Anda di halaman 1dari 17

DEVI ELIZA I 2008872

KESEHATAN KERJA
PADA INDUSTRI BATIK
Upaya Pencegahan Penyakit

Menurut PP RI No. 88 Tahun 2019


KESEHATAN KERJA PADA INDUSTRI BATIK
Upaya Pencegahan Penyakit
Menurut PP RI No. 88 Tahun 2019

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Sanitasi, Hygiene Dan


K3

Dosen Pengampu :
Dr. Yani Achdiani, M.Si.
Lia Shafira Arlianty, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh:
Devi Eliza
NIM 2008872
PKK B

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KESEJAHTERAN KELUARGA
FAKULTAS PENDIDIKAN KEJURUAN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2O22
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, atas segala
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat
menyusun buku ini dengan selesai. Shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.

Penulis berterima kasih kepada Ibu Dr. Yani Achdiani, M.Si. dan Ibu
Lia Shafira Arlianty, S.Pd., M.Si. sebagai Dosen pengampu mata kuliah
Sanitasi, Hygiene & K3 yang sudah membimbing penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan selesai. Buku yang
berjudul "Kesehatan Kerja Pada Industri Batik: Upaya Pencegahan
Penyakit Menurut PP RI No. 88 Tahun 2019" ini diajukan untuk
memenuhi mata kuliah Sanitasi, Hygiene & K3. Buku ini merupakan
buku edukatif yang disusun dengan bahasa yang ringan namun penuh
motivasi serta dilengkapi gambar-gambar yang bertujuan untuk
memudahkan pembaca memahami konsep kesehatan kerja industri
batik.

Penulis menyadari dalam buku ajar ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka dengan kritik dan saran
dari pembaca, sehingga penulis dapat menyempurnakan

Wassalamu'alaikum wr.wb
Bandung, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

BAB II PP RI No. 88 Tahun 2019 Kesehatan Kerja............................. 2


BAB III KESEHATAN KERJA PADA INDUSTRI BATIK DALAM
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT.. .................................................3
Potensi Bahaya Kesehatan Industri Batik..................................... 3
Kesehatan Lingkungan Industri Batik.......................................... 5
Perlindungan Kesehatan Reproduksi........................................... 6
Pemeriksaan Kesehatan.............................................................. 7
Laik Kerja................................................................................... 8
Imunisasi.................................................................................... 8
Kewaspadaan Standar................................................................. 9
Surveilans Kesehatan Kerja........................................................ 10

BAB IV PENUTUP................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pekerja merupakan aset berharga dalam pembangunan perekonomian


bangsa yang wajib mendapatkan perlindungan keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Pelaksanaan keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertujuan memberikan perlindungan bagi Pekerja agar sehat, selamat,
produktif, dan terhindar dari kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat
Kerja.

Kesehatan Kerja merupakan bagian tak terpisahkan dari keselamatan


dan Kesehatan Kerja, tercermin dalam berbagai Undang-Undang.
UndangUndang yang dimaksud, antara lain yaitu Undang-Undang yang
mengatur mengenai keselamatan kerja dan Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketenagakerjaan serta Undang-Undang yang
mengatur mengenai kesehatan telah mengamanatkan pengaturan
tentang Kesehatan Kerja.

Kebijakan keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam perlindungan


kesehatan Pekerja sejalan dengan prinsip dalam Sistem Kesehatan
Nasional. Hal ini terwujud melalui kebijakan, sistem, dan program
nasional dalam mencapai terwujudnya budaya keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

1
BAB II
PP RI No. 88 Tahun 2019
Kesehatan Kerja

Bagian Kedua
Standar Kesehatan Kerja

Pasal 4
Standar Kesehatan Kerja daiam upaya pencegahan penyakit meliputi:

identifikasi, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya


kesehatan;

pemenuhan persyaratan kesehatan lingkungan kerja;

pelindungan kesehatan reproduksi;

pemeriksaan kesehatan;

penilaian kelaikan bekerja;

pemberian imunisasi dan/atau profilaksis bagi Pekerja


berisiko tinggi;

pelaksanaan kewaspadaan standar; dan

surveilans Kesehatan Kerja.

2
BAB III
KESEHATAN KERJA PADA
INDUSTRI BATIK DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PENYAKIT

Potensi Bahaya
Kesehatan Industri Batik

1. Gangguan Muskuloskeletal
Pekerja batik khususnya pada proses
membatik cap dan membatik tulis
kegiatan didominasi dengan posisi duduk
dan berdiri lama, cenderung
membungkukkan badan, memegang cap
dengan berat berkisar 1-5 kg dan posisi
memutar badan untuk menjangkau malam
(lilin) yang berada disamping pekerja.

2. Gangguan Pernafasan
ISPA maupun penyakit pernafasan
lainnya. Pajanan berupa bahan
kimia yang terkandung dalam
malam dan asap pembakaran
malam yang sering terpapar pada
pekerja batik.

