Fisika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUKUM PERGESERAN WIEN DAN BENCANA


ULTRAVIOLET

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. Jovandly Anugerah Menonoh


2. Glenn Piero Mapicara Napey
3. Mutiah Bakari
4. Ibnu Rafi
5. Aisyah Al-Atsyariyyah
6. Indah Triani
7. Nabila Febrian

GURU:
Khairunnisha H. Jusuf,S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Hukum Pergeseran Wien dan
Bencana Ultraviolet". Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, serta inspirasi selama proses penulisan. Makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar Hukum Pergeseran Wien, yang berkaitan erat
dengan spektrum elektromagnetik dan distribusi energi dari suatu benda yang dipanaskan.
Dalam konteks ini, penulis juga akan membahas dampak dari pergeseran Wien pada bidang
tertentu, yakni bencana ultraviolet. Latar belakang penulisan makalah ini adalah
meningkatnya pemahaman terhadap peran pergeseran Wien dalam ilmu fisika dan
kepentingannya dalam pemahaman perilaku radiasi benda panas. Di samping itu, pemahaman
akan dampak bencana ultraviolet menjadi relevan mengingat adanya perubahan iklim dan
kerusakan lapisan ozon yang semakin memperbesar risiko paparan ultraviolet yang
berlebihan. Dengan berbagai referensi dan literatur yang telah diakses, kami berharap
makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil namun berarti dalam pemahaman tentang
Hukum Pergeseran Wien serta kesadaran akan risiko bencana ultraviolet. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas mengenai topik yang diangkat.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan pengembangan
pengetahuan di masa mendatang.

Terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. Pengertian.................................................................................................................................5
2. Gambar/Contoh........................................................................................................................6
3. Rumus dan Keterangan...........................................................................................................7
4. Contoh Soal...............................................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan pemahaman terhadap fenomena fisika menjadi kunci utama dalam menggali
potensi dan risiko yang terkandung di dalamnya. Salah satu konsep penting dalam ilmu fisika
termal adalah Hukum Pergeseran Wien, yang pertama kali dirumuskan oleh Wilhelm Wien
pada akhir abad ke-19. Hukum ini menggambarkan hubungan antara suhu suatu benda dan
panjang gelombang puncak radiasi termal yang dipancarkan oleh benda tersebut. Peran
Hukum Pergeseran Wien sangat penting dalam pemahaman spektrum elektromagnetik dan
distribusi energi dari suatu benda yang memancarkan radiasi elektromagnetik. Fenomena ini
menjadi dasar bagi berbagai aplikasi teknologi, seperti pemahaman karakteristik bintang,
pengembangan sensor inframerah, dan pengukuran suhu benda panas. Namun, selain
manfaatnya, pemahaman terhadap Hukum Pergeseran Wien juga membuka pintu wawasan
baru terkait dampaknya pada lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah bencana ultraviolet. Perubahan iklim dan kerusakan
lapisan ozon menyebabkan pergeseran dalam distribusi radiasi ultraviolet, yang pada
gilirannya dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan manusia, ekosistem, dan
material.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang Hukum Pergeseran Wien,
dengan fokus pada konsep dasar, aplikasi, dan keterkaitannya dengan bencana ultraviolet.
Pemahaman yang mendalam terhadap korelasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
akan risiko yang terkait dengan perubahan dalam spektrum radiasi termal, serta mendorong
langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif. Dengan memahami lebih baik hubungan antara
Hukum Pergeseran Wien dan bencana ultraviolet, diharapkan kita dapat lebih siap
menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh perubahan iklim dan merancang solusi yang
berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hukum Pergeseran Wien dan Bencana Ultraviolet

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Hukum Pergeseran Wien dan Bencana Ultraviolet

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Hukum Pergeseran Wien merupakan salah satu konsep penting dalam fisika termal
yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda yang
dipanaskan. Rumus ini ditemukan oleh fisikawan Jerman, Wilhelm Wien, pada akhir abad
ke-19. Hukum ini menjelaskan hubungan antara suhu suatu benda dan panjang gelombang
puncak dari radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda tersebut. Artinya, ketika
suatu benda dipanaskan, panjang gelombang puncak dari radiasi elektromagnetik yang
dipancarkannya akan bergantung pada suhu benda tersebut. Semakin tinggi suhu benda,
semakin kecil panjang gelombang puncaknya, dan sebaliknya.
Hukum Pergeseran Wien memiliki aplikasi luas dalam memahami karakteristik radiasi
termal dari benda-benda panas, seperti bintang atau benda yang dipanaskan dalam
laboratorium. Selain itu, konsep ini juga membantu dalam pengembangan teknologi seperti
sensor inframerah.
Pemahaman yang mendalam terhadap Hukum Pergeseran Wien memungkinkan kita
untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai sifat radiasi benda panas, yang memiliki
dampak signifikan dalam berbagai bidang fisika dan teknologi.
Sementara itu dalam fisika, bencana ultraungu (ultraviolet), yang disebut juga "bencana
Rayleigh-Jeans", adalah peramalan klasik, yang dibuat pada akhir abad ke-19, bahwa
benda hitam ideal pada kesetimbangan termal akan memancarkan radiasi dengan daya tak
hingga. Walaupun ramalan ini terbukti salah berdasarkan pengamatan, ramalan ini
merupakan tanda-tanda awal adanya masalah pada fisika klasik. Pada tahun 1900,
pemecahan Max Planck terhadap masalah ini bermuara pada bagian-bagian awal mekanika
kuantum.
Ramalan ini disebut bencana ultraungu karena radiasi ultraungu memiliki frekuensi
tertinggi dari semua radiasi yang dikenal pada saat itu (sinar-X dan sinar gama belum
ditemukan). Bencana ultraungu kadang disingkat menjadi "bencana ungu". Sejak
munculnya istilah ini, istilah yang sama digunakan juga untuk sifat yang mirip, misalnya
dalam elektrodinamika kuantum (yang disebut juga: divergensi ultraungu).
Jadi, bencana ultraviolet adalah peramalan klasik yang menjelaskan bahwa benda hitam
ideal pada kesetimbangan termal akan memancarkan radiasi dengan daya tak hingga.
2. Gambar/Contoh
 Hukum Pergeseran Wien

