SKRIPSI
Oleh
RIAU” ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini disusun guna
Dalam Negeri;
Pemerintahan;
i
Keuangan Publik;
IPDN;
ii
manis kehidupan Wisma Nusantara 25 Atas hingga saat ini
makna.
bersama.
iii
Akhir kata semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas semua
Penulis,
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................10
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................12
2.1 Penelitian Sebelumnya ...............................................................12
2.1.1 Penelitian Serly Wulandari (2014) ...................................12
2.1.2 Penelitian Siti Nurbaeti Said (2017) ................................13
2.1.3 Penelitian Putri Kusumawardani (2018) .........................15
2.1.4 Penelitian Yosinta Kingkin Nurrobani (2018)..................16
2.1.5 Penelitian Fitri Wulandari (2019) .....................................16
2.2 Landasan Teoritis Dan Legalistik ..............................................20
2.2.1 Landasan Teoritis..............................................................20
2.2.1.1 Konsep Optimalisasi .............................................20
2.2.1.2 Optimalisasi Aset Tetap .......................................22
2.2.1.3 Pengamanan Aset ................................................23
2.2.1.4 Barang Milik Daerah/Aset ....................................24
2.2.1.5 Aset Tanah ............................................................26
v
2.2.1.6 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) .................................................. 27
2.2.2 Landasan Legalistik .......................................................... 28
2.2.2.1 Pemerintah Daerah ..............................................28
2.2.2.2 Hubungan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat Dan Pemerintah Daerah ........................... 30
2.2.2.3 Barang Milik Negara / Barang Milik Daerah ....... 31
2.2.2.4 Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah .....33
2.2.2.5 Pengelolaan Barang Milik Daearah .................... 35
2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................ 39
3.2 Operasionalisasi Konsep............................................................ 41
3.3 Sumber Data dan Informan ........................................................ 42
3.3.1 Sumber Data......................................................................42
3.3.2 Informan .............................................................................43
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................... 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 44
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................... 47
3.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian..................................................... 49
3.7.1 Jadwal Penelitian .............................................................. 49
3.7.2 Lokasi Penelitian ............................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .........................................51
4.1.1 Sejarah Kota Tanjungpinang ...........................................51
4.1.2 Letak Geografis Kota Tanjungpinang.............................. 53
4.1.3 Demografi Kota Tanjungpinang ....................................... 56
4.1.4 keadaan pemerintah ......................................................... 59
4.1.5 Gambaran Umum Badan Pengelola Keuangan
Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang ......................... 60
4.1.5.1 Gambaran Umum Organisasi............................ 60
vi
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
pada era globalisasi saat ini yang masih menjadi tantangan terbesar bagi
sendiri adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, prinsip good
dan transparasi.
1
2
Republik Indonesia.
Asli Daerah (PAD) telah sesuai dengan potensi pemerintah daerah itu
sendiri. Hal ini dapat disebut dengan desentralisasi fiskal. Hal ini akan di
yakni dalam rangka mengelola serta mengurus segala sesuatu hal yang
sumber daya yang telah dimiliki oleh daerah daerah itu sendiri, Adapun
aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah tersebut. Untuk itu, upaya dalam
Tahun 2016 Pasal 1 disebutkan bahwasanya aset atau Barang Milik Daerah
bahwasanya aset tetap merupakan aset berwujud yang mana telah memiliki
menjadi:
5
1. tanah;
2. peralatan dan mesin;
3. gedung dan bangunan;
4. jalan, iriasi dan jaringan;
5. aset tetap lainnya; dan
6. konstruksi dalam pengerjaan.
tentang pengelolaan barang milik daerah atau aset daerah. Barang milik
daerah atau aset daerah harus dikelola dengan baik dan tepat guna oleh
pemerintah daerah sehingga barang milik daerah atau aset daerah yang di
temuan dalam pengelolaan barang milik daerah ataupun aset daerah yang
pengaman aset atau barang milik daerah adalah target yang harus di capai
daerah. Jika sistem pengamanan aset lemah, hal ini dapat menyebabkan
mempunyai pengaruh besar yang dapat dilihat dari segi materialis Laporan
Provinsi Kepulauan Riau dengan jumlah aset daerah yang cukup melimpah
pengamanan aset tanah. Sebagian dari aset tanah milik Pemerintah Kota
sertifikat tanah yang masih belum terlaksana dengan baik. Menurut data
Tabel 1. 1
Daftar Aset Tanah Pemerintah Kota Tanjungpinang 2021
8 Tanah Bangunan 16 0 16
Bersejarah
Total 609 317 292
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tanjungpinang (Pemerintah Kota Tanjungpinang, 2021)
tanah bangunan kantor pemerintah, tanah jalan dan tanah taman wisata.
Bahkan, beberapa aset tanah milik Kota Tanjungpinang ada yang sama
dapat menimbulkan adanya pengambil alihan tanah oleh oknum atau pihak
Adapun daftar pengajuan lahan tanah yang masih dalam proses sertifikasi
oleh Badan Pertahanan Nasional dijelaskan pada Tabel 1.2 sebagai berikut.
