Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KURANG EFEKTIF NYA KEGIATAN


EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMAN BINSUS

Oleh:
Anggun Cahyani
XI Mipa 2

SMA NEGERI BINAAN KHUSUS KOTA DUMAI


Jalan Inpres, Purnama, Dumai Barat, Dumai, Riau
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmatNYA yang sangat besar dan atas rahmat karunia nya sehingga kelompok
dapat menuntaskan pembuatan makalah tentang ”Kurang Efektif Nya Kegiatan
Ekstrakurikuler Siswa Di Sman Binsus” ini semaksimal mungkin. Adapun
maksud dan tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas tersistematis. Penulis sangat berharap agar makalah tentang “Kurang Efektif
Nya Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Di Sman Binsus” ini dapat berguna dan
dapat bermanfaat bagi para pembaca guna untuk menambah wawasan pembaca
tentang tujuan pembelajaran, terutama untuk penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Yulvita, S. Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
membimbing penulisan makalah ini
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat
3. Serta teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
makalah yang berjudul “Kurang Efektif Nya Kegiatan Ekstrakurikuler
Siswa Di Sman Binsus”. Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak
retak”, jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penulisan
makalah ini, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Dumai, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

1.5 Metode Penelitian......................................................................................3

1.6 Waktu dan Tempat.....................................................................................3

1.7 Sistematika Penulisan................................................................................3

BAB II......................................................................................................................5

LANDASAN TEORI...............................................................................................5

2.1 Pengertian Ekstrakurikuler.............................................................................5

2.2 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler....................................................................7

2.3 Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler...................................................................7

BAB III....................................................................................................................9

PEMBAHASAN......................................................................................................9

3.1 Perkembangan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN Binsus..........................9

3.2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Siswa Kurang Produktif Terhadap


Ekstrakurikuler Sehingga Kegiatan Ini Menjadi Kurang Efektif.......................13

3.3. Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMAN Binsus.............................16

ii
3.4. Solusi Agar Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMAN Binsus
Menjadi Aktif Kembali......................................................................................16

BAB IV..................................................................................................................18

PENUTUP..............................................................................................................18

4.1 Kesimpulan..............................................................................................18

4.2 Saran........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik


dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan.
Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan
terarah. Dengan Demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar
yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang
dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa
sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan
yang lebih maju.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas
tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Melalui kegiatan ini pula dapat berimplikasi dalam perencanaan pendidikan
dan kariernya sesuai dengan bakat, minat, ketrampilan dan potensinya.
Ekstrakulikuler akan membantu siswa memahami potensi dan pemahaman
dirinya yang akan berimplikasi penuh dalam rencana kariernya. Melalui
kegiatan ekstrakulikuler ini bakat mereka bisa dikembangkan, tak jarang
banyak siswa yang mengikuti lomba, atau event sampai tingkat propinsi dan
nasional karena pada mulanya tumbuh dan berkembang dari kegiatan ekstra
yang mereka ikuti. Mereka akan memiliki piagam ataupun sertifikat yang bisa
dilampirkan sebagai siswa yang berkompetensi dan memiliki kemampuan non
akademik dalam bidang tertentu. Hal ini akan menjadi pertimbangan
Universitas untuk menerima siswa tersebut.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi
sekolah. Secara yuridis, pengembangan ekstrakurikuler memiliki landasan

1
hukum yang kuat karena diatur dalam Surat Keputusan Menteri No.
125/U/2002 bab V Pasal 9 Ayat 2 yang harus dilaksanakan oleh sekolah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai sarana bagi para siswa
untuk menyalurkan energi, kreativitas, dan pikirannya dalam berbagai
kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa
dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya diluar kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler diharapkan peserta didik dapat
melakukannya di luar jam sekolah tanpa mengganggu jam pelajaran lainnya.
Namun sayangnya masih ada peserta didik yang tidak memfaatkan waktu
luang seperti halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini bisa disebabkan
salah satunya karena minat peserta didik terhadap kegiatan ekstrakurikuler
yang ada.
Oleh sebab itu penulis ingin meneliti terkait perkembangan ekstrakurikuler
di SMAN Binsus

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana perkembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus?