3
3. Kelelahan Pada Otot Mata
Penglihatan merupakan panca indera yang
memiliki peran vital selama kegiatan
membatik, karena proses tersebut
membutuhkan ketelitian agar pola/ motif
batik yang digambarkan sesuai dengan
kebutuhan.

4. Iritasi Kulit
sebagai risiko PAK pada pekerja batik,
khususnya bagian pewarnaan. Pekerja
mengeluhkan gatal, terasa panas pada kulit
dan penggantian sarung tangan dilakukan
kalau sudah bocor sehingga sering terjadi
iritasi.

5. Risiko Luka Bakar


Pada proses membatik dan merebus kain
batik. Luka bakar thermal (panas)
disebabkan oleh karena terpapar atau
kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya.

4
Kesehatan Lingkungan
Industri Batik

Lantai tempat kerja Jalan, gang, untuk lalu lalang harus


harus memiliki bebas hambatan, tidak licin karena
konstruksi yang ceceran minyak atau air.
mendukung
Pintu darurat harus cukup jumlah,
pelaksanaan proses
luas dan terletak pada lokasi yang
produksi dan
tepat, dan tentu saja beban hambatan
mempertimbangkan
tidak terhalang barang dan terbuka
faktor beban,
lebar.
ketahanan, dan
Tata letak dan
pemeliharaan lantai
kebersihan seperti
serta keselamatan tiap
penempatan
orang yang berada di
mesin, dan
atasnya.
peralatan yang
Tangga sebaiknya diatur sedemikian
memperhatikan rupa sehingga
prinsip ergonomi tidak mengganggu
guna keselamatan, arus produksi.
kesehatan dan Penggunaan warna
kenyamanan. merupakan salah satu
upaya dalam penerapan
Lingkungan kerja berkaitan dengan
tata rumah tangga yang
faktor fisik (penerangan, ventilasi, suhu)
baik.
perlu dilakukan pemantauan dan
pemeliharaan sehingga tercapai
kenyamanan.

5
Perlindungan
Kesehatan Reproduksi
Perlindungan hukum yang harus diberikan kepada pekerja wanita
terkait dengan hak reproduktif telah diatur di dalam Undang – Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu:

Pekerja/buruh perempuan berhak


memperoleh istirahat selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum saatnya
melehirkan anak dan 1,5 (satu setengah)
bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau
bidan

Pengusaha dilarang memperkerjakan


pekerja/buruh perempuan hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya bagi
kesehatan dan keselamatan kandungannya
maupun dirinya apabila bekerja antara pukul
23.00 sampai denan pukul 07.00.

Pekerja/buruh yang anaknya masih


menyusu harus diberikan
kesempatan sepatutnya untuk
menyususi anaknya jika hal itu harus
dilakukan selama waktu kerja.

6
Pemeriksaan Kesehatan

Berdasarkan UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dinyatakan


bahwa Pengurus (Perusahaan) diwajibkan memeriksa kesehatan semua
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya secara berkala pada
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang dibenarkan oleh direktur
Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan
peraturan perundangan.
Didalam Peraturan Menakertrans No Per.02/Men/1980 dijelaskan
bahwa a.l. sbb :
Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk
mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-
pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan
dengan usaha-usaha pencegahan.
Pemeriksaan Kesehatan Berkala meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru-paru (bilamana
mungkin) dan laboratoriuin rutin serta
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Dalam hal ditemukan kelainan-kelainan
atau gangguan-gangguan kesehatan pada
tenaga kerja pada pemeriksaan berkala,
pengurus wajib mengadakan tindak lanjut
untuk memperbaiki kelainan-kelainan tersebut dan sebab-
sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan
kesehatan kerja.
Agar pemeriksaan kesehatan berkala mencapai sasaran yang luas,
maka pelayanan kesehatan diluar perusahaan dapat
dimanfaatkan oleh Pengurus (Perusahaan) menurut keperluan.

7
LAIK KERJA

Prinsip dasar dari penetapan status kelaikan kerja adalah bahwa


asesmen yang dilakukan hanya berlaku untuk 1 jenis pekerjaan tertentu
atau sekelompok pekerjaan dengan konteks dan kebutuhan kerja yang
serupa. Faktor pekerjaan yang mempengaruhi dan dijadikan dasar
pertimbangan dalam menentukan kelaikan kerja diantaranya adalah:
Tingkat keterampilan, kapasitas fisik, mental, ketajaman sensoris
dan ketelitian yang dibutuhkan
Potensi dampak negatif pekerjaan atau lingkungan pekerjaan
terhadap kesehatan pekerja
Potensi dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan bagi
pekerja lain dan atau masyarakat
Apakah pekerjaan menuntut kesiapan untuk keadaan darurat
sehingga membutuhkan tingkat kebugaran yang lebih tinggi

IMUNISASI

Pada dasarnya, semua pekerja perlu


mendapatkan vaksinasi sesuai dengan
hasil penilaian risiko di tempat kerja.
Namun, beberapa jenis pekerjaan
membuat pekerja lebih rentan
terhadap risiko penularan penyakit
baik secara langsung maupun tidak
langsung.