8
Tabel 1. 2
Daftar Pengajuan lahan Tanah Pemerintah Kota Tanjungpinang 2022
2 3 4 5 6
1
1 Kampung Bugis 19.453 00271 Perkantoran Pemerintah
Kota Tanjungpinang
2 Kampung Bugis 1.862 00272 SDN006 Tanjungpinang 163.856.000
Kota
3 Penyengat 6.246 00214 SMPN 9 Tanjungpinang 6.875.000
4 Penyengat 2.216 00215 SDN007 Tanjungpinang 224.000.000
Kota
5 Kampung Baru 2.216 00213 SDN009 Tanjungpinang 365.261.000
Kota
6 Tanjungpinang 1.944 00035 SDN012 Tanjungpinang 171.600.000
Barata Barat
7 Tanjungpinang 2.542 00191 SDN011 Tanjungpinang 440.000.000
Barat Barat
8 Tanjungpinang 1.709 00190 SDN001 Tanjungpinang 48.224.000
Barat Barat
9 Tanjungpinang 4.308 00195 SDN002 Tanjungpinang 220.000.000
Barat Barat
10 Tanjungpinang 963 00194 SDN003 Tanjungpinang 756.250.000
Barat Barat
11 Tanjungpinang 2.824 00192 SDN013 Tanjungpinang 494.120.000
barat Barat
12 Tanjungpinang 3.554 00193 GOR Sulaiman Abdullah 5.665.000.000
Barat
13 Kamboja 22.156 00900 SDN004 Tanjungpinang 1.487.640.000
Barat
14 Bukit Cermin 4.069 0037 SDN010 Tanjungpinang 495.000.000
Barat
15 Bukit Bestari 2.569 00054 SDN008 Bukit Bestari 71.280.000
Berdasarkan pada Tabel 1.2 di atas bahwa pada 2022 sebanyak 24 bidang
dapat dikatakan bahwa langkah strategis serta upaya yang dilakukan oleh
pengelolaan aset tetap daerah yakni tanah yang dimiliki oleh pemerintah
kekayaan pemerintah daerah dan secara tidak langsung hal tersebut dapat
mengelola aset yang dimilikinya dengan baik dan sesuai prosedur serta
a. Bagi Penulis
bidang pemerintahan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi Praja
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran, koreksi dan
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) terkait pengamanan aset tanah milik
TINJAUAN PUSTAKA
lakukan oleh daerah lain yang menjadi lokus penelitian. Berikut ini analisis
berikut :
12
13
tanah.
aset.
penghambat dan faktor pendukung dalam pengelolaan aset tanah dan aset
bangunan.
dan Aset Daerah dalam hal ini sebagai Badan yang mengkoordinir dan
metode deskriptif kualitatif. Temuan lainnya yang tidak kalah penting dalam
Aset Daerah yang perlu diinventaris lebih banyak lagi dan pendanaan yang
pengamanan aset daerah dalam hal ini aset tanah dan bangunan.
15
aset, dapat dikatakan belum berjalan dengan baik karena belum sesuai
Kota Serang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian dari BPK RI.
penyajian aset, terutama dalam penyajian nilai dan keberadaan aset daerah
tersebut. Pada legal audit, dapat dikatakan belum berjalan dengan baik. Hal
ini dikarenakan pada proses inventarisasi aset yang dilakukan belum tertib
cukup baik. Karena proses penilaian aset pada aset tanah dilakukan oleh
belum berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari masih terdapat lahan
atas tanah milik pemerintah daerah belum berjalan dengan baik. Adanya
hasil dai penelitian kali ini yang menunjukan masih kurangnya koordinasi
dengan baik.
Tabel 2. 1
Penelitian Sebelumnya
Nama,Tahun
Metode Persamaan dan
No Penelitian,Judul Hasil Penelitian
penelitian Perbedaan
Penelitian
1 2 3 4 5
1 Serly Metode Pengelola BMD Persamaan pada
Wulandari,2014,Optimalisa Penelitian tidak semua penelitian terdahulu
si dalam Pengamanan dan Eksploratif memahami aturan yakni membahas
Pemeliharaan Aset Tanah Kualitatif pedoman tentang
pada Badan Pengelolaan teknis,kepemilika pengamanan aset
Keuangan dan Aset Daerah n aset tanah yang tanah.adapun
Kota Pontianak Kalimantan belum perbedaan pada
Barat.Jurnal.Ekonomi dan bersertifikat,serta penelitiaan terdahulu
Keuangan Publik Vol.3 No.1 terdapat yakni menggunakan
beberapa BMD metode eksploratif
berupa aset tanah Adapun penelitian
yang belum sekarang
diserah kan menggunakan
penggunaanya metode deskriptif.
kepada
pemerintah.Hal ini
mendai bahwa
belum
berjalannya
secara optimal
pada
pengamanan dan
pemeliharaan
aset tanah.