1.2.2 Faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa kurang produktif terhadap
ekstrakurikuler sehingga kegiatan ini menjadi kurang efektif?
1.2.3 Apa dampak kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus?
1.2.4 Bagaimana solusi agar kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus
menjadi aktif kembali?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui perkembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus


1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang produktif
terhadap ekstrakurikuler sehingga kegiatan ini menjadi kurang efektif
1.3.3 Mengetahui dampak kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus

2
1.3.4 Mengetahui solusi agar kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus
menjadi aktif kembali

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penulis melakukan penelitian ini supaya banyak siswa yang sadar
bahwa pengembangan diri itu penting untuk dirinya, ada banyak manfaat yang
didapat dari kegiatan ini yaitu : Sarana Mengasah Bakat dan Minat Kamu, Tempat
Belajar Berorganisasi dan Sosialisasi, Melatih Tanggung Jawab dan Kemandirian,
Melatih Kerja Sama, Melatih Sikap Disiplin dan Komitmen, Berdampak positif
untuk kesehatan.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket
atau kuesioner.

Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

1.6 Waktu dan Tempat

Waktu : 6 s.d 10 Maret 2023

Tempat : SMA Negeri Binsus Dumai

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun karya tulis imiah ini, agar dalam pembahasan terfokus
pada pokok permasalahan dan tidak melebar kemasalah yang lain, maka penulis
membuat sistematika penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

3
Dalam bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penulisan, Metode Penelitian, Waktu
dan tempat penelitian, Hipotesis, dan sistematika penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

Dalam bab ini penulis tentang pendapat para ahli terkait dengan judul yang
dibawa, serta pengertian terkait bahasan judul

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang rumusan masalah yang telah
ditentukan

BAB 4 PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA.

1.8

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ekstrakurikuler

Yang dimaksud dengan pengembangan kesiswaan adalah mengembangkan


potensi siswa sesuai bakat, minat dan kebutuhan siswa melalui kegiatan-kegiatan
di luar jam sekolah dengan mengadakan pembinaan kesiswaan yang dimonitor
oleh pihak sekolah.

Seperti yang tertulis di Permen No. 39 pada Bab 1 pasal 1 yang


menyatakan bahwa : Tujuan pembinaan kesiswaan adalah untuk mengembangkan
potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan
kreativitas, memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan, sehingga terhindar dari usaha dan
pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan, mengaktualisasikan
potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat,
menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,
demokratis, menghormati masyarakat madani (civil society).

Pembinaan kesiswaan terdiri dari 2 macam, yaitu Ekstrakurikuler dan


Kokurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Sedangkan kokurikuler
adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang telah dijatahkan dalam
struktur program, berupa penugasan-penugasan atau pekerjaan rumah yang
menjadi pasangan kegiatan intrakurikuler.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kegiatan diartikan sebagai


aktivitas, keaktifan : usaha yang sangat giat (Poerwodarminto, 2002).
Ekstrakurikuler dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunya arti kegiatan

5
yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana belajar (Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989). Secara
sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung pengertian yang
menunjukkan segala macam, aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang
dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Sebagai bagian dari pendidikan, maka kebijakan mengenai kegiatan


ekstrakurikuler merupakan bagian dari kebijakan Departemen Pendidikan
Nasional yang sebelum era reformasi disebut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Kegiatan ekstrakurikuler pada masa itu dilakukan dengan
berlandaskan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992.
Dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan
kesiswaan di samping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), latihan
kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Berdasarkan keputusan tersebut
ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian kebijaksanaan pendidikan
secara menyeluruh yang mempunyai tugas pokok yaitu, (1) memperdalam dan
memperluas pengetahuan siswa, (2) mengenal hubungan antara berbagai mata
pelajaran, (3) menyalurkan bakat dan minat, dan (4) melengkapi pembinaan upaya
manusia seutuhnya. (Depdikbud, 1998).

Menurut Lutan (1986:72), ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari


proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan,
bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan
intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi
anak didik mencapai taraf maksimum.

Menurut Suryosubroto (1997:271), ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar


yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di
luar sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari
dari berbagai mata pelajaran.

6
Menurut Usman dan Setyowati (1993:22), ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang dilakukan di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar
sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan yang telah di miliki siswa dari berbagai bidang
studi.

2.2 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah : fungsi


a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
2.3 Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler, terdpaat beberapa prinsip yang


harus dijalani, yaitu pertama, prinsip
a. Individual, dimana kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan potensi, bakat
dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan
dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat
peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

7
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan
untuk kepentingan masyarakat.
2.4 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu :
(a.) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(PASKIBRAKA).
(b.) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
(c.) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah
raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
(d). Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

2.5 Format Kegiatan Ekstrakurikuler


Format Kegiatan dari kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi 5, yaitu:
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
antarkelas/antarsekolah/madraasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan
lapangan.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN Binsus

Untuk melihat perkembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus,


penulis menjabarkan beberapa data yang di dapat melalui kuisioner yang telah
penulis buat. Berikut beberapa data yang akan penulis jabarkan.

