Anda di halaman 1dari 11

Risiko Bisnis Parsel dan Hampers serta Sikap, Mindset, dan Skill yang Harus Dimiliki

Pengrajin Sukses

CASE 1:
Omset Usaha Parcel Turun Dibandingkan Saat Pandemi Lebaran Tahun Lalu
KBRN, Bengkulu: Pengusaha parsel tahun ini mengalami penurunan omset dibandingkan
tahun sebelumnya.

Menurut Fatimah, salah satu pengusaha parsel sekaligus pemilik gerai minimarket tertua di
Bengkulu, tahun ini hanya menjual 200 paket parsel. Jumlah ini menurun dibanding saat
pandemi yang mencapai 400 paket parsel.
Penurunan ini diduga karena pasca pandemi, masyarakat dapat bertemu langsung saat
lebaran, sementara tahun lalu adanya pembatasan kegiatan masyarakat membuat mereka
sulit bertemu secara tatap muka sehingga parsel digunakan untuk tetap menjalin
silaturahmi.

CASE 1:
Omset Usaha Parcel Turun Dibandingkan Saat Pandemi Lebaran Tahun Lalu
Ia menyebut tahun ini pesanan parcel didominasi oleh pesanan Instasi swasta ataupun
pribadi seseorang kepada orang lain.
"Tahun ini agak berkurang sih, tapi masih cukup lumayan. Parcel ini ada yang diminta untuk
diantarkan sebelum lebaran ada juga yang diantar sendiri oleh pemesan" Ungkap Fatimah.
Adapun harga parcel cukup beragam mulai dari 150 ribu rupiah hingga jutaan rupiah
tergantung pesanan dan isian parcel. Pihaknya juga menyediakan parcel yang telah jadi
tanpa harus menunggu proses pengemasan. Sementara isian parcel disebut Fatimah
dijamin merupakan makanan yang dalam kondisi baik dan cukup dikenal masyarakat serta
bermerek.
Sedangkan wadah atau tempat menyusun isian parcel terbuat dari rak rotan, rak dinding
minimalis yang dapat dijadikan rak barang di sudut ruangan, hingga rak berbahan aluminium
berlapis anti karat yang banyak dijual di toko pecah belah.

CASE 2:
Omset Faezya Hampers Tahun Ini Turun Lebih Dari Setengah
Momen Lebaran menjadi hal yang sangat dinantikan oleh para penjual hampers, salah
satunya Yuli Santika asal Jambi yang merupakan owner dari Faezya Hampers.
"Faeyza Hampers berdiri pada tahun 2021, melihat tren juga ketika itu dan selebgram yang
unboxing hampers lebaran sangat seru, melihat juga di Jambi belum banyak akhirnya
memutuskan berbisnis hampers," jelasnya.
Namun meskipun begitu, omset tahun ini menurun ketimbang tahun lalu, dimana mulai
banyak yang berjualan hampers.
"Saat ini sudah cukup banyak yang berjualan hampers itu menjadi tantangan tersendiri bagi
saya, untuk lebih kreatif lagi dengan harga yang lebih murah, dan memang untuk omset
menurun," tambahnya.

CASE 2:
Omset Faezya Hampers Tahun Ini Turun Lebih Dari Setengah
Yuli menjelaskan, untuk mempromosikan bisnis hampers miliknya melalui sosial media
instagram dengan nama akun @faeyzahampers.
Tidak hanya itu saja, ia juga meminta bantuan teman-temannya mempromosikan agar
mendapat pasar yang lebih luas.
"Awalnya promosiin cuma minta tolong teman-teman tapi seterusnya sudah mulai endorse
selebgram Jambi," katanya.
Ia juga mengungkapkan harapannya, "semoga kedepan adanya perubahan dari online
menjadi offline store, atau strategi produksi untuk mempertahankan tampilan luxury dengan
harga yang terjangkau. Sehingga bisa meningkatkan minat masyarakat dalam berbagi dan
cara yg berbeda," tutupnya.