2 Siti Nurbaeti Said, 2017, Metode Terdapat Persamaan pada
Peran Badan Pengelolaan Penelitian kekurangan penelitian terdahulu
Keuangan dan Aset Daerah Deskriptif dalam hal adalah sama-sama
dalam pengelolaan Aset Kualitatif pengelolaan aset membahas perihal
Tanah dan Bangunan di tanah oleh aset tanah.
Kabupaten Penajam Paser BPKAD Perbedaan
Utara. Jurnal. Universitas pemerintah penelitian terdahulu
Mulawarman. daerah setempat yakni pada penelitian
dimana salah terdahulu membahas
satunya adalah tentang peran
kurangnya BPKAD sedangkan
koordinasi pada penelitian saat
BPKAD dengan ini membahas
OPD lain yang tentang optimalisasi
ada pada daerah pengamanan aset
setempat sebagai tanah.
pengguna barang
milik daerah.
19
1 2 3 4 5
3 Putri Kusumawardani, Metode Belum berjalannya Persamaan pada
2018, Manajemen Aset Penelitian dengan baik pada penelitian terdahulu
Tanah di Badan Deskriptif proses inventarisasi dan penelitian pada
Pengelolaan Keuangan dan Kualitatif. aset pada saat ini adalah
Aset Daerah Kota pemerintah daerah, sama-sama
Tangerang. Skripsi. hal ini dikarenakan membahas perihal
Universitas Sultan Ageng salah satunya aset tanah.
Tirtayasa. masalah dalam Perbedaan
penyajian aset, penelitian terdahulu
terutama pada dengan apenelitiaan
penyajian nilai serta pada saat ini adalah
keberadaan aset penelitian terdahulu
tersebut. membahas tentang
manajemen aset itu
sendiri sedangkan
penelitian saat ini
membahas tentang
optimalisasi
pengamanan aset
tanah.
1 2 3 4 5
4 Yosinta Kingkin Nurrobani, Metode Pengelolaan aset Persamaan pada
2018, Pengelolaan Aset Penelitian tanah pada penelitian terdahulu
Tanah Pemerintah Deskriptif pemerintah dengan penelitian
Kabupaten Purbalingga. Kualitatif. Kabupaten saat ini adalah sama-
Jurnal. Universitas Purbalingga belum sama membahas
Diponegoro. dikelola secara perihal aset tanah.
optimal salah satu Namun,Perbedaann
penyebab ya adalah pada
permasalahannya penelitian terdahulu
dikarenakan membahas tentang
pengamanan aset pengelolaan aset
dan pemelihraan tanah milik
aset yang belum pemerintah
dilaksanakan sedangkan
dengan baik oleh penelitian pada saat
pemerintah daerah ini membahas
setempat sesuai perihal optimalisasi
dengan peraturan pengamanan aset
yang berlaku. tanah.
5 Fitri Wulandari, 2019, Metode Pada Pengelolaan Persamaan pada
Pengelolaan Aset Daerah Penelitian aset daerah atas penelitiaan terdahulu
Atas milik Pemerintah Deskriptif tanah milik dengan penelitiaan
Kabupaten Kepulauan Kualitatif. Pemerintah saat ini yakni sama-
Meranti. Skripsi. Universitas Kabupaten sama membahas
Kepulauan Meranti
20
1 2 3 4 5
Islam Negeri Sultan Syarif belum berjalan Perbedaannya
Kasim Riau. dengan baik.Hak ini adalah penelitian
dilihat dari minimnya terdahulu membahas
pemanfaatan dalam pengelolaan aset
bentuk penyewaan tanah milik
pinjam pakai, pemerintah
kerjasama sedangkan
pemanfaatan oleh penelitian saat ini
swasta ataupun membahas
masyarakat. optimalisasi
pengamanan aset
tanah.
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2022
perbedaan yang terletak pada lokus dan fokus penelitian. Pada penelitian
aset tanah oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah milik
suatu proses dimana penemuan nilai yang maksimal dari suatu fungsi
sebagai berikut:
tetap dalam hal peningkatan atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
aset tetap dapat dilaksanakan dengan dua cara, yakni sebagai berikut:
yang potensial.
fisik serta identifikasi dari aset yang potensial diantaranya meliputi: lokasi,
nilai, luas, jumlah/volume, legal, dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.
23
daerah
pengurusan aset atau barang milik daerah baik dalam bentuk fisik,
1. Pengamanan administrasi.
Pengamanan secara administrasi merupakan kegiatan yang
berupa pencatatan, inventarisasi, pembukuan, pelaporan dan juga
penyimpanan dokumen kepemilikan.
2. Pengamanan fisik.
Pengamanan fisik memiliki tujuan untuk mencegah adanya terjadi
penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang dan hilangnya
barang. Pengamanan fisik ini dilakukan dengan cara penyimpanan
dan pemeliharaan.