Melalui hasil survey dengan menggunakan kuisioner dengan pertanyaan


“Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?” dapat dilihat bahwa
66,7% dari siswa yang mengisi kuisioner tidak selalu mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler. Lalu 33,3 % siswa yang mengisi kuisioner selalu mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler.

Berdasarkan data di atas, cenderung lebih banyak siswa yang tidak selalu
mengikuti kegiatan siswa dibandingkan dengan siswa yang selalu mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dapat menjadi tolak ukur bahwa perkembangan
kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN Binsus termasuk menurun dengan banyaknya
siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang telah disediakan oleh
pihak sekolah.

9
Kemudian melalui hasil survey dengan menggunakan kuisioner dengan
pertanyaan “Apakah kamu sudah memilih ekstrakurikuler sesuai dengan
minatmu?” dapat dilihat bahwa 50% dari siswa yang mengisi kuisioner memilih
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minatnya. Lalu 50% siswa yang mengisi
kuisioner memilih kegiatan ekstrakurikuler tidak sesuai dengan minatnya

Dapat dilihat bahwa perbandingan siswa SMAN Binsus yang memilih


kegiatan ekstrakurikuler sesuai minatnya sama dengan siswa yang memilih
kegiatan ekstrakurikuler tidak sesuai dengan minatnya. Hal ini menandakan
bahwa masih banyak siswa yang belum mengetahui minatnya berada di bidang
apa sehingga siswa memilih ekstrakurikuler dengan asal.

Perkembangan ekstrakurikuler di SMAN Binsus juga dapat dilihat melalui


kedisiplinan siswa yaitu saat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Di SMAN
Binsus, siswa cenderung mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ketika guru piket
yang berjaga melakukan tugas pemeriksaan di sekeliling sekolah, barulah siswa
tersebut mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begitu masih banyak siswa
yang bolos disaat tidak ada guru piket yang berkeliling. Pernyataan ini dapat
dilihat melalui hasil kuisioner berikut.

10
Melalui hasil survey dengan menggunakan kuisioner dengan pertanyaan
“Apa kamu akan masuk ke jam ekstrakurikuler hanya Ketika guru sudah
berkeliling?” dapat dilihat bahwa 83,3% dari siswa yang mengisi kuisioner
memilih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya ketika guru sudah berkeliling.
Lalu 16,3% siswa yang mengisi kuisioner memilih sebaliknya.

Melalui hasil survey dengan menggunakan kuisioner dengan pertanyaan


“Apakah kamu terbiasa berdiam diri di rumah tanpa ada kegiatan di luar?” dapat
dilihat bahwa 66,7% dari siswa yang mengisi kuisioner terbiasa berdiam. Lalu

11
33,3% siswa yang mengisi kuisioner memilih sebaliknya. Dapat dilihat bahwa
lebih banyak siswa yang berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktifitas apapun,
hal ini menandakan kurangnya motivasi dan minat siswa terhadap suatu kegiatan.
Hal ini juga memberikan dampak yang sama pada kegiatan siswa saat di sekolah
yang mana siswa menjadi malas dan tidak disiplin untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.

Melalui hasil survey dengan menggunakan kuisioner dengan pertanyaan


“Apakah kamu sering bolos disaat jam ekstrakurikuler?” dapat dilihat bahwa
66,7% dari siswa yang mengisi kuisioner memilih sering bolos pada jam
ekstrakurikuler. Lalu 33,3% siswa yang mengisi kuisioner memilih sebaliknya.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang bolos pada
jam ekstrakurikuler. Bolosnya siswa pada saat jam ekstrakurikuler dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya motivasi serta minat siswa yang kurang
terhadap kegiatan tersebut.

Kegiatan ekstrakurikuler ini terdiri atas beberapa bidang yaitu bidang


olahraga,sastra, Seni dan ilmu sains. Di SMAN Binsus, bidang olahraga diisi oleh
kegiatan : Basket, Voli, Futsal, dan Atletik.

12
Untuk sastra diisi oleh kegiatan : Puisi,debat dan Jurnalistik.

Untuk Seni diisi oleh kegiatan : tari, vokal, nasyid, teater dan kompang.