STUDI KASUS
Dari contoh kasus,
dapat diketahui bahwa terdapat beberapa risiko dalam berbisnis parsel dan hampers.
Jadi, apa saja risiko bisnis parsel dan hampers dan apa yang mungkin menjadi faktor
terjadinya risiko bisnis tersebut?

APA ITU RISIKO BISNIS DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO BISNIS?


Kenali risiko bisnis lengkap dengan faktor-faktornya agar dapat mencegah dan
mengatasinya.

1. Penjelasan Definisi
2. Jenis Risiko Bisnis
3. Faktor-Faktor Risiko Bisnis

Apa Itu Risiko Bisnis?


Berasal dari kata “risk” dalam Bahasa Inggris yang berarti, “kegagalan, kendala, hambatan,
bahaya, atau kerugian”
Maka, risiko bisnis bisa diartikan sebagai berbagai hal yang bisa merugikan dan
menghambat jalannya bisnis, serta dapat berdampak langsung dan tidak langsung pada
perusahaan.

Jenis Risiko Bisnis

● Risiko Permodalan
Penjualan yang tak kunjung meningkat akan sulit mengembalikan modal awal.
● Risiko Keuangan
Berhubungan dengan turunnya penjualan sehingga mempengaruhi pendapatan
perusahaan.
● Risiko Perusahaan
Kualitas produk yang tidak terjaga bisa membuat konsumen beralih dan berpengaruh pada
perusahaan karena harga saham menjadi anjlok.
● Risiko Operasional
Terjadi karena permasalahan SDM, tidak ada inovasi pada kualitas produk, salah
mengambil keputusan, dll.
● Risiko Teknik
Ketika teknik produksi barang tidak berfungsi dengan baik, membuat kualitas barang
menurun.
● Risiko Pasar
Muncul akibat perubahan zaman, baik itu gaya hidup, pelanggan, dan adanya produk baru
yang lebih unggul.
● Risiko Bisa Dikendalikan
Ketika produk belum mendapat keuntungan, tetapi bisa dikendalikan dengan perubahan
strategi pemasaran.
● Risiko Tidak Bisa Dikendalikan
Terjadi di luar batas manusia untuk diprediksi, seperti bencana alam, kebakaran, dll.

Faktor-Faktor Risiko Usaha Kondisi Alam Tidak menentu

1. Bila kondisi alam sudah mempengaruhi produk, minimalisasi dengan memperluas


target pasar.

2. Keadaan Ekonomi yang Tidak Pasti


Tidak hanya memperhatikan internal, tapi juga keadaan ekonomi eksternal. Seperti harga
bahan utama, nilai tukar mata uang, daya beli, dll

3. Perubahan Gaya Hidup Manusia


Selalu lakukan inovasi untuk mengurangi terjadinya risiko ini, dalam segi produk, strategi
pemasaran, dan SDM.

4. Strategi Pemasaran yang Salah


Buat tim khusus untuk menyusun dan mengevaluasi strategi pemasaran sehingga risiko
dapat diminimalisasi..

5. Persiapan Kurang Matang


Cegah dengan mempersiapkan ide usaha, modal, target konsumen, riset pasar, dll. secara
matang.

RISIKO BISNIS PARSEL & HAMPERS, BAGAIMANA CARA MENGATASINYA


Berencana untuk membuka usaha di bidang parsel dan hampers? Simak apa saja potensi
risiko bisnisnya dan bagaimana cara mengatasinya.

1. Risiko Bisnis Parsel dan Hampers serta Cara Mengatasinya


2. Hal-Hal yang Harus Dihindari Saat Berbisnis Parcel dan Hampers

Risiko Bisnis Parsel dan Hampers Serta Cara Mengatasinya


1. Risiko Kerugian
Faktor terjadinya risiko kerugian:
● Perubahan tren pasar
● Perencanaan keuangan yang tidak matang
● Kurang efektifnya strategi pemasaran produk

Cara Mengatasinya
Selalu lakukan inovasi dan penyesuaian dengan tren pasar sehingga produk dapat selalu
diterima konsumen. Lengkapi juga dengan perencanaan keuangan dan strategi pemasaran
yang efektif.