24
penertiban dalam pengurusan aset atau barang milik daerah dalam bentuk
antara lain :
1. Pengamanan administrasi.
2. Pengamanan fisik.
3. Pengamanan hukum.
Aset berasal dari bahasa inggris yaitu asset yang memiliki arti dalam
barang atau benda yang terdiri dari benda yang bergerak dan benda yang
tidak bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang termasuk
bergerak maupun benda yang tidak bergerak serta benda yang beruwujud
menjadi dua, yaitu benda bergerak dan benda tidak bergerak. Adapun
1. Aset Lancar
Aset lancar terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek,
piutang dan persediaan. Suatu aset digolongkan sebagai aset lancar
jika diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki
untuk dijual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan, atau
berupa kas dan setara dengan kas.
2. Investasi Jangka Panjang
Investasi merupakan aset yang bertujuan untuk memperoleh
manfaat ekonomi (bunga, dividen, royalti) serta manfaat sosial.
Investasi pemerintah yang termasuk dalam investasi jangka panjang
yakni kelompok aset non lancar.
3. Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan guna mendukung kegiatan pemerintah
atau dapat dipergunakan oleh masyarakat. Contohnya adalah :
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan.
4. Aset Lainnya
Aset lainnya merupakan yang tidak termasuk sebagai aset lancar,
investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Berikut
yang termasuk dalam aset lainnya antara lain: aset tak berwujud,
tagihan penjualan angsuran, TP dan TGR, kemitraan dengan pihak
ketiga dan aset lainnya.
Penulis dalam penelitian kali ini akan membahas tentang aset tanah
tergolong dalam jenis aset tidak bergerak serta disebut juga sebagai aset
tetap.
kebutuhan organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain itu aset
pengertian tanah merupakan salah satu jenis aset tetap yang tak pernah
a. Lembaga
lagi bagi kehidupan masyaraakat Indonesia, istilah lembaga acap kali kita
daerah.
milik daerah merupakan segala sesuatu barang yang diperoleh atas beban
yang sah.
30
pemerintah daerah.
bahwa:
Pengelolaan aset atau barang milik daerah yang telah diatur dalam
penguasaannya.
43 ayat 1 yaitu Barang Milik Negara atau Daerah yang berupa tanah harus
daerah
dalam kegiatan pengelolaan aset daerah berupa aset tetap tanah yang
melakukan pengamanan aset atau barang milik daerah yang telah berada
daerah meliputi:
1. Pengamanan fisik.
2. Pengamanan administrasi.
3. Pengamanan hukum
berikut:
bentuk fisik, administrasi dan tindakan upaya hukum serta dalam proses
aset yang ada pada daerah tetap aman dan tidak jatuh ditangan oknum
hukum yang menjadi dasar landasan kepemilikan aset tetap tanah tersebut
yaitu:
milik daerah;
Daerah;dan
pengamanan hukum.
Tahun 2021 sebagai mana memiliki tujuan agar aset atau barang milik
Aset daerah merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam
aset tetap daerah terutama pada asset tanah. Untuk itu dibutuhkannya
Dasar Legalistik :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Fakta / 2014
Masalah 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
Pengelolaan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2020
Aset Tanah 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2016
5. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang
Nomor 6 Tahun 2021
Faktor
Upaya yang
Penghambat
dilakukan oleh Pengamanan Aset Tanah BPKAD dalam
BPKAD dalam oleh BPKAD Kota Optimalisasi
Mengatasi
Tanjungpinang Pengamanan
Hambatan
Aset Tanah
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Denzin dan Lincon dikutip Brady (2015) dalam Helaluddin (2019: 10)
a. Dilakukan untuk kondisi yang alamiah atau kondisi yang sesuai dengan
realitab
b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif sehingga data yang terkumpul
berupa kata-kata ataupun gambar.
c. Penelitian kualitatif mementingkan proses dibandingkan produk.
d. Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan makna dari data yang diamati.
apa saja yang terjadi, menganalisis dokumen yang terkait dan membuat
laporan penelitian
39
40
melengkapi diri dengan alat bantu perekam, kamera, video dan sejenisnya.
agar mudah dipahami dan juga diukur yang terdiri dari indikator ataupun
Tabel 3. 1
Operasionalisasi Konsep
1 2 3 4 5 6
data penulis tentu tidak bisa menyelesaikan masalah yang ditelitinya. Pada
penlitian ini penulis menggunakan data berupa dokumen, foto dan lainnya
data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pengelolaan
Penulis menggunakan dua jenis data dalam penelitian ini antara lain:
43
Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dan
sedangkan data sekunder berasal dari dokumen dan bahan bacaan lainnya
oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah milik Pemerintah Kota
3.3.2 Informan
yang ada dengan berdasarkan tugas dan fungsi yang memiliki kapasitas
Berikut beberapa informan dalam penelitian ini yang dijelaskan pada Tabel
3.2 berikut:
44
Tabel 3. 2
Data Informan Wawancara
Jumlah
No Informan Alasan Kodefikasi
(Orang)
1 2 3 4 5
1. Kepala Badan Pengelolaan Sebagai 1 I1
Keuangan dan Aset Daerah Kota pengambil
Tanjungpinang kebijakan.