8
Kewaspadaan Standar

Kewaspadaan standar pencegahan dan pengendalian infeksi dalam


tindakan operasional mencakup : mencuci tangan, menggunakan
alat pelindung diri (sarung tangan, masker, pelindung wajah,
kacamata, dan apron), praktik keselamatan kerja, perawatan
pasien, penggunaan antiseptik, penanganan peralatan dalam
perawatan pasien dan kebersihan lingkungan.
Adapun usaha yang harus dilakukan agar dalam proses membatik
dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa mengalami gangguan
yang mengakibatkan kerugian karena kelalaian, adalah dengan
memperhatikan prosedur pengaturan dan penggunaan peralatan
yaitu:
Menyiapkan dan mengatur kain yang telah dipola pada gawangan.
Menyiapkan kompor, tunggu sampai
api menyala rata kemudian meletakan
wajan diatasnyan beserta lilin batik,
harus diperiksa besar kecilnya api
karena hal ini sangat berpengaruh pada
saat proses membatik
Meletakan peralatan dan diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan pelaksanaan membatik. Kompor dan wajan ditata
agak kesebelah kanan tempat duduk agar memudahkan
pengambilan lilin. Apabila wajan tersebut digunakan bersama –
sama dapat diletakkan ditengah – tengah.
Saat membatik harus diperhatikan bagaimana cara memegang
dan mengambil canting, tidak seperti halnya menulis dan
menggambar.

9
Surveilans
Kesehatan Kerja

Mengumpulkan data faktor risiko kesehatan di tempat kerja


yang bersumber dari lingkugan kerja, pekerjaan,
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja, data kesehatan
(dari hasil pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan
khusus serta data kunjungan pengobatan/perawatan) dan
kemangkiran pekerja.

Melakukan analisis dan interpretasi data


berdasarkan kaidah epidemiologi untuk melihat
frekuensi, distribusi dan trend perkembangan
faktor risiko dan gangguan kesehatan pekerja.

Komunikasi data dan hasil analisis untuk digunakan


dalam rencana perbaikan. Pencatatan dan pelaporan
upaya pelayanan kesehatan kerja dan kasus KAK/PAK
(secara agregat), dilaporkan kepada manajemen, serikat
pekerja dan dinas kesehatan, dinas tenaga kerja dan
transmigrasi.

10
BAB IV
PENUTUP

Produktifitas kerja dapat terwujud apabila Pekerja berada dalam kondisi


sehat dan bugar untuk bekerja serta merasa aman dan terlindungi
sebelum, saat, dan setelah bekerja. Oleh karena itu, dalam rangka
memberikan perlindungan kepada Pekerja dan setiap orang selain
Pekerja yang berada di Tempat Kerja, Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat bertanggung jawab dalam penvelenggaraan
Kesehatan Kerja melalui upaya pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, penanganan penyakit, dan pemulihan kesehatan, yang
dilaksanakan sesuai dengan standar Kesehatan Kerja.

Upaya yang harus dilaksanakan untuk menjaga keselamatan dan


kesehatan kerja saat membatik adalah sebelum memulai membatik
sebaiknya mengatur terlebih dahulu peralatan dan tempat kerja agar
tidak sering meninggalkan tempat karena mencari sesuatu yang belum
tersedia, begitu pula dalam pemakaian peralatan harus digunakan
sesuai prosedur kerjanya serta menggunakan alat pelindung diri untuk
menghindari kecelakaan akibat kerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, C. E. M. (2020). Penerapan Kewaspadaan Terhadap Penyakit


Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat.
Krakatau Medika. Pemeriksaan Kesehatan (Mcu) Tenaga Kerja. [Online].
Diakses Dari Https://Krakataumedika.Com/Info-
Media/Artikel/Pemeriksaan-Kesehatan-Mcu-Tenaga-Kerja
Lestari, R., & Warseno, A. (2019). Analisis Risiko Penyakit Dan
Kecelakaan Kerja Menggunakan Model Upaya Kesehatan Kerja Di
Industri Batik Rumahan. Jurnal Wacana Kesehatan, 3(2), 315-323.
Prodiaohi. (2016). Laik Kerja Apakah Itu. [Online]. Diakses Dari
Https://Prodiaohi.Co.Id/Laik-Kerja-Apakah-Itu
Public Health. (2019). Surveilans K3 Kesehatan Dan Keselamatan.
[Online]. Diakses Dari
Http://Publichealthtadulako.Blogspot.Com/2019/10/Surveilans-K3-
Kesehatan-Dan-Keselamatan.Html
Tanjung, N. P. P., & Astariyani, N. L. G. (2015). Perlidungan Hukum
Pekerja Wanita Terhadap Hak Reproduktif. Kertha Semaya: Journal
Ilmu Hukum.
Wiranto, A. A. (2021). Analisis Postur Kerja Untuk Memperkecil Faktor
Keluhan Musculoskeletal Dissolder (Msds) Menggunakan Metode Rapid
Upper Limb Assessment (Rula) Pada Pekerja Batik Tulis Pusaka Beruang
Lasem (Doctoral Dissertation, Universitas Sultan Agung).

12

Anda mungkin juga menyukai