MEKANISME DEFENS
OLEH :
PEMBIMBING :
dr.R Joko Moharto, M.Kes., Sp.KJ
Taufan
ii
KATA PENGANTAR
Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya serta salam dan shalawat
penyelesaian dan penulisan Laporan Kasus ini. Banyak terima kasih juga
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
ini. Saya berharap sekiranya Refarat ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Aamiin.
Penulis
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Cara atau strategi ini sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seolah-olah cara ini merupakan cara atau strategi yang wajar (normal)
dilakukan seseorang, yaitu dengan cara memutar balikkan kenyataan
sehingga “merasa terbebas dari masalah” atau “mendapat permakluman”
dari apa yang telah dilakukan seseorang.
1
Penggunaan defens mekanisme dimulai :
2. Saat hasrat dan dorongan dari dalam diri (id) terlalu kuat, dan
bila dorongan itu akan mengancam keharmonisan relasi individu dengan
realitas eksternal sehingga bisa menimbulkan kecemasan (misal : timbul
rasa malu), maka defens mekanism akan diaktifkan (oleh ego) untuk
meredamnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Untuk pengertian mekanisme defens sendiri terbagi atas dua yaitu
yang memiliki arti secara luas maupun arti secara sempit:
-Arti secara luas: semua cara penanggulangan masalah, baik
yang rasional maupun irasional, yang sadar maupun tidak sadar,
yang realistic maupun yang fantastic.
-Arti secara sempit: mekanisme yang dipakai oleh ego untuk
menyingkirkan ansietas dan yang mengandung potensi pathogen
yaitu mekanisme yang berlangsung dengan pemindahan ke fantasi
dan pengolahan fantasi itu dilakukan dengan berbagai cara, yang
tidak disadari dan tidak rasional.
3
Bagian ini terdiri dari peristiwa-peristiwa, proses dan isi pikir
yang sebagian besar hanya dapat diangkat ke kesadaran
dengan focus dan konsentrasi. Bagian ini mempunyai fungsi
untuk menghubungkan consciousness dan unconsciousness
serta sebagai tempat dimana ide-ide dan keinginan di sensor
dan di represi.
-Unconsciousness
Penjelasan sederhana dari unconsciousness adalah seluruh isi
dan proses pikiran yang tidak disadari, termasuk preconscious.
Secara keseluruhan, unconsciousness dapat di jelaskan
sebagai bagian atau sistem di dalam organisasi aparat kejiwaan
yang mencakup dinamika unconsciousness dimana ingatan
diorganisir dalam bentuk asosiasi primitive. Karakter dari
unconsciousness sendiri bersifat primitive yaitu bertujuan untuk
memenuhi kepuasan keinginan dan berorientasi pada pleasure
principle. Hal-hal yang direpresi dan disensor di
preconsciousness, menurut Freud dapat bermanifestasi sebagai
symptom neurotic apabila sensor tersebut dikalahkan.
D. Model Struktural
4
Dimana pada model topografik kesadaran dibagi berdasarkan
awareness, pada model struktural ini, Freud membagi aparat psikis
lebih dalam lagi menjadi 3 bagian seperti berikut:
- Id
- Ego
Dalam dimensi topografik, ego mencakup conscious, preconscious
dan unconscious. Dalam hal ini defense mechanism berada di daerah
unconscious dari ego. Ego muncul untuk melakukan mediasi antara
dorongan-dorongan id dan batasan dari realitas eksternal. Selain itu,
ego juga berfungsi untuk menjaga diri sendiri dengan menghadapi
stimulus-stimulus dari dunia sekitar serta menyimpannya sebagai
memori utnuk menyikapi stimulus yang serupa di masa depan baik itu
secara adaptasi, penghindaran, maupun pembentukan reaksi. Ego
mempunyai sifat dasar yang rasional dan penuh perhitungan yang
dipengaruhi oleh prinsip realitas. Untuk menjadi efektif, ego harus
melakukan perhitungan secara seksama dengan menimbang risk-
benefit dan memperhitungkan konsekuensi dari berbagai macam
kemungkinan aksi.