2. Kepala Bidang Pengelolaan Aset / Penanggung 1 I2
Barang Milik Daerah jawab aset.
3. Kepala Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaksana 1 I3
Pengamanan Aset / Barang Milik kebijakan
Daerah
4. Staf Bidang Aset / Barang Milik 2 I4
Daerah
Jumlah 5
adanya data suatu penelitian tidak dapat berjalan. Penulis tidak akan
data digunakan penulis pada peneltian ini bertujuan guna mendapat data
45
lain:
1. Observasi
Observasi menurut Simangunsong (2017: 218-219) merupakan
kegiatan yang menggunakan pancaindera baik penciuman,
pengelihatan maupun pendengaran guna memperoleh informasi yang
berkaitan dengan guna menjawab permasalahan dalam penelitian.
Hasil dari observasi berupa aktivitas, kejadian, kondisi dan juga
perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan supaya mendapatkan
gambaran nyata dari suatu peristiwa untuk menjawab pernyataan
penelitian. Ada beberapa bentuk Observasi dalam pengumpulan data
diantaranya:
maka jenis observasi yang peneliti pilih adalah observasi partisipasi karena
penlitian dan orang yang dijadikan informan tetapi tidak ikut serta dalam
lebih akurat.
46
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2018: 240) merupakan teknik
yang lalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan ataupun karya dari
wawancara diantaranya:
a. Pedoman wawancara.
b. Alat wawancara.
c. Mengatur waktu wawancara
47
orang yang dijadikan informan ataupun narasumber tetapi tidak ikut serta
kaku pada saat bertanya kepada informan atau narasumber namun tetap
ini dengan mengumpulkan data berupa dokumen, laporan, foto dan yang
Miles dan Huberman dalam buku yang sama digambarkan pada gambar
sebagai berikut :
48
PENGUMPULAN
PENYAJIAN
DATA
DATA
Gambar 3. 1
Model Analisis Miles dan Huberman
Sumber: Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2018: 247).
data primer berupa wawancara dengan informan dan data sekunder berasal
data yang ada di lapangan dalam optimalisasi pengamanan aset tanah oleh
data di tempat yang telah disetujui melaiui usulan penelitian kurang lebih
Tabel 3. 3
Jadwal Penelitian
BAB IV
dimana menjadi pusat dari berbagai sektor yang ada pada Provinsi
satu bagian dari Provinsi Riau. Kota Tanjungpinang memiliki wilayah yang
cukup luas dan memiliki ciri khas budaya melayu yang masih sangat
masih terjaganya budaya dan adat istiadat melayu yang ada pada daerah
Tanjungpinang sebagai pusat ibu kota Provinsi Riau pada 1957. Namun
pada 1959, status sebagai ibu kota Provinsi Riau tersebut dipindahkan ke
Kota Pekanbaru.
52
Kepulauan Riau bukan lagi menjadi salah satu bagian dari Provinsi Riau
karena dinilai Kota Tanjungpinang memiliki nilai historis dan sejarah yang
Tanjungpinang adalah kota yang sarat dengan budaya, sejarah, serta adat
dengan sebutan tersebut ialah karena pada salah satu pulau bersejarah di
Dua Belas”.
53
sampai dengan 0º59’ Lintang Utara dan 104º23' sampai dengan 104º34’
Bujur Timur. Kota Tanjungpinang berada di Pulau Bintan dan pulau kecil
lainnya, seperti Pulau Penyengat dan Dompak, dengan pusat kota yang
kawasan lainnya berupa perbukitan, hal ini menyebabkan lahan dari kota
Bintan menjadi salah satu jalur transportasi laut yang dilewati setiap harinya
transportasi.
Gambar 4.1
Peta Kota Tanjungpinang
antara Timur dan Barat serta antara Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan.
Tanjung Pinang sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran Selat
Malaka.
berada diantara 1.010,2 mbs dan 1.013,7 mbs. Kota Tanjungpinang dengan
sepanjang tahun, namun disetiap akhir sampai awal tahun terdapat Angin
Utara yang berbahaya yang memiliki gelombang yang sangat kuat. Kota
pencaharian utama.
2019 luas wilayah dari Kota Tanjungpinang mencapai 144,56 Km2 . Dengan
keadaan wilayah yang berbukit-bukit dan lembah yang landai ke tepi laut.
56
Tabel 4.1
Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kota Tanjungpinang Tahun 2021
adalah Kecamatan Tanjungpinang Barat dengan luas 4,55 km2 atau 3,15
persen.
yang mana melibatkan suatu atruktur, ukuran, serta dalam distribusi suatu
pada setiap waktu akibat suatu kondisi migrasi, kematian ,kelahiran, serta
penuaan.
melayu lama dengan wujud bangunan dan sastra. Selain itu juga terdapat
kelenteng atau vihara yang berada pada kawasan kampung bugis dan
religius.
dalam bentuk jumlah yang besar saja, namun kualitas yang terbaik juga
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Perkecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
No Kecamatan Perkecamatan Persentase
LK PR
1 2 3 4 5 6
yakni sejumlah 109.780 jiwa dengan 55.456 jiwa penduduk laki laki dan
dengan sejumlah 9.828 jiwa penduduk laki-laki dan sebesar 9.398 jiwa
penduduk perempuan.
