Anda di halaman 1dari 16

RESUME ELEKTRONIKA DASAR 2

“ Rangkaian Pembangkit Gelombang dan Aplikasinya ”

NAMA : ZAIDIDA RAHMI

NIM : 19033191

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN : Drs.Hufri,M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Rangkaian Pembangkit Gelombang dan Aplikasinya

A. Pembangkit Gelombang.

Antara osilator dan generator (pembangkit) sinyal merupakan dua ungkapan yang berbeda
tetapi dengan ulasan dan maksud yang sama. Bila ditinjau dari fungsinya untuk mengubah
tegangan DC menjadi AC maka rangkaian dikenal dengan osilator. Pada dasarnya osilator ada
tiga macam yaitu osilator RC, osilator LC, dan osilator relaksasi. Dua osilator yang pertama
menghasilkan isyarat berbentuk sinusoida sedangkan osilator relaksasi menghasilkan isyarat
persegi, segitiga, gigi gergaji atau pulsa. Stabilitas osilator ditentukan berdasarkan kemampuan
dalam mempertahankan amplitudo dan frekuensi keluaran tetap atau dekat-dekat pada nilai yang
telah ditetapkan dalam perancangan.

Bila ditinjau dari bentuk isyarat keluaran yang dihasilkan seperti gelombang persegi,
gelombang segi tiga, gelombang gigi gergaji disebut pembangkit sinyal. Pembangkit sinyal
dikelompokkan menurut bentuk gelombang yang dibangkitkan. Empat isyarat yang paling umum
dan berguna diuraikan oleh bentuknya bila dilihat pada osiloskop sinar katoda. Semua itu adalah
gelombang persegi, gelombang segitiga, gelombang gigi gergaji, dan gelombang sinus. Karena
itu, pembangkit sinyal digolongkan berdasarkan bentuk gelombang yang dibangkitkannya.

Pembangkit sinyal digunakan secara luas sebagai sumber isyarat untuk menguji suatu
rangkaian elektronik yang disebut sebagai pembangkit isyarat. Dalam hal ini pembangkit sinyal
digunakan sebagai sumber isyarat bagi rangkaian elektronik lainnya pembangkit juga digunakan
pada pesawat penerima radio dan televisi untuk mengolah isyarat yang datang. Isyarat yang
datang digabungkan dengan isyarat osilator lokal sehingga menghasilkan isyarat pembawa
informasi dengan frekuensi lebih rendah untuk mendeteksi dan menentukan jarak dengan
gelombang (radar), selain itu hampir semua alat digital, kalkulator, alat-alat bantu komputer dan
lain sebagainya yang menggunakan osilator.

1. Pembangkit Gelombang Persegi.

Gelombang persegi (square wave) merupakan bentuk umum gelombang yang lain. Pengertian
lain dari gelombang persegi adalah suatu bentuk gelombang periodik non sinusoida dengan
amplitude bolak balik pada frekuensi tetap antara nilai minimum dan nilai maksimum dengan
durasi waktu yang sama antara keadaan minimum dan maksimum. Pada dasarnya gelombang
persegi adalah tegangan dihidupkan dan dimatikan pada interval waktu yang teratur. Akibatnya
pada keluaran rangkaian terbentuk gelombang persegi. Sebagai suatu jenis dari gelombang, suatu
gelombang persegi memiliki perioda, frekuensi dan amplitudo tertentu.

Salah satu pembangkit isyarat yang cukup penting adalah pembangkit gelombang persegi.
Pembangkit ini dapat dikembangkan menggunakan op-amp 741. Prinsip kerja dari rangkaian ini
didasarkan kepada rangkaian pembagi tegangan, prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor
dan komparator. Rangkaian pembagi tegangan berperan sebagai umpan balik yang akan
mengembalikan sebagian kecil tegangan keluaran kepada masukannya. Disamping itu kerja dari
pembangkit gelombang persegi ini didasarkan kepada pengisian dan pengosongan kapasitor
melalui sebuah tahanan R. Proses pengisian dan pengosongan kapasitor akan selalu bergantian
setiap setengah perioda. Karena itu rangkaian ini menghasilkan osilasi gelombang persegi.
Rangkaian dasar dari pembangkit gelombang persegi seperti pada gambar 11.1:

