Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum wr wb

Yang terhormat prof trinil susilawati selaku dosen pengampu mata kuliah MRIB, dan teman teman yang
berbahagia

Perkenalkan saya ersya putri nim 215050101111213, kali ini saya akan membahan materi tentang
inseminasi buatan sebagai tugas mata kuliah mrib

Sebelum lebih jauh, saya akan menjelaskan apa itu iseminasi buatan, inseminasi buatan secara teknis
adalah memasukkan semen dengan menggunakan alat bantu seperti insemination gun ke organ
reproduksi betina. Ib bisa dilakukan dnegan menggunakan semen cair ataupun semen beku. Keuntungan
implementasi perkawinan IB adalah meningkatkan produktivitas, meningkatkan mutu genetik,
mengurangi biaya pemeliharaan pejantan, menghindari penularan penyakit, dan masih banyak lainnya.
Tahapan persiapan IB

1. Mempersiapkan insemination gun


2. Mengambil straw dari kontainer nitrogen cair, kontainer segera ditutup kembali agar nitrogen
tidak menguap
3. Straw dithawing menggunakan air ledeng 28 derajat celcius selama 10 detik
4. Straw diambil lalu dikeringkan dan dipotong bagian penutup pabrik
5. Straw dimasukkan ke dalam insemination gun dan dimasukkan plastic sheet
6. Insemination gun siap digunakan

IB dilakukan dengan cara mengawinkan keturunannya yang selalu disilangbalikkan (back cross) dengan
bangsa pejantannya dengan maksud mengubah bangsa induk (lokal) menjadi bangsa pejantannya
(impor). Sapi potong yang banyak dipelihara peternak adalah sapi lokal (Bali, Madura, Pesisir, Ongole,
dan lain sebagainya). Sebagian besar peternak di Jawa dan beberapa wilayah lain sangat menyukai sapi
hasil persilangan terutama keturunan sapi Simmental atau Limousin. Peternak menyukai sapi crossbred
karena ukuran (bobot) sapi yang lebih besar, sehingga harga jual pedet jantan untuk sapi bakalan jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan sapi lokal. Hal ini menyebabkan proporsi sapi lokal (PO) di beberapa
wilayah Jawa menurun sangat drastis, kurang dari 30%. Anjuran untuk melakukan back cross dengan sapi
lokal tidak mendapat respon, sehingga jumlah semen sapi lokal yang diproduksi BBIB sangat kecil. Bila
hal ini dibiarkan berlanjut, maka dikhawatirkan akan terjadi penurunan daya reproduksi dan adaptasi
terutama pada peternakan yang tidak mampu menyediakan pakan atau manajemen yang sesuai.

Pada saat pakan sulit di musim kering, peternak tidak mampu menyediakan pakan yang memadai. Hal ini
menyebabkan daya reproduksi sapi crossbred hasil IB menurun, yang tercermin dari calving rate dan
calving interval yang buruk. Untuk tujuan produksi tidak diperlukan pejantan (Bos taurus) yang
berkualitas prima, tetapi cukup yang moderat (di atas rata-rata) dengan harapan akan diperoleh
keuntungan heterosis. Program persilangan sapi lokal dengan Bos taurus melalui IB yang tidak tepat
justru berpotensi mengurangi produktivitas, meningkatkan kematian, dan menyebabkan penurunan
kinerja reproduksi, seperti: nilai S/C yang tinggi, jarak beranak panjang, atau calf crop yang rendah.
Untuk meningkatkan hasil IB, peternak bersama inseminator harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan IB seperti kualitas semen, kondisi fisiologi sapi betina, ketepatan teknik ib

Anda mungkin juga menyukai