Sedangkan ilmu sains diisi oleh KIR dan beberapa Olimpiade yang bersifat sains
diantaranya : Olimpiade Biologi, Fisika, dan matematika.

Banyaknya siswa yang hanya ikut ikutan teman menjadi salah satu penyebab
kurang efektif nya ekstrakurikuler di SMAN Binsus, karena siswa menjadi asal
memilih saja sehingga dia tidak tahu apa sebenarnya kegiatan yang harus dia ikuti
akibatnya banyak ekstrakurikuler yang anggotanya kepenuhan dan banyak
ekstrakurikuler yang sangat kekurangan orang.

3.2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Siswa Kurang Produktif


Terhadap Ekstrakurikuler Sehingga Kegiatan Ini Menjadi Kurang
Efektif

Terdapat beberapa factor yang menyebabkan siswa kurang produktif terhadap


ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak sekolah. Faktor-faktor ini dibagi
menjadi faktor intrinsic dan faktor ekstrinsik.

Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik yaitu sesuatu yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa
ada pengaruh dari luar. Faktor intrinsik tersebut meliputi: kemauan, kebutuhan
dan motivasi.

1. Kemauan adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki


oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu
perhatian terhadap suatu objek, sehingga dengan demikian akan
memunculkan minat individu yang bersangkutan.
Abu Ahmadi (1999), kemauan adalah dorongan dari dalam secara sadar,
berdasarkan pertimbangan pemikiran dan perasaan, serta seluruh pribadi
seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya
tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan pribadinya.

13
2. Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang mendorong
seseorang untuk mencapai tujuan. Lingkungan kehidupan manusia selalu
diikuti oleh adanya suatu kebutuhan, baik itu kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder ataupun kebutuhan yang lain. Kebutuhan merupakan
kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang
memandu individu untuk mencapai tujuan. Perolehan tujuan merupakan
kemampuan untuk melepaskan atau mengakhiri perasaan kebutuhan dan
tekanan. Makin kuat seseorang merasakan kebutuhan makin besar
peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan didalam memenuhi
kebutuhannya. Tekanan ini dapat diterjemahkan kedalam suatu keinginan
ketika individu menyadari adanya perasaan dan berkeinginan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Maslow dalam Sudiyono (2005: 47) berpandangan bahwa, manusia
memiliki kebutuhan. Manusia adalah makhluk yang memiliki keinginan.
Setiap keinginan yang telah terpenuhi, maka keinginan lainnya akan
timbul. Atas dasar kebutuhan manusia, Maslow membagi kebutuhan
manusia menjadi 5 yaitu: (1) Kebutuhan fisik; (2) Kebutuhan memiliki
rasa aman; (3) Kebutuhan sosial; (4) Kebutuhan akan penghargaan; dan
(5) Kebutuhan aktualisasi diri.
3. Motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan,
intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia,
merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain
seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya. Siswa yang tampaknya
tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi
tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar (Slameto 2010: 170).
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Greenberg dalam Djaali (2008: 25) berpandangan bahwa
motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan
perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan salah satu hal yang
melatar belakangi individu melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Pentingnya motivasi adalah karena motivasi yang menyebabkan,

14
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja
dengan giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi sangat
penting dalam upaya untuk mencapai prestasi di sekolah dan yang harus
dibangun adalah komponen guru dan siswa.

Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang dipengaruhi dari luar individu (Bimo
Walgito, 1997: 89). Faktor ekstrinsik tersebut diantaranya meliputi dukungan
keluarga, lingkungan sekolah dan mass media.

1. Dukungan adalah suatu sikap, pemberian bantuan atau perhatian. Dalam


hal ini, dukungan yang paling besar berasal dari orang tua diartikan
sebagai sikap atau pemberian bantuan, perhatian dan rasa sayang yang
diberikan orang tua kepada anaknya atau anggota keluarga. Pemberian
dukungan dapat berupa teguran, pengarahan, membantu dalam
menghadapi kesulitan ataupun menegur, memberi hukuman apabila
berbuat kesalahan.
Slameto (2010: 64) faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses
belajar, karena dapat menyebabkan timbulnya minat terhadap suatu
pelajaran, hal yang termasuk dalam faktor lingkungan sekolah yaitu:
a) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/ jalan yang harus dilalui didalam
mengajar. Mengajar itu sendiri adalah menyajikan bahan pelajaran oleh
orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan
mengembangkannya. Siswa harus dapat menerima, menguasai dan
mengembangkan dari bahan yang telah diajarkan. Jika metode mengajar
guru kurang baik maka siswa akan kurang jelas dalam menerima pelajaran.

b) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antar guru dan siswa. Proses tersebut juga
dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar
siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi

15
(guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, selain itu
akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut terjadi sebaliknya, jika siswa
membenci gurunya, siswa tersebut segan mempelajari pelajaran yang
diberikannya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab
akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan siswa
menjadi segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

c) Relasi Siswa dengan Siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan
melihat bahwa didalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak
sehat.

