Anda di halaman 1dari 27

JORNAL READING

SKIZOFRENIA PARANOID
PEMBIMBING : dr. SISTA DIAHLAKSMI Sp. KJ

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK O38 FK UMM

SMF KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA MENUR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
POKOK
PEMBAHASAN
Pendahuluan
Pembahasan
Kesimpulan
JOURNAL READING

PENDAHULUAN
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang
ditandai dengan gangguan pikiran, perilaku,
emosi dan kemauan.

Gejala umum skizofrenia adalah halusinasi,


delusi, gejala negatif seperti avolisi dan
anhedonia. Perilaku curiga terhadap orang asing
atau kerabat keluarga lebih sering terjadi pada
pasien yang menderita skizofrenia paranoid.
Puncak usia timbulnya gejala pada laki-laki
adalah 15 - 25 tahun, sedangkan perempuan
adalah 25 - 35 tahun. Skizofrenia paranoid adalah
yang paling umum di antara semua bentuk
skizofrenia (Abilash, 2022).

Sekitar 15% pasien di bagian psikiatri didiagnosis


menderita skizofrenia. 50% ruang rawat inap
ditempati oleh pasien skizofrenia di rumah sakit
jiwa. Sekitar 1% populasi di dunia kemungkinan
besar menderita skizofrenia.
JOURNAL READING

Pembahasan
Pengertian
Etiologi
Epidemiologi
Gejala
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Pembahasan Kasus Skizofrenia
Paranoid
Skizofrenia Paranoid
Pengertian Etiologi
Skizofrenia paranoid adalah bentuk Gangguan pada otak
skizofrenia yang paling umum dan Faktor genetika
ditandai dengan delusi, halusinasi, dan Faktor keluarga dan lingkungan
kontak sosial yang terbatas. Faktor penggunaan zat lainnya

Alasan berkembangnya terdapat beberapa


faktor.

Di usia tua, penyakit ini bisa berkembang


dengan latar belakang penyakit Alzheimer.
Traumatic
Brain Injury
Akibat jatuh, kecelakaan kendaraan
bermotor, cedera olahraga, atau
kekerasan;
Psychotic Disorder Due to Traumatic
Brain Injury (PDTBI)
Umum terjadi halusinasi Auditorik
Berperan sebagai :
Stress Trigger (Riwayat Psikotik)
Kerusakan Struktural dan
Fungsional
Faktor penggunaan
Zat Lainnya
(kokain, amfetamin, halusinogen, dan ganja)

Zat ini bekerja mengurangi pengambilan


kembali (reuptake) ataupun meningkatkan
pelepasan dopamin
Penyalahgunaan berat (ganja) --> pemicu
stres yang menyebabkan kekambuhan pada
pasien dengan skizofrenia
Peningkatan risiko skizofrenia --> pada
orang dengan penyalahgunaan nikotin.
Alkohol meningkatkan risiko
mengembangkan skizofrenia 3x lipat
Faktor Genetik
Perubahan struktural dan
fungsional otak yang
menyebabkan skizofrenia
Faktor Keluarga
dan Lingkungan
Stres psikososial menyebabkan
onset/gejala yang memburuk dengan
disregulasi axis hipotalamus-
hipofisis-adrenal

Trauma masa kecil dan ikatan


dengan orang tua yang buruk, yang
membantu merubah
neurodevelopmental dan
mengakibatkan keparahan psikosis
Kurangnya keterlibatan orang tua
dan perpecahan keluarga
memengaruhi kemampuan kognitif
dan fungsional dari pasien
skizofrenia

Tingkat keharmonisan orang tua


yang rendah berkaitan dengan
gejala negatif

Penolakan yang besar dan


overprotektif dari keluarga
berkaitan dengan gejala positif
Menurut data statistik, kejadian
skizofrenia paranoid adalah sekitar 1%
dari total populasi.