- Superego
5
Superego dapat didefinisikan sebagai bagian moral dari seorang
individu dan berkembang karena batasan-batasan moral dan etis yang
diberlakukan oleh orangtua atau sosok orang tua seiring dengan
perkembangan individu tersebut. Superego sendiri terdiri dari dua
komponen, hati nurani dan ego ideal : “what you shouldn’t do and
should become”, apa yang tidak boleh dilakukan dan seperti apa
seseorang harus menjadi. Sebagai perbandingan, ego ideal menarik
ke arah realisasi potensi unik manusia. Ketika sesorang melawan
superego atau menghancurkan kode moral maka akan menghasilkan
rasa bersalah, sedangkan bila dapat memenuhi ego ideal dapat
membuat rasa kebanggaan dan harga diri.
E. Defens Mechanism
1. Narcisisstic defenses
a. Denial
Menghindari kesadaran dari kenyataan pahit dengan
menghilangkan data itu sendiri. Denial menghilangkan realitas
eksternal.
Contoh : Seorang pasien dengan diagnosis penyakit kanker dapat
menolak untuk mempercayai diagnosis.
b. Distortion
Pembentukan kembali realita secara kasar untuk memenuhi
kebutuhan dalam diri seperti keyakinan megalomania yang tidak
realistik atau halusinasi.
c. Projection
Melihat dan bereaksi terhadap impuls dari dalam diri yang tidak
dapat diterima seperti halnya mereka berada dari luar diri mereka
sendiri.
6
Contoh : seorang pelajar yang mendapatkan nilai jelek
menyalahkan dosen dan menganggap bahwa dirinya adalah
korban dari kesalahan dosen tersebut.
2.Immature defenses
a. Acting out
7
perpisahan yang menyakitkan atau ancaman kehilangan dapat
dihindari.
e. Passive aggresive behaviour
3.Neurotic defenses
a. Controlling
Mencoba untuk mengatur sebuah keadaan atau obyek dalam
lingkungannya secara berlebih untuk meminimalisir keadaan
cemas atau konflik internal.
b. Displacement
8
Merubah emosi dari satu ide ke ide lainnya yang
menggambarkan hal asli dalam beberapa aspek, namun yang
kurang membangkitkan penderitaan.
Contoh : Seorang istri yang sangat membenci suaminya dapat
membunuh anaknya yang masih bayi.
c. Externalization
Cenderung untuk melihat elemen dunia luar dan obyek eksternal
sebagai komponen kepribadian seseorang termasuk impuls
secara insting, konflik, mood, tingkah laku dan cara berpikir.
d. Inhibition
Secara tidak sadar membatasi atau mengingkari sebagian dari
fungsi ego untuk menghindari kecemasan yang ditimbulkan dari
konflik dengan impuls secara insting, superego, atau dorongan
lingkungan.
e. Intellectualization
Menggunakan proses intelektual untuk menghindari ekspresi
atau pengalaman afektif.
Contoh: memfokuskan diri pada fakta-fakta suatu penyakit
daripada menerima kondisinya
f. Isolation
Membagi atau memisahkan sebuah ide dari afek yang
mengikutinya namun hal itu direpresi. Isolasi sosial mengacu
pada tidak adanya hubungan dari obyek.
Contoh : Seorang pelajar jurusan biologi mengorbankan hewan
lab tanpa ragu untuk memikirkan mengenai eksistensi, kualitas
kehidupan, atau keadaan emosional hewan lab tersebut.
g. Rationalization
Memberikan penjelasan rasional dalam usaha untuk
membenarkan perilaku, keyakinan, atau tingkah laku yang tidak
dapat diterima.
9
Contoh : seseorang yang menyetir dalam keadaan mengantuk
dan hampir menyebabkan kecelakaan dengan terlambat
menginjak rem mangatakan bahwa ia sebenarnya tidak
mengantuk dan hanya ingin mengejutkan teman-temannya.
h. Dissociation
Secara sementara dan drastis merubah karakter seseorang
untuk menghindari penderitaan emosional. Dengan cara ini,
konflik diselesaikan dengan merusak integrasi dari kesadaran,
ingatan, atau persepsi dari dunia internal dan eksternal.
Contoh : Setelah putus dari pacarnya, kepribadian seseorang
dapat berubah secara drastis dari pendiam menjadi seorang
yang sangat ramah.
i. Reaction formation
Merubah impuls yang tidak dapat diterima menjadi kebalikannya.
Contoh : Seorang dengan hasrat seksual yang besar dapat
menjadi menjadi aktivis yang menentang pornografi.
j. Repression
Membuang atau menahan kesadaran dari sebuah ide atau
perasaan.