Tabel 4. 3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kota Tanjungpinang
Kelompok Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4
0–4 9.641 9.324 18 965
5–9 9.954 9.479 19 433
10-14 9.693 9.185 18 878
15-19 10.623 10.144 20 767
20-24 9.724 9.274 17 588
25-29 8.992 8.749 17 588
30-34 8.425 8.878 17 588
35-39 8.710 8.453 17 588
40-44 7.715 8.453 16 948
45-49 6.557 7.795 15 510
50-54 5.655 6.659 13.216
55-59 4.281 5.882 11.573
60-64 2.877 4.058 8.339
65-69 1.734 2.794 5.671
70-74 1.608 1.836 3.570
75+ 1.608 1883 3.491
Jumlah 114.684 112.979 227.663
Sumber : Kota Tanjungpinang dalam Angka 2022
dimana menjelaskan arah ataupun suatu kondisi yang ideal dimasa depan
senjang antara masa kini dan masa depan yang akan ingin dicapai. Visi
strategi yang terbaik. Misi memiliki peran yang sangat penting dalam
saing global.
berkelanjutan.
dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Tanjungpinang berlokasi pada Jl. Tj. Ayun
Visi :
Misi :
dan bidang pengelolaan aset daerah. Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah.
Pokok, Fungsi Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan Dan
(2) pasal ii, tentang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tugas dan
fungsinya :
daerah,
Adapun sebagai selaku Kepala SKPKD dan Kepala SKPD dalam hal
Keuangan Daerah;
63
menjalankan fungsinya.
sebagai berikut :
perjalanan dinas;
Sekretariat;
berikut:
investasi;
sebagai berikut :
anggaran belanja.
sebagai berikut :
pengesahan pertanggungjawaban.
daerah;
68
Tanjungpinang.
Bidang Aset ini terdiri dari beberapa bagian Sub bidang diantaranya
sebagai berikut :
daerah.
daerah.
Gambar 4.2
Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Kota Tanjungpinang
70
masalah dari yang tertera pada rumusan awal. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan oleh penulis pada lokasi penelitian, maka penulis
(2015: 284) dalam hal pengamanan fisik yakni untuk suatu kegiatan
guna aset tanah milik daerah tersebut aman serta dalam kondisi yang
terpelihara.
perlindungan fisik guna keberadaan aset tanah tersebut tetap aman dan
mana aset tanah termasuk dalam aset tidak bergerak tersebut dilakukan
berikut :
patok sebagai tanda batas letak suatu tanah tersebut sesuai dengan
dengan pihak lain atau pemilik tanah yang berbatasan dengan tanah
berupa papan yang dibuat dengan bahan yang tidak mudah rusak
daerah setempat dengan tulisan yang jelas dan tidak mudah rusak
serta dapat terhindar dari tindakan klaim oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab.
dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang Bapak Djasman , S.Sos pada hari
atau Aset Daerah Ibu Sri Harlinda, S.Pi,MM. pada hari Rabu 11 Januari
tanda kepemilikan atau plang serta adanya pemasangan patok dan pagar
Gambar 4.3
Plang Tanda Kepemilikan Aset Tanah Pemerintah Kota Tanjungpinang
Gambar 4.4
Patok Batas Aset Tanah Pemerintah Kota Tanjungpinang
Pada Gambar 4.4 di atas merupakan salah satu bentuk dari patok
batas aset tanah milik Pemerintah Kota Tanjungpinang sebagai tanda batas
Gambar 4.5
Pagar Pembatas Aset Tanah Pemerintah Kota Tanjungpinang
sebagai pembatas dan juga pengaman bangunan yang berdiri di atas aset
terbaru saat ini yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
Daerah
pada hari Jumat 13 Januari 2023 pukul 14.00 Wib sebagai berikut:
S.AP pada hari Jumat 13 Januari 2023 pukul 10.00 WIB telah memberikan
77
Tanjungpinang yakni :
dalam keadaan rusak sehingga sudah tidak dapat dibaca bahkan ada
beberapa plang atau tanda kepemilikan yang sudah hilang. Kondisi tersebut
Daerah atau Aset yang di bantu oleh tiga Kepala Sub Bidang diantaranya
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pada bagian Sub Bidang
Barang Milik Daerah dimana yang berjumlah 2 orang. Sehingga jika dilihat
sangat sulit dikarenakan minimnya sumber daya aparatur yang mana telah
secara rutin dan berkala oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
atas tanah secara tertib dan aman. Pengamanan administrasi dengan kata
Bangunan, Berita Acara Serah Terima, Surat Perjanjian, Akta Jual Beli dan