Episode pertama yang menunjukkan


manifestasi dari skizofrenia paranoid
terjadi pada usia 30 tahun.
Dominasi sindrom negatif (n=71) dan
positif (n=40)
77,48% pasien ber-insight buruk
Manifestasi biologis seperti: sakit
kepala, apatis, gangguan tidur, dll.
Terganggunya fungsi individu dalam
bermasyarakat.
PDTBI
IMAGING Diperlukannya pemeriksaan penunjang hanya

kondisi-kondisi tertentu, seperti pada kondisi Psychotic


pada

Disorder Due to Traumatic Brain Injury. Pada PDTBI, temuan

laboratorium yang umum ditemukan termasuk temuan

abnormal pada EEG (perlambatan diikuti oleh spiking

sebagai kelainan paling umum yang ditemukan) dan

CT/MRI (temuan paling umum terlokalisasi di lobus frontal,

diikuti oleh lobus temporal, dan kemudian ventrikel).


Antipsikotik
Typical Neuroleptic Atypical Neuroleptic

Blokir reseptor dopamin tipe 2 (D2) + Blokir reseptor serotonin tipe 2 (5-
HT2) dan terkadang reseptor α1 atau
α2 noradrenergik.

Efektivitas obat terhadap individu ditentukan dengan metode “trial and error”. Jadi, dalam
praktiknya, pilihan terapi harus dilakukan berdasarkan preferensi pribadi seorang spesialis, yang
sering kali mengarah pada "pencarian" jangka panjang berbagai obat. Mengganti neuroleptik
biasanya dianjurkan bila terapi sebelumnya gagal.
CONTOH

KASUS
Pasien berusia 31 tahun, pria, ras Kaukasia, dengan
Multiple riwayat psikiatrik yang kompleks termasuk
skizofrenia paranoid, gangguan penggunaan alkohol,
Etiologies tembakau, dan ganja, serta depresi.
Riwayat cedera otak traumatik (TBI) pada usia 20

Paranoid tahun akibat kecelakaan mobil yang menyebabkan


kehilangan kesadaran, dengan hasil Glasgow Coma

Skizophrenia Scale (GCS) 3.


Halusinasi auditori dan visual yang semakin
memburuk selama dua minggu terakhir, serta ideasi
bunuh diri yang meningkat.
Riwayat pengobatan dengan berbagai obat,
termasuk haloperidol, fluoxetine, dan gabapentin,
namun pasien tidak patuh dengan rejimen
pengobatan.
Hasil pemeriksaan neuroimaging MRI menunjukkan
Multiple ensefalomalasia kistik di lobus frontal anterior
kanan, kemungkinan akibat dari TBI sebelumnya.
Etiologies Riwayat keluarga yang relevan dengan skizofrenia
dan kecanduan alkohol, serta observasi paranoia

Paranoid terhadap ibu pasien.


Selama perawatan di rumah sakit, pasien

Skizophrenia melaporkan perbaikan halusinasinya setelah


diberikan terapi obat yang sesuai.
Pemantauan selama masa perawatan menunjukkan
penurunan halusinasi audio visual, dengan
perasaan "baik" dan tidak ada ideasi bunuh diri
atau homicidal pada saat pemulangan.
Discharge planning termasuk jadwal tindak lanjut
dengan perawatan rawat jalan lima hari setelah
keluar dari unit ranap psikiatri.
Multiple
Etiologies Terapi selama Pengobatan :

Paranoid Fluoxetine 40 mg/hari


Haloperidol 2 x 5 mg/hari PO

Skizophrenia Trazodone 50 mg untuk Insomnia


Haloperidol Decanoate 100 mg IM untuk
Maintenance
Pasien tidak merasakan efek samping terapi.
Dibandingkan dengan sukarelawan sehat, pada pasien
skizofrenia didapatkan :
Penganiayaan atau kekerasan dari ayah atau Ibu yang
lebih tinggi
Hubungan Keluarga dan Pemberian kebebasan dari ayah atau Ibu yang lebih

Gangguan Kepribadian rendah

pada Skizofrenia Pasien skizofrenia lebih rentan terhadap berbagai


gangguan kepribadian. Penelitian sebelumnya
Paranoid menunjukkan bahwa gangguan kepribadian paling banyak
ditemukan pada skizofrenia antara lain

paranoid,
skizoid,
skizotipal,
penghindar,
⁠ketergantungan.