Panjang gelombang maksimum ( λ max) dari spektrum gelombang elektromagnetik


bergeser lebih rendah apabila suhu benda (Τ ¿ dinaikkan.
Contoh penerapan Hukum Pergeseran Wien dalam kehidupan sehari-hari dapat
ditemukan dalam berbagai konteks, terutama dalam teknologi dan ilmu pengetahuan.
Salah satu contoh yang umum adalah dalam lampu pijar atau lampu incandescent.
Meskipun teknologi lampu ini semakin digantikan oleh lampu LED yang lebih efisien
energi, namun prinsip-prinsip Hukum Pergeseran Wien masih terlibat dalam
pemancaran cahaya dari lampu pijar.

 Bencana Ultraviolet

Bencana ultraviolet adalah kesalahan pada panjang gelombang pendek dalam hukum
Rayleigh-Jeans (digambarkan sebagai “teori klasik” dalam grafik) untuk energi yang
dipancarkan oleh benda hitam ideal. Kesalahannya, yang lebih nyata pada panjang
gelombang pendek, adalah perbedaan antara kurva hitam (seperti yang diprediksi
secara klasik oleh hukum Rayleigh-Jeans) dan kurva biru (kurva terukur seperti yang
diprediksi oleh hukum Planck).
Contoh: Peningkatan Risiko Kanker Kulit Akibat Paparan UV
Salah satu dampak yang sering dikaitkan dengan paparan berlebihan terhadap radiasi
UV adalah peningkatan risiko terkena kanker kulit, terutama kanker sel basal dan
kanker sel skuamosa. Radiasi UV, khususnya UV-B, dapat merusak DNA sel kulit dan
menyebabkan mutasi genetik yang dapat memicu perkembangan sel kanker.

3. Rumus dan Keterangan


λ max.Τ =∁

Keterangan:
λ max: Panjang gelombang untuk intensitas maksimum (m)

∁: Tetapan pergeseran wien = 2,9 ×10−3m.K


Τ : Suhu (K)

4. Contoh Soal

1. Permukaan benda pada suhu 37 ºC meradiasikan gelombang elektromagnetik. Jika


nilai konstanta Wien = 2,9 x 10-3 mK, maka panjang gelombang maksimum radiasi
permukaan adalah …

Diketahui:

T = 37 ºC = 37 + 273 K = 310 K

C = 2,9 x 10-3 mK

Ditanya: λ max?

Jawab :
−3
λ max= ∁ = 2 , 9× 10 =9 , 35 ×106 m
Τ 310
2. Radiasi bintang X pada intensitas maksimum terdeteksi pada panjang gelombang 580
nm. Jika tetapan pergeseran Wien adalah 2,9 x 10-3 mK maka suhu permukaan bintang
X tersebut adalah …

Diketahui:

λmaks = 580 nm = 580 x 10-9 m

C = 2,9 x 10-3 mK

Ditanya: T ?

Jawab :
−3
∁ 2 , 9× 10 3
Τ= = =5 ×10 =5000 K
Τ 580 ×10 9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Hukum Pergeseran Wien melibatkan
pemahaman bahwa semakin tinggi suhu suatu benda, semakin kecil panjang
gelombang puncak radiasinya. Hukum ini memiliki aplikasi luas dalam bidang
teknologi, ilmu bintang, dan pengembangan perangkat sensor inframerah. Meskipun
istilah "bencana ultraviolet" mungkin kurang umum digunakan dalam konteks fisika
murni, namun paparan radiasi ultraviolet dapat memiliki dampak negatif pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan Hukum Pergeseran
Wien, perubahan dalam distribusi radiasi termal, termasuk radiasi ultraviolet, dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Misalnya, perubahan iklim dan kerusakan
lapisan ozon dapat meningkatkan risiko paparan UV yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan dampak kesehatan seperti peningkatan risiko kanker kulit. Kesimpulan
keseluruhan adalah bahwa pemahaman Hukum Pergeseran Wien membantu kita
memahami karakteristik radiasi termal dari benda panas, sementara pemahaman
terhadap dampak radiasi ultraviolet memungkinkan kita untuk mengenali dan
mengatasi potensi risiko terkait dengan perubahan iklim dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi distribusi radiasi termal. Kesimpulan ini memberikan landasan penting
dalam upaya untuk menghadapi dan melindungi kesehatan manusia serta ekosistem
dari dampak negatif paparan radiasi ultraviolet.
DAFTAR PUSTAKA

Sani, R. A., & Kadri, M. (2022). Fisika kuantum. Bumi Aksara.

Sutarno, S., Erwin, E., & Hayat, M. S. (2017). Radiasi benda hitam dan
efek fotolistrik sebagai konsep kunci revolusi saintifik dalam
perkembangan teori kuantum cahaya. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi
Sciences, 9(2), 51-58.

Anda mungkin juga menyukai