2. Risiko Persaingan yang Ketat


Terjadi akibat sudah ada bisnis parsel dan hampers yang lebih dahulu menguasai pasar
sehingga konsumen lebih memilih membeli dari tempat tersebut.

Cara Mengatasinya
Buat business plan dan strategi pemasaran yang menonjolkan perbedaan produkmu dengan
produk yang sudah ada di pasaran.

3. Risiko Keuntungan yang Tidak Maksimal


Terjadi karena harga beli bahan baku yang tinggi sehingga keuntungan yang didapat tidak
maksimal.

Cara Mengatasinya
Cari supplier yang cocok, yaitu harganya murah tetapi kualitasnya bagus. Tekan budget
dengan cara latihan membungkus parsel dan hampers sendiri sehingga keuntungan bisa
maksimal.

4. Risiko Penurunan Penjualan


Diakibatkan karena strategi pemasaran yang kurang efektif serta target pasar yang tidak
sesuai.

Cara Mengatasinya
Lakukan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan momentum pembelian parsel.
Contoh, ketika Lebaran maka sediakan parsel berisi kue kering khas Lebaran, dan saat
Natal sediakan parsel yang dihiasi ornamen khas Natal.
Hal-Hal yang Harus Dihindari Saat Berbisnis Parsel dan Hampers
1. Sesi Pemotretran Produk Terburu-buru
Hasilnya, foto-foto yang ditampilkan tidak akan sesuai ekspektasi sehingga tidak menarik
minat pembeli.
2. Tidak Memperhatikan Packaging Hampers
Packaging yang tidak sesuai berisiko membuat isi parsel dan hampers rusak, sehingga
menurunkan kepuasan konsumen.

3.Menentukan Harga Produk yang Tidak Sesuai


Perhatikan jumlah modal awal dan biaya tenaga kerja agar harga parsel hampers tidak
terlalu mahal atau terlalu murah.

4. Tidak Menghadirkan Hampers yang Menarik


Walau ingin membuat parsel/hampers yang ekonomis, jangan sampai mengurangi
estetikanya karena sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
5. Terlalu Banyak Kertas Pada Box
Meski demi alasan keamanan, terlalu banyak kertas juga menyebabkan sampah dan
membuat hampers tidak menarik. Carilah packaging yang fit dengan produk, sehingga tidak
perlu banyak kertas.
6. Fasilitas Pembayaran Minim
Banyaknya pilihan metode pembayaran juga harus disediakan untuk menciptakan
pengalaman belanja yang nyaman untuk konsumen.

7. Tidak Membuat MoU Perjanjian Bisnis


MoU dibutuhkan untuk transparansi transaksi bisnis, seperti pemesanan parsel/hampers
dalam jumlah besar/dengan permintaan khusus.
8. Tidak Mewajibkan Klien Membayar DP
Uang awal atau DP menunjukan keseriusan konsumen saat memesan parsel/hampers.
Dengan demikian, penjual tidak mengalami kerugian besar bila pesanan dibatalkan.

Pentingnya Manajemen Risiko dalam Berbisnis dan Langkah-Langkah Manajemen Risiko

Apa Itu Manajemen Risiko?


Melansir dari buku “Risky Business” karya Milton C. Regan, manajemen risiko adalah
“penerapan berbagai kebijakan dan prosedur untuk meminimalisir peristiwa yang
menurunkan kapasitas dan kualitas perusahaan.”
Maka, manajemen risiko bisa diartikan sebagai segala proses untuk menghindari risiko saat
berbisnis yang bisa berakibat kerugian.