Tahanan R dan kapasitor C berperan dalam proses pengisian dan pengosongan kapasitor
dengan suatu konstanta waktu τ = Rf C. Lamanya kapasitor diisi atau dikosongkan tergantung
kapada Rf dan C yang diberikan. Disisi lain tahanan R 1 dan R2 dalam rangkaian sebagai
rangkaian pembagi tegangan yang berfungsi untuk mengembalikan sebagian tegangan keluaran
ke masukan. Faktor balikan dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara tegangan yang
dikembalikan kemasukan terhadap tegangan keluaran. Besarnya tegangan dan faktor balikan
masing-masing diberikan dalam bentuk:

±
R1 ±
Vf = V
R 1+ R 2 sat

±
Vf R1
B= ± =
V sat
R 1+ R 2
Jika tegangan awal dari kapasitor dinyatakan dengan Vi, tegangan sasaran yang akan dicapai
dinyatakan dengan Vf, maka secara umum tegangan pada kapasitor dalam waktu t detik diberikan
dalam bentuk :

t
Vc(t) = Vi + (Vf-Vi )(1-e − RC )

Tegangan awal kapasitor dan tegangan dalam waktu t tergantung kepada faktor balikan hanya
saja berbeda dalam polaritas. Sementara itu lamanya pengisian dan pengosongan kapasitor
tergantung kepada nilai konstan waktu yang diberikan. Bila tegangan awal dan tegangan sesaat
yang dinyatakan dalam bentuk faktor balikan disubstitusikan kedalam persamaan di atas
didapatkan bentuk persamaan seperti:

T
2b = (1+b) (1-e − RC )

Dari persamaan diatas perioda osilasi dari gelombang persegi yang dihasilkan dalam bentuk
faktor balikan dapat ditulis seperti:

1+b
T = 2 RC Ln ( )
1− b

Pada rangkaian pembangkit gelombang tahanan R2 dipasang antara masukan tak membalik
dengan keluaran, sedangkan tahanan R1 dipasang antara masukan tak membalik dengan ground.
Besarnya faktor balikan tergantung kepada nilai tahanan R 1 dan R2. Bila faktor balikan dalam
bentuk tahanan disubstitusikan kedalam persamaan diatas menghasilkan perioda gelombang
seperti:

R1
T = 2 RC Ln ( 1+2 )
R2

Frekuensi osilasi dari gelombang merupakan kebalikan dari perioda. Karena itu frekuensi
dapat ditulis dalam bentuk:

1
f= R1
2 RC ln(1+2 )
R2
Berdasarkan kedua persamaan dapat dikemukakan bahwa perioda dan frekuensi dari
gelombang persegi yang dihasilkan tergantung kepada nilai tahanan dan kapasitansi dari
kapasitor yang diberikan.

2. Pembangkit Gelombang Sinusoida.

Gelombang sinusoida merupakan suatu hal yang paling mendasar dari semua jenis gelombang
lainnya yang sering digunakan dalam mempelajari arus listrik bolak balik, penguat, filter dan
sebagainya. Rangkaian pembangkit gelombang sinus atau sering disebut sebagai osilator
gelombang sinus merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal
listrik dalam bentuk gelombang sinus pada frekuensi tertentu. Pembangkit gelombang sinus
merupakan instrumen utama yang perlu ada dalam tiap bengkel desain elektronika misalnya
untuk pengujian rangkaian audio yang memerlukan sinyal sinusoida masukan.

Berbagai alternatif dapat digunakan untuk membangkitkan gelombang sinus antara lain
melalui rangkaian filter lolos pita, konversi dari gelombang segitiga kesinus, phase shift osilator,
osilator jembatan wien dan sebagainya. Suatu rangkaian osilator jembatan wien adalah praktis
menggunakan op-amp dan rangkaian jembatan RC seperti diperlihatkan pada gambar 11.2.

