Anda di halaman 1dari 2

PRESS RELEASE

PETISI 100 PENEGAK DAULAT RAKYAT

Sebanyak 100 tokoh Nasional dan Daerah terdiri dari Ulama, Cendekiawan, Purnawirawan,
Emak-emak dan Aktivis Penegak Daulat Rakyat menyampaikan Petisi 100 di Gedung MPR RI
tanggal 20 Juli 2023. Anggota MPR yang menerima, berjanji akan meneruskan aspirasi
tersebut kepada Pimpinan MPR maupun DPR.

Petisi 100 ini berisi dua tuntutan utama, yaitu :

Pertama, mendesak DPR dan MPR agar menjalankan wewenangnya sebagaimana diatur
dalam UUD 1945 untuk segera memproses pemakzulan Presiden Jokowi, sesuai mekanisme
yang berlaku.

Kedua, mengajak seluruh elemen bangsa untuk secara konstitusional berjuang memulihkan
kembali asas kedaulatan rakyat yang telah terampas oleh sekelompok elit yang bernama
oligarki.

Adapun dasar hukum dari desakan kepada DPR dan MPR untuk memakzulkan Presiden Jokowi
serta ajakan perjuangan konstitusional untuk memulihkan kedaulatan rakyat adalah
Ketetapan MPR No VI/MPR/2023 tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan Pasal 7A UUD 1945
yang mengatur soal mundur dan pemakzulan Presiden.

Beberapa alasan yang mendasarinya antara lain :

Pertama, Jokowi dinilai sudah tidak mampu menjalankan amanahnya sebagai Presiden
karena lebih dominan melayani kepentingan oligarki baik politik maupun bisnis ketimbang
berkhidmat pada kepentingan dan aspirasi rakyat banyak.

Kedua, Jokowi dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara telah menjadikan
kepentingan politik sebagai panglima sementara hukum ditempatkan sebagai alat
kepanjangan tangan politik pragmatik. Banyak Perppu dibuat tanpa ada dasar "staatsnood"
atau kedaruratan. Terjadi kriminalisasi ulama dan aktivis.

Ketiga, pembangunan ekonomi gagal, investasi mandek dan hutang luar negeri sangat besar.
Presiden melanggar konstitusi khususnya Pasal 23 UUD 1945 dimana Presiden menetapkan
APBN secara sepihak melalui Perpres. Akibatnya terjadi kerugian pada keuangan negara.
Rakyat semakin miskin, oligarki bertambah kaya.

Keempat, Presiden Jokowi bertanggungjawab atas pelanggaran HAM berat baik tewas 894
petugas Pemilu, pembunuhan pengunjuk rasa 21-22 Mei 2019, serta 6 Syuhada dalam
peristiwa Km 50. Di sisi lain melalui Kepres 17 tahun 2022, Inpres 2 tahun 2023 dan Kepres 4
tahun 2023 Pemerintah menuduh TNI melakukan pelanggaran HAM berat, khususnya dalam
kasus tahun 1965-1966. Fakta sebenarnya PKI adalah pemberontak dan penghianat negara.

Kelima, ikut campur Jokowi dalam mendukung dan menyiapkan penerus Presiden melalui
Pemilu 2024 merupakan pelanggaran konstitusi dan menginjak-injak asas demokrasi.
Menjadi contoh dari perilaku politik otoriter "negara adalah aku". Demikian juga dengan
budaya ancaman dan sandera kepada para politisi tertentu agar seluruhnya dapat
dikendalikan oleh Presiden.
Masih banyak butir pelanggaran etika, perbuatan tercela, KKN, serta penghianatan negara
yang seluruhnya tertuang dalam konsiderans Petisi 10O. Menjadi bukti dan alasan bahwa
Presiden Jokowi sudah layak dan berdasar hukum untuk dapat segera dimakzulkan.

Petisi 100 ini dibuat dalam rangka memulihkan kedaulatan rakyat, sebagai kewajiban
terhadap upaya menyelamatkan bangsa dan negara, serta wujud dari pertanggungjawaban
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jakarta, 20 Juli 2023

Penyampai Press Release


 DR. H Marwan Batubara
 HM Rizal Fadillah, SH
 DR. Anthoni Budiawan

Nara Hubung :
Ir. Syafril Sjofyan, MM. 0877-8288-8321

Terlampir dokumen PETISI 100 dengan Daftar Penanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai