SKIZOFRENIA PARANOID
PEMBIMBING : dr. SISTA DIAHLAKSMI Sp. KJ
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK O38 FK UMM
PENDAHULUAN
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang
ditandai dengan gangguan pikiran, perilaku,
emosi dan kemauan.
Pembahasan
Pengertian
Etiologi
Epidemiologi
Gejala
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Pembahasan Kasus Skizofrenia
Paranoid
Skizofrenia Paranoid
Pengertian Etiologi
Skizofrenia paranoid adalah bentuk Gangguan pada otak
skizofrenia yang paling umum dan Faktor genetika
ditandai dengan delusi, halusinasi, dan Faktor keluarga dan lingkungan
kontak sosial yang terbatas. Faktor penggunaan zat lainnya
Blokir reseptor dopamin tipe 2 (D2) + Blokir reseptor serotonin tipe 2 (5-
HT2) dan terkadang reseptor α1 atau
α2 noradrenergik.
Efektivitas obat terhadap individu ditentukan dengan metode “trial and error”. Jadi, dalam
praktiknya, pilihan terapi harus dilakukan berdasarkan preferensi pribadi seorang spesialis, yang
sering kali mengarah pada "pencarian" jangka panjang berbagai obat. Mengganti neuroleptik
biasanya dianjurkan bila terapi sebelumnya gagal.
CONTOH
KASUS
Pasien berusia 31 tahun, pria, ras Kaukasia, dengan
Multiple riwayat psikiatrik yang kompleks termasuk
skizofrenia paranoid, gangguan penggunaan alkohol,
Etiologies tembakau, dan ganja, serta depresi.
Riwayat cedera otak traumatik (TBI) pada usia 20
paranoid,
skizoid,
skizotipal,
penghindar,
ketergantungan.
Hubungan keluarga, terutama kekerasan dari pihak ayah, memainkan peran penting dalam
etiologi skizofrenia karena hubungannya dengan gangguan kepribadian.
kasus skizofrenia akibat kekerasan
fisik dan emoisional oleh pasangan
wanita berusia 32 tahun dengan keluhan utama perilaku curiga, gelisah, sulit tidur, kurang konsentrasi, kehilangan nafsu makan, tidak dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari dan mendengar berbagai jenis suara yang tidak terdengar jelas. didengar oleh orang lain dan berbicara pada diri sendiri., menikah pada usia 23 tahun
setelah menyelesaikan pendidikan keperawatannya dan memiliki 2 anak yaitu seorang putra berusia 8 tahun dan seorang putri berusia 2 tahun. Setelah 2 tahun
menikah pasien menerima kekerasan fisik dan emosional dari suaminya.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien memiliki mata cekung, tubuh kurus, kulit kering, rambut tidak rata, dan halitosis. Pemeriksaan status mental menunjukkan bahwa
dia tidak mempertahankan kontak mata terus menerus. Dia menolak adanya masalah apapun dalam dirinya dan memiliki pemikiran autis, pikirannya tidak jernih dan
tidak utuh. Dia menunjukkan perilaku halusinasi dan kata-kata yang diulang-ulang dengan khayalan referensi. Reaksinya terhadap setiap pertanyaan tidak normal.
Wawasan pasien buruk dan tilikan 1. Gejala yang dominan pada saat masuk dan selama 1 minggu dirawat di rumah sakit adalah perilaku curiga terhadap suami, delusi
penganiayaan, delusi perselingkuhan, delusi referensi, dan halusinasi pendengaran. Pada pemeriksaan, pasien menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti insomnia,
kehilangan nafsu makan, kurang perhatian.
Pasien telah mengalami kejadian halusinasi pendengaran dengan delusi penganiayaan ketika dia mendengar suara-suara bahwa seseorang sedang mengetuk pintu
belakang dan akan mendobrak pintu serta akan membunuhnya. Dalam kasus pasien ini, faktor lingkungan dan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami serta
kurangnya pengetahuan tentang gangguan tersebut merupakan faktor utama.
Abhilash, R. A. (2022). Journal of Pharmaceutical Negative Results. PARANOID SCHIZOPHRENIA SECONDARY TO PHYSICAL AND EMOTIONAL ABUSE BY SPOUSE: A CASE REPORT, 1085-
1087.
Kesimpulan
Skizofrenia --> gangguan psikiatrik kronis dan menganggu.
Skizofrenia paranoid adalah bentuk skizofrenia yang paling umum dan ditandai
dengan delusi, halusinasi, dan kontak sosial yang terbatas.
Beberapa etiologi yang dapat menginduksi terjadinya skizofrenia seperti trauma
pada otak dan penyalahgunaan berbagai zat seperti kokain, amfetamin, alkohol,
nikotin dan ganja.
Stress psikososial akibat trauma masa kecil dan ikatan dengan orang tua yang buruk
dapat memperburuk keparahan psikosis.
Pengobatan skizofrenia terdiri atas antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan
generasi baru (atipikal). Pemilihan terapi juga harus dipertimbangkan berdasarkan
efek samping obat.
Abhilash, R. A. (2022). Journal of Pharmaceutical
Negative Results. PARANOID SCHIZOPHRENIA
SECONDARY TO PHYSICAL AND EMOTIONAL ABUSE BY