Semoga bisa membuahkan hasil yang lebih proporsional
dan temuan baru atau setidaknya bisa menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.
F. Kajian Teori dan Kerangka Pikir
Penelitian ini memakai teori yang ditawarkan oleh salah satu ilmuwan
manajemen yakni George R. Terry16 diantaranya tidak terlepas dari istilah POACE
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling dan Evaluating). Proses manajemen
waktu tersebut dilakukan untuk menetapkan dan mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Planning merupakan perencanaan atau pengambilan keputusan atas tindakan-
tindakan yang akan diperbuat pada masa mendatang. Organizing ialah
mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberi kekuasaan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Kemudian actuating adalah kegiatan
yang sudah direncanakan dan ditentukan harus segera dilaksanakan. Controlling adalah
mengontrol, melihat dan mengawasi perkembangannya. Sedangkan Evaluating adalah
mengevaluasi atau memperbaiki kembali yang perlu untuk dibenahi.

G. Metode Penelitian
Metode merupakan cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Maksud
metode ialah agar proses penelitian terlaksana secara terarah, rasional dan agat
membuahkan hasil yang maksimal.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dengan
menggunakan data penelitian kepustakaan (Library Research), yang berarti
data-data yang mendukung dalam kajian ini berasal dari sumber-sumber

16 George R. Terry dan Leslie W. Terry, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
9.

11
kepustakaan baik berupa buku, jurnal, skripsi dan literatur karya ilmiah
lainnya yang mendukung dalam fokus bahasan penelitian ini.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini diambil dari dua sumber data, yakni sumber
data sekunder dan data primer. Sumber data primernya yaitu Tafsir Mafatih
al-Gaib karya Fakhruddin al-Razi dan Tafsir AL-Mishbah karya M. Quraish
Shihab. Sedangkan sumber data sekunder ialah segala bentuk karya yang
ditulis oleh peneliti lain yang menunjang objek kajian dan yang berkaitan
dengan objek penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.
Metode dokumentasi yaitu metode yang dipakai untuk menelaah data yang
berhubungan dengan penelitian dalam bentuk surat kabar, buku, majalah,
transkip, skripsi dan sebagainya. 17
4. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode analisis
komparatif (analytical comparative method) yaitu disini penulis berusaha
mendeskripsikan makna penafsiran dari satu surah yang sama tetapi dari
tafsir yang berbeda, kemudian dianalisis secara kritis guna mendapatkan
persamaan dan perbedaan dari pemaknaan tafsir tersebut. Dengan
membandingkan penafsiran dua tokoh dari satu penafsiran ke penafsiran
yang lain agar bisa terlihat jelas kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing tafsir tersebut. 18

17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka


Cipta, 1993), 202.
27 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),
65.
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1993),. 202.

12
H. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini dibagi beberapa bab untuk memudahkan pembahasan
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan : Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan signifikansi penelitian, definisi istilah, penelitian terdahulu, kajian teori dan
kerangka pikir, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II Gambaran Umum Manajemen Waktu : Meliputi pengertian manajemen


waktu, fungsi-fungsi dan langkah-langkah manajemen waktu, aspek-aspek dan sarana
manajemen waktu, faktor yang mempengaruhi manajemen waktu serta hambatan-
hambatan dan pentingnya manajemen waktu.

Bab III Studi Kitab Tafsir Mafatih al-Gaib dan al-Mishbah : Menerangkan
biografi Fakhruddin al-Razi beserta profil kitab Tafsir Mafatih al-Gaib dan biografi M.
Quraish Shihab beserta profil kitab Tafsir AL-Mishbah.

Bab IV Penafsiran QS. al-‘Asr dan Analisa Manajemen Waktu : Berisi tentang
penafsiran kedua mufassir terhadap QS. al-‘Asr meliputi sumpah Allah terhadap
waktu, manusia berada dalam kerugian dan unsur-unsur manajemen waktu, kemudian
dipaparkan pula analisis perbandingan meliputi persamaan dan perbedaan, kelebihan
dan kekurangan serta implementasi manajemen waktu dalam kehidupan manusia.

Bab V Penutup : Berisikan Kesimpulan dan Saran.

13
Daftar Pustaka Sementara

Adzkiya, Nujaimatul. “Biminnatil Udhma, Tafsir Surat Ar-Rahman Menurut Imam


Fakhruddin Ar-Razi dalam Kitab Mafatih Al-Ghaib.” Skripsi, Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Al-Qardhawi, Yusuf. “Waktu Kekuasaan Kekayaan Sebagai Amanah Allah”, terj. M.


Solihat. (Jakarta: Gema Insani Press, 1995).

Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek” (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 1993).

Aswadi, “Konsep Syifa‟ dalam al-Qur’an: Kajian Tafsir Mafatih al-Ghaib Karya
Fakhruddin ar-Razi (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia: 2012).

Baidan, Nashruddin. “Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2012).

Cahyawati, Ria, “Analisis Manajemen Waktu Belajar dan Prestasi Akademik


Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Angkatan 2012 yang Bekerja di Luar Jam Perkuliahan.” Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

Darmawan Cecep, “Kiat Sukses Manajemen Rasulullah: Manajemen Sumber Daya


Insani Berbasis Nilai-nilai Ilahiyah” (Bandung: Khazanah Intelektual, 2006).

Katsier, Ibnu. “Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier”, terj. H. Salim Bahreisy & H.
Said Bahreisy (Surabaya: Bina Ilmu, 1993), jilid 8.

14
Nihayah, Astri. “Siklus Waktu dalam Al-Qur‟an: Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat
Tentang Siklus Waktu.” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Mustajab, Ali “Penafsiran Surah Al-„Ashr dalam Kitab Tafsir Al-Ibriz Menurut KH.
Bisri Mustofa.” Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Quthb, Sayyid. “Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an,” terj. As‟ad
Yasin, dkk. (Jakarta: Gema Insani, 2000), jilid 12.

Q.S. al-Munafiqun: 9-11, “menjelaskan situasi pada saat manusia menghadapi


sakaratul maut.” Lihat di Yusuf Al-Qardhawi, Waktu Kekuasaan Kekayaan
Sebagai Amanah Allah.

Q.S. as-Sajdah: 12, “menjelaskan penyesalan manusia karena tidak mengisi lembaran
memorinya dengan hal-hal yang bermanfaat.” Lihat di Jasiem M. Badr al-
Muthowi‟, Efisiensi Waktu: Konsep Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1993).

Shihab, M. Quraish. “Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an”


(Jakarta: Lenterea Hati, 2006), jilid 15.

Sholikhah, Barokatus. “Waktu dalam Al-Qur‟an: Studi Analisis Penafsiran Quraish


Shihab Terhadap Term Waktu dalam Tafsir Al-Misbah.” Skripsi, Fakultas
Ushuluddin dan Humaniora, UIN Walisongo Semarang, 2018.

Terry, George R. dan Terry, Leslie W. “Dasar-dasar Manajemen” (Jakarta: Bumi


Aksara, 1993).

15

Anda mungkin juga menyukai