Tujuan Manajemen Risiko

Melacak Sumber-Sumber Risiko


Berguna sebagai mitigasi/pencegahan dengan melakukan riset dan analisis dari setiap
aktivitas perusahaan.
Menyediakan Informasi Risiko Bagi Perusahaan
Setelah melakukan analisis, lakukan juga laporan risiko berdasarkan data dari proses
mitigasi.

Minimalisasi Kerugian Akibat Terjadinya Risiko


Setelah tahu penyebab risiko, perusahaan bisa minimalisasi kerugian dengan melenyapkan
potensi atau mentransfer risiko ke pihak lain.

Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Manajemen risiko bisa melindungi


perusahaan dari banyak masalah yang mengancam pertumbuhan usaha.

Memberi Rasa Aman Bagi Stakeholder

Dengan manajemen risiko, perusahaan bisa membuat stakeholder seperti investor, pekerja,
supplier, asuransi, dll, merasa aman dan percaya pada keberlangsungan perusahaan.

01
Manfaat Manajemen Risiko
Meminimalkan Kemungkinan Bangkrut

02
Menjamin Pencapaian Tujuan
Perusahaan dengan manajemen risiko akan lebih mudah mencapai tujuan karena risiko
sudah dimitigasi dan dipikirkan cara mengatasinya.

03
Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Manajemen risiko yang baik bisa meminimalisasi kerugian sehingga keuntungan yang
masuk bisa bertambah.
Perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik akan lebih siap menghadapi
kemungkinan kerugian dibanding yang tidak.

04
Memberikan Keamanan Pekerjaan
Memahami manajemen risiko yang baik bisa memastikan keberlangsungan perusahaan,
yang juga memastikan keamanan para pekerjanya dari PHK akibat perusahaan bangkrut.

05
Mempertahankan Reputasi Bisnis
Karena risiko bisa dimitigasi, maka performa perusahaan akan terlihat selalu baik dan
menjanjikan di mata stakeholder dan konsumen.

Komponen Manajemen Risiko

Sasaran Analisis Risiko


Tentukan sasaran mengapa manajemen risiko dilakukan, seperti mencegah fraud,
melindungi perusahaan dari piutang, dan sebagainya.
Lingkungan yang Berpotensi Memunculkan Risiko

Setiap divisi perusahaan memiliki potensi risiko yang berbeda-beda, maka manajemen risiko
yang disiapkan perlu beragam.

Identifikasi Peristiwa Penyebab Risiko


Setelah mengetahui sasaran analisa dan lingkungan, maka pahami peristiwa yang
kemungkinan terjadi. Misal di bagian produksi, biasanya terjadi kecelakaan kerja, kesalahan
mengolah bahan baku, dsb.

Valuasi Jenis Risiko


Tentukan valuasi atau leveling dari tiap jenis risiko berdasarkan frekuensi terjadinya dan
tingkat kerugian.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Risiko


Setelah jenis dan valuasi risiko ditentukan, perusahaan wajib membuat kebijakan dan
mengambil tindakan untuk memitigasi atau mengatasi risiko.

Dokumentasi Proses Manajemen Risiko


Selalu ada kemungkinan risiko yang sama terjadi lagi. Maka, dokumentasi dibutuhkan untuk
tiap penanganan yang dilakukan.

Informasikan Pada Stakeholder


Lakukan koordinasi dan penyerahan dokumentasi penanganan risiko sebagai bentuk
transparansi.

Langkah-Langkah Manajemen Risiko

● Mengukur Risiko
Dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko dan menetapkan manajemen risiko apa yang
harus diterapkan.

● Identifikasi Risiko Perusahaan


Lakukan riset untuk mengidentifikasi risiko yang bisa saja dihadapi perusahaan dan
kemungkinan penyebabnya untuk menentukan mitigasi dan solusi penyelesaiannya.

● Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko adalah strategi yang ditetapkan perusahaan setelah mengidentifikasi
dan mengukur risiko.

DISKUSI
Sikap, Mindset & Skill Apa yang Harus Dimiliki Seorang Pengrajin Sukses dan Apa
Alasannya

CASE:
Wow! Bisnis Parsel, Wanita Muda Solo Ini Raup Rp62 Juta dalam 3 Pekan

Solo: Bisnis pembuatan dan penjualan parsel Lebaran menjanjikan keuntungan yang bisa
dibilang menggiurkan. Keuntungan yang didapatkan dari merangkai bingkisan itu mencapai
puluhan juta rupiah.
Seperti yang dialami Sherlly Putri, 25, wanita pengusaha muda asal Solo yang mengaku
mendapat keuntungan hingga Rp62 juta hanya dalam tiga pekan Ramadan dari bisnis
membuat dan menjual parsel. Sherlly melanjutkan usaha parsel yang dibangun ibunya sejak
2020.

CASE:
Wow! Bisnis Parsel, Wanita Muda Solo Ini Raup Rp62 Juta dalam 3 Pekan

Mayoritas pembeli parsel Sherlly adalah yayasan dan beberapa perorangan. Dari yayasan
mereka membeli dalam partai besar. Dalam satu hari Sherlly menerima pesanan dari sekitar
20 yayasan. “Dalam sehari bisa 10-20 (yayasan) yang order, satu orangnya bisa order
hingga puluhan pieces parsel,”
kata pemilik akun Instagram @parselmami itu.
Harga dan jenis parsel produksi rumahan itu beragam, mulai dari Rp180.000 hingga Rp1
juta dengan ukuran kecil, sedang, dan besar. “Harganya berbeda-beda, tergantung isi dan
ukuran, bahkan pelanggan bisa custom isinya sesuai dengan keinginan,” tuturnya.
Bukan hanya untuk momen Lebaran, bisnis parsel pengusaha muda Solo itu juga menerima
order saat Natal, Imlek, bahkan ulang tahun. Bentuk parsel bukan hanya keranjang, tersedia
juga dalam bentuk kotak, dan goodie bag.

STUDI KASUS
Dari contoh kasus tersebut,
Sebutkan apa saja sikap, mindset, dan skill apa saja yang harus dimiliki seorang pengusaha
sukses? Jelaskan beserta alasannya!

Sikap, Mindset & Skill Apa yang Harus Dimiliki Seorang Pengrajin Sukses dan Apa
Alasannya

CASE:
Wow! Bisnis Parsel, Wanita Muda Solo Ini Raup Rp62 Juta dalam 3 Pekan

Solo: Bisnis pembuatan dan penjualan parsel Lebaran menjanjikan keuntungan yang bisa
dibilang menggiurkan. Keuntungan yang didapatkan dari merangkai bingkisan itu mencapai
puluhan juta rupiah.
Seperti yang dialami Sherlly Putri, 25, wanita pengusaha muda asal Solo yang mengaku
mendapat keuntungan hingga Rp62 juta hanya dalam tiga pekan Ramadan dari bisnis
membuat dan menjual parsel. Sherlly melanjutkan usaha parsel yang dibangun ibunya sejak
2020.

CASE:
Wow! Bisnis Parsel, Wanita Muda Solo Ini Raup Rp62 Juta dalam 3 Pekan
Mayoritas pembeli parsel Sherlly adalah yayasan dan beberapa perorangan. Dari yayasan
mereka membeli dalam partai besar. Dalam satu hari Sherlly menerima pesanan dari sekitar
20 yayasan.
“Dalam sehari bisa 10-20 (yayasan) yang order, satu orangnya bisa order hingga puluhan
pieces parsel,”
kata pemilik akun Instagram @parselmami itu.

Harga dan jenis parsel produksi rumahan itu beragam, mulai dari Rp180.000 hingga Rp1
juta dengan ukuran kecil, sedang, dan besar. “Harganya berbeda-beda, tergantung isi dan
ukuran, bahkan pelanggan bisa custom isinya sesuai dengan keinginan,” tuturnya.
Bukan hanya untuk momen Lebaran, bisnis parsel pengusaha muda Solo itu juga menerima
order saat Natal, Imlek, bahkan ulang tahun. Bentuk parsel bukan hanya keranjang, tersedia
juga dalam bentuk kotak, dan goodie bag.

STUDI KASUS
Dari contoh kasus tersebut,
Sebutkan apa saja sikap, mindset, dan skill apa saja yang harus dimiliki seorang pengusaha
sukses? Jelaskan beserta alasannya!

Sikap, Mindset & Skill yang Harus Dimiliki Seorang Pengrajin

Tiga komponen ini wajib dimiliki seorang pengrajin untuk keberhasilan bisnis dan
meningkatkan daya saing di pasar.

1. Sikap yang Harus Dimiliki Pengrajin


2. Mindset yang Harus Dimiliki Pengrajin
3. Skill yang Harus Dimiliki Pengrajin

Sikap yang Harus Dimiliki Pengrajin


Mempercayai Diri Sendiri
Menjadi pengrajin yang melakukan bisnis berarti menjadi seorang pemimpin sehingga rasa
percaya diri sangat penting.

Mengendalikan Ego
Keberhasilan usaha tidak lepas dari peran berbagai pihak yang terlibat. Maka,
mengendalikan ego sangat berpengaruh pada kerjasama yang kompak dan efektif.

Jeli Melihat Peluang


Sebagai pengrajin, maka akan dihadapkan pada banyak peluang. Namun, kejelian
dibutuhkan agar peluang yang dipilih bisa menjadi kesuksesan bisnis.

Mampu Beradaptasi
Seorang pengrajin wajib bisa beradaptasi agar tetap sukses ketika dihadapkan oleh setiap
perubahan yang terjadi.

Terus Berinovasi
Tren adalah hal yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, selalu lakukan inovasi agar tidak
ketinggalan jaman dan bisa selalu bersaing pasar.

Mindset yang Harus Dimiliki Pengrajin

Selalu Berpikir Positif


Dengan berpikir positif, seorang pengrajin bisa lebih fokus mencapai tujuan dan melewati
rintangan untuk meraih kesuksesan

Bertanggung jawab
Sebagai seorang pengrajin, maka harus bertanggung jawab terhadap segala aspek terkait
usaha, kesejahteraan usaha, dan timnya.

Siap dan Berani Gagal


Kegagalan adalah hal yang harus dilewati seorang pengrajin yang ingin berhasil. Maka,
hadapi kegagalan itu dan jadikan evaluasi agar lebih baik kedepannya.

Jangan Ragu untuk Memulai


Dengan sikap berani memulai dan tidak pantang menyerah, seorang pengrajin bisa dengan
lebih mudah mencapai tujuan bisnisnya.

Memiliki komitmen & Tekad Kuat


Dua hal ini akan membuat pengrajin fokus pada satu tujuan yang dicapai dan membantu
untuk terus bersikap profesional.

Mencari Peluang Bisnis Baru


Seorang pengrajin harus peka pada peluang-peluang yang tersedia dan terus mencari
peluang sembari membangun relasi.

Terus Belajar
Belajar untuk menambah ilmu dan skill merupakan investasi pada diri sendiri. Maka, mindset
satu ini wajib dimiliki seorang pengrajin.

Memiliki Visi yang Besar


Walau semakin besar visi maka semakin besar pula tantangannya, tetapi ini akan
membantu pengrajin untuk terus berkembang.

Skill yang Harus Dimiliki Pengrajin


Hard Skill
● Perencanaan bisnis
● Proyeksi dan perencanaan keuangan
● Kemampuan media sosial
● Manajemen krisis
● Kemampuan marketing
● Tech skills

Soft Skill
● Berpikir Kreatif
● Manajemen waktu
● Komunikasi
● Berpikir strategis
● Networking
● Pengambilan keputusan
● Memperhatikan detail
● Kemampuan mengambil risiko

Anda mungkin juga menyukai