Hubungan keluarga, terutama kekerasan dari pihak ayah, memainkan peran penting dalam
etiologi skizofrenia karena hubungannya dengan gangguan kepribadian.
kasus skizofrenia akibat kekerasan
fisik dan emoisional oleh pasangan

wanita berusia 32 tahun dengan keluhan utama perilaku curiga, gelisah, sulit tidur, kurang konsentrasi, kehilangan nafsu makan, tidak dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari dan mendengar berbagai jenis suara yang tidak terdengar jelas. didengar oleh orang lain dan berbicara pada diri sendiri., menikah pada usia 23 tahun
setelah menyelesaikan pendidikan keperawatannya dan memiliki 2 anak yaitu seorang putra berusia 8 tahun dan seorang putri berusia 2 tahun. Setelah 2 tahun
menikah pasien menerima kekerasan fisik dan emosional dari suaminya.

Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien memiliki mata cekung, tubuh kurus, kulit kering, rambut tidak rata, dan halitosis. Pemeriksaan status mental menunjukkan bahwa
dia tidak mempertahankan kontak mata terus menerus. Dia menolak adanya masalah apapun dalam dirinya dan memiliki pemikiran autis, pikirannya tidak jernih dan
tidak utuh. Dia menunjukkan perilaku halusinasi dan kata-kata yang diulang-ulang dengan khayalan referensi. Reaksinya terhadap setiap pertanyaan tidak normal.
Wawasan pasien buruk dan tilikan 1. Gejala yang dominan pada saat masuk dan selama 1 minggu dirawat di rumah sakit adalah perilaku curiga terhadap suami, delusi
penganiayaan, delusi perselingkuhan, delusi referensi, dan halusinasi pendengaran. Pada pemeriksaan, pasien menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti insomnia,
kehilangan nafsu makan, kurang perhatian.

Pasien telah mengalami kejadian halusinasi pendengaran dengan delusi penganiayaan ketika dia mendengar suara-suara bahwa seseorang sedang mengetuk pintu
belakang dan akan mendobrak pintu serta akan membunuhnya. Dalam kasus pasien ini, faktor lingkungan dan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami serta
kurangnya pengetahuan tentang gangguan tersebut merupakan faktor utama.

Abhilash, R. A. (2022). Journal of Pharmaceutical Negative Results. PARANOID SCHIZOPHRENIA SECONDARY TO PHYSICAL AND EMOTIONAL ABUSE BY SPOUSE: A CASE REPORT, 1085-
1087.
Kesimpulan
Skizofrenia --> gangguan psikiatrik kronis dan menganggu.
Skizofrenia paranoid adalah bentuk skizofrenia yang paling umum dan ditandai
dengan delusi, halusinasi, dan kontak sosial yang terbatas.
Beberapa etiologi yang dapat menginduksi terjadinya skizofrenia seperti trauma
pada otak dan penyalahgunaan berbagai zat seperti kokain, amfetamin, alkohol,
nikotin dan ganja.
Stress psikososial akibat trauma masa kecil dan ikatan dengan orang tua yang buruk
dapat memperburuk keparahan psikosis.
Pengobatan skizofrenia terdiri atas antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan
generasi baru (atipikal). Pemilihan terapi juga harus dipertimbangkan berdasarkan
efek samping obat.
Abhilash, R. A. (2022). Journal of Pharmaceutical
Negative Results. PARANOID SCHIZOPHRENIA
SECONDARY TO PHYSICAL AND EMOTIONAL ABUSE BY

DAFTAR SPOUSE: A CASE REPORT, 1085-1087.


Minggang Jianga, b. S. (2020). Personality and

PUSTAKA Individual Differences. Family relationships and


personality disorder functioning styles in paranoid,
1-5.
Mirzaev. (2022). THE INFLUENCE OF PSYCHOSOCIAL
SOCIAL PROHIBITIONS ON THE FORMATION OF SIDE
EFFECTS OF TREATMENT WITH PSYCHOTROPIC DRUGS
IN PARANOID SCHIZOPHRENIA, 203-207.
Vincent Wong, K. C. (2022). Open Access Case.
Multifactorial Causes of Paranoid Schizophrenia, 1-7.
MENTAL
HEALTH
Pentingnya menjaga kesehatan
mental Anda
Kesehatan
Mental
Pentingnya Menjaga
Kesehatan Mental Anda

Anda mungkin juga menyukai