Operasi dari rangkaian ini didasarkan pada tiga teori dasar yaitu umpan balik (feedback) pada
terminal membalik dan tak membalik, perbandingan tegangan antara terminal membalik dan tak
membalik dan kesetimbangan pada sistem jembatan. Pada rangkaian terlihat impedansi pengganti
antara terminal tak membalik dengan keluaran dari op-amp adalah Z 1 =R1 +jω C1 dan impedansi
pengganti antara terminal tak membalik dengan ground diberikan Z 2 =R2 +jω C2. Susunan antara
impedansi Z1 dan Z2 membentuk suatu sistem jembatan. Pada rangkaian ini sebagian tegangan
keluaran diumpankan kemasukan melalui terminal membalik dan tak membalik dari op-amp.
Tegangan balikan pada terminal membalik ditentukan melalui rangkaian pembagi tegangan
antara tahanan R3 dan R4. Besar tegangan dan faktor balikan pada terminal membalik masing-
masing dapat dirumuskan dalam bentuk :

±
R4 ±
V fin = V sat
R 3 + R4

±
± V fin R4
β fin = ± =
V sat
R 3 + R4

Disisi lain tegangan balikan yang diberikan ke terminal tak membalik ditentukan oleh nilai
komponen R1, C1, R2 dan C2. Melalui rangkaian pembagi tegangan antara impedansi Z 1 dan Z2
tegangan balikan dan faktor balikan secara umum masing-masing dapat diekspresikan seperti:

1
R2 +
±
j ωC1 ±
V fnon = V sat
1 1
( R1 + )+(R2 /¿ )
j ωC1 j ω C2

1
± R2 +
± V fin j ωC1
β fnon = ± =
V 1 1
sat ( R1 + )+(R2 /¿ )
j ωC1 j ω C2

Dengan menyelesaikan bagian paralel dan menyamakan penyebut tegangan balikan pada
terminal tak membalik dapat ditulis dalam bentuk:


V
±
= j ω(1 − 1 1 1 1 ±
fnon )+ ( + ) V sat
ω R1 R 2 C 1 C 2 R 1 R2 C 1 C 2
2

Besarnya selisih antara tegangan balikan terminal tak membalik dengan terminal membalik
dapat dirumuskan menggunakan persamaan diatas. Dalam kondisi setimbang tegangan balikan
pada terminal tak membalik akan sama dengan tegangan balikan pada terminal membalik
sehingga selisih dari kedua tegangan balik tersebut adalah nol V ±fnon - V ±fin = 0. Dengan demikian
syarat kalam kondisi setimbang dan frekuensi osilator secara berturut-turut diekspresikan seperti:

R3 R 1 C 2
= +
R 4 R 2 C1
1
fo =
2 π √ R 1 R2 C 1 C 2

Dalam kondisi khusus dimana nilai tahanan R1=R2=R dan kapasitansi dari kapasitor C1=C2=C
akan menghasilkan frekuensi osilator dan rasio antara R3 dengan R4 seperti:

1 R3
fo = dan =2
2 π RC R4

Pada persamaan diatas dapat diperhatikan bahwa frekuensi osilator hanya ditentukan oleh nilai
komponen tahanan dan kapasitansi kapasitor yang diberikan pada sistem jembatan.

Suatu modifikasi dari rangkaian osilator dasar yang praktis adalah dengan frekuensi osilasi
dapat diset oleh komponen R dan C diperlihatkan pada gambar 11.3.

Pada rangkaian terlihat impedansi pengganti antara terminal tak membalik dengan keluaran dari
op-amp adalah Z1 =R1 + RV11 + 1/jω C1=RA+1/jω C dan impedansi pengganti antara terminal tak
membalik dengan ground diberikan Z2 =R2 + RV12 // 1/jω C2=RB+1/jω C 2. Susunan antara
impedansi Z1 dan Z2 membentuk suatu sistem jembatan. Pada rangkaian ini srbagian tegangan
keluaran diumpankan kemasukan melalui terminal membalik dan tak membalik dari op-amp.
Tegangan balikan pada terminal membalik ditentukan melalui rangkaian pembagi tegangan
antara tahanan RV2 dan R3. Besar tegangan dan faktor balikan pada terminal membalik masing-
masing dapat dirumuskan dalam bentuk:

±
Rv2 ±
V fin = V sat
Rv 2 + Rv 3
±
± V fin Rv2
β fnon = ± =
V sat
Rv 2 + Rv 3

Disisi lain balikan yang diberikan ke terminal tak membalik ditentukan oleh nilai komponen
R1,RV11,C1,R2,RV12 dan C2. Melalui rangkaian pembagi tegangan antara impedansi Z1 dan Z2
tegangan balikan dan faktor balikan secara umum masing-masing dapat di ekspresikaan seperti:

