Setelah Bung Karno bebas, Pemerintah Belanda saat itu memutuskan untuk mengasingkan Bung
Karno ke tempat lain yang jauh lebih terpencil dan sulit diakses. Setelah sempat diasingkan ke
Ende, Nusa Tenggara Timur, Bung Karno kemudian dipindahkan ke Bengkulu pada 1938.
Selama di Bengkulu, Bung Karno tinggal di sebuah rumah milik pengusaha Tionghoa. Rumah
tersebut berada di Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu. Dilansir detikSumut, rumah ini
ditemukan sendiri oleh Bung Karno ketika pertama kali datang ke Bengkulu dan mencari tempat
tinggal.
Bung Karno menempati rumah tersebut selama kurang lebih 4 tahun hingga 1942. Di sana, Bung
Karno sempat tinggal bersama istrinya kala itu, Inggit Garnasih serta anak angkatnya, Ratna
Djuami dan Hanafi. Di Bengkulu ini pula Bung Karno disebut mengenal sosok Fatmawati yang
kemudian menjadi istrinya pada tahun 1943.
Bung Karno membuat kelompok pertunjukan musik dan drama itu dengan tujuan untuk menarik
pemuda dan menanamkan nilai-nilai nasionalisme melalui musik dan drama. Dia juga banyak
berinteraksi dan membangun diskusi dengan para tokoh agama, khususnya jajaran pimpinan
Muhammadiyah Bengkulu.
Bangunan rumah utama atau bangunan induk berada di tengah-tengah halaman, dilengkapi
paviliun di belakangnya. Atap bangunan rumah ini berbentuk limas, tidak berkaki, dan memiliki
dinding polos serta pintu dan jendela berdaun ganda.
Pada bagian dalam rumah utama, terdapat dua kamar tidur di sisi kanan dan tiga kamar tidur di
sisi kiri. Selain itu, di bagian kanannya terdapat bangunan yang terdiri atas lima petak yang
memanjang ke belakang. Bangunan tersebut memuat kamar mandi, gudang, dan dapur.
Kemudian di belakang rumah juga terdapat sebuah sumur tua. Menurut warga setempat, konon
air dari sumur itu dapat membuat wajah seseorang awet muda. Selain itu, air sumur tersebut juga
dipercaya bisa mendatangkan jodoh.
Kemudian pada 29 Desember 2017, rumah pengasingan Bung KArno ini juga ditetapkan sebagai
Cagar Budaya Berperingkat Nasional. Saat ini, rumah tersebut difungsikan sebagai museum dan
objek wisata sejarah.
Terdapat berbagai peninggalan Bung Karno selama masa pengasingan di dalamnya. Antara lain
buku-buku bacaan, sepeda ontel, naskah sandiwara yang ditulis Bung Karno, hingga kostum
grup Monte Carlo. Pada dinding rumah tersebut juga terdapat banyak foto dan informasi sejarah
yang berkaitan dengan Bung Karno dan rumah pengasingan ini.
Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk Rumah Pengasingan Bung Karno
Seperti yang sudah disampaikan di atas, rumah pengasingan Bung Karno ini berlokasi di Jalan
Soekarno Hatta No. 8, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
Jaraknya sekitar 14 kilometer dari Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.
Rumah Pengasingan Bung Karno ini buka setiap hari pukul 8.00-17.00 WIB. Harga tiketnya
sangat murah, yakni hanya Rp 3.000 per orang. Namun, harga tiket dan jam operasional bisa
berubah sewaktu-waktu. Untuk itu, pastikan dulu informasi tersebut sebelum berkunjung ke
sana.