Contoh : seorang pelajar yang iri dengan saingannya mencoba
untuk tidak memasukkan keinginan untuk membunuh rival
tersebut ke alam sadarnya.
k. Sexualization
Memberikan nilai seksual kepada sebuah objek atau fungsi yang
sebelumnya belum dimiliki untuk mengusir kecemasan yang
berhubungan dengan impuls yang dilarang.
4. Mature defenses
a. Altruism
1
Menggunakan kepuasan yang membangun dan secara insting
untuk melayani sesama dengan menangguhkan kebutuhan atau
kepentingan pribadi.
b. Anticipation
Secara realistis merencanakan atau mengantisipasi keadaan
yang tidak nyaman dalam diri
c. Asceticism
Mengurangi efek yang menyenangkan dari perasaan tertentu
karena adanya elemen moral yang terkait dengan perasaan
tersebut.
d. Humor
Menggunakan komedi sebagai sarana mengungkapkan
perasaan dan pikiran tanpa ada perasaan tidak nyaman bagi diri
kita dan bagi orang lain.
e. Sublimation
Merubah tujuan dari apa yang diinginkan oleh impuls menjadi
tujuan yang lebih diterima.
Contoh : seorang guru yang tidak senang untuk mengajar
mencoba bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan
penghargaan sebagai guru teladan.
f. Suppression
Keputusan yang dibuat secara sadar atau setengah sadar untuk
menunda perhatian terhadap impuls atau konflik.
1
Untuk menggunakan Defensive Functioning Scale, klinisi
harus membuat daftar tujuh pertahanan tertentu (dimulai
dengan yang paling menonjol) dan kemudian menunjukkan
tingkat pertahanan dominan yang ditunjukkan oleh individu. Ini
harus mencerminkan jenis defensi yang digunakan pada saat
evaluasi, dilengkapi dengan informasi apa pun yang tersedia
tentang pertahanan individu selama periode waktu terakhir
sebelum evaluasi. Mekanisme pertahanan khusus yang
tercantum bisa diambil dari Tingkat Pertahanan berbeda.
High adaptive level. Tingkat hasil fungsi defensif ini
berada dalam adaptasi yang optimal dalam penanganan stres.
Pertahanan ini biasanya memaksimalkan kepuasan dan
memungkinkan kesadaran perasaan, gagasan, dan
konsekuensinya. Mereka juga mempromosikan keseimbangan
optimal antara motif yang saling bertentangan. Contoh :
anticipation, self-assertion, affiliation, self-observation, altruism,
sublimation, humor, dan suppression.
Mental inhibitions (compromise formation) level.
Pertahanan berfungsi pada tingkat ini membuat ide-ide yang
berpotensi mengancam, perasaan, kenangan, keinginan, atau
takut keluar dari kesadaran. Contoh : displacement, reaction
formation, dissociation, repression, intellectualization, undoing,
dan isolation of affect .
Minor image-distorting level. Tingkat ini ditandai
dengan distorsi pada citra tubuh, diri, atau lainnya yang dapat
digunakan untuk mengatur harga diri. Contoh : devaluation,
idealization, dan omnipotence.
Disavowal level. Tingkat ini ditandai dengan menjaga
stres, impuls, ide, afek, atau tanggung jawab yang tidak
menyenangkan atau yang tidak dapat diterima dari kesadaran.
Contoh : denial, projection, dan rationalization.
1
Major image-distorting level. Tingkat ini ditandai
dengan distorsi kasar atau atribut yang salah dari gambar diri
atau orang lain. Contoh : autistic fantasy, projective
identification, dan splitting of self-image or image of others.
Action level. Tingkat ini ditandai dengan fungsi defensif
yang berhubungan dengan stres internal atau eksternal dengan
sebuah aksi atau penarikan diri. Contoh : acting out, apathetic
withdrawal, help-rejecting complaining, dan passive aggression.
Level of defensive dysregulation. Tingkat ini ditandai
dengan kegagalan regulasi defensif untuk menahan reaksi
individu terhadap stres, yang menyebabkan kegagalan dengan
realitas objektif. Contoh : delusional projection, psychotic
denial, dan psychotic distortion.
1
BAB III
KESIMPULAN
yang berbeda-beda pada tiap orang. Untuk memahami mengenai hal ini,
terlebih dulu kita perlu mempelajari mengenai dasar teori topografik dan
yang dipakai oleh pasien kita untuk mengatasi kecemasannya serta dapat
1
DAFTAR PUSTAKA
1
1