pada Senin 9 Januari 2023 pukul 11.00 Wib beliau menerangkan bahwa :
81
Inventarisasi Barang A (KIB A). Semua aset tetap berupa tanah milik
Tanjungpinang baik yang merupakan hak milik, hak pakai, maupun hak
tanah apabila memang telah terjadi perubahan. Hal tersebut bertujuan agar
inventarisasi aset tanah yang telah ada merupakan data yang terbaru
Tabel 4.3
Contoh Kartu Identitas Barang (KIB) A Tanah
83
perbedaan luas tanah yang tercatat dalam Kartu Identitas Barang A dengan
kondisi yang ada dilapangan. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Sub
Nugroho pada hari Selasa 17 Januari 2023 pukul 10.00 Wib beliau
Pertanahan Nasional, Lurah Setempat dan juga Tokoh Adat setempat untuk
karena yang tercatat didalam Kartu Identias Barang A harus sesuai dengan
kondisi sebenarnya
adanya beberapa tanah yang belum memiliki data atau dokumen secara
pecahan dari Kabupaten Bintan. Sebagian besar aset tanah daerah Kota
Serah Terima (BAST) dari Kabupaten Bintan dan tidak ada bukti pendukung
lainnya. Hal tersebut juga telah dijelaskan oleh Kepala Sub Bidang
dahulu yang kurang baik. Aset tanah pada zaman dahulu belum dikelola
Pada saat serah terima aset tanah dari Kabupaten Bintan kepada Kota
Tanjungpinang pada saat ini telah berusaha dalam mengelola aset tanah
khususnya pengamanan aset tanah Kota Tanjungpinang agar lebih baik lagi
pemerintah daerah Kota Tanjungpinang sampai saat ini masih banyak yang
belum didukung oleh bukti hak atas tanah yang sah (sertifikat).
meminimalisir hilangnya aset tanah akibat pengakuan dari pihak lain yang
tidak bertanggung jawab.. Dokumen tentang tanah yang telah menjadi aset
dapat diajukan pembuatan sertifikat. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan
Badan Pertanahan Nasional atau pihak lain yang terkait. Oleh karena itu
dengan Badan Pertanahan Nasional serta pihak lain yang terkait guna
dengan baik.
sertifikasi tanah oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Staf Pengelolaan Barang Milik Daerah pada hari Kamis 19 Januari 2023
g. SPPT PBB.
dan Aset Daerah harus berusaha untuk melengkapi dokumen tersebut agar
berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan tidak didukung oleh
dokumen pelengkap lainnya seperti Akta Jual Beli Tanah, dokumen Letter
lapangan.
berpendapat bahwa:
perlindungan hukum serta kepastian hukum yang jelas terhadap aset tanah
dilandasi oleh dasar-dasar penguasaan hak yang sah agar dapat dengan
hukum terhadap tanah yang bermasalah dengan pihak lain dapat dilakukan
dengan cara :
3. Penerapan hukum.
lain. Sertifikat adalah dokumen yang sangat penting yang mana harus
dimiliki sebagai bukti kepemilikan atas aset tanah milik perorangan ataupun
tanah milik daerah. Tahap akhir pada pengadaan tanah yang mana setelah
Keuangan dan Aset Daerah Daerah Ibu Sri Harlinda, S.Pi,MM.. pada hari
daerah Kota Tanjungpinang saat ini yakni terdapat beberapa aset tanah
menyebabkan saling mengkalim satu sama lain jika tidak adanya sertifikasi
Angkatan Darat melaui Komando Distrik Militer 0315 Bintan. Hal tersebut di
jelaskan oleh Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Bidang Aset atau Barang
Milik Daerah Bapak Ramadian, S.E, MM. pada hari Jumat 20 Januari 2023
lainnya dengan dikoordinasikan oleh Biro Hukum atau Bagian Hukum guna
satu sama lain pada salah satu bidang tanah yang saling berbatasan antara
92
Darat dalam hal ini Komando Distrik Militer 0315 Bintan. Oleh karena itu
masih terdapat beberapa kendala hal ini dikarenakan beberapa factor factor
dan Aset Daerah dalam proses optimalisasi pengamanan aset tanah milik
Plang papan tanda nama kepemilikan aset daerah khususnya aset tanah
rusak sehingga tidak dapat dibaca bahkan terdapat bebrapa plang yang
identitas bahwa tanah tersebut adalah aset tanah milik Pemerintah Kota
Tanjungpinang.
lainnya seperti Akta Jual Beli Tanah, dokumen Letter C sehingga belum
pelimpahan bahkan tanah hasil hibah ataupun tanah yang diklaim pihak lain
perbedaan luas wilayah antara data yang sudah tercatat didalam Kartu
sama lain salah satunya dengan aset tanah milik Tentara Nasional
Kota Tanjungpinang.
aset.