1
RB /¿
±
jω C 2 ±
V fnon = V sat
1 1
(RA + )+(R B /¿ )
j ω C1 j ωC2

1
± RB /¿
± V fin jω C 2
β fnon = ± =
V 1 1
sat (RA + )+(R B /¿ )
j ω C1 j ωC2

Dengan menyelesaikan bagian paralel dan menyamakan penyebut tegangan balikan pada
terminal tak membalik dapat ditulis dalam bentuk:

1
±
R A C2 ±
V fnon = V sat
1 1 1 1 1
j ω(1 − 2 )+ ( + )+
ω R A R B C1 C2 R A C 1 C 2 R B C2

Besar selisih antara tegangan balikan pada terminal tak membalik dengan terminal membalik
dapat dirumuskan menggunakan persamaan diatas. Dalam kondisi setimbang tegangan balikan
pada terminal tak membalik akan sama dengan tegangan balikan pada terminal membalik
sehingga selisih dari kedua tegangan balik tersebut adalah nol atau V ±fnon - V ±fin = 0.

1
R A C2 RV 2 ±
[ − ¿ V sat =0

( )
RV 2+ R 3
jω 1−
1
2
ω R A R B C1 C2
+
R
1 1 1
A C 1
+
C 2
+
(
R
1
BC2
)
Dengan menyamakan penyebut dari persamaan akan didapatkan syarat kesetimbangan dari
sistem jembatan seperti:
( )
R V 2 + R3 RV 2 1 1 RV 2
[ − + - ¿=0
RA C2 R A C1 C 2 R B C 2

R3 R A C 2 R 1+ RV 11 C 2
= + = +
R V 2 RB C 1 R2 + RV 12 C 1

Sementara itu frekuensi sudut osilasi dari gelombang sinus yang dihasilkan didapat

1
- j ω RV 2 (1− 2
)= 0
ω R A RB C 1 C 2
o

1 1
ω o= =
√ R A R B C1 C 2 √( R 1+ R V 11 ) ( R B + RB 12 ) C1 C2
1
f o=
√( R 1+ R V 11) ( R B + RB 12 ) C1 C2
Dalam kondisi khusus dimana nilai tahanan R 1=R2=R, RV11=RV12=RV1 dan kapasitansi dari
kapasitor C1= C2 = C akan menghasilkan frekuensi osilator dan rasio antara R 4 dan R3 seperti:
1 R3
f o=¿ dan =2
2 π ( R+ RV 1) C RV 2

Pada persamaan diatas dapat diperhatikan bahwa frekuensi osilator hanya ditentukan oleh nilai
komponen tahanan dan kapasitansi kapasitor yang diberikan pada sistem jembatan.

B. Aplikasi Pembangkit Gelombang

Rangkaian pembangkit gelombang memiliki beberapa aplikasi dalam elektronika. Aplikasi


rangkaian pembangkit gelombang antara lain: rangkaian generator fungsi dan rangkaian
pembangkit suara. Generator fungsi merupakan rangkaian elektronika yang mampu
membangkitkan gelombang atau lebih. Salah satu alternatif untuk menghasilkan rangkaian
generator fungsi adalah mengkonversi gelombang yang dihasilkan oleh suatu rangkaian
pembangkit. Disisi lain rangkaian pembangkit suara dapat dihasilkan dari rangkaian pembangkit
gelombang dan mengkonversi sinyal listrik ke dalam bentuk suara menggunakan loudspeaker.

1. Rangkaian Generator Fungsi.

a. Generator fungsi gelombang persegi dan segitiga.


Rangkaian generator fungsi dapat menghasilkan gelombang persegi dan gelombang segitiga.
Salah-satu alternatif untuk menghasilkan rangkaian generator fungsi ini adalah
mengkombinasikan rangkaian gelombang persegi dengan rangkaian integrator aktif. Rangkaian
generator gelombang persegi akan menghasilkan gelombang persegi dengan frekuensi dan
amplitudo keluaran tertentu. Tegangan keluaran dari rangkaian pembangkit gelombang persegi
dihubungkan pada bagian masukan rangkaian integrator. Pada kombinasi ini rangkaian integrator
berfungsi untuk mengkonversi gelombang persegi menjadi gelombang persegi.

