Anda di halaman 1dari 4

KANTOR ADVOKAT/PENGACARA

“ JURIS TITANS LAW FIRM ”


Jalan Amal Lama No. 01 Tarakan 77123 Gedung Pasca Sarjana
Fakultas Hukum, Telp. 082352799382, E-mail: arianiirma78@gmail.com

K E T E R A N G A N A H L I

Nomor Register Perkara : 025/Pen/Pid.B/2023/PNS UBT

Nama : MANSYUR, S,H., M.H

Tempat Tanggal Lahir : Tarakan, 24 Desember 1965

Umur : 58 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Dosen Hukum Pidana

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Aki Balak RT. 15 Kelurahan


Karang

Harapan, Kota Tarakan, Kalimantan

Utara

Ahli MANSYUR, S,H., M.H, di bawah sumpah menerangkan sebagai


berikut :

 Bahwa tujuan dari pasal 55 KUHP berkaitan dengan Penyertaan


yaitu untuk memberikan pertanggungjawaban pidana sesuai
dengan ikatan dan keterlibatan/penyertaan dari pelaku. Dalam
pasal 55 ayat (1) ada 3 bentuk yaitu pelaku pidana (Pleger),
yang menyuruh melakukan (Doenplager) dan yang turut serta
(Modepleger). Terkait dengan pertanyaan dari Penasihat Hukum
apakah seorang dalam satu perbuatan hanya dapat diminta
pertanggungjawaban pada orang yang turut melakukan, maka
KANTOR ADVOKAT/PENGACARA
“ JURIS TITANS LAW FIRM ”
Jalan Amal Lama No. 01 Tarakan 77123 Gedung Pasca Sarjana
Fakultas Hukum, Telp. 082352799382, E-mail: arianiirma78@gmail.com

jawaban dari Ahli adalah sesuai dengan apa yang telah


disampaikan pada persidangan yaitu sesuai pasal 55 yang
mengharuskan pelaku dari perbuatan itu di cek
pertanggungjawabannya dan bukan hanya pada orang yang
menyuruh melakukan saja seperti yang dijelaskan dalam KUHP.
 Dalam hukum pidana berdasarkan pasal 167 dan pasal 385 itu,
dimisalkan ada seseorang menguasai objek tersebut tanpa
surat atau melawan hukum maka dapat dikategorikan berwenang
dengan catatan objeknya satu dan suratnya satu, lalu ada
seseorang yang menguasainya. Tapi dari pertanyaan Penasihat
Hukum seharusnya hal ini masuk ke wilayah perdata untuk
menguji siapa yang berhak dalam kepemilikan objek tersebut
dikarenakan ada 2 kepemilikan surat. -----------------------
 Berdasar pada pertanyaan sebelumnya bahwa persoalan ini
lebih kepada ranah perdata. Ahli memberikan contoh atau
memberikan ilustrasi menurut pengetahuannya yaitu tentang
ada sebidang tanah kemudian ada bangunan yang dimana
kepemilikan itu adalah milik dari seseorang dan di dalam
rumah itu ternyata ada kepemilikan orang lain yang di nilai
ahli itu sangat tidak mungkin. Sederhananya, tidak mungkin
di dalam satu kepemilikan apabila satu objek itu ada 2
kepemilikan. ------
 Dalam KUHP tentang Pencurian ada 5 di pasal 362 adalah
bentuk pokok, pasal 363 adalah pencurian dengan pemberatan
yang di dalamnya terdapat 5 macam (pencurian ternak,
pencurian pada waktu ada kebakaran, peletusan, banjir dll,
pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang
adanya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh
yang berhak, pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih, pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan
kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang diambilnya,
dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat), pasal 364
tentang pencurian ringan maksudnya 362,363,367 nilainya
tidak lebih dari Rp2.500.000,- sesuai peraturan perundangan
yang disesuaikan dengan kondisi hari ini lalu tidak
dilakukan dalam perkarangan tertutup, pasal 365 tentang
pencurian dengan kekerasan, direncanakan, dilukai atau
seterusnya, pasal 367 tentang Pencurian dalam keluarga.
Berdasarkan pertanyaan dari Penasihat Hukum apakah pasal 362
bisa diterapkan ada pencurian lebih dari satu orang, maka
pasal 363 ayat (1) adalah pasal yang lebih tepat untuk
diterapkan.
 Berdasarkan rangkaian peristiwa ini, maka lebih tepat adalah
Putusan Onslagh atau Putusan Lepas, maksudnya perbuatan ada
tetapi tidak mengandung perbuatan tindak pidana sama halnya
dengan peristiwa ini ada tetapi tidak mengandung kesalahan
yang tidak dimasukkan ke tindak pidana.

Tarakan, 21 Agustus
2023

MANSYUR, S,H., M.H

Anda mungkin juga menyukai