95
yang terkait lainnya. Hal ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama
yang terkait agar hasilnya dapat clear and clean dan tidak menimbulkan
melaksanakan pengelolaan aset atau barang milik daerah dalam hal ini
Tanjungpinang dalam hal ini Bidang Aset Daerah yang mana menjalankan
Papan nama yang sudah hilang atau sudah tidak terpasang kembali
penjagaan dan kontrol secara rutin oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan
kepemilikan aset.
dalam rangka pencarian data serta informasi yang memadai dan dapat
tanah.
lokasi aset tanah yang belum diketahui lokasinya secara pasti tersebut.
Maka dari itu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah harus
Kota Tanjungpinang.
Survey dilakukan guna memastikan lokasi yang terdaftar sesuai dan juga
pihak lain.
belum memiliki sertifikat maka dari itu Badan Pengelolaan Keuangan dan
kejaksaaan. Langkah ini diperlukan supaya tidak ada pihak lain yang
BAB V
1.1 Kesimpulan
berikut :
pelimpahan.
tanah.
tersebut
sudah hilang.
101
pihak kejaksaan.
1.2 Saran
Kota Tanjungpinang.
102
Distrik Militer 0315 Bintan terkait solusi masalah aset tanah pada
lapangan.
daerah beruba aset tanah agar data yang ada pada Kartu
kondisi nyata atau riil yang telah terjadi di lapangan sehingga data
bukti berupa foto dokumen tersebut serta lebih mudah dan efisien
A. Buku-buku
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Halim, Abdul. dan Muhammad Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Helaluddin. dan Hengki Wijaya. 2019. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan
Teori Praktik. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Ismail, Nawari. 2015. Metode Penelitian Untuk Studi Islam. Yogyakarta:
Samudera Biru
Mardiasmo. 2018. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
Masyhuri. dan M. Zainuddin. 2011. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis
dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.
Meolong, L. J. 2017: Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Moh. 2017. Metode Penelitian. Bogor. Ghaila Indoneisa.
Neuman. W. Laurance. 2016. Metodologi Pendekatan Sosial: Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT. Indeks.
Simangunsong, Fernandes. 2017. Metodologi Penelitian Pemerintah.
Bandung: Alfabeta.
Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset: Strategi Penataan Konsep
Pembangunan Berkelanjutan Secara Nasional. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Soleh, Chabib. Dan Heru Rochmansjah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah. Bandung: Fokusmedia.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research and
Development. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, Adrian. 2012. Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.
Suwanda, Dadang. 2015. Optimalisasi Pengelolaan Aset Pemda. Cetakan
Ketiga. Jakarta: PPM.
Wahyuni, Sri. dan Rifki Khoirudin. 2020. Pengantar Manajemen Aset.
Makassar. CV Nas Media Pustaka.
104
105
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
sebagai sumber data dan informasi dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.
A. Informan
No Sumber Informan Jumlah
(Orang)
1 2 3
1. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset 1
Daerah Kota Tanjungpinang
2. Kepala Bidang Pengelolaan Aset/BMD 1
3. Kepala Sub Bidang Inventarisasi dan 1
Pengamanan Aset/BMD
4. Staf Bidang Aset /bmd 2
Total 5
Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang?
tersebut?
Kota Tanjungpinang?
Kota Tanjungpinang?
tersebut?
BMD
Kota Tanjungpinang?
109
Kota Tanjungpinang?
12. Apa saja upaya yang dilakukan dari BPKAD terhadap hambatan
tersebut?
Kota Tanjungpinang?
Kota Tanjungpinang?
LAMPIRAN II
TRANSKIP WAWANCARA
penelitian ini.
DAFTAR PERTANYAAN
DAN JAWABAN
Jual Beli
memiliki sertifikat?
tanjungpinang?
tanjungpinang?
kejaksaan
kejaksaan.
(BMD)
tanjungpinang?
barang?
tanjungpinang?
tanjungpinang?
kepemilikan?
tanjungpinang?
tanjungpinang
hambatan tersebut?
(BMD)
barang?
tanjungpinang.
kepemilikan?
memiliki sertifikat?
tanjungpinang?
tanjungpinang?
Kelurahan.
130
LAMPIRAN III
PEDOMAN OBSERVASI
1 2 3
1. Kondisi aset tetap daerah kota Tanjungpinang
2. Pengamanan aset tetap daerah kota
Tanjungpinang
3. Pelaksanaan pengamanan aset tanah di Kota
Tanjungpinang
4. Sarana dan Prasarana penunjang dalam
pengamanan aset tanah
Sumber: diolah oleh Penulis (2022)
131
LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI
Gambar Keterangan
1 2
Wawancara bersama
Bapak Kepala
BPKAD Bapak
Djasman, S.Sos
Wawancara bersama
Kepala Bidang
Barang Milik
Negara/Aset Ibu Sri
Harlinda, S.Pi,MM
132
1 2
Wawancara Bersama
Kepala Sub Bidang
Inventarisasi dan
Pengamanan
Aset/BMD Ponco
Waluyo Nugroho,S.E
Wawancara bersama
Bapak Hendro
Wibowo, S.AP.
Wawancar Bersama
Bapak Muhammad
Fais Fahmi,S.STP
133
134
135
136
137