Arus yang mengalir pada rangkaian integrator berasal dari tegangan keluaran pembangkit
gelombang persegi. Melalui persamaan tegangan pada loop masukan dari rangkaian integrator
dapat ditentukan arus mengalir pada tahanan R3:

V O1
I1=
R3

Sedangkan arus yang mengalir pada kapasitor dapat ditentukan dari persamaan tegangan pada
loop keluaran rangkaian integrator. Karena keluaran dari rangkaian pembangkit gelombang
persegi dihubungkan ke masukan membalik, maka tegangan keluaran dari rangkaian integrator
berlawanan fasa dengan tegangan masukan. Untuk menyatakan tegangan keluaran berlawanan
fasa dengan tegangan masukan diberi tanda (-). Arus yang mengalir kapasitor diberikan dalam
bentuk:

d v o (t )
I2 = -C2
dt

Berdasarkan hukum kirchoff I arus yang mengalir melalui tahanan R 3 akan mendekati arus yang
melalui kapasitor karena tahanan pada bagian masukan op-amp sangat besar sehingga op-amp
tidak menarik arus. Tegangan keluaran dari rangkaian integrator didapat melalui persamaan
diatas sehingga diekspresikan seperti:


1
VO2 = - ∫ V dt
R3C2 ❑ O1

Isyarat yang masuk kepada rangkaian integrator berupa gelombang persegi, dan rangkaian
integrator akan mengintegralkan gelombang persegi menjadi gelombang segi tiga. Dengan kata
lain tegangan keluaran dari rangkaian integrator merupakan integral dari tegangan masukannya.
Dengan menggunakan kombinasi dari kedua rangkaian ini akan menghasilkan isyarat keluaran
berupa gelombang segi tiga sehingga disebut pembangkit gelombang segi tiga. Tegangan
keluaran puncak ke puncak dari pembangkit gelombang segitiga dapat ditentukan melalui
persamaan berikut:

V ipp
V opp =
4 fRC

Ternyata tegangan keluaran puncak ke puncak dari gelombang segitiga ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu: tegangan puncak ke puncak dari gelombang persegi, frekuensi dari sumber
dan nilai tahanan dan kapasitansi dari kapasitor yang digunakan.

b. Generator fungsi gelombang sinusoida dan persegi

Rangkaian elektronika dasar yang dapat mengubah bentuk gelombang sinus ke persegi dan
dari segitiga ke pulsa adalah rangkaian komparator. Rangkaian ini akan membandingkan antara
tegangan masukan dengan suatu tegangan referensi dan keluaran dari rangkaian akan berada
dalam dua keadaan yaitu tinggi atau rendah. Pembanding merupakan suatu blok rangkaian yang
amat berguna karena dapat diterapkan untuk mengubah bentuk gelombang sembarangan
kebentuk lain seperti mengubah bentuk gelombang sinus menjadi gelombang persegi, bentuk
gelombang segitiga ke bentuk pulsa dan sebagainya. Untuk mengubah bentuk gelombang sinus
menjadi gelombang persegi dengan fase tidak berubah dapat digunakan rangkaian pengindra
gelombang sinus pada masukan tidak membalik.

Model lain dari rangkaian gelombang sinus ke persegi adalah melalui masukan membalik dari
op-amp. Pada rangkaian tegangan masukan berupa gelombang sinusoida dihubungkan pada
masukan membalik, sedangkan tegangan referensi pada terminal tak membalik dari op-amp. Op-
amp dalam rangkaian konversi berfungsi untuk membandingkan antara tegangan masukan
dengan tegangan referensi. Karena tegangan masukan dihubungkan pada terminal membalik dari
op-amp sehingga pada keluaran rangkaian dihasilkan gelombang persegi yang berlawanan fase
dengan masukan.

2. Rangkaian Pembangkit Suara dan Alarm

Rangkaian pembangkit gelombang persegi dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan.


Sebagai contoh aplikasi dari pembangkit gelombang persegi adalah sistem bel pintu, osilator
kode morse, instrumen musik sederhana dan alarm suara.

a. Sistem sinyal pintu

Bel merupakan suatu peralatan sederhanan yang digunakan untuk menghasilkan bunyi pada
frekuensi tertentu. Bel elektronik dihasilkan oleh suatu rangkaian elektronika. Berbagai macam
bel pintu dapat dikembangkan dari rangkaian dasar menggunakan op-amp. Salah satu
diantaranya adalah sinyal pintu tiga nada yang menghasilkan frekuensi berbeda yang dipilih
melalui salah satu dari ketiga saklar. Sistem sinyal pintu ini dapat dimodifikasi baik dari segi
besar frekuensi yang dihasilkan. Dari segi jumlah nada yang dihasilkan dapat dimodifikasi
melalui jumlah saklar sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan dari segi besar frekuensi dapat
dilakukan oleh rangkian dikonversi ke dalam bentuk suara menggunakan speaker. Rangkaian
dari sistem sinyal pintu ini diberikan pada gambar 11.5.

Prinsip kerja dari sinyal pintu ini didasarkan kepada rangkaian pembangkit gelombang persegi
yang menghasilkan gelombang dengan suatu perioda atau frekuensi tertentu. Besarnya frekuensi
yang dihasilkan tergantung kepada nilai komponen yang diberikan. Secara umum frekuensi yang
dihasilkan oleh rangkaian sistem sinyal pintu dapat ditentukan dari persamaan berikut:
1
fi =
(
2 Ri C ln 1+2
R5
R4 )
Pada persamaan diatas dapat diperhatikan frekuensi pada setiap saklar ditentukan oleh nilai
komponen Ri, C, R4 dan R5. Indeks i = 1,2 dan 3 pada persamaan masing-masing menyatakan
tahanan dan frekuensi pada setiap saklar.

Dalam sistem ini rangkaian menghasilkan daya keluaran yang kecil dalam orde mW didalam
sistem speaker sehingga pada beberapa ditingkatkan dengan menggunakan tahap penyangga
pengikut emitter komplementer yang dipasang antara speaker dan keluaran dari op-amp.

b. Alarm suara peka cahaya

Secara umum alarm dapat didefinisikan sebagai suatu bunyi peringatan atau pemberitahuan
yang dihasilkan oleh suatu peralatan. Alarm berfungsi untuk memberitahukan apibila terjadi
bahaya, kerusakan atau kejadian yang tidak diharapkan pada suatu jaringan melalui sinyal
sehingga memberikan peringatan secara jelas. Karena itu alarm dapat digunakan untuk
mencegah atau mengatasi suatu bahaya.

Alarm peka terhadap cahaya dapat dibuat melalui beberapa cara seperti melalui pembangkit
gelombang dan saklar elektronika. Rangkaian pembangkit gelombang persegi dapat
diaplikasikan sebagai alarm peka cahaya dengan mengganti tahanan dengan LDR pada pengisian
dan pengosongan kapasitor. Sementara itu saklra elektronika dapat diaplikasikan pada alarm
peka cahaya dengan jalan menggunakan LDR pada rangkaian pembagi tegangan yang pada
terminal membalik dari op-amp.

Rangkaian pembangkit gelombang persegi dapat diaplikasikan untuk menghasilkan suara


yang peka terhadap cahaya. Rangkaian alarm peka cahaya adalah suatu rangkaian elektronika
yang mampu memberikan peringatan berupa suara apabila LDR digelapkan. Untuk membuat
rangkaian alarm peka terhadap cahaya digunakan LDR yaitu resistor yang nilai tahanannya dapat
berubah dengan perubahan cayaha yang datang padanya. Keluaran dari rangkaian pembangkit
gelombng persegi dihubungkan pada speaker melalui sebuaah tahanan dan kapasitor eletrolit
seperti ditunjukkan pada gambar 11.6.
Pada rangkaian tegangan keluaran dikembalikan sebagian kepada masukan melalui tahanan
R1 dan R2. Melalui tegangan keluaran C1 diisi melalui tahanan dari LDR. Pembangkit ini akan
menghasilkan gelombang persegi dengan frekuensi tergantung kepada nilai yang diberikan.
Besarnya frekuensi yang dihasilkan dapat ditentukan dari persamaan berikut:

1
f=
(
2 R LDR C 1 ln 1+2
R1
R2 )
Pada suatu nilai kapasitor C1, nilai tahanan R1 dan tahanan R2 frekuensi yang dihasilkan
pembangkit gelombang persegi hanya ditentukan oleh nilai tahanan LDR yang tergantung kepada
cahaya yang datang padanya.

Pada keadaan terang nilai tahanan dari LDR akan kecil sehingga frekuensi yang dihasilkan
rendah dan tegangan LDR sedangkan tegangan pada kapasitor lebih tinggi dari tegangan balikan
pada terminal tak membalik. Akibatnya tegangan keluaran dari op-amp berada dalam keadaan
rendah. Sebaliknya pada keadaan gelap nilai dari tahanan LDR besar sedangkan tegangan
kapasitor lebih kecil dari tegangan pada LDR besar sedangkan tegangan kapasitor lebih kecil dari
tegangan balikan sehingga keluaran dari komprator akan tinggi. Gelombang persegi yang
dihasilkan dikonversi kedalam bentuk suara melalui suatu speaker. Karena itu rangkaian alarm
akan menghasilkan suara dalam keadaan gelap dan tidak bersuara pada keadaan terang.

c. Alarm suara peka temperatur

Pembangkit gelombang persegi dapat pula diaplikasikan pada pembangkit suara yang peka
terhadap temperatur. Rangkaian alarm peka temperatur adalah suatu rangkaian elektronika yang
mampu memberikan peringatan berupa suara pada suatu nilai temperatur yang diset. Untuk
mengindra temperatur digunakan termistor yang nilai tahanannya berkurang dengan naiknya
temperatur. Pada sistem ini frekuensi dari gelombang persegi dapat diset menggunakan
potensiometer pada likan terminal tak membalik pada op-amp. Isyarat yang terbentuk dikonversi
kedalam bentuk suara oleh speaker seperti diperlihatkan pada gambar 11.7.

Kapasitor C1 diisi dan dikosongkan melalui tahanan termistor yang tersusun secara seri
dengan tahanan R1. Pada saat pengisian tegangan kapasitor akan naik dan tegangan ini
dihubungkan dengan terminal membalik dari op-amp. Bila tegangan membalik melebihi
tegangan balikan pada tak membalik maka tegangan akan dipindahkan dari saturasi positif ke
negatif sehingga terbentuk gelombang persegi. Frekuensi osilasi yang dihasilkan dapat
dirumuskan dalam bentuk:

1
f=
(
2(RTℎ+ R 1)C1 ln 1+2
R3
R2 )
Apabila nilai komponen lain dibuat tetap, besar frekuensi hanya ditentukan oleh nilai tahanan
termistor yang tergantung kepada temperatur.

d. Alarm suara peka air

Aplikasi lain dari rangkaian pembangkit gelombang persegi adalah alarm yang diaktifkan oleh
ais. Alarm air adalah suatu rangkaian elektronika yang mampu memberikan peringatan atau
informasi berupa suara apabila probe pada rangkaian terhubung dengan air. Rangkaian ini dapat
digunakan untuk memberikan peringatan suatu bak air telah penuh, terjadinya fempa bumi dan
sebagainya.

Pada dasarnya kerja dari alarm ini sama saja dengan alarm peka cahaya dan temperatur, hanya
saja antara masukan membalik dengan keluaran op-amp berada dalam keadaan terputus apabila
tidak berada di dalam air. Disini air berfungsi sebagai zat perantara yang menghubungkan kedua
probe. Sehingga rangkaian menjadi loop tertutup apabila berada didalam air. Rangkaian alarm
yang diaktifkan oleh air diberikan pada gambar 11.8.

Pada saat probe berada didalam air kapasitor C 1 akan terisi melalui tahanan R1. Rangkaian
akan menghasilkan gelombang persegi dengan frekuensi tertentu dan isyarat tersebut diubah
kedalam bentuk suara oleh speaker. Pada saat probe berada dalam air maka alarm akan berbunyi,
sedangkan saat probe tidak berada diair maka alarm tidak berbunyi sehingga dapat digunakan
untuk memberikan isyarat air telah mencapai ketinggian yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen,Rangkaian dan Aplikasi. Padang : FMIPA UNP.

Anda mungkin juga menyukai