3.3. Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMAN Binsus

Dampak positif

- Siswa dapat mengembangkan bakat dan hobi yang ada pada dirinya.

- Sarana siswa mencari bakat.

- Siswa lebih bersosialisasi

Dampak Negatif

- Siswa tidak antusias dengan pembelajaran akademik

- Kesulitan membagi waktu

- Waktu dirumah menjadi terbatas.

3.4. Solusi Agar Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMAN Binsus


Menjadi Aktif Kembali

Solusi yang dapat diberikan agar kegiatan ekstrakurikuler di SMAN Binsus dapat
aktif kembali diantaranya sebagai berikut:

16
1.siswa kembali diajak untuk lebih aktif beraktivitas diluar supaya kebiasaan
disaat wabah covid-19 yaitu berdiam diri dirumah jadi lebih berkurang dan siswa
kembali produktif.

2.Saat pemilihan ekstrakurikuler ajaklah siswa untuk memilih sesuai bakatnya


bukan karna ingin ikut ikutan teman.

3.Mengurangi tugas tugas disaat jam ekstrakurikuler.

4.Guru pembina selalu masuk disaat jam ekstrakurikuler dan selalu memberi
arahan kepada para siswa.

5.Lebih memperbanyak event event yang membuat siswa jadi tertarik untuk selalu
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang


menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan,
bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat
kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong
perkembangan potensi anak didik mencapai taraf maksimum.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak sekolah juga sudah
beragam mencakup bidang olahraga diisi oleh kegiatan : Basket, Voli, Futsal,
dan Atletik. Untuk sastra diisi oleh kegiatan : Puisi,debat dan Jurnalistik
Untuk Seni diisi oleh kegiatan : tari, vokal, nasyid, teater dan kompang.
Sedangkan ilmu sains diisi oleh KIR dan beberapa Olimpiade yang bersifat
sains diantaranya : Olimpiade Biologi, Fisika, dan matematika.
Namun Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh pihak sekolah
di SMAN Binsus mengalami beberapa hambatan dikarenakan banyak siswa
yang masih memilih untu bolos pada saat jam ekstrakurikuler, tidak
disiplinnya kehadiran siswa pada saat jam ekstrakurikuler, serta minat serta
motivasi siswa yang kurang terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih.
Kegiatan ekstrakurikuler ini juga terhambat dikarenakan factor ekstrinsik
siswa diantaranya lingkungan rumah siswa, relasi siswa dengan guru, relasi
siswa dengan siswa, yang mana hal ini juga akan berpengaruh terhadap diri
siswa baik minat serta motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.

4.2 Saran

18
Setelah melihat beberapa dampak negatif yang terjadi dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler penulis memberikan saran sebagai
berikut:

a. Mengajak siswa untuk aktif kembali dalam kegiatan ekstrakurikuler


b. Membantu siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang benar-
benar diminati oleh siswa
c. Merubah jadwal kegiatan ekstrakurikuler siswa agar lebih fleksibel dan
tidak mengganggu dengan jam untuk belajar siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://min3bandarlampung.sch.id/pengaruh-kegiatan-ekstrakurikuler-sekolah-
terhadap-siswa/

https://text-id.123dok.com/document/6qmw7p18z-pemahaman-siswa-tentang-
ekstrakurikuler-dampak-positif-negatif-dan.html

https://www.kajianpustaka.com/2019/01/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-
ekstrakurikuler.html?m=1

https://www.kumpulanpengertian.com/2016/02/pengertian-ekstrakurikuler-
menurut-para.html?m=1

https://www.smkalamrayapasuruan.sch.id/ekstrakulikuler#:~:text=Kegiatan
%20ekstrakurikuler%20atau%20ekskul%20adalah,dengan%20minat%20dan
%20bakat%20masing%2D

https://www.yupiland.com/blog/10-contoh-kegiatan-ekstrakurikuler-di-sekolah-
dan-manfaatnya

20

Anda mungkin juga menyukai