Anda di halaman 1dari 2

Keutamaan Dzikir, Doa, dan Istighfar di Waktu Malam

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ َمْن َذا‬، ‫ َأَن ا اْلَم ِل ُك‬، ‫ َأَن ا اْلَم ِل ُك‬: ‫ َفَيُق وُل‬، ‫َيْن ِز ُل اُهلل ِإىَل الَّس َم اِء الُّد ْنَيا ُك َّل َلْيَل ٍة ِح َني ْمَيِض ي ُثُلُث الَّلْي ِل اَأْلَّو ُل‬
‫ِل‬ ‫ِف‬ ‫ِف‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِج‬ ‫ِذ‬
‫اَّل ي َيْد ُعويِن َفَأْس َت يَب َلُه؟ َمْن َذا اَّل ي َيْس َأُليِن َفُأْع ِط َيُه؟ َمْن َذا اَّل ي َيْس َتْغ ُر يِن َفَأْغ َر َلُه؟ َفاَل َيَز اُل َك َذ َك‬
. ‫َح ىَّت ُيِض يَء اْلَف ْج ُر‬
Allah turun ke langit dunia setiap malam ketika berlalu sepertiga malam yang pertama. Allah
berfirman, “Aku adalah Raja, Aku adalah Raja. Siapa yang mau berdoa kepada-Ku sehingga Aku
kabulkan doanya? Siapa yang mau meminta kepada-Ku sehingga Aku beri apa yang dia minta? Siapa
yang mau meminta ampun kepada-Ku sehingga Aku ampuni dosa-dosanya?” Maka senantiasa seperti
itu keadaannya sampai terbit fajar. (HR Muslim)
Pendengar yang dirahmati oleh Allah, dalam riwayat Imam Ahmad dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu
‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Maukah aku kabarkan kepada
kalian dengan amal kalian yang lebih baik dan lebih suci di sisi Allah, lebih tinggi menaikkan derajat
kalian, dan lebih baik bagi kalian daripada berinfak dengan emas dan perak dan daripada kalian maju
menuju musuh lalu kalian menebas leher mereka dan mereka menebas leher kalian?’
‘Mau wahai Rasulullah,’ jawab mereka.
Beliau bersabda, ‘Dzikir kepada Allah ‘azza wa jalla.’”
Dalam Shahih Bukhari dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, bersabda,
‫اْل ِّيِت‬ ‫َّلِذ‬ ‫َّلِذ‬
‫ َو ا ْي َال َيْذ ُك ُر َر َّبُه َم َثُل اَحْلِّي َو َم‬،‫َم َثُل ا ْي َيْذ ُك ُر َر َّبُه‬
“Perumpamaan orang yang berdzikir menyebut nama Rabbnya dengan orang yang tidak berdzikir
menyebut nama Rabbnya seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Aku mengikuti
persangkaan hamba-Ku terhadap Aku. Aku bersamanya ketika dia berdzikir menyebut nama-Ku. Jika
dia berdzikir menyebut nama-Ku dalam dirinya maka Aku menyebut namanya dalam diri-Ku. Jika dia
berdzikir menyebut nama-Ku di tengah banyak orang maka Aku menyebut namanya di tengah banyak
orang yang lebih baik dari mereka. Jika dia mendekatkan diri pada-Ku satu jengkal maka Aku
mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekatkan diri pada-Ku sehasta maka Aku mendekat
kepadanya selengan. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan
berlari.’”
Pendengar, Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu berkata, “Segala sesuatu itu bisa mengkilap. Sesungguhnya
mengkilapnya hati itu adalah dengan dzikir menyebut nama Allah ‘azza wa jalla.”
Pendengar yang dirahmati oleh Allah, ketahuilah bahwa hati itu bisa redup sebagaimana logam
kuningan, perak, dan yang lain. Mengkilapnya hati itu adalah dengan dzikir. Sesungguhnya hati itu
akan senantiasa mengkilap sampai dia meninggalkan dzikir. Jika dia meninggalkan dzikir maka
reduplah hati dan jika dia berdzikir maka mengkilaplah hati.
Ya Allah, jadikanlah kami sebagai orang-orang yang senantiasa berdzikir menyebut nama-Mu dan
janganlah Engkau jadikan kami sebagai orang-orang yang lalai.

Anda